AKHIR
Oleh:
Nim: 210203500004
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Teknik pengukuran dan pengujian yang telah memberikan tugas ini kepada
saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Pada saat ini sektor transportasi tumbuh dan berkembang seiring dengan
peningkatan ekonomi nasional maupun global. Pesatnya pertumbuhan kendaraan
bermotor berakibat meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di sektor
transportasi. Dampaknya, emisi gas buang yang mengandung polutan juga naik dan
mempertinggi kadar pencemaran udara. Emisi kendaran bermotor mengandung gas
karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), hydrocarbon
(HC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan bila
melebihi ambang konsentrasi tertentu. Dalam menetapkan standar emisi kendaraan di
suatu negara, pembuat kebijakan harus mengetahui betul hubungan erat antara dua hal
penting yang berkaitan erat. Yakni antara standar emisi kendaraan dengan teknologi
mesin kendaraan dan kualitas BBM. Pada saat ini Indonesia menggunakan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 05 tahun 2006 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama .
Dalam mendukung usaha pelestarian lingkungan hidup, negara-negara di dunia
mulai menyadari bahwa gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan atau sumber
pencemaran terbesar. Untuk bisa mengetahui emisi gas buang pada kendaraan bisa dites
dengan alat uji emisi untuk mengetahui tingkat emisi kendaraan. Namun, kebanyakan alat
yang ada sangatlah tidak efisien dalam penggunaan karena bentuknya yang besar. Oleh
sebab itu perlu dibuat alat yang mudah untuk mengukur emisi gas buang yang dihasilkan
pada kendaraan, agar dapat mengetahui nilai ambang batas emisi gas buang, melalui
interface komunikasi USB dengan bantuan aplikasi komputer, diupayakan untuk melihat
hasil uji emisi gas buang kendaraan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur gas buangan?
2. Bagaimana cara mengukur tingkat kebisingan?
3. Bagaimana cara mengukur temperatur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengukur gas buangan?
2. Untuk mengetahui cara mengukur tingkat kebisingan?
3. Untuk mengetahui cara mengukur temperatur?
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui materi mengenai cara mengukur
gas buangan,tingkat kebisingan, dan temperature
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi emisi atau gas buang adalah hasil pembakaran bahan bakar yang berasal
dari fosil seperti minyak, gas alam ataupun batubara yang terbuang ke udara. Hal-hal
yang mempengaruhi adalah komposisi, jenis dan juga ukuran boiler dari bahan bakar
yang digunakan. Emisi sangat berperan dalam pencemaran udara saat ini dan memiliki
dampak yang sangat besar terhadap kesehatan dan juga lingkungan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Namun untuk menentukannya harus dilakukan kajian lebih
lanjut. Tujuannya tidak lain adalah untuk melakukan tindakan pencegahan mengenai
dampak dan seberapa jauh sebarannya.
Emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak
(bahan bakar fosil) menjadi faktor penyebab terjadinya pencemaran udara, oleh karena itu
perlu pembatasan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor sesuai
dengan Pasal 210 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, bahwa : “Setiap
kendaraan bermotor yang beroperasi di Jalan wajib memenuhi persyaratan ambang batas
emisi gas buang dan tingkat kebisingan”. Kendaraan-kendaraan bermotor yang wajib uji
emisi gas buang secara berkala tersebut wajib melakukan uji emisi setiap 6 bulan sekali
dengan masa berlaku selama 6 bulan. Uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor
meliputi pengujian sistem pembuangan, pengukuran ambang batas maksimum zat/bahan
pencemar yang dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor.
Kemudian, setiap kendaraan bermotor uji emisi gas buang kendaraan yang
dinyatakan lulus uji ekglmisi secara berkala diberikan tanda bukti lulus uji berupa surat
keterangan dan stiker lulus uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor. Selanjutnya,
berdasarkan pasal 11 ayat 3, surat keterangan lulus uji emisi gas buang digunakan sebagai
lampiran/syarat untuk melakukan perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Uji emisi gas buang berkala kendaraan bermotor dan uji berkala dapat dilakukan oleh
unit pelaksana teknis atau bengkel umum pemegang merek kendaraan/bengkel umum
swasta. Penetapan yang melakukan uji berkala dan uji emisi gas buang berkala kendaraan
bermotor dibengkel umum.
b. Analisa gas Buang - Sampel yang ditangkap dalam container dan pipa kapiler
dianalisa dengan menggunakan Gas Chromatography dan HPLC - Untuk verifikasi
data pengukuran digunakan portable gas analyzer tipe IMR 1400, dengan meletakkan
stick probe pada titik pemantauan 1 (cerobong), dan 2 (ambient air), berjarak kurang
dari 500 m dari cerobong boiler - Pengukuran temperatur gas buang di cerobong
menggunakan thermocouple - Pengukuran laju alir gas, dengan gas analyzer dan
analisa pipa kapiler
c. Analisa Partikulat dan Soot - Sampel gas buang ditarik dan dimasukkan dalam
sebuah fiber glass dan filetr membran.
- Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada titik 1 (cerobong) dan jarak 100 m dari
cerobong dan 500 m dari cerobong dengan mengambil smapel udara ambien.
- Untuk verifikasi data pengukuran, probe gas aalyzer diletakkan pada puncak
cerobong, dengan set up menggunakan filter paper dan pengaturan slot soot
measurement.
- Pompa penarik partikulat di stel untuk memastikan penangkapan partikel solid dan
residu ke filter paper.
- Penimbangan filter dilakukan dengan neraca analitis
- Pada alat analisa digital, kalibrasi dilakukan dengan siklus berkala selama kurnag
dari 60 detik.
Bagian pertama dalam tubuh yang dapat terkena dampak berbahaya emisi gas
buang ini adalah sistem pernafasan, dampak berbahaya yang mengintai adalah sebagai
beriku Kadar oksigen dalam tubuh akan turun, kandungan CO (Karbon Monoksida)
pada gas buang kendaraan lebih mudah diikat oleh sel darah merah dibandingkan
dengan O2 (Oksigen), sehingga berdampak berkurangnya kadar oksigen dalam darah di
tubuh. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan otak jangka
panjang dan mengakibatkan sesak nafas. Kerusakan saluran pernafasan, partikel debu
kendaraan termasuk timbal yang keluar dari gas buang dapat mengakibatkan kerusakan
saluran pernafasan jangka panjang seperti Asma dan Kanker Paru.
Pada tahun 2017, Menteri LHK menerbitkan regulasi baru tentang Baku Mutu
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, Dan Kategori
O, yang mengacu pada standard gas buang Euro 4, -seperti tertuang dalam Permen LHK
Nomor 20 Tahun 2017. Dalam aturan berikutnya yang relevan, -yaitu Peraturan
Pemerintah No 73 Tahun 2019, turut diatur tentang peralihan penerapan pajak barang
mewah kendaraan bermotor (Ppn BM). Jika pada awalnya berdasarkan bentuk kendaraan
serta besaran mesin, menjadi berdasarkan tingkat emisi gas buang serta efisiensi
penggunaan bahan bakarnya.
Terkait standardd emisi Euro 4 maka pengurangan yang cukup signifikan adalah
untuk partikulat (PM) dan nitrogen oksida (NOx) dalam mesin diesel. Mobil bermesin
diesel pada standardd emisi ini memperoleh filter partikel diesel (DPF) yang dapat
menangkap 99 persen partikulat. Batas emisi bensin CO: 1,00 g/km; HC: 0,10 g/km; dan
NOx: 0,08 g/km. Batas emisi diesel CO: 0,50 g/km; HC+NOx: 0,30 g/km; dan NOx: 0,25
g/km PM: 0,025 g/km.
Baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor Euro 4 Indonesia mulai
diterapkan 8 Oktober 2018 untuk mobil berbahan bakar bensin dan 8 April 2021 untuk
mobil diesel, meski pada implementasinya penerapan standard emisi Euro 4 mobil
berbahan bakar diesel diundur menjadi tahun 2022.
Tingkat kebisingan dapat diukur menggunakan alat sound level meter. Sound level
meter memberikan respons yang kurang lebih sama dengan respons telinga manusia.
Setelah itu, sound level meter dapat memberikan hasil pengukuran dengan satuan
kebisingan, yaitu deciBel (dB). Sound level meter biasanya memiliki beberapa satuan
tekanan bunyi yang dibagi menjadi skala A, B dan C. Pengukuran tingkat kebisingan
menggunakan tekanan bunyi skala A (db(A)), karena sesuai dengan karakteristik telinga
manusia normal. Sebelum melakukan pengukuran kebisingan, sound level meter perlu
dikalibrasi terlebih dahulu.
Selain itu, menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
48/Menlh/11/1996, pengambilan sampel kebisingan dibagi menjadi dua cara sesuai
dengan alat sound level meter yang digunakan, antara lain:
1. Cara sederhana yaitu pengukuran kebisingan dengan alat sound level meter biasa, dengan
pembacaan yang dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit, untuk satu kali pengukuran.
Pengukuran kebisingan dengan cara sederhana, minimal dilakukan oleh 2 orang. Satu
orang untuk melihat waktu dan memberikan aba-aba pembacaan kebisingan setiap 5
detik. Lalu satu orang lagi bertugas membaca dan mencatat hasil pengukuran kebisingan
oleh sound level meter.
2. Cara langsung yaitu pengukuran kebisingan dengan integrating sound level meter yang
mempunyai fasilitas data logger dan pengukuran LTM5. LTM5 adalah rata-rata hasil
pengukuran setiap 5 detik dalam 10 menit. Pengukuran kebisingan dengan cara langsung
ini dapat dilakukan oleh 1 orang saja, karena integrating sound level meter tidak
memerlukan pembacaan setiap 5 detik. Data hasil pengukuran kebisingan sudah
berbentuk softfile, sehingga memudahkan analisa hasil pengukuran.
Lalu pengukuran kebisingan dilakukan selama 24 jam (LSM), yang dibagi menjadi
aktifitas pada siang dan malam hari. Aktifitas pada siang hari ditentukan selama 16 jam
(Ls) dalam selang waktu 06.00 – 22.00. Lalu pada malam hari ditentukan selama 8 jam
(Lm) dalam selang waktu 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus mewakili aktifitas
tertinggi pada selang waktu tertentu, dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu
pengukuran pada siang hari dan 3 waktu pengukuran pada malam hari.
1. Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) : Secara fisiologis intensitas
kebisingan yang masih di bawah NAB tidak menyebabkan kerusakan pendengaran,
namun dapat menjadi sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya.
Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan antara lain :
2. Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur, perasaan mual,
susah tidur, dan sesak nafas.
3. Gangguan reaksi psikomotorik.
4. Kehilangan konsentrasi.
5. Gangguan konsentrasi antara lawan bicara.
6. Penurunan performasi kerja yang akan menyebabkan kehilangan efisiensi dan
produktivitas
- Pengertian temperature
Pengertian suhu atau temperatur adalah ukuran panas atau dinginya suatu benda,
suhu masuk dalam besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu benda atau zat
tertentu. Benda memiliki molekul atom yang bergerak di dalam perpindahan maupun
getaran. Semakin tinggi energi dari atom makan akan semakin tinggi pula suhu benda
tersebut. Alat yang dipakai untuk mengujur temperatur adalah termometer.
- Alat yang digunakan untuk mengukur temperature
Bi-metal temperature gauge. Perhitungan sistem ini terdiri dari 2 lembaran dengan
koefisien ekspansi yang berbeda yang disatukan. Seiring dengan berubahnya suhu,
lempeng metal dapat memuai atau menyusut. Komposisi yang berbeda dari dua lempeng
yang disatukan untuk menghasilkan kontraksi dan ekspansi menyebabkan penunjuk
bergerak ke atas atau ke bawah. Metal memungkinkan penggunaan pada jangka
temperatur tinggi. Pada umumnya alat pengukur jenis ini tersedia dalam jangkauan
temperature dari -70°C hingga +600°C. Salah satu jenis bimetal temperature gauge
adalah Ashcroft Bimetal Thermometer.
Berbeda dengan jenis alat ukur diatas, jenis alat ukur selanjutnya tidak memiliki
display secara langsung pada alat ukur, yaitu RTD & Thermocouples. RTD Resistance
temperature detector (RTD), atau disebut juga dengan Resistance thermometer adalah
sensor yang digunakan untuk mengukur temperatur. Umumnya elemen RTD terdiri dari
kawat berkualitas, denganmaterial platinum, nikel, atau tembaga murni, yang dilapisi
keramik atau kaca. Material kawat RTD memiliki resistensi/perantara suhu yang akurat
sehingga tepat untuk menjadi petunjuk temperatur. Karena elemen ini rawan, sehingga
perlu ditempatkan pada selubung pelindung. Hasil pengukuran dari RTD lebih akurat dan
dapat dipercaya.
