Anda di halaman 1dari 23

Identitas Modul

Penulis modul : Ita Purnamasari

Fase :E

Sekolah : SMAN 1 SUTOJAYAN

Alokasi Waktu : 8 × 45 (8 JP)

Pengetahuan Prasyarat

Peserta didik sudah menguasai materi keanekaragaman makhluk hidup.

Profil Pelajar Pancasila :

Bernalar Kritis, Mandiri dan Gotong Royong

Sarana Dan Prasarana :

Laptop, gawai, wifi, spidol, LCD Proyektor, Kabel Roll, ruang kelas

Target Peserta Didik

Reguler : Peserta didik mampu menyebutkan komponen ekosistem, dan interaksi antar
komponen ekosistem

Unggulan : Peserta didik mampu menganalisis komponen ekosistem dan interaksi antar
komponen ekosistem

Model pembelajaran

Discovery learning (siswa belajar melalui penelitian, observasi, penemuan dan pembuktian)
melalui lingkungan sekitar

Tujuan Pembelajaran

10.9. Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan


ekosistem di lingkungan sekitarnya

10.10. Menyusun rantai makanan dan jarring jaring makanan dari hasil pengamatan ekosistem
yang ada di lingkungan sekitar
10.11. Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data
hasil pengamatan di lingkungan sekitar

Asesmen

Asesmen Diagnostik : Non Kognitif (Peserta didik diminta untuk mengakses link dan
mengisinya agar mengetahui gaya belajar peserta didik (Visual, Auditory, Kinestetik))

https://akupintar.id/tes-gaya-belajar

Asesmen Formatif : Penilaian LKPD, Presentasi LKPD, Penilaian Sikap dan Penilaian Antar
Teman

Asesmen Sumatif : Penilaian Ulangan Harian

Pemahaman Bermakna

Peserta didik dapat memahami bahwa ekosistem terdiri dari berbagai komponen dan antar
komponen saling berinteraksi.

Pertanyaan Pemantik

Pada saat perjalanan berangkat ke sekolah tadi apa yang telah kalian temui ? Apakah persawahan,
lapangan, kebun ataupun sungai? Menurut kalian ada apa saja di lingkungan yang kalian temui
tadi apakah hanya makhluk hidup saja ataupun tak hidup saja??
1. Pertemuan I dan II:
KEGIATAN PENDAHULUAN
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa.
● Presensi siswa
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini.
● Apersepsi dan motivasi materi yang akan disampaikan dengan penayangan video mengenai
kerusakan ekosistem kemudian meminta siswa untuk memberikan pendapatnya.
KEGIATAN INTI
Stimulus ● Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian gambar suatu ekosistem
kemudian peserta didik diminta untuk mendeskripsikan gambar
● Peserta didik diharapkan dapat menyebutkan ekosistem yang terdapat dalam
gambar.
● Guru menjelaskan materi terkait komponen ekosistem, interaksi antar
ekosistem, serta daur biogeokimia

 Guru mengelompokkan 3-5 peserta didik ke dalam kelompok heterogen


Identifikasi  Peserta didik mengerjakan LKPD dalam buku Modul Belajar Praktis IPA :
masalah Biologi SMA/MA kelas X semester 2 (aktivitas 1 halaman 14), (aktivitas 2
halaman 20), (aktivitas 3 halaman 22) dan (aktivitas 2 halaman 28)
● Peserta didik mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber
Pengumpulan guna menjawab pertanyaan yang tersedia dalam LKPD
data ● Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mengerjakan
LKPD
Pembuktian ● Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian dibahas bersama
Menarik ● Guru membimbing peserta didik untuk memberikan kesimpulan dari materi
kesimpulan mengenai komponen ekosistem dan interaksi antar komponen ekosistem
REFLEKSI DAN KONFIRMASI/PENUTUP
● Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian
proses pembelajaran dan perbaikan.
● Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya
yaitu melakukan pengamatan tentang komponen dan interaksi antar komponen ekosistem
ekosistem yang ada di lingkungan sekitar sekolah
● Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

2. Pertemuan III dan IV:


KEGIATAN PENDAHULUAN
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa.
● Presensi siswa
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini.
● Apersepsi dan motivasi materi yang akan disampaikan dengan meminta siswa memperhatikan
lingkungan sekitar
KEGIATAN INTI
Stimulus ● Peserta didik diberikan stimulus berupa pertanyaan mengenai apa yang akan
terjadi apabila dalam suatu lingkungan terdapat hewan belalang, katak dan
ular?
● Peserta didik diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut yang dikaitkan
dengan jaring-jaring makanan
● Guru memberikan penjelasan terkait cara menyusun jaring-jaring makanan
dalam suatu ekosistem
 Guru mengelompokkan 3-5 peserta didik ke dalam kelompok heterogen
 Guru meminta peserta didik untuk melakukan pengamatan di lingkungan
Identifikasi
sekolah terkait komponen ekosistem dan interaksi antar komponen ekosistem
masalah
serta menyusun rantai makanan kemudian dibuat jaring-jaring makanan
 Peserta didik mengerjakan LKPD (terlampir)
● Peserta didik mencari ekosistem di lingkungan sekitar untuk melakukan
Pengumpulan pengamatan
data ● Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mengerjakan
LKPD
Pembuktian ● Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan bersama teman sekelompok
● Kelompok lain memberikan pendapat terkait hasil pengamatan yang
dipresentasikan
● Guru memberikan tanggapan terkait hasil presentasi peserta didik
Menarik ● Guru membimbing peserta didik untuk memberikan kesimpulan terkait
kesimpulan pengamatan yang telah dilakukan
REFLEKSI DAN KONFIRMASI/PENUTUP
● Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian
proses pembelajaran dan perbaikan.
● Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutny
● Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

Materi Ajar
A. Komponen Penyusun Ekosistem dan Interaksi antar Komponen Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen
biotik dan abiotik.
1. Komponen Penyusun Ekosistem Ekosistem disusun oleh dua komponen yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik.
a. Komponen Biotik
Komponen biotik ekosistem biasanya meliputi semua jenis makhluk hidup baik
berupa tumbuhan, hewan, jamur, maupun mikroorganisme lain. Setiap komponen
biotik memiliki peran dan fungsi yang bertujuan mempertahankan suatu bentuk
ekosistem. Sebagai komponen biotik utama manusia memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap penyebaran, perkembangan, dan juga pemusnahan komponen biotik
lainnya. Selain itu, manusia juga memiliki peran penting terhadap keberlangsungan
hidup hewan dan tumbuhan. Di dalam suatu ekosistem, komponen biotik (makhluk
hidup) berada dalam habitatnya masing-masing. Habitat adalah tempat makhluk
hidup tinggal dan berkembang biak. Komponen biotik dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1) Berdasarkan cara memperoleh makanan, komponen biotik dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Organisme Autotrof Organisme autotrof merupakan organisme yang dapat
mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri),
contohnya tumbuhan hijau.
b) Organisme Heterotrof
Organisme heterotrof adalah organisme yang memperoleh bahan organik dari
organisme lain (tidak dapat membuat makanan sendiri), contohnya hewan, jamur,
dan bakteri nonautotrof.
2) Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen blotik dibedakan menjadi
tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
a) Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan organik dari
bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Produsen
merupakan organisme autotrol, contohnya tumbuhan hijau.
b) Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri dan bergantung pada makhluk hidup lain. Konsumen disebut
organisme heterotrof. Konsumen dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai
berikut.
(1) Herbivora, merupakan jenis makhluk hidup yang mengonsumsi tumbuh-
tumbuhan, contohnya sapi, kambing, dan sebagainya. Makhluk hidup jenis ini
disebut sebagai konsumen primer
(2) Karnivora, merupakan jenis makhluk hidup yang mengonsumsi daging darl
makhluk hidup lain. Makhluk hidup jenis ini termasuk konsumen tingkat kedua,
contohnya harimau, buaya, komodo, dan sebagainya.
(3) Omnivora, merupakan makhluk hidup yang mengonsumsi segala bentuk
makanan, mulai dari tumbuhan hingga daging, contohnya manusia, tikus, dan
sebagainya. Makhluk hidup jenis ini disebut sebagal konsumen puncak. Berdasarkan
tingkatannya, konsumen dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut.
(1) Konsumen primer, merupakan konsumen tingkat pertama yang memakan
produsen atau tumbuhan.
(2) Konsumen sekunder, merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat
pertama.
(3) Konsumen tersier, merupakan konsumen yang memakan makhluk hidup yang
berada di tingkat konsumen sekunder.
c) Pengurai (dekomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan produsen
dan konsumen yang sudah mati. Contoh organisme yang termasuk pengurai adalah
cacing tanah, jamur, dan bakteri. Sebagal komponen biotik, dekomposer memiliki
peran sebagai perombak yang mana bisa membuat zat organik bisa terurai dan
mengalami daur ulang kembali dan membentuk zat hara. Pada umumnya organisme
yang termasuk dekomposer memiliki bentuk yang kecil dan berada di dalam tanah,
udara, dan air. Sebagai contoh jamur dan bakteri. Walaupun memiliki bentuk yang
kecil, organisme yang termasuk dekomposer memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan di bumi dan memiliki peran untuk mendukung terbentuknya
ekosistem yang seimbang.
b. Komponen Ablotik
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
benda-benda tak hidup yang memberikan banyak manfaat serta pengaruh untuk
kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Seperti halnya komponen
biotik, komponen abiotik juga memiliki peran penting untuk kelangsungan hidup
organisme yang ada dalam sebuah ekosistem. Selain itu, komponen abiotik secara
tidak langsung memiliki pengaruh terhadap penentuan makhluk hidup dan juga
seleksi alam kepada makhluk yang bisa beradaptasi.
1) Cahaya matahari, merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup karena
dengan adanya cahaya matahari tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri
melalui fotosintesis. Adapun hasil fotosintesis yang berupa bahan organik selanjutnya
akan dimanfaatkan oleh manusia dan hewan sebagai sumber makanan. Selain itu
secara tidak langsung cahaya matahari merupakan energi utama dalam ekosistem
yang berpengaruh terhadap keberadaan siang dan malam serta suhu lingkungan.
2) Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Selain itu suhu sangat berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Hal ini disebabkan
karena perubahan suhu dapat mengakibatkan perubahan iklim dan curah hujan.
3) Air, merupakan komponen abiotik yang sangat penting. Air berpengaruh terhadap
ekosistem. Hal ini disebabkan karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme sebagai zat pelarut makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Selain
itu, air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Adapun bagi hewan
air, air.diperlukan untuk tempat hidupnya
4) Tanah, merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting terhadap keber-
langsungan hidup organisme. Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme yang
ber- peran tidak hanya sebagai penyedia air bagi makhluk hidup tetapi tanah juga
memiliki peran yang cukup penting dalam persebaran organisme dengan struktur
fisik, pH, dan kandungan mineral yang bervariasi di dalamnya. Selain itu, jenis
tanah, tekstur atau komposisi partikel tanah, derajat keasaman, dan kandungan garam
mineral bisa meme- ngaruhi kualitas dari tanah tersebut.
5) Udara, merupakan komponen abiotik yang berfungsi untuk sistem pernapasan.
Oksigen yang kita gunakan untuk bernapas atau CO, yang diperlukan tumbuhan
untuk berfotosintesis juga berasal dari udara. Suhu udara dapat memengaruhi
metabolisme komponen biotik. Semua makhluk hidup mempunyai batasan suhu
tertentu untuk bisa bertahan hidup.
6) Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan
air laut (altitude) atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang (latitude).
Topograf yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya,
kelembapan, tekanan udara, dan suhu udara sehingga topografi dapat
menggambarkan distribusi makhluk hidup.

2. Interaksi Antarkomponen Ekosistem


Setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem berinteraksi dengan komponen biotik
maupun komponen abiotik. Interaksi antara makhluk hidup dan komponen biotik serta
abiotik baik secara langsung maupun tak langsung terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan. Tingkat organisasi kehidupan dimulai dari individu, populasi, komunitas,
ekosistem, bioma, dan blosfer.
a. Individu merupakan satuan fungsional dan struktural terkecil dalam ekosistem.
Individu adalah satu makhluk hidup tunggal, Individu bisa berupa organisme bersel
tunggal (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler) yang bekerja sama dalam satu
kesatuan. Contoh individu adalah seorang manusia, seekor ikan, dan seekor semut.
b. Populasi adalah sekumpulan individu yang sejenis atau satu spesies yang menempati
habitat tertentu dalam satu waktu tertentu. Sebagai contoh kumpulan dari spesies sapi
akan membentuk populasi sapi. Adapun suatu populasi akan bertambah ketika migrasi
atau perpindahan dari tempat lain atau ketika jumlah kelahiran di tempat tersebut
melebihi jumlah kematiannya. Sebaliknya, suatu populasi akan menurun ketika jumlah
individu bermigrasi ke populasi lain atau ketika jumlah kematian melebihi jumlah
kelahiran
c. Komunitas adalah semua jenis populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu
daerah atau lingkungan yang sama. Komunitas terdiri dari bermacam-macam populasi.
Setiap populasi terdiri dari sejumlah individu, contohnya komunitas kolam. Di dalam
sebuah komunitas selalu ada interaksi, bisa dari antarpopulasi yang berbeda atau
antaranggota spesies yang sama. Sebagai contoh di sawah terdapat populasi padi dan
populasi belalang.
d. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang saling
berinteraksi dengan faktor lingkungan. Dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen
penting yang menyusun ekosistem, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik dan abiotik ini saling memengaruhi satu dengan lainnya sehingga kondisi ekologi
dalam konsep ekosistem ini tidak dapat dipisahkan.
e. Bloma adalah kumpulan dari berbagai komunitas pada suatu zona habitat. Bioma di
bumi bisa dikelompokkan menjadi bioma darat (terestrial) dan bloma perairan (akuatik).
Di daratan terdapat enam bioma, yaitu bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan
hujan tropis, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bloma tundra. Contoh bioma yang
ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis.
f. Biosfer merupakan kumpulan semua komunitas dan ekosistem yang ada di planet
bumi, meliputi semua bagian dari lapisan bumi paling atas, yaitu air, kulit bumi, dan
atmosfer.
Pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, ada beberapa macam interaksi yang terjadi
antara makhluk hidup dan lingkungannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
seperti makanan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perlindungan. Beberapa macam
interaksi tersebut di antaranya Interaksi antarorganisme, interaksi antarpopulasi, dan
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik.
a. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama, bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contoh: antara
capung dan sapi.
2) Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Contoh: harimau
dengan mangsanya, yaitu rusa, burung hantu, dan tikus.
3) Simbiosis adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis. Simbiosis
dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a) Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang keduanya saling
diuntungkan. Contoh: simbiosis antara bunga dan lebah. Pada hubungan tersebut, baik lebah
maupun bunga sama-sama memperoleh keuntungan. Bunga menghasilkan madu yang
merupakan makanan lebah. Adapun lebah membantu proses penyerbukan pada bunga.
b) Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi
satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan (inang).
Contoh: simbiosis antara benalu dan pohon mangga. Benalu yang hidup di atas pohon
mangga bertindak parasit karena benalu diuntungkan dengan menyerap sari makanan dari
pohon mangga, sedangkan pohon mangga dirugikan hingga lama-lama mati.
c) Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup berlainan jenis,
salah satu makhluk hidup diuntungkan dan makhluk hidup yang lain tidak dirugikan.
Contoh: simbiosis antara ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora biasa berenang di dekat ikan
hiu. Ikan remora mendapat keuntungan karena mendapat sisa makanan hiu dan mendapat
perlindungan, sementara ikan hlu tidak terganggu dengan keberadaan kan remora di
dekatnya.
4) Antibiosis, yaitu interaksi dua jenis makhluk hidup di mana salah satu makhluk hidup ter-
sebut mengeluarkan racun untuk membunuh makhluk hidup lainnya. Contoh: interaks antara
jamur Penicillium dengan bakteri, di mana jamur ini dapat mengeluarkan antibiotik yang
dapat membunuh bakteri.
b. Interaksi Antarpopulasi Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
1) Alelopati, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contoh: di sekitar pohon walnut jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik
2) Kompetisi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh: persaingan antara populasi kambing dan
populasi sapi di padang rumput.
c. Interaksi antara Komponen Blotik dan Komponen Ablotik
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik terjadi dari tingkat individu hingga biosfer.
Interaksi ini menyebabkan terjadinya aliran energi di dalam sistem tersebut. Dengan adanya
interaksi tersebut akan terjadi keanekaragaman biotik, tingkat trofik, serta siklus materi.
Contoh interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik adalah penggunaan oksigen
untuk pernapasan dan penyerapan cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu
untuk fotosintesis pada tumbuhan hijau.
B. Aliran Energi
Aliran energi merupakan proses pemindahan bentuk energi yang dimulai dari energi matahari
kemudian ke tingkat trofik I (produsen), ke tingkat trofik II (konsumen primer), dan
seterusnya. Proses aliran energi dimulai dari cahaya matahari yang kemudian diubah oleh
produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik. Perubahan energi
menjadi senyawa organik tersebut, dimakan oleh konsumen hingga terjadi lagi perpindahan
dan perubahan energi dari tumbuhan ke konsumen. Proses aliran energi tersebut terjadi pada
rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
1. Rantal Makanan merupakan perpindahan energi dari organisme pada suatu tingkat trofik ke
tingkat trofik berikutnya dalam peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Contoh
rantal makanan yaitu sebagai berikut.
Aliran energi yang terjadi pada peristiwa makan dan dimakan pada rantal makanan, memiliki
tingkatan dalam ekosistem yang disebut dengan tingkat trofik. Tingkat trofik dalam rantai
makanan ketika aliran energi terjadi sebagai berikut.
a. Produsen, merupakan tingkat trofik pertama, yang termasuk dalam produsen adalah
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Contoh: makhluk hidup yang
menempati tingkat trofik pertama pada rantal makanan, yaitu tumbuh-tumbuhan.
b. Konsumen primer, merupakan konsumen tingkat pertama yaitu organisme yang menempati
urutan tingkat trofik kedua. Pada umumnya, konsumen primer adalah hewan herbivora dan
sebagian besar memakan tumbuhan.
c. Konsumen sekunder, merupakan organisme yang menempati urutan pada tingkat trofik
ketiga dan disebut pula sebagai konsumen tingkat dua. Konsumen sekunder, umumnya
ditempati oleh hewan-hewan kamivora yang sebagian besar adalah hewan pemakan daging.
d. Konsumen puncak, merupakan organisme yang menempati tingkat trofik tertinggi atau
tingkat trofik terakhir. Pada umumnya, organisme yang termasuk konsumen puncak adalah
dari kelompok omnivora, pemakan tumbuhan serta hewan yang berada pada posisi
konsumen puncak.
Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa jenis rantai makanan yaitu rantai makanan
perumput, rantai makanan detritus, rantai makanan parasit, dan rantai makanan saprofit.
a. Rantai Makanan Perumput adalah rantai makanan yang dimulai dari tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen pada tingkatan trofik pertama. Berikut contoh rantai makanan perumput.
Pada rantai makanan tersebut menunjukkan produsen diduduki oleh rumput. Konsumen I
diduduki oleh belalang. Konsumen II diduduki oleh kadal. Adapun konsumen III diduduki
oleh elang.
b. Rantal Makanan Detritus
Rantal makanan detritus adalah rantal makanan yang tidak dimulai dari produsen
(tumbuhan), tetapi dimulal dari detritivor. Detritivor merupakan organisme heterotrof yang
mendapatkan energi dengan cara memakan sisa-sisa dari makhluk hidup. Contoh organisme
detritivor: cacing, rayap, luing, dan sebagainya. Berikut contoh rantai makanan detritus.
c. Rantal Makanan Parasit adalah rantal makanan dengan ciri khas adanya organisme kecil
yang memangsa organisme besar. Sebagai contoh darah kerbau diambil kutu, kemudian kutu
dimakan burung jalak, kemudian burung jalak dimakan elang.
d. Rantal Makanan Saprofit adalah rantai makanan yang dimulai dari penguraian jasad mati
makhluk hidup dari organisme saprofit. Saprofit adalah organisme yang mampu mengurai
sisa- sisa organisme yang telah mati. Contoh organisme saprofit: bakteri, jamur, dan lumut
kerak.
2. Jaring-Jaring Makanan merupakan sekumpulan rantal makanan yang saling berhubungan
satu sama lain. Semakin kompleks jaring-jaring makanan menunjukkan semakin
kompleksnya aliran energi dan aliran makanan sehingga meng- akibatkan keseimbangan
ekosistem. Untuk menjaga keseimbangan ekosistem, suatu rantal makanan tidak boleh
terputus akibat dari musnahnya salah satu atau beber- apa organisme sehingga dapat
membentuk suatu jaring-jaring makanan. Seperti halnya pada rantai makanan, pada jaring-
jaring makanan pun terjadi tingkatan trofik
Anda telah memahami bahwa pada rantai makanan terdapat tingkat trofik tertentu.
Organisme yang menempati tingkat trofik di bagian bawah merupakan sumber makanan
