Anda di halaman 1dari 4

MATERI FILSAFAT ILMU

Oleh Dr. Tgk. Safriadi, SHI, MA

Pengertian Filsafat :
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”, Philos artinya suka,
cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Shopia artinya kebijaksanaan. Dengan
demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada
kebijaksanaan.
Definisi Filsafat:
 Sekumpulan sikap kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya
diterima secara kritis.
 Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat
kita junjung tinggi.
 Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk
mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan
sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam
 Analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Corak
filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentrisme
 Sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan
yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Ciri berfikir kefilsafatan:
o Radikal: artinya sampai keakar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau
substansi yang dipikirkan
o Universal: artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.
Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jaspers terletak pada aspek
keumumannya.
o Konseptual; artinya merupakan hasil generalisasi dan abstarksi pengalaman
manusia. Misalnya: apakah kebebasan itu ?
o Koheren dan Konsisten [runtut]: Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.

1
o Sitematik: artinya pendapat merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling
berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
o Komprehensif; artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan
merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
o Bebas : artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran kefilsafatan boleh
dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-
prasangka sosial, histories, cultural, bahkan religius.
o Bertanggungjawab : artinya seorang orang yang berfilsafat adalah orang yang
berpikir sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak
terhadap hati nuraninya sendiri.
Delapan hal penting yang mempengaruhi struktur pikiran manusia, yaitu:
1. Mengamati [observes]
2. Menyelidiki [inquires]
3. Percaya [believes]
4. Hasrta [desires]
5. Maksud [intends]
6. Mengatur [organizes]
7. Menyesuaikan [adapts]
8. Menikmati [enjoys]
Ciri Pengenal Pengetahuan ilmiah
Berlaku Umum: artinya jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu ahal itu layak
atau tidak layak, tergantung pada factor-faktor subyektif
Mempunyai kedudukan mandiri [otonomi]: artinya meskipun factor-faktor di luar
ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar tidak menghentikan
pengembangan ilmu secara mandiri
Mempunyai dasar pembenaran: artinya cara kerja ilmiah diarahkan untuk
memperoleh derajat kepastian yang sebesar mungkin
Sistematik : artinya ada system dalam susunan pengetahuan dan dalam cara
memperolehnya

2
Intersubyektif: artinya kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas
institusi-institusi serta pemahaman-pemahaman secara subyektif, melainkan
dijamin oleh sistemnya sendiri.

Prasyarat yang harus dimiliki seorang ilmuwan:


 Prosedur ilmiah yang harus ditempuh agar hasil kerja ilmiah itu diakui oleh para
ilmuwan lainnya
 Metode ilmiah yang harus dipergunakan, sehingga kesimpulan atau hasil temuan
ilmiah itu bisa diterima oleh para ilmuwan, terutama bidang ilmu sejenis.
 Diakui secara akademis karena gelar atau pendidikan formal yang ditempuhnya.
Ilmuwan yang baik juga harus mempunyai rasa ingin tahu [curiosity]
Pengertian Filsafat Ilmu:
Robert Ackermann: Filsafat Ilmu adalah sebuah tinjaun kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah
dibuktikan.
Lewis White Beck: Filsafat Ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode
pemikian ilmiah, sera mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai
suatu keseluruhan
Cormnelius Benyamin : Filsafat Ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang
menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya,
dan praangapan-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang
pengetahuan intelektual
May Brodbeck: Filsafat Ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati,
pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
Tujuan Filsafat Ilmu:
a. Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang-orang ilmuwan harus memiliki sikap kritis
terhadap bidang ilmu yang digelutinya, sehingga dapat menghindarkan diri dari
sikap solipsistic. Solipsistik adalah pola sikap yang mengganggap dirinya paling
benar
b. Usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metiode keilmuan.

3
c. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Oleh karenannya setiap
metode keilmuan yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan
Implikasi:
Bagi seorang-orang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang
memadai tentang ilmu. Baik ilmu alam maupun ilmu sosial, sehingga antar ilmu dapat
saling menyapa. Menyadarkan seorang-orang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola
pikir “menara-gading”. Yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa
mengkaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai