Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER NEW MEDIA STUDIES

REVIEW JURNAL “NEW MEDIA FOR INCREASING


POLITICAL PARTICIPATION IN INDONESIA”

Disusun oleh:
Isitfara Suci Taufika
NIM. 195120200111004
New Media Studies
Kelas B.Kom.5

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
MALANG
2021
A. PENGANTAR

New Media for Increasing Political Participation in Indonesia merupakan


sebuah penelitian yang ditulis oleh Uspal Jandevi dari Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini tergabung dalam International Journal
of Communication and Society Vol 1 yang terbit pada Juni 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui korelasi antara perkembangan informasi dan
komunikasi (information and communication, ICT) dengan hubungan
pemerintahan dan publik dalam perkembangan demokrasi. Penelitian ini masuk ke
dalam jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan
sumber-sumber tertulis yang membahas secara mendalam mengenai satu atau
lebih subjek.
B. ISI

Jandevi mengawali penelitian ini dengan membahas mengenai bagaimana


internet dianggap sebagai alat yang akan dapat mempromosikan dan
mensosialisasikan kepentingan publik maupun privat perseorangan. Dengan
internet, terhadap komunikasi banyak arah yang memungkinkan semua orang
untuk menyuarakan pendapat mereka sendiri. Baik televisi dan radio hanya bisa
menyiarkan secara satu arah dan internet jauh lebih baik dalam hal
keterjangkauan, kecepatan, dan akurasi. Ini kemudian membawa ICT pada konsep
e-democracy (elektronik demokrasi) yang diterapkan di beberapa negara maju.
Penulis pun melakukan penelitian dengan membawa pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut. Bagaimana Indonesia harus merespon terhadap fenomena
e-democracy? Sejauh apa ICT dapat berkontribusi dalam meningkatkan partisipasi
publik dalam demokrasi? Apa saja hal-hal krusial yang perlu disiapkan sebelum
mengadopsi konsep e-democracy menjadi kebijakan pemerintah?
Jandevi berhasil menemukan hasil dan pembahasan sebagai berikut. Saat
ini, portal-portal pemerintahan yang ada di internet hanya digunakan untuk
memajang informasi dan tidak memiliki media untuk berinteraksi secara intensif
dengan publik. Fitur-fitur online yang ada kebanyakan dipakai untuk mengisi
berbagai survei yang tidak jelas hasil dan penggunaannya. Dengan kata lain,
pemerintahan Indonesia menggunakan media baru dengan metode tradisional. Jika
dilihat dari 4 tingkatan e-democracy, Indonesia masih menempati tingkat pertama
dimana pemerintahannya sekadar menggunakan internet saja.
Maka dari beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Indonesia adalah;
mengubah perspektif pemerintah yang bersikap defensif terhadap kritikan publik
sehingga publik juga tidak bersikap terlalu ofensif, meminimalisir kebijakan top
down dan menggunakan need mapping tiap merumuskan kebijakan baru,
membangun saluran partisipasi bagi publik menggunakan ICT yang akan
membantu lebih banyak suara yang selama ini tidak menjangkau pemerintahan
agar didengar dan dijadikan basis kebijakan sebagai seharusnya pemerintahan
suatu negara bertindak; mendengarkan kebutuhan rakyatnya. Jandevi
menyimpulkan dengan bahwa ICT bukanlah solusi, melainkan alat bantu yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas partisipasi publik
dalam politik. Namun, hal tersebut akan bisa diwujudkan setelah mempelajari
terlebih dahulu bagaimana negara-negara yang sudah sukses melakukan
e-democracy dan membuat persiapan baik dari segi model pemerintahan, peran
partai politik, kedudukan media massa, hingga sikap publik terhadap
perkembangan teknologi.
C. OPINI

Menurut saya, penelitian ini memiliki topik yang sangat dibutuhkan bagi
keberlangsungan demokrasi di Indonesia saat ini. Apalagi mengingat dengan
enggannya generasi muda untuk berpartisipasi dalam dunia perpolitikan serta
pemerintahan yang seringkali tidak mendengarkan kritikan dari rakyatnya sendiri.
Namun, penelitian ini hanya menggunakan kepustakaan sebagai metodenya
sehingga data yang ditemukan sangat terbatas dan hanya menjawab permasalahan
secara garis besar saja. Langkah-langkah yang ditawarkan untuk dapat menyikapi
fenomena e-democracy masih terlalu teoritis dan tidak dapat divisualisasikan
seperti apa prakteknya nanti. Penelitian ini akan lebih lengkap apabila penulis juga
menyajikan data mengenai berbagai (tidak hanya satu) praktik e-democracy di
negara-neara maju dan membandingkan kondisi negaranya sehingga dapat dilihat
mana yang cukup mirip dengan Indonesia. Dengan begitu, kita dapat melihat
model yang kemungkinan besar dapat diterapkan di Indonesia dengan
penyesuaian-penyesuaian yang tidak terlalu besar.
D. PENUTUP

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan Uspal Jandevi membuka


potensi untuk penelitian lanjutan yang dapat menjabarkan lebih banyak lagi data
yang ada. Selain itu, metode yang lebih presisi dalam melihat kondisi nyata di
masyarakat juga dapat digunakan. Sebagai kesimpulan, penelitian ini cukup
membuka jalan untuk ruang-ruang penelitian mengenai e-democracy dan
penerapannya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai