Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TUGAS

AKHIR

Oleh:

Nama: Ahmad Adriansa Saputra

Nim: 210203500004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
MAKASSAR 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Teknik pengukuran dan pengujian yang telah memberikan tugas ini kepada
saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 4 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ............................................. .


DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I ................................................................................................. .............................................
PENDAHULUAN ............................................................................ .............................................
A. Latar Belakang ........................................................................ .............................................
B. Rumusan Masalah ................................................................... .............................................
C. Tujuan ...................................................................................... .............................................
D. Manfaat .................................................................................... .............................................
BAB II ............................................................................................... .............................................
PEMBAHASAN ............................................................................... .............................................
A. Cara mengukur gas buang ...................................................................................................
B. Cara mengukur tingkat kebisingan .....................................................................................
C. Cara mengukur temperatur .................................................................................................
BAB III.............................................................................................. .............................................
PENUTUP ........................................................................................ .............................................
A. Kesimpulan ........................................................................... .............................................
B. Saran ............................................................................................ .................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada saat ini sektor transportasi tumbuh dan berkembang seiring dengan
peningkatan ekonomi nasional maupun global. Pesatnya pertumbuhan kendaraan
bermotor berakibat meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di sektor
transportasi. Dampaknya, emisi gas buang yang mengandung polutan juga naik dan
mempertinggi kadar pencemaran udara. Emisi kendaran bermotor mengandung gas
karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), hydrocarbon
(HC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan bila
melebihi ambang konsentrasi tertentu. Dalam menetapkan standar emisi kendaraan di
suatu negara, pembuat kebijakan harus mengetahui betul hubungan erat antara dua hal
penting yang berkaitan erat. Yakni antara standar emisi kendaraan dengan teknologi
mesin kendaraan dan kualitas BBM. Pada saat ini Indonesia menggunakan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 05 tahun 2006 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama .
Dalam mendukung usaha pelestarian lingkungan hidup, negara-negara di dunia
mulai menyadari bahwa gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan atau sumber
pencemaran terbesar. Untuk bisa mengetahui emisi gas buang pada kendaraan bisa dites
dengan alat uji emisi untuk mengetahui tingkat emisi kendaraan. Namun, kebanyakan alat
yang ada sangatlah tidak efisien dalam penggunaan karena bentuknya yang besar. Oleh
sebab itu perlu dibuat alat yang mudah untuk mengukur emisi gas buang yang dihasilkan
pada kendaraan, agar dapat mengetahui nilai ambang batas emisi gas buang, melalui
interface komunikasi USB dengan bantuan aplikasi komputer, diupayakan untuk melihat
hasil uji emisi gas buang kendaraan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur gas buangan?
2. Bagaimana cara mengukur tingkat kebisingan?
3. Bagaimana cara mengukur temperatur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengukur gas buangan?
2. Untuk mengetahui cara mengukur tingkat kebisingan?
3. Untuk mengetahui cara mengukur temperatur?
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui materi mengenai cara mengukur
gas buangan,tingkat kebisingan, dan temperature
BAB II

PEMBAHASAN

A. CARA MENGUKUR GAS BUANGAN


- Pengertian gas buang

Definisi emisi atau gas buang adalah hasil pembakaran bahan bakar yang berasal
dari fosil seperti minyak, gas alam ataupun batubara yang terbuang ke udara. Hal-hal
yang mempengaruhi adalah komposisi, jenis dan juga ukuran boiler dari bahan bakar
yang digunakan. Emisi sangat berperan dalam pencemaran udara saat ini dan memiliki
dampak yang sangat besar terhadap kesehatan dan juga lingkungan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Namun untuk menentukannya harus dilakukan kajian lebih
lanjut. Tujuannya tidak lain adalah untuk melakukan tindakan pencegahan mengenai
dampak dan seberapa jauh sebarannya.

Emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak
(bahan bakar fosil) menjadi faktor penyebab terjadinya pencemaran udara, oleh karena itu
perlu pembatasan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor sesuai
dengan Pasal 210 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, bahwa : “Setiap
kendaraan bermotor yang beroperasi di Jalan wajib memenuhi persyaratan ambang batas
emisi gas buang dan tingkat kebisingan”. Kendaraan-kendaraan bermotor yang wajib uji
emisi gas buang secara berkala tersebut wajib melakukan uji emisi setiap 6 bulan sekali
dengan masa berlaku selama 6 bulan. Uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor
meliputi pengujian sistem pembuangan, pengukuran ambang batas maksimum zat/bahan
pencemar yang dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor.
Kemudian, setiap kendaraan bermotor uji emisi gas buang kendaraan yang
dinyatakan lulus uji ekglmisi secara berkala diberikan tanda bukti lulus uji berupa surat
keterangan dan stiker lulus uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor. Selanjutnya,
berdasarkan pasal 11 ayat 3, surat keterangan lulus uji emisi gas buang digunakan sebagai
lampiran/syarat untuk melakukan perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor dan uji berkala dapat dilakukan oleh
unit pelaksana teknis atau bengkel umum pemegang merek kendaraan/bengkel umum
swasta. Penetapan yang melakukan uji berkala dan uji emisi gas buang berkala kendaraan
bermotor dibengkel umum.

- Alat yang digunakan untuk mengukur Gas Buang

a. Pengambilan Sample Pengambilan sampel dilakukan dengan 2 cara yaitu capture


techniques dan probe (real time analyzing)
 Teknik penangkapan, dilakukan dengan cara mengambil sejumlah contoh gas
buang ditarik dalam container/kolom khusus, kemudian sampel di bawa dan di analisa
di laboratorium. Sampel diambil secara simultan dalam rentang waktu 10 menit
dengan membuka katup pada container dengan menambahkan tabung resistor berupa
kolom kapiler untuk mengendalikan laju alir sampel.
 Teknik yang kedua dilakukan dengan cara in-site analyzing, yaitu dengan
membawa Gas Sampling Probe ke titik pemantauan emisi (puncak cerobong) dan titik
pemantauan emisi lainnya (ambient air).

b. Analisa gas Buang - Sampel yang ditangkap dalam container dan pipa kapiler
dianalisa dengan menggunakan Gas Chromatography dan HPLC - Untuk verifikasi
data pengukuran digunakan portable gas analyzer tipe IMR 1400, dengan meletakkan
stick probe pada titik pemantauan 1 (cerobong), dan 2 (ambient air), berjarak kurang
dari 500 m dari cerobong boiler - Pengukuran temperatur gas buang di cerobong
menggunakan thermocouple - Pengukuran laju alir gas, dengan gas analyzer dan
analisa pipa kapiler

c. Analisa Partikulat dan Soot - Sampel gas buang ditarik dan dimasukkan dalam
sebuah fiber glass dan filetr membran.
- Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada titik 1 (cerobong) dan jarak 100 m dari
cerobong dan 500 m dari cerobong dengan mengambil smapel udara ambien.
- Untuk verifikasi data pengukuran, probe gas aalyzer diletakkan pada puncak
cerobong, dengan set up menggunakan filter paper dan pengaturan slot soot
measurement.
- Pompa penarik partikulat di stel untuk memastikan penangkapan partikel solid dan
residu ke filter paper.
- Penimbangan filter dilakukan dengan neraca analitis
- Pada alat analisa digital, kalibrasi dilakukan dengan siklus berkala selama kurnag
dari 60 detik.

- Akibat gas buang bagi diri dan lingkungan

Bagian pertama dalam tubuh yang dapat terkena dampak berbahaya emisi gas
buang ini adalah sistem pernafasan, dampak berbahaya yang mengintai adalah sebagai
beriku Kadar oksigen dalam tubuh akan turun, kandungan CO (Karbon Monoksida)
pada gas buang kendaraan lebih mudah diikat oleh sel darah merah dibandingkan
dengan O2 (Oksigen), sehingga berdampak berkurangnya kadar oksigen dalam darah di
tubuh. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan otak jangka
panjang dan mengakibatkan sesak nafas. Kerusakan saluran pernafasan, partikel debu
kendaraan termasuk timbal yang keluar dari gas buang dapat mengakibatkan kerusakan
saluran pernafasan jangka panjang seperti Asma dan Kanker Paru.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan diantaranya adalah kemacetan, kebisingan,


dan menimbulkan pencemaranatau polusi udara. Bahaya tersebut disebabkan oleh emisi
gas buang yang dihasilkan oleh mesin kendaraan bermotor. Emisi gas buang hasil
pembakaran mesin kendaraan bermotor merupakan faktor penyebab polusi yang paling
dominan, terutama di kota-kota besar.

