Ziarah Kubur
Ziarah Kubur
DOSEN PENGAMPUH
DISUSUN OLEH
SITI MEILINDA
NIM 2020901098
PI 20903
2020/2021
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam memiliki tradisi ritual keagamaan yaitu ziarah, ziarah sendiri telah
pengertian kebudayaan itu sendiri memiliki arti yaitu sebagai pola hidup
masyarakat yang diwarisi dari generasi ke generasi meliputi seluruh aspek yang
Ziarah berasal dari bahasa Arab yaitu zara-yazuru-ziyarah yang memiliki arti
memiliki arti Kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia seperti
pemakaman dan sebagainya. Baik secara etimologi kata ziarah berasal dari
mendatangi (Mohd. Idris, 1350 H: 272). Dengan demikian bahwa ziarah kubur
atau kerabat yang telah meninggal dunia. Ada pula tujuan utama ziarah kubur
perihal ini dapat dilakukan dimana saja, suasana pemakaman lebih dekat untuk
mengingatkan kita akan ajal. Ziarah sudah banyak dilakukan pada zaman
daerah yang ada di Indonesia yaitu berziarah saat mulai memasuki bulan
sumatera barat.
2. Tujuan
menjelang ramadhan.
pemakaman.
manusia, yaitu segala sesuatu yang dilakukan manusia. Tindakan bukan hanya
mengarah kepada segala sesuatu yang dilakukan manusia secara individu, tetapi
sosial. Menurut Max Weber bahwa tindakan bisa dikatakan sosial apabila
weber mengenai tindakan tindakan sosial dapat disebut sebagai data empiris,
weber membagi tindakan menjadi dua. Adapun fokus kajian weber yaitu :
1) Reactive Behavior
2) Social Action
Yakni timbul dari respon suatu perilaku seseorang yang menjalankan
individu memberi nilai mana alat yang dapat digunakan untuk mencapai
hubungan tujuan itu dengan hasil-hasil yang mungkin dari pengguna alat
Rasionalitas memiliki sifat yang berorientasi nilai yang penting yaitu alat
3) Tindakan Tradisional
4) Tindakan Afektif
Jenis aksi ini diisyarati oleh dominasi perasaan ataupun emosi tanpa
Keempat tindakan ini dianggap Weber sebagai tipe ideal, yaitu dimana
konstruksi konseptual yang memperlihatkan aspek kunci dari tipe tindakan yang
berbeda, Dan jika seluruhnya sesuai dengan salah satu tipe ini maka Weber
mengakui bahwa tidak banyak tindakan yang akan dilakukan. Atau juga ia
merupakan cara paling baik untuk suatu tujuan yang dipilih secara sadar
tidak sama, tergantung pada orientasi subyektif dari individu yang terlibat.
Tindakan sosial bisa dimengerti hanya berdasarkan arti subyektif dan pola-
pola motivasional yang berkaitan dengan itu. untuk tindakan rasional, arti
Konsep ke 2 dari Weber ialah konsep tentang antar korelasi sosial (social
makna serta dihubungkan dan diarahkan pada tindakan orang lain. tidak
Dimana tidak ada saling penyesuaian (mutual orientation) antara orang yang
satu dengan orang yang lain maka disitu tidak terdapat korelasi antar
dalam suatu tindakan semuanya akan saling terkait. (Irving M. Zeitlin, 1998 : 30)
tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan berasal dari luar. sebab itu
tidak termasuk pada jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi target
penelitian sosiologi
B. PEMBAHASAN
pada Ranah Minang Sumatera Barat melakukan ziarah kekuburan orang tuanya
maupun kerabat. Tradisi ini telah berlangsung lama. Di Sumatera Barat budaya ini
pemuka agama atau biasa disebut “siak” untuk memimpin doa di kuburan dan
setelahnya memimpin doa untuk makan bersama di balai- balai dekat sana. Oleh
sebab itu, ibu-ibu disana tidak hanya membawa bunga- bunga untuk ditaburkan di
atas pusara kuburan tetapi juga membawa bekal makanan untuk di makan bersama
setelahnya, biasanya tradisi seperti ini dilakukan saat menjelang ramadhan atau
menjelang lebaran, maka tak heran jika tempat pemakaman menjelang ramadhan
atau menjelang lebaran begitu bersih dan tertata rapi kembali. Kegiatan seperti ini
tidak hanya memberikan dampak dan keuntungan untuk pihak keluarga saja namun
juga bisa sebagai upaya membantu sesama, salah satunya adalah orang-orang yang
Kegiatan berziarah ini sudah dilakukan sejak lama bahkan telah dilkukan
secara turun-temurun dari para leluhur terdahulu juga bisa juga di sebut sebagai
menjelang ramadhan atau lebaran. Dalam kegiatan ziarah ini setidaknya ada kurang
lebih 15 pemuka agama atau siak yang dipanggil untuk membaca serangkaian ayat
ayat suci Al-Qur’an dan juga kalimat-kalimat thayyibah, seperti tasbih, tahmid,
tahlil, dan takbir. Adapun pahala dari bacaan tersebut ditujukan untuk anggota
keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia, setelah melakukan proses
pembacaan doa dan makan bersama. Para anggota keluarga memberikan imbalan
kepada para pemuka agama atau siak secara ikhlas dan sukarela, karena tidak ada
patokan atau ketetapan nominal yang diberikan oleh para pemuka agama atau siak
kepada anggota keluarga yang mengundang sebagai imbalan untuk mereka.
