Anda di halaman 1dari 10

SUDUT PANDANG MASYARAKAT

TERHADAP PERBEDAAN

Adnan Rusdan 03201009


Andi Nurwahid Anugerah 09211004
Caroline Adi Cahya 11211026
Muhammad Rizky Saputra 09201032
Andi Aidil Mursalin 09201006

KELAS F KEWARGANEGARAAN
KELOMPOK 5 PRAKTIK KEWARGANEGARAAN 1
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Sudut Pandang
Masyarakat Terhadap Perbedaan”.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gevbry Ranti Ramadhani
Simamora, S.Pi., M.Si yang yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses laporan
praktikum ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu baik secara moral maupun material sehingga laporan praktikum ini dapat terwujud.
Laporan praktikum ini akan menjelaskan tentang “Sudut Pandang Masyarakat
Terhadap Perbedaan” dan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Masalah ini
merupakan sebuah masalah yang sering terjadi dan menjadi perhatian di seluruh dunia karena
dampaknya yang luar biasa.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan
praktikum yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik
dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan
ke depannya.

Balikpapan, 18 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Sudut Pandang ................................................................................................................. 2
2.2 Perbedaan ......................................................................................................................... 2
2.2.1 Bentuk perbedaan di Indonesia ................................................................................. 2
2.3 Toleransi .......................................................................................................................... 3
BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI ......................................................................... 4
3.1 Permasalahan ................................................................................................................... 4
3.2 Solusi................................................................................................................................ 4
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 6
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 6
4.2 Saran ................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan sering kali terjadi di antara anggota
masyarakat, baik itu perbedaan dalam hal budaya, agama, ras, jenis kelamin, atau orientasi
seksual. Terkadang, perbedaan ini menjadi sumber ketegangan dan konflik di antara
masyarakat, karena adanya pandangan yang berbeda-beda mengenai nilai dan norma yang
berlaku.
Sudut pandang masyarakat terhadap perbedaan sangat bervariasi. Di beberapa
masyarakat, perbedaan dianggap sebagai hal yang wajar dan dapat diterima, sedangkan di
masyarakat lain, perbedaan dianggap sebagai ancaman terhadap keutuhan dan stabilitas
masyarakat.
Pandangan yang positif terhadap perbedaan seringkali dihasilkan dari pengalaman
pribadi, seperti berteman dengan orang-orang yang berbeda latar belakang atau memiliki
keyakinan yang berbeda. Sementara itu, pandangan yang negatif seringkali dihasilkan dari
pengaruh lingkungan dan kelompok sosial tertentu yang mengajarkan nilai-nilai yang
memandang perbedaan sebagai sesuatu yang negatif.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, masyarakat semakin terbuka
terhadap perbedaan, dan semakin banyak yang menyadari pentingnya menghargai perbedaan
dan merayakan keragaman. Hal ini tercermin dari adanya kebijakan dan undang-undang yang
melindungi hak-hak minoritas dan mengupayakan persamaan hak bagi seluruh warga negara.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun pandangan masyarakat terhadap perbedaan
dapat berubah dari waktu ke waktu, masih ada beberapa masyarakat yang sulit menerima
perbedaan. Oleh karena itu, pendidikan dan sosialisasi yang lebih luas mengenai pentingnya
menghargai perbedaan dan menghormati hak-hak orang lain harus terus ditingkatkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dari “Sudut Pandang Masyarakat
Terhadap Perbedaan” adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perspektif masyarakat terhadap perbedaan?
2. Konflik apa yang akan ditimbulkan?
3. Apa tindakan masyarakat terhadap perbedaan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dibahas dari “Sudut Pandang Masyarakat Terhadap
Perbedaan” adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi perbedaan di Indonesia
2. Memahami sudut pandang dari masyarakat Indonesia
3. Mengetahui sikap toleransi yang ada di masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sudut Pandang


Sudut pandang merupakan arah pandang seorang pengarang dalam menyampaikan
sebuah cerita, sehingga cerita ini kemudian menjadi lebih hidup serta disampaikan dengan baik
kepada para pendengar atau pembacanya. Sederhananya, sudut pandang merupakan cara
penulis dalam menempatkan atau memandang dirinya dalam suatu cerita. Terdapat sudut
pandang, dimana pengarang seolah-olah menjadi pelaku utama ataupun menjadi orang lain
dalam sebuah cerita yang dibuat.

2.2 Perbedaan
Menurut Lindgren makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menyangkut
tentang variasi yang terjadi, baik variasi dari segi fisik dan psikologis. Perbedaan individu
menurut Chaplin adalah sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa
membedakan satu individu dengan individu lainnya. Menurut (Webster’s : 743) Individu
merupakan sesuatu yang tidak dapat dibagi {undivided}, tidak dapat dipisahkan,
keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan
orang lain karena ciri – cirinya yang khusus itu. Sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak
sama) antara benda yang satu dan benda yang lain.

2.2.1 Bentuk perbedaan di Indonesia


Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun
keberagamannya. Ada beberapa bentuk perbedaan di Indonesia, mulai dari perbedaan suku,
perbedaan agama, perbedaan ras, dan juga perbedaan anggota golongan.
1. Perbedaan Suku
Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut,
Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat
diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu
keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya,
bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek
sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih
tepatnya 1.340 suku bangsa.
2. Perbedaan Agama
Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama
Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam
UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama
yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga
Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip
toleransi antarumat beragama.

2
3. Perbedaan Ras
Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia
melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di
Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah
Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis.
Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-
Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan
Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara
Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras
Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
4. Perbedaan Anggota Golongan
Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara
vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah
yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya.
Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal
ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga
merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-
istiadat, dan sebagainya.

2.3 Toleransi
Pengertian Tilman mengenai toleransi adalah saling menghargai, melalui pengertian
dengan tujuan kedamaian. Toleransi adalah metode menuju kedamaian (Tilman, 2004:95).
Menurut Soerjono Soekanto, toleransi adalah suatu sikap yang merupakan perwujudan
pemahaman diri terhadap sikap pihak lain yang tidak disetujui.
Sedangkan Kemendiknas mengartikan toleransi sebagai sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain berbeda
dari dirinya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi seperti rasisme
walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok
masyarakat.

3
BAB III
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

3.1 Permasalahan
Keberagaman dalam masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah dalam
masyarakat apabila tidak dicegah dan diatasi dengan baik, masalah yang diakibatkan oleh
keberagaman masyarakat, antara lain konflik atau pertentangan antarsuku, konflik antaragama,
konflik antarras, dan konflik antargolongan. Masalah atau konflik yang terjadi dalam
masyarakat yang beragam, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. berikut beberapa konflik
yang pernah terjadi di masyarakat
1. Konflik Antar suku.
Konflik ini melibatkan pertentangan suku satu dengan lainnya. Pemicu
umumnya adalah perbedaan adat, budaya, sistem kekerabatan, dan norma sosial
masyarakat. Jika masyarakat tidak bisa saling memahami perbedaan yang ada, maka
dimungkinkan terjadi konflik di dalamnya, contoh konflik antarsuku yaitu pada tanggal
18 februari 2001 terjadi konflik antara suku dayak dan suku madura atau disebut tragedi
sampit.
2. Konflik Antar Agama.
Dalam konflik ini terjadi pertentangan antara kelompok dengan keyakinan atau
agama berbeda. Konflik antar agama dapat muncul secara perorangan atau
kelompok,salah satunya yaitu konflik maluku dimana konflik tersebut terjadi akibat
adanya kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama yakni antara kelompok Islam
dan Kristen. Konflik Maluku disebut menelan korban terbanyak yakni sekitar 8-9 ribu
orang tewas. Selain itu, lebih dari 29 ribu rumah terbakar, serta 45 masjid, 47 gereja,
719 toko, 38 gedung pemerintahan, dan 4 bank hancur. Rentang konflik yang terjadi
juga yang paling lama, yakni sampai 4 tahun.
3. Konflik Antar ras.
Perbedaan ras juga bisa memicu konflik sosial. Konflik ini dipicu oleh sikap
rasialis yang