bagi organisme di tingkat trofik selanjutnya. Untuk menjaga keseimbangan antara bahan
makanan dan pemangsa, organisme di tingkat trofik atas mempunyai jumlah yang lebih
sedikit dari organisme di tingkat trofik bawahnya. Keadaan ini dapat digambarkan dalam
piramida jumlah. Piramida tersebut merupakan salah satu jenis piramida ekologi. Piramida
ekologi secara umum menggambarkan struktur trofik dalam suatu ekosistem. Di dalam suatu
rantai makanan terdapat beberapa macam tingkat trofik, yang digambarkan seperti berikut.
Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu sebagai berikut.
1. Piramida Jumlah menggambarkan hubungan kepadatan populasi atau jumlah individu di
antara tingkat trofik. Piramida jumlah menunjukkan jumlah produsen, konsumen primer,
konsumen sekunder, dan konsumen tersier dalam suatu rantai makanan. Piramida ini
didasarkan pada jumlah organisme yang ada di setiap tingkat trofik. Pada umumnya, bentuk
piramida jumlah adalah menyempit ke atas. Organisme yang berada pada piramida jumlah
dimulai dari tingkat trofik yang terendah ke tingkat trofik tertinggi.
Ekosistem pada piramida jumlah tersebut adalah ekosistem padang rumput. Terlihat bahwa
rumput sebagai produsen memiliki jumlah sekitar 1,5 juta individu, yang menyediakan
makanan bagi 200 ribu herbivora. Selanjutnya herbivora akan dimakan oleh 90 ribu predator
yang berperan sebagai konsumen sekunder, dan terdapat elang yang berada di puncak trofik
sebagai konsumen tersier. Piramida jumlah memilal kelebihan, yaitu data yang diperlukan
untuk membuat piramida Jumlah Individu relatit mudah dikumpulkan. Adapun kelemahan
piramida jumlah yaitu tidak memperhatikan ukuran tubuh organisme, maka bentuk piramida
jumlah tidak proporsional,
2. Piramida Blomassa
Piramida biomassa merupakan piramida ekologi yang mendasarkan pada massa/berat total
seluruh komponen biotik di habitat tertentu pada masa tertentu, yang dinyatakan dalam
satuan gram/m2. Piramida biomassa dibuat berdasarkan pada massa (berat) kering
organisme dari tap tingkat trofik per satuan luas areal tertentu. Secara umum perbandingan
berat kering menunjukkan adanya penurunan biomassa pada tiap tingkat trofik. Piramida
biomassa dapat memberikan gambaran yang lebih realistis tentang aliran energi di dalam
ekosistem. Adapun kelemahan piramida biomassa adalah penggunaan piramida ini mudah
dipengaruhi oleh perubahan musim, X dan piramida ini hanya menggambarkan biomassa
suatu tingkat trofik pada satu waktu saja, yaitu pada saat sampel organisme diambil
3. Piramida Energi Piramida energi mampu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
aliran energi dalam suatu ekosistem karena piramida ini dibuat berdasarkan observasi dalam
jangka waktu yang lama. Pada piramida ini terjadi penurunan energi yang tersedia untuk
setiap tingkat trofik berturut- turut dari tingkat trofik terendah sampai tingkat trofik tertinggi.
Seperti halnya piramida jumlah dan piramida biomassa, piramida energi juga memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan piramida energi yaitu mampu memberi gambaran
menyeluruh mengenal sifat-sifat fungsional komunitas yang terjadi pada komponen biotik
suatu ekosistem. Piramida energi juga menunjukkan kecepatan arus makanan melalui rantai
makanan. Bentuk piramida energi tidak dipengaruhi oleh ukuran suatu organisme dan
kecepatan metabolisme individu. Adapun kelemahan piramida energi yaltu tiap organisme
yang ditetapkan hanya diperuntukkan satu tingkat trofik Padahal untuk beberapa organisme,
tingkat trofik dapat bervariasi sesuai dengan apa yang dimakannya
C. Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia merupakan daur senyawa kimia atau daur materi yang mengalir dari
komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik yang me-
libatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik selama daur ini berlangsung. Daur biogeo-
kimia diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Apabila daur biogeokimia
itu terhenti, makhluk hidup akan mati dan ekosistem akan punah. Di alam terdapat lima
macam daur biogeokimia, yaitu daur nitrogen, daur sulfur, daur air, daur fosfor, dan daur
karbon. Berikut akan dibahas daur karbon, daur nitrogen, daur fosfor, dan daur sulfur.
1. Daur Karbon
Daur karbon merupakan unsur penyusun senyawa organik dan meru- pakan salah satu unsur
penting penyusun organisme. Kadar karbon yang terdapat di atmosfer adalah 0,03% dalam
bentuk senyawa CO, (karbon dioksida). Di laut- an karbon ada dalam bentuk senyawa
karbonat (CO), bikarbonat (HCO). dan dalam bentuk senyawa organik fer- larut lainnya.
Senyawa karbon di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk foto-1 sintesis dan
menghasilkan oksigen yang akan digunakan manusia dan hewan untuk respirasi. Melalui
proses respirasi, karbon kembali dilepaskan ke atmosfer. Karbon yang didapat dalam tubuh
organisme tidak seluruhnya dikeluarkan melalui proses respirasi. Bersamaan dengan
matinya organisme tersebut sebagian karbon yang terdapat dalam hewan, tumbuhan, dan
manusia ikut terkubur di dalam tanah. Dalam waktu jutaan tahun, karbon tersebut akan