Kemudian imbalan tersebut dibagikan secara rata oleh anggota keluarga kepada
para siak atau pemuka agama, momen tersebut dijadikan sebagai salah satu tempat
atau wadah bagi para anggota keluarga untuk berkumpul terutama bersama para
Barat, namun yang disayangkan dari kegiatan tersebut ditengah-tengah pandemi ini
banyak sekali orang-orang yang merasa abai dengan protokol kesehatan salah satu
contohnya tidak memakai masker dan berkerumun dengan alih-alih juga alasan
bahwa selama ini kegiatan berziarah tersebut selalu dilakukan setiap tahunnya dan
tidak putus, Jadi tidak mungkin ditiadakan hanya karena pandemi ini.
Biasanya kegiatan ini termasuk salah satu kegiatan yang paling ditunggu-
tunggu oleh anak-anak di Sumatera Barat karena selain mengunjungi pusara kakek
nenek atau para kerabat yang telah mendahului, mereka juga menunggu uang
sadakah yang akan dibagikan setelah kegiatan membersihkan pusara, berdoa, juga
makan bersama. Sisa uang dari sedekah untuk para pemuka sebelumnya akan
diberikan kepada anak-anak untuk mereka membeli jajanan di luar gerbang area
Terlepas dari tradisi pada daerah Sumatera Barat mengenai ziarah kubur, adapun
hukum ziarah kubur menurut para ulama yaitu ziarah kubur dianjurkan bagi kaum pria
berdasarkan hadits Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, “Rasulullah SAW. pernah menziarahi
kuburan ibu beliau, kemudian beliau menangis sehingga membuat para sahabat di
sekelilingnya menangis. Beliau lalu berkata, “Tadi aku meminta izin kepada Rabb-ku ‘azza
wa jalla agar aku dibolehkan berdo’a memohon ampun bagi ibuku, namun hal itu tidak
diperkenankan. Kemudian aku memohon agar aku dperbolehkan mengunjungi kuburnya,
maka hal ini diperbolehkan bagiku. Oleh karena itu ziarahilah kubur, karena hal itu akan
mengingatkan kalian kepada akhirat.”
Namun ada beberapa perselisihan pendapat dari para ulama mengenai ziarah kubur
bagi perempuan namun dapat disimpulkan bahwa pendapat tersebut terbagi menjadi dua
kelompok yaitu ada yang berpendapat mengharamkan namun ada juga yang
memperbolehkan dan menganjurkan, Pendapat yang kuat dalam permasalahan ini adalah
pendapat yang memperbolehkan wanita berziarah kubur namun yang harus tetap diingat
ialah jangan terlalu sering mengikuti kegiatan berziarah kubur. Dari dalil-dalil inilah
terciptanya perbedaan pendapat seperti diatas, berikut adalah beberapa dalil yang
menjelaskan dibolehkannya wanita berziarah kubur ;
Hadits yang berasal dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha, dari Abdullah bin Abi Mulaikah,
dia berkata, “Pada suatu hari ‘Aisyah pulang dari kuburan. Maka aku bertanya padanya,
“Wahai Ummul Mukminin, darimanakah engkau?” Maka beliau menjawab, “Dari kubur
Abdurrahman bin Abi Bakar.” Maka aku menukas, “Bukankah rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam melarang ziarah kubur?” Beliau pun menjawab, “Benar, namun kemudian beliau
memerintahkannya.”
Adapun terdapat di dalam sebuah hadits yang panjang dan diriwayatkan oleh
Muhammad bin Qais bin Makhramah ibnil Muththallib dari bibinya, Ummul Mukminin,
‘Aisyah radliallahu ‘anha ketika beliau membuntuti Nabi Muhammad SAW yang
mendatangi perkuburan Baqi’ di suatu malam. Setibanya di rumah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ‘Aisyah bahwa Allah memerintahkannya untuk
mengunjungi penghuni kuburan Baqi’ dan memintakan ampunan bagi mereka. Maka
‘Aisyah kemudian bertanya, “Lalu apa yang akan aku katakan pada mereka?” Kata beliau,
“Ucapkanlah, Semoga keselamatan tercurah kepadamu, wahai kaum muslimin dan
mukminin. Semoga Allah memberikan rahmat kepada mereka yang telah mendahului kami
maupun yang akan menyusul, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.”
Perempuan tidak diperbolehkan untuk sesering mungkin berziarah kubur karena akan
menimbulkan perbuatan yang menyimpang pada syariat seperti tabarruj (bersolek di depan
yang bukan muhrim).
KESIMPULAN
Juniasari Monica, Pipit Utami, Anton Marzuki (2014, Mei) Hukum Ziarah Kubur. Diperoleh
dari : http://monicajunia21.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html tanggal 13
Desember 2021
Sonia (2021,April) Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadan di Padang Pariaman, dari Berdoa,
Makan-makan hingga Sedekah. Diperoleh dari : https://padangkita.com/tradisi-ziarah-
kubur-jelang-ramadan-di-padang-pariaman-dari-berdoa-makan-makan-hingga-sedekah
tanggal 13 Desember 2021