- Standar gas buang yang digunakan di Indonesia

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141 Tahun 2003


tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru, Indonesia telah
mulai mengadopsi standard gas buang Euro 2, meski saat itu masih banyak kendaraan
pribadi atau umum yang masih menggunakan standard emisi Euro 1. Kemudian pada 1
Agustus 2013 Pemerintah Indonesia mulai menerapkan Euro 3 pada kendaraan bermotor
roda dua.

Pada tahun 2017, Menteri LHK menerbitkan regulasi baru tentang Baku Mutu
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, Dan Kategori
O, yang mengacu pada standard gas buang Euro 4, -seperti tertuang dalam Permen LHK
Nomor 20 Tahun 2017. Dalam aturan berikutnya yang relevan, -yaitu Peraturan
Pemerintah No 73 Tahun 2019, turut diatur tentang peralihan penerapan pajak barang
mewah kendaraan bermotor (Ppn BM). Jika pada awalnya berdasarkan bentuk kendaraan
serta besaran mesin, menjadi berdasarkan tingkat emisi gas buang serta efisiensi
penggunaan bahan bakarnya.

Terkait standardd emisi Euro 4 maka pengurangan yang cukup signifikan adalah
untuk partikulat (PM) dan nitrogen oksida (NOx) dalam mesin diesel. Mobil bermesin
diesel pada standardd emisi ini memperoleh filter partikel diesel (DPF) yang dapat
menangkap 99 persen partikulat. Batas emisi bensin CO: 1,00 g/km; HC: 0,10 g/km; dan
NOx: 0,08 g/km. Batas emisi diesel CO: 0,50 g/km; HC+NOx: 0,30 g/km; dan NOx: 0,25
g/km PM: 0,025 g/km.

Baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor Euro 4 Indonesia mulai
diterapkan 8 Oktober 2018 untuk mobil berbahan bakar bensin dan 8 April 2021 untuk
mobil diesel, meski pada implementasinya penerapan standard emisi Euro 4 mobil
berbahan bakar diesel diundur menjadi tahun 2022.

B. CARA MENGUKUR TINGKAT KEBISINGAN


- Pengertian kebisingan

Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki. Bising


menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian atau ada yang 9 menggolongkan
gangguannya berupa gangguan pendengaran, misalnya gangguan terhadap pendengaran
dan gangguan pendengaran seperti komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan,
menurunnya performa kerja, kelelahan dan stres. Jenis pekerjaan yang melibatkan
paparan terhadap kebisingan antara lain pertambangan, pembuatan terowongan, mesin
berat, penggalian (pengeboman, peledakan), mesin tekstil, dan uji coba mesin jet. Bising
dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi
yang menjengkelkan. Suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-
lebih dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi pekerja akan dapat
terganggu.

- Alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan

Tingkat kebisingan dapat diukur menggunakan alat sound level meter. Sound level
meter memberikan respons yang kurang lebih sama dengan respons telinga manusia.
Setelah itu, sound level meter dapat memberikan hasil pengukuran dengan satuan
kebisingan, yaitu deciBel (dB). Sound level meter biasanya memiliki beberapa satuan
tekanan bunyi yang dibagi menjadi skala A, B dan C. Pengukuran tingkat kebisingan
menggunakan tekanan bunyi skala A (db(A)), karena sesuai dengan karakteristik telinga
manusia normal. Sebelum melakukan pengukuran kebisingan, sound level meter perlu
dikalibrasi terlebih dahulu.

Selain itu, menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
48/Menlh/11/1996, pengambilan sampel kebisingan dibagi menjadi dua cara sesuai
dengan alat sound level meter yang digunakan, antara lain:

1. Cara sederhana yaitu pengukuran kebisingan dengan alat sound level meter biasa, dengan
pembacaan yang dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit, untuk satu kali pengukuran.
Pengukuran kebisingan dengan cara sederhana, minimal dilakukan oleh 2 orang. Satu
orang untuk melihat waktu dan memberikan aba-aba pembacaan kebisingan setiap 5
detik. Lalu satu orang lagi bertugas membaca dan mencatat hasil pengukuran kebisingan
oleh sound level meter.
2. Cara langsung yaitu pengukuran kebisingan dengan integrating sound level meter yang
mempunyai fasilitas data logger dan pengukuran LTM5. LTM5 adalah rata-rata hasil
pengukuran setiap 5 detik dalam 10 menit. Pengukuran kebisingan dengan cara langsung
ini dapat dilakukan oleh 1 orang saja, karena integrating sound level meter tidak
memerlukan pembacaan setiap 5 detik. Data hasil pengukuran kebisingan sudah
berbentuk softfile, sehingga memudahkan analisa hasil pengukuran.

Lalu pengukuran kebisingan dilakukan selama 24 jam (LSM), yang dibagi menjadi
aktifitas pada siang dan malam hari. Aktifitas pada siang hari ditentukan selama 16 jam
(Ls) dalam selang waktu 06.00 – 22.00. Lalu pada malam hari ditentukan selama 8 jam
(Lm) dalam selang waktu 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus mewakili aktifitas
tertinggi pada selang waktu tertentu, dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu
pengukuran pada siang hari dan 3 waktu pengukuran pada malam hari.

Sebelum melakukan pengukuran kebisingan, diperlukan pemetaan lokasi


pengambilan sampel kebisingan terlebih dahulu, beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain;

 Lokasi sumber kebisingan


 Lokasi pengukuran sumber kebisingan
 Lokasi receptor (penerima) kebisingan
 Lokasi pengukuran sampel kebisingan di receptor.
 Topografi antara sumber kebisingan dengan receptor.

Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di tempat terbuka, dan berjarak 3,5


meter dari dinding-dinding bangunan untuk menghindari pantulan suara.
Ketinggian sound level meter yang digunakan antara 1,2 -1,5 meter, sesuai dengan rata-
rata tinggi receptor kebisingan. Sound level meter memerlukan tripod untuk mengurangi
potensi pantulan bunyi oleh badan operator. Jarak dari operator ke sound level
meter minimal 0,5 meter, dengan beda tinggi antara sound level meter dengan operator
minimal 0,5 meter. Mikropon pada sound level meter juga perlu diarahkan ke sumber
kebisingan. Pengukuran tingkat kebisingan harus dilakukan pada cuaca yang cerah,
dengan kecepatan angin yang tidak terlalu besar. Sebagai pengaman, pada mikropon
harus selalu dipasang pelindung angin (wind-screen).
Untuk meminimalisir dan pencegahan hal tersebut maka dalam setiap lingkungan
kerja terutama yang berhubungan dengan proses industri diharuskan
melakukan pengukuran tingkat kebisingan suara yang dihasilkan dari proses industrinya
untuk menjaga kesehatan orang orang yang berada dilingkungan tersebut. Ada tiga
macam cara atau metode pengukuran tingkat kebisingan di lokasi kerja.

- Akibat kebisingan bagi diri dan lingkungan


1) Pengaruh kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB) : Pengaruh kebisingan
intensitas tinggi terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat
menurunkan pendengaran baik yang bersifat sementara maupun permanen atau
ketulian.
2) Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-
putus dan sumbernya tidak diketahui.
3) Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah (± 10 mmHg),
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama tangan dan kaki,
serta dapat menyebabkan pucat, gangguan sensoris dan denyut jantung, risiko
serangan jantung meningkat, dan gangguan pencernaan.
4) Reaksi masyarakat, apabila kebisingan akibat dari suatu proses produksi demikian
hebatnya, sehingga masyarakat sekitarnya protes menuntut agar kegiatan tersebut
dihentikan

Gangguan yang diakibatkan oleh bising bernada tinggi adalah :

- Peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg)


- Peningkatan nadi
- Konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki
- Pucat dan gangguan sensoris
- Pusing/sakit kepala akibat rangsangn pada reseptor vestibular pada telinga bagian
dalam yang akan menimbukan efek pusing/vertigo.
- Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising
terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem
pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

1. Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) : Secara fisiologis intensitas
kebisingan yang masih di bawah NAB tidak menyebabkan kerusakan pendengaran,
namun dapat menjadi sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya.
Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan antara lain :
2. Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur, perasaan mual,
susah tidur, dan sesak nafas.
3. Gangguan reaksi psikomotorik.
4. Kehilangan konsentrasi.
5. Gangguan konsentrasi antara lawan bicara.
6. Penurunan performasi kerja yang akan menyebabkan kehilangan efisiensi dan
produktivitas

- Standar kebisingan yang digunakan di Indonesia

1) Pengukuran Standar Batas Tingkat Kebisingan dengan metode titik sampling


Pengukuran ini dilakukan jika tingkat kebisingan yang diduga melebihi ambang
batas hanya pada satu atau beberapa titik lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan
dalam rangka mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana
seperti Kompresor/generator. Pada pengukuran dengan metode ini, jarak pengukuran dari
titik sumber suara harus dicantumkan, misalnya 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain
itu juga harus diperhatikan arah mikrofon pada alat pengukur yang digunakan.

2) Pengukuran Standar Batas Tingkat Kebisingan dengan metode Contour Map


Pengukuran dengan membuat Contour Map / peta kontur sangat bermanfaat
dalam mengukur tingkat kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar
tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengujian ini dilakukan dengan
membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang
dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk menggambarkan tingkat kebisingan,
warna hijau untuk menggambarkan tingkat kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA
warna orange untuk menggambarkan tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA,
warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.

3) Pengukuran Standar Batas Tingkat Kebisingan dengan Grid


Metode pengukuran dengan Grid adalah pengukuran tingkat kebisingan dengan
cara membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling
harus dibuat dengan jarak interval yang sama disemua lokasi. Jadi dalam pengetesan
lokasi dibagi menjadi beberpa kotak dengan ukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x
10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan penandaan.

4) Nilai Ambang Batas Tingkat Kebisingan


Nilai ambang Batas Kebisingan adalah dalam level 85 dB yang dianggap aman
untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai
Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak lebih dari dari 8 jam
sehari atau 40 jam seminggunya.

C. CARA MENGUKUR TEMPERATUR

- Pengertian temperature

Pengertian suhu atau temperatur adalah ukuran panas atau dinginya suatu benda,
suhu masuk dalam besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu benda atau zat
tertentu. Benda memiliki molekul atom yang bergerak di dalam perpindahan maupun
getaran. Semakin tinggi energi dari atom makan akan semakin tinggi pula suhu benda
tersebut. Alat yang dipakai untuk mengujur temperatur adalah termometer.
- Alat yang digunakan untuk mengukur temperature

Alat ukur temperatur banyak dibutuhkan oleh industri. Diperlukan pemantauan


suhu agar proses dapat berjalan secara efektif dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Terdapat berbagai jenis alat ukur temperatur dengan teknik pengukuran yang
beragam dan memiliki keunikannya masing-masing. Suhu atau temperatur merupakan
ukuran panas dinginnya suatu media. Suhu memiliki satuan yaitu celcius, fahrenheit,
reamur, dan kelvin.

Temperature Gauge disebut juga thermometer, mengukur suhu atau gradien


temperatur. Alat ini menampilkan suhu dengan range tertentu, menggunakan jarum
penunjuk serta angka yang tersusun melingkar. Tersedia dalam dial size atau diameter
kaca yang berbeda dengan jenis connection yang beragam. Diantaranya center back,
bottom, dan adjustable angle. Kami jual Temperature Gauge salah satunya adalah HTM
Series.

Bi-metal temperature gauge. Perhitungan sistem ini terdiri dari 2 lembaran dengan
koefisien ekspansi yang berbeda yang disatukan. Seiring dengan berubahnya suhu,
lempeng metal dapat memuai atau menyusut. Komposisi yang berbeda dari dua lempeng
yang disatukan untuk menghasilkan kontraksi dan ekspansi menyebabkan penunjuk
bergerak ke atas atau ke bawah. Metal memungkinkan penggunaan pada jangka
temperatur tinggi. Pada umumnya alat pengukur jenis ini tersedia dalam jangkauan
temperature dari -70°C hingga +600°C. Salah satu jenis bimetal temperature gauge
adalah Ashcroft Bimetal Thermometer.

Untuk melakukan pengukuran pada area berbahaya maupun yang sulit


dijangkau, Gas Thermometer atau disebut juga Gas expansion atau gas actuate
thermometer, mampu mengukur suhu temperatur yang lebih luas. Dengan volume kecil
gas yang ditempatkan pada tabung kuat atau kapiler yang fleksibel dan dimasukkan ke
dalam thermowell, temperatur dapat diukur sesuai dengan penyusutan dan pemuaian gas
yang berubah seiring dengan berubahnya temperatur. Jenis termometer ini dapat
mengukur suhu dengan jangka yang lebih luas. Dari -200°C hingga +800°C. Dengan
disertai capillary hingga 30m, termometer ini cocok untuk mengukur fluida yang
berbahaya, di area aplikasi yang memiliki suhu tinggi, atau apabila objek yang akan
diukur posisinya terlalu tinggi, sehingga sulit dijangkau secara visual oleh manusia.
Sementara Machine glass temperature gauge, tepat untuk pengukuran temperatur pada
gas, uap, dan cairan dalam pipa maupun bejana. Termometer memiliki kerangka
dengan display skala. Termometer kaca biasanya dipasang dengan rangka V-shaped.
Kami jual machine glass temperature gauge, salah satu contohnya adalah Techcroft HVT
Series Temperature Gauge.

Berbeda dengan jenis alat ukur diatas, jenis alat ukur selanjutnya tidak memiliki
display secara langsung pada alat ukur, yaitu RTD & Thermocouples. RTD Resistance
temperature detector (RTD), atau disebut juga dengan Resistance thermometer adalah
sensor yang digunakan untuk mengukur temperatur. Umumnya elemen RTD terdiri dari
kawat berkualitas, denganmaterial platinum, nikel, atau tembaga murni, yang dilapisi
keramik atau kaca. Material kawat RTD memiliki resistensi/perantara suhu yang akurat
sehingga tepat untuk menjadi petunjuk temperatur. Karena elemen ini rawan, sehingga
perlu ditempatkan pada selubung pelindung. Hasil pengukuran dari RTD lebih akurat dan
dapat dipercaya.

Thermocouple juga merupakan jenis sensor temperatur yang menggunakan dua


jenis metal yang berbeda pada sensornya untuk menghasilkan voltase yang dapat
menyediakan kalibrasi berbeda dengan janga temperatur dan karakter sensor yang
berbeda. Harganya cenderung lebih murah dan lebih awet serta dapat melakukan
pengukuran dengan jangka yang lebih besar. Salah satu contoh produknya
adalah Techcroft THC Series dan RTD.

Untuk melindungi alat ukur temperatur dan mempermudah dilakukannya


maintenance, digunakan Thermowell merupakan selubung yang melindungi thermo-
element sebagai bagian dari alat pengukur suhu. Biasanya thermowell digunakan untuk
pengukuran pada fluida yang bergerak di dalam pipa atau bejana bertekanan. Sehingga
apabila dibutuhkan penggantian atau perbaikan Thermo-element tidak perlu menggangu
proses. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih thermowell.
Diantaranya dari jenis fluida yang diukur apakah bersifat korosif/abrasif, beracun/tidak,
maksimum temperatur, kecepatan fluida, tekanan maksimal, stress, frekuensi dan
sebagainya. Sehingga dapat ditentukan material, jenis connection (flange/weld), insertion
length, serta ketebalan thermowell yang tepat

- Akibat temperatur bagi diri dan lingkungan

Berikut beberapa contoh pengaruh perubahan iklim terhadap kesehatan manusia.

1. Cuaca panas berlebihan dapat memicu penyakit jantung suhu udara yang meningkat
secara signifikan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jantung. Dan apabila seseorang
mengalami dehidrasi serta terpapar panas yang ekstrim maka dapat berpotensi memicu
kerusakan pada otak. Hal tersebut bisa dipastikan juga mempengaruhi perilaku manusia.