berkumpul dan membentuk bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Bahan bakar fosil kemudian digunakan sebagai bahan bakar mesin-mesin industri,
kendaraan bermotor, dan sebagainya. Melalui proses pembakaran, bahan bakar tersebut akan
menghasilkan senyawa yang mengandung karbon seperti CO dan CO, yang menuju atmosfer
sehingga akan menambah kadar CO dan CO, di udara.
2. Daur Nitrogen
Udara dalam atmosfer bumi terdiri dari 80% nitrogen. Nitrogen bebas dapat ditambat atau
difiksasi oleh tumbuhan yang berbintil akar. Selain itu, nitrogen bebas dapat bereaksi dengan
hidrogen atau oksigen. Nitrogen diperoleh tumbuhan dari tanah dalam bentuk amonia (NH),
ion nitrit (NO), dan lon nitrat (NO). Terdapat beberapa proses penting pada daur nitrogen
yaitu fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi, Walaupun di atmosfer
sangat banyak me- ngandung molekul nitrogen tetapi nitrogen dalam bentuk gas tidaklah
reaktif, Hanya ada beberapa organisme yang mampu mengonversi nitrogen menjadi senyawa
organik melalui proses fiksasi nitrogen. Berikut tahapan terjadinya daur nitrogen.
a. Tahap pertama yaitu daur nitrogen atau proses transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam
tanah. Selain masuknya nitrogen ke dalam tanah akibat dari air hujan, nitrogen Juga dapat
masuk melalui proses fiksas! nitrogen. Proses fiksasi nitrogen dilakukan dengan bantuan
bakteri Rhizoblum yang bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-
polongan.
b. Tahap kedua di mana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh
produsen atau tanaman yang kemudian akan mengubahnya menjadi protein. Jika ada hewan
atau tanaman yang mati, pengural akan mengubahnya menjadi NH, (gas amonia) dan NH,
(garam amonium yang terlarut oleh air). Proses yang terjadi tersebut dinamakan amonifikasi.
Bakteri Nitrosomonas dapat mengubah senyawa amonium dan amonia menjadi nitrat.
3. Daur Fosfor
Fosfor di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik berasal dari
hewan dan tumbuhan yang telah mati yang diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi
fosfat anorganik. Sementara itu, fosfat anorganik yang terlarut dalam air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat anorganik banyak di
bebatuan.
Berikut beberapa tahapan dalam daur fosfor.
a. Pelapukan Batuan Daur fosfor diawali dari sumber utama melalui proses pelapukan.
Pelapukan tersebut secara alami dipengaruhi oleh faktor cuaca, hujan, dan erosi sehingga
meng- akibatkan fosfor berpindah ke tanah. Ketika batuan yang mengandung fosfor terkena
air hujan, maka akan melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya.
b. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan Fosfat yang telah terkandung dalam tanah akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme sekitamya. Pada hewan herbivora
dan manusia akan menyerap fosfor yang terkandung pada tanaman ketika mengonsumsinya.
Pada hewan karnivora, fosfor akan diperoleh ketika hewan tersebut memangsa hewan
karnivora.
c. Dekomposisi, selanjutnya fosfor akan kembali ke alam atau lingkungan melalui proses
penguraian atau dekomposisi. Ketika tanaman atau hewan tersebut mati, fosfat yang telah
masuk dalam tanaman atau hewan akan diurai oleh dekomposer sehingga fosfat organik
akan kembali ke tanah atau air.
d. Mineralisasi, proses daur fosfat dilanjutkan oleh peran bakteri dalam tanah yang akan
memecah bahan organik menjadi bentuk fosfat yang dapat diserap tanaman. Proses ini
dikenal dengan sebutan mineralisasi. Fosfor yang terkandung dalam air akan terus berjalan
siklusnya hingga menjadi sedimen dan menuju ke lautan.
4. Daur Sulfur
Sulfur sebagian besar terdapat di dalam batuan bumi. Selain itu, sulfur yang ada di atmosfer
berasal dari sumber gas belerang, dari letusan gunung berapi berupa hidrogen sulfida, serta
dari aktivitas mikroorganisme anaerob di rawa-rawa. Sulfur digunakan oleh tumbuhan untuk
membentuk semua protein. Sumber sulfur dalam tanah, misalnya mineral tanah (nikel,
sulfida besi), atmosfer (SO) HS). dan sulfur yang terikat dalam senyawa organik (lerdapat
dalam sisa- sisa tumbuhan). Berikut beberapa tahapan yang terjadi dalam daur sulfur,
a. Tahapan pertama daur sulfur diawali dengan adanya aktivitas gunung merapi yang masih
aktif. Selain itu daur sultur bisa juga terjadi karena adanya industri batu bara yang digunakan
sebagai bahan bakar berupa gas SO
b. Zat sulfur atau belerang secara alami akan naik ke udara dengan membentuk awan,
Hingga terbentuklah hidrolisis air atau H,SO, yang mengakibatkan terjadinya kondensasi,
c. Setelah terjadi kondensasi maka zat sulfur akan kembali masuk ke dalam tanah menjadi
sulfat yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. d. Sulfur yang berupa bentuk anorganik (50)
di alam atau tanah akan diserap oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat, Selanjutnya tumbuhan
akan dimakan oleh hewan dan manusia. Dalam proses makan dimakan tersebut, unsur sulfat
terus berpindah dalam tubuh makhluk hidup.
LKPD Pertemuan 3 dan 4

Mengamati Komponen Ekosistem serta Interaksi yang terjadi

Nama Kelompok : Hari, Tanggal :

Kelas :

A. Tujuan
Mengetahui komponen serta interaksi yang terjadi dalam suatu ekosistem
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. pH-meter
3. Ekosistem sekitar sekolah
4. Tali rafia
C. Langkah Kerja
1. Tentukan sebuah ekosistem di sekitar lingkungan sekolah (perairan: parit, sungai, atau
kolam, darat: kebun sekolah atau lapangan rumput)!
2. Letakkan kuadran secara acak atau jika menggunakan tali rafia, buatlah batas wilayah
berukuran 1 m× 1 m
3. Amati semua benda (baik yang hidup maupun yang mati) yang bisa Anda temukan
diwilayah tersebut! Catatlah hasil pengamatan Anda!
4. Ukur suhu lingkungan dan juga suhu tanah atau suhu air (bergantung lokasi pilih)
menggunakan termometer!
5. Perhatikan juga intensitas cahaya di wilayah tersebut!
6. Setelah itu, kelompokkan benda-benda yang Anda temukan (termasuk suhu, pH, dan
intensitas cahaya) ke dalam dua kelompok yaitu komponen biotik dan komponen abiotik!
8. Sajikan data yang Anda peroleh dalam bentuk tabel seperti berikut!

No Komponen Peran dalam Keterangan


ekosistem
1 Komponen Biotik
a.
b.
c.
d.
e.
2 Komponen Abiotik
a.
b.
c.
d.
e.
D. Permasalahan
1. Sebutkan komponen biotik dan komponen abiotik pada ekosistem yang Anda amati!
Jawab:
2. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang terjadi di dalam ekosistem tersebut?
Jawab:
3. Apakah ekosistem yang diamati tersebut seimbang atau tidak? Kemukakan alasannyal
Jawab:
4. Jika ekosistem tersebut tidak seimbang, tentukan penyebabnya, dampaknya bagi
komponen yang ada, serta upaya yang harus dilakukan untuk memulihkan
keseimbangannya!
Jawab:
Menyusun Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan

Nama Kelompok : Kelas : Hari dan tanggal :

A. Tujuan
Membuat rantai makanan dan jaring-jaring makanan berdasarkan pengamatan
B. Langkah Kerja
1. Pergilah ke lapangan rumput yang ada di sekitar Anda, kemudian amati dan catatlah
makhluk hidup (komponen biotik) yang kelompok Anda temukan!
2. Dari makhluk hidup yang kelompok Anda temukan, susunlah menjadi beberapa bentuk
rantal makanan, kemudian jawablah permasalahan-permasalahan berikut!
C. Permasalahan
1. Susunlah menjadi bentuk rantal makanan!
Jawab:

2. Masukkan hewan-hewan berikut ke dalam rantai makanan yang telah tersusun tadi,
kemudian buatlah menjadi bentuk jaring-jaring makanan! Hewan-hewannya adalah (1)
kucing, (2) ayam, (3) burung. (4) ular, (5) cacing tanah, dan (6) ulat.
Jawab:
3. Dari skema di atas, ada berapa rantai makanan yang terbentuk?
Jawab:
4. Kelompokkan hewan tersebut berdasarkan tingkat trofik yang ada pada rantai makanan
yang telah kelompok Anda buat!
Jawab:

Assesmen Sumatif

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Berdasarkan gambar di atas kelompokkan kedalam table berikut


No Nama Komponen
Biotik Abiotik
1
2
3
4
5
2. Bunga anggrek hidup menempel pada inangnya begitu pula dengan bunga rafflesia namun
mereka dikelompokkan dalam symbiosis yang berbeda mengapa demikian?
3. Pada suatu ekosistem sawah terdapat hewan belalang, katak, burung pipit, ular, burung
pemakan serangga dan elang serta terdapat tumbuhan padi. Berdasarkan hewan dan
tumbuhan yang ada, buatlah beberapa rantai makanan kemudian susun dalam jarring-jaring
makanan!

Pedoman Penskoran Assessmen Sumatif

1. Pedoman penskoran soal nomor 1 (Total 20)

No. Kriteria Skor


1. Menyebutkan 5 komponen abiotik 10
2. Menyebutkan 5 komponen biotik 10
2. Pedoman penskoran soal nomor 2 (Total 10)
No. Kriteria Skor
1. Menjelaskan dengan benar perbedaan antara 2 10
simbiosis tersebut

3. Pedoman penskoran soal nomor 3 (total 20)


No. Kriteria Skor
1. Membuat 4 rantai makanan berdasarkan hewan 10
dan tumbuhan yang ada
2. Menyusun jaring-jaring makanan sesuai dengan 4 10
rantai makanan yang disebutkan

Anda mungkin juga menyukai