1. Cuaca panas berlebihan dapat memicu penyakit jantung suhu udara yang meningkat
secara signifikan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jantung. Dan apabila seseorang
mengalami dehidrasi serta terpapar panas yang ekstrim maka dapat berpotensi memicu
kerusakan pada otak. Hal tersebut bisa dipastikan juga mempengaruhi perilaku manusia.
2. Perubahan iklim mempercepat tumbuhnya penyakit yang berhubungan dengan air pada
beberapa negara berkembang, tingginya curah hujan dapat mengancam suplai air bersih
dan meningkatkan resiko penyakit seperti dehidrasi akut dan diare misalnya. Padahal
setiap tahunnya penyakit diare tercatat menimbulkan kematian pada kurang lebih 760.000
balita. Belum lagi masalah kontaminasi industrial yang dapat mempengaruhi kualitas air.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
C : R : (F − 32) = 5 : 4 : 9
K = C + 273
Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari
-273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan
nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke
suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih
dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke
suhu yang lain.
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau
hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita
dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil
dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur.
Skala Celsius adalah skala yang ditemukan oleh astronom Swedia, Anders Celsius
pada tahun 1742. Skala Celsius adalah suatu skala suhu yang didesain supaya titik beku
air berada pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosferik standar.
Pada kegiatan dimana interaksi dengan air dan titik beku dan didihnya sering terjadi,
skala Celsius sangat bermanfaat. Misalnya suhu dingin saat salju turun adalah suhu di
bawah 0 derajat Celsius, karena suhu ini adalah suhu di bawah titik didih air. Kemudian
ketika kita memasak air, maka kita mudah mengetahui bahwa suhu didih air adalah 100
derajat Celsius.
Karena jarak antara titik didih dan titik beku pada skala Celsius adalah 100 point,
maka sangat mudah dilakukan pembagian dan perkalian dalam Celsius. Ini berbeda
dengan skala Fahrenheit yang memiliki jarak titik didih dan titik beku 180 point, atau
skala Reaumur yang jaraknya sebesar 80 point. Skala Kelvin digunakan dalam
pengukuran Ilmiah, dan ditentukan dengan menetapkan titik suhu nol absolut pada suhu -
273,15 derajat Celsius. Sehingga, ketika kita mengetahui atau mengukur suhu dalam
skala Celsius, kita dapat dengan mudah mengubah suhu dalam Celsius ini ke dalam suhu
dalam Kelvin dengan mengurangkannya dengan 273,15.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak
(bahan bakar fosil) menjadi faktor penyebab terjadinya pencemaran udara, oleh karena itu
perlu pembatasan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor. Tingkat
kebisingan dapat diukur menggunakan alat sound level meter. Sound level
meter memberikan respons yang kurang lebih sama dengan respons telinga manusia.
Setelah itu, sound level meter dapat memberikan hasil pengukuran dengan satuan
kebisingan, yaitu deciBel (dB). Sound level meter biasanya memiliki beberapa satuan
tekanan bunyi yang dibagi menjadi skala A, B dan C. Terdapat berbagai jenis alat ukur
temperatur dengan teknik pengukuran yang beragam dan memiliki keunikannya masing-
masing. Suhu atau temperatur merupakan ukuran panas dinginnya suatu media. Suhu
memiliki satuan yaitu celcius, fahrenheit, reamur, dan kelvin
B. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai
disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran Teknik pengukuran dan pengujian. Kami
berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui hal-hal yang penting
mengenai cara mengukur gas buangan, cara mengukur tingkat kebisingan, cara mengukur
temperature.
https://www.sekolahkami.com/2020/01/water-temperature-sensor-atau-engine-coolant-
temperature-sensor.html
https://momentous.id/product/screw-in-thermowell-techcroft-thw-100-series/
https://eprints.uny.ac.id/3437/1/makalah.pdf
https://www.mongabay.co.id/2020/11/26/standard-emisi-kendaraan-di-indonesia-sejauh-mana-
penerapannya/