2. Perubahan iklim mempercepat tumbuhnya penyakit yang berhubungan dengan air pada
beberapa negara berkembang, tingginya curah hujan dapat mengancam suplai air bersih
dan meningkatkan resiko penyakit seperti dehidrasi akut dan diare misalnya. Padahal
setiap tahunnya penyakit diare tercatat menimbulkan kematian pada kurang lebih 760.000
balita. Belum lagi masalah kontaminasi industrial yang dapat mempengaruhi kualitas air.

- Standar tempertaur yang digunakan di Indonesia

Di Indonesia, satuan suhu yang dipergunakan adalah Celsius (ºC), sedangkan


satuan suhu yang dipergunakan secara internasional dan merupakan satuan internasional
(SI) adalah Kelvin (K). Selain Celsius dan Kelvin, terdapat beberapa satuan lainnya yang
dipergunakan untuk menunjukan derajat panas benda, diantaranya adalah Fahrenheit,
Réaumur, Rankine, Delisle, Newton, dan Rømer.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C : R : (F − 32) = 5 : 4 : 9

K = C + 273
Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari
-273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan
nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke
suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih
dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke
suhu yang lain.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau
hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita
dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil
dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur.

Skala Celcius (°C)

Skala Celsius adalah skala yang ditemukan oleh astronom Swedia, Anders Celsius
pada tahun 1742. Skala Celsius adalah suatu skala suhu yang didesain supaya titik beku
air berada pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosferik standar.
Pada kegiatan dimana interaksi dengan air dan titik beku dan didihnya sering terjadi,
skala Celsius sangat bermanfaat. Misalnya suhu dingin saat salju turun adalah suhu di
bawah 0 derajat Celsius, karena suhu ini adalah suhu di bawah titik didih air. Kemudian
ketika kita memasak air, maka kita mudah mengetahui bahwa suhu didih air adalah 100
derajat Celsius.

Karena jarak antara titik didih dan titik beku pada skala Celsius adalah 100 point,
maka sangat mudah dilakukan pembagian dan perkalian dalam Celsius. Ini berbeda
dengan skala Fahrenheit yang memiliki jarak titik didih dan titik beku 180 point, atau
skala Reaumur yang jaraknya sebesar 80 point. Skala Kelvin digunakan dalam
pengukuran Ilmiah, dan ditentukan dengan menetapkan titik suhu nol absolut pada suhu -
273,15 derajat Celsius. Sehingga, ketika kita mengetahui atau mengukur suhu dalam
skala Celsius, kita dapat dengan mudah mengubah suhu dalam Celsius ini ke dalam suhu
dalam Kelvin dengan mengurangkannya dengan 273,15.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak
(bahan bakar fosil) menjadi faktor penyebab terjadinya pencemaran udara, oleh karena itu
perlu pembatasan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor. Tingkat
kebisingan dapat diukur menggunakan alat sound level meter. Sound level
meter memberikan respons yang kurang lebih sama dengan respons telinga manusia.
Setelah itu, sound level meter dapat memberikan hasil pengukuran dengan satuan
kebisingan, yaitu deciBel (dB). Sound level meter biasanya memiliki beberapa satuan
tekanan bunyi yang dibagi menjadi skala A, B dan C. Terdapat berbagai jenis alat ukur
temperatur dengan teknik pengukuran yang beragam dan memiliki keunikannya masing-
masing. Suhu atau temperatur merupakan ukuran panas dinginnya suatu media. Suhu
memiliki satuan yaitu celcius, fahrenheit, reamur, dan kelvin

B. Saran

Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai
disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran Teknik pengukuran dan pengujian. Kami
berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui hal-hal yang penting
mengenai cara mengukur gas buangan, cara mengukur tingkat kebisingan, cara mengukur
temperature.

Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-hal penyajiannya


maka dari itu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang
bersifat membangun kami sangat menunggu untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sekolahkami.com/2020/01/water-temperature-sensor-atau-engine-coolant-
temperature-sensor.html
https://momentous.id/product/screw-in-thermowell-techcroft-thw-100-series/
https://eprints.uny.ac.id/3437/1/makalah.pdf
https://www.mongabay.co.id/2020/11/26/standard-emisi-kendaraan-di-indonesia-sejauh-mana-
penerapannya/

Anda mungkin juga menyukai