Anda di halaman 1dari 9

IKLIM ORGANISASI

makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Psikologi industri
Dosen pengampu: Salianto, S.Sos.I, M.Psi

Disusun Oleh:
Semester 6/ K3 C
KELOMPOK 7

Silvia Eliza (0801203092)


Nurul hasanah (0801202065)
Rizka Adinda Saragih (0801203167)
Azizah Budiana (0801201371)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dankarunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “IKLIM ORGANISASI” ini. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menulis dalammenyusun makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, penulis
menanti kritik dan sarannya demi perbaikan makalah ini kearah yang lebih baik,
dan memberikan manfaat kepada pembacanantinya. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di
Indonesia. Salah satunya yang cukup marak akhir-akhir ini adalah kasus
kekerasan atau agresivitas baik oleh guru terhadap siswa, maupun antar
sesama siswa sendiri. Kekerasan yang ditemui tersebut tak hanya secara
fisik namun juga secara psikologis. Kekerasan seperti ini kekerasan yang
dilakukan oleh pihak yang merasa diri lebih berkuasa atas pihak yang
dianggap lebih lemah adalah fenomena iklim organisasi yang tak sehat bagi
pendidikan.
Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kalinya
dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah
iklim psikologi (psychological climate), kemudian istilah iklim organisasi
dipakai oleh R Tagiuri dan G. Litwin. Menurut Tagiuri dan Litwin, "Iklim
organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relatif terus
berlangsung, dialami oleh anggota organisasi mempengaruhi perilaku setiap
anggotanya".1
Sedangkan Litwin dan Stringer dalam menyatakan bahwa iklim
organisasi sebagai "a concept describing the subjective nature or quality of
the organizational environment. Its properties can be perceived or
experienced by members of the organization and reported by them in an
appropriate questionare.”2
Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif
atau kualitas lingkungan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1
Wirawan. 2007, Budaya dan iklim organisasi, hal 27
2
Luthans. 1995, Organizational Behavior, hal 34
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub
masalah sesuai dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan iklim organisasi?
2. Apa saja aspek-aspek dalam iklim organisasi?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian iklim organisasi
2. Mengetahui aspek-aspek dalam iklim organisasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iklim Organisasi


Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kali dipakai
oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim
psikologi (psychological climate).3 Kemudian istilah iklim organisasi
dipakai oleh R. Tagiuri dan G. Litwin. Tiaguri mengemukakan sejumlah
istilah untuk melukiskan perilaku dalam hubungan dengan latar atau tempat
(setting) dimana perilaku muncul: lingkungan (environment), lingkungan
pergaulan (milieu), budaya (culture), suasana (atmosphere), situasi
(situation), pola lapangan (field setting), pola perilaku (behaviour setting)
dan kondisi (conditions).4
Definisi mengenai iklim organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli.
Para ahli Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim sebagai
suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada persepsi
individu sendiri. Menurut Lussier, iklim organisasi adalah persepsi pegawai
mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif
dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi
perilaku mereka berikutnya.5

2.2 Aspek-Aspek Iklim Organisasi


Campbell, dkk (1970) mengulas karya berbagai ahli. Dalam
ulasannya, Campbell mengungkapkan empat faktor umum sebagai
aspek/dimensi iklim organisasi:6
a. Otonomi Individu
Inti dari dimensi ini adalah sejauh mana karyawan memiliki
kebebasan untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri dan memiliki

3
Higgins R. J. 1994. Avian embryonic brain reaggregate culture system: Characterization for
organophosphorus compound toxicity studies, hal 67
4
Mike, S. (1994). TheRelationship Between Organizational Climate and Employee Perceptions
ofPersonnel Management Practices, hal 55
5
Lussier. 2005, Essentials of Organizational Behavior, Seventh Edition hal 486)
6
Luthans,. 1995, Organizational Behavior, hal 34
kekuatan untuk membuat keputusan tanpa harus terus menerus
mendapatkan persetujuan manajerial.
b. Tingkatan Struktur yang Dikenakan pada Posisi Tersebut
Kunci dari dimensi ini terletak pada sejauhmana manajer
menetapkan tujuan dan metode pekerjaan serta bagaimana hal tersebut
dikomunikasikan.
c. Orientasi Penghargaan
Meskipun faktor-faktor dalam dimensi ini tidak sama seperti
yang lain, dimensi ini secara umum merujuk pada asosiasi penghargaan
yang terbukti di semua penelitian.
d. Pertimbangan, Kehangatan, dan Dukungan
Dimensi ini mengacu pada hubungan manusia yang ada diantara
anggota organisasi.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Menurut Higgins ada empat prinsip faktor-faktor yang
mempengaruhi iklim organisasi di sekolah, yaitu :7
a. Manajer/pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau
manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan,
kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama
masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia,
distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk
memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara
manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta
kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
b. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim melalui
kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan
yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Komunikasi karyawan memainkan bagian penting dalam membentuk

7
Higgins. 1994, Behavior in Organizations, hal 477-478)
iklim. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia. Berdasarkan gaya normal seseorang
dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim
yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi negatif.
c. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal
hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan
oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang
dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau
kesamaan minat.
d. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi iklim pada
organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang
mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi
yang tinggi, organisasi berada dalam tekanan untuk memberikan
peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan tingkat
inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang
pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan
keuntungan, karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar
untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak,
ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap
orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar,
sehingga hasilnya iklim menjadi lebih positif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap organisasi mempunyai iklim yang berbeda-beda. Tidak akan
ada dua organisasi yang mempunyai iklim yang sama persis. Ini biasanya
sangat berpengaruh pada siapa pendirinya. Telah kita ketahui bahwa iklim
organisasi merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kualitas
lingkungan internal organisasi yang mempengaruhi perilaku anggota
organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Iklim organisasi tercipta dari hasil interaksi individu dalam
organisasi. iklim merupakan suasana yang dirasakan orangorang yang
terlibat dalam organsiasi. Dengan demikian karakteristik individu seperti
persepsi, sifat, kemampuan, akan mempengaruhi iklim organisasi. demikian
juga dengan pengalaman masa lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut
setiap individu akan berpengaruh terhadap proses interkasi.
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, 2007, Budaya dan iklim organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

Davis, Keith dan Newstrom, 2000, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ketujuh,
PenerbitErlangga, Jakarta

Toulson, P. & Mike, S. (1994). TheRelationship Between OrganizationalClimate and


Employee Perceptions of Personnel Management Practices

Funk K. A., Liu C. H., Wilson B. W. and Higgins R. J. 1994. Avian embryonic brain
reaggregate culture system: Characterization for organophosphorus compound
toxicity studies. Toxicol. Appl. Pharmacol 124 (1).

Gitosudarmo, I. dan Sudita, I. N., 2000, Perilaku Keorganisasian Jilid Pertama, BPFE,
Yogyakarta

Stephen P.Robbin. 2003. Essentials of Organizational Behavior, Seventh Edition (Upper


Saddle River, New Jersey: Pearson Education Inc.

Schermerhorn, JR , JG. Hunt, and R.N. Orborn. 1995. Managing Organizational


Behavior. Canada : John Wiley and Sons, Inc.

Luthans, Fred. 1995.Organizational Behavior, New York : McGraw Hill International.

Greenberg J, and Baron, RA. 2000. Behavior in Organizations, Prentice Hall Inc.
Seventh Edition.

Anda mungkin juga menyukai