Anda di halaman 1dari 6

Muriara bukanya ulat

MUTIARA
BUKANNYA
ULAT

ABDUL HALIM
KEADAAN WANITA SEBELUM DATANG NYA ISLAM

1
Muriara bukanya ulat

Tercatat dalam sejarah bahwa wanita sebelum datang nya


islam adalah sosok yang selalu dirampas hak-hak nya baik di negri
arab maupun di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya itu, tidak
seorang pun yang menjaga martabat nya dan mempedulikan
perasaan mereka terhadap apa yang sedang mereka alami.
Sepertii yang terjadi di Yunani dahulu, seorang wanita
diposisikan layak nya barang milik para wali nya. Sebelum wanita
tadi menikah maka dia barang milik ayah nya atau milik saudara
laki-laki nya (jika bapak tiada) dan seterus nya sesuai urutan wali.
Dan kalau pun dia menikah maka dia barang milik suami nya yang
kemudian dia tidak punya hak bertindak berdasarkan keinginan nya
sendiri. Wanita apa masa itu tidak bisa berbuat apa-apa baik
sebelum ataupun setelah menikah. Wanita harus manut kepada sang
pembeli sedang yang memegang bayaran nya adalah keluarga nya
sendiri (para wali nya).
Adapun peraturan yang berlaku di Romawi (bangsa Roma)
maka sungguh wanita dahulu diperlaku kan layak nya anak kecil
atau barang gratisan, sehingga wanita disana tidak memiliki hak
dalam berkarakter. Tidak hanya sampai disitu, para ahli keluarga
nya boleh sesuka hati untuk menjual wanita yang berada dalam
ranah kekuasaan nya. Wanita-wanita roma pada saat itu tidak jauh
beda nya dengan binatang yang dapat diperjual beli kan, disiksa dan
dibunuh.
Dikalangan orang Yahudi wanita dianggap setara dengan
pembantu dan dia diharam kan untuk mendapat kan warisan kalau si
mayit tidak memiliki anak laki-laki. Bahkan sudah menjadi sebuah
aturan dikalangan mereka bahwa wanita apabila suami nya wafat
sedang dia tidak memiliki anak laki-laki maka janda nya otomatis

2
Muriara bukanya ulat

akan menjadi istri untuk saudara kandung suami nya atau untuk
saudara laki-laki sebapak dan tidak dihalal kan untuk orang lain
kecuali saudara mendiang suami nya tadi menolak atau enggan
menikahi nya.
Begitu pula yang berlaku di cina, menjadi sebuah kewajiban
bahwa pekerjaan yang hina akan disandar kan kepada wanita.
Dan keadaan yang berlaku di inggris adalah seorang suami
bisa menjual istri nya dan ini berlaku pada abad ke-5 dan abad ke-11
masehi. Dan pada saat itu pengadilan-pengadilan gereja telah
menetap kan sebuah aturan, memberi suami hak untuk memberi kan
istri nya kepada lelaki lain untuk jangga waktu yang ditetap kan,
baik itu dengan upah ataupun tidak. Aturan ini berlaku mutlaq dalam
masa yang panjang sebelum dihapus.
Pada tahun 1933 masehi pernah seorang lelaki inggris menjual
istri nya seharga 500 poundsterling hingga perjual belian ini dihapus
kan.
Begitu juga yang terjadi di Eropa, wanita tidak punya hak
untuk membela diri di pengadilan atau mempunyai hak untuk
melakukan transaksi dan juga wanita-wanita disana juga tidak punya
kuasa dalam jualbeli, hibbah dab akad lain nya selain mengikut
sertakan suami nya dalam akad dan disepakati secara tertulis. Semua
ini adalah contoh yang menunjuk kan seberapa besar penderitaan
yang dialami kaum wanita sebelum datang nya islam.

dan hak kesetaraan mereka, maka sungguh islam jauh lebih dahulu
memberikan hak-hak wanita, mengembalikan kehormatan mereka
dan memberikan mereka kebebasan dalam menolak atau memilih
lelaki yang akan dia nikahi, sehingga tidak sempurna nikah nya

3
Muriara bukanya ulat

seorang perempuan tanpa memint aizin dari nya dan kesepakatan


nya.
Sungguh seorang wanita yang muslimah dia memiliki hak
yang tersendiri yang sempurna dalam hukum islam sebagaimana
laki-laki. Islam menerapkan asas kesetaraan dalam hak san
kewajiban dengan batasan-batasan yang presisi sejak lebih dari 14
abad lama nya.

“cukup islam menjadi kebanggaan setiap wanita”

4
Muriara bukanya ulat

WANITA SETELAH KEDATANG ISLAM

Tidak terbantah kan lagi bahwa ketika islam datang ke penjuru


dunia kedudukan wanita terangkat dan mereka mendapat kan
kebebasan, kemulian dan kepribadian tersendiri (tidak disamakan
dengan barang atau hewan) dan islam menyetarakan wanita dan
laki-laki dalam hak dan kewajiban. Allah swt. Berfirman :
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
‫ارفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم‬
‫ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan”
(Al hujurat : 13)
Sungguh islam telah menjamin untuk wanita kebebasan
memilih dalam berediologi, pernikahan dan seluruh urusan
kehidupan. Islam juga menjamin untuk wanita hak dalam tamalluk
(memiliki sesuatu), jual beli dan hibbah. Islam juga menjadikan
untuk wanita satu bagian yang tetap dalam hal warisan.
Islam menjaga seluruh hak-hak wanita dan mentaqdirkan
mereka menjadi seorang ibu, saudara perempuan, anak perempuan
dan istri. Dan mereka menjadi sosok yang mulia disetiap posisi
mereka. Seorang wanita muslimah dia akan berkolaborasi dengan
suami nya, saling menolong, memberi nasehat suami nya dan
mendidik anak-anak nya sesuai dengan didikan islam yang benar.
Didalam aturan islam wanita mendapatkan kedudukan yang
mulia sehingga mereka memiliki hak untuk punya suami dan

5
Muriara bukanya ulat

keluarga. Wanita juga punya hak untuk men talaq ketika


mendapatkan bahaya dari suami nya, sebagaimana firman Allah swt:
‫ْري ۢ ٌح بِِإحْ ٰ َس ٍن‬
ِ ‫ُوف َأوْ تَس‬ ٌ ۢ ‫فَِإ ْم َسا‬
ٍ ‫ك بِ َم ْعر‬
Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik.
(Al Baqarah: 229)

Anda mungkin juga menyukai