Anda di halaman 1dari 5

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“UJIAN AKHIR SEMESTER”

Disusun Oleh:

Nama :Mepta Ekro Maliana


Npm : A1M018014
MAPEL : Anfistum
Dosen Pengampu : Deni Parlindungan M. Pd. Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
Jawabaan uas

1. Klasifikasi tumbuhan putri malu adalah sebagai berikut (Jayani, 2007)

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Angiospermae

Ordo : Rosales

Suku : Mimosaceae

Familia : Mimosaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica Linn

Morfologi Tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn) memiliki morfologi sebagai berikut :

a. Akar Tumbuhan putri malu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan. Diameter akar tidak labih dari 1 - 5 mm.
Akar mimosa memiliki bau yang khas yakni menyerupai buah jengkol.

b. Batang Putri malu memiliki batang berbentuk bulat, berbulu, dan berduri tajam. Bagian batang putri malu terdapat bulu
halus dan tipis berwarna putih dengan panjang sekitar 1 - 2 mm. Batang muda berwarna hijau mencolok dan batang tua
berwarna merah.

c. Daun Bentuk daun menyirip dan bertepi rata. Daun berbentuk kecil tersusun secara majemuk, berbentuk lonjong serta
letak daun berhadapan. Warna daun hijau namun ada juga yang berwarna kemerah-merahan. Warna daun bagian bawah
dari putri malu (Mimosa pudica Linn) berwarna lebih pucat. Bila tersentuh, daun putri malu akan segera menguncup atau
menutup. Pada tangkai daun terdapat duri-duri kecil
d. Bunga Bunga berbentuk bulat seperti bola, warnanya merah muda dan bertangkai serta bentuk bunga berambut. Putik
berwarna kuning dan tangkai bunga berbulu halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan menutup seakan layu dan
mati, tapi jika terkena sinar matahari lagi maka bunga itu akan kembali mekar (Dalimartha, 2008).

Tanaman putri malu jika di sentuh dibeberapa bagian akan menguncup jika di sentuh dibagian pangkal batang

Disentuh bagian tangkai disentuh bagian daun disentuh bagian pangkal batang
2. pada lembar daun yang diamati di pagi hari akan terdapat tetsan air atau embun ini disebabkan karena Embun terbentuk pada
malam hari ketika cuaca cerah dan kelembaban udaranya tinggi, pada malam hari udara di dekat permukaan tanah menjadi dingin,
benda-benda di sekitar permukaan tanah kehilangan panas karena proses radiasi termal. Radiasi termal adalah pancaran energi
panas dari suatu benda akibat pengaruh suhu. 

3. Tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat
lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar
matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar
kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Latunra, 2014).
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari
cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,
walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut literatur, perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan
perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auksin
sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif
lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan
tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Sitompul, 1995).
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani yaitu auksin yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went,
seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat
dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah
fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang
terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995).

Pertumbuuhan kacang pada hari ke 4

Tempat gelap tempat terang

Anda mungkin juga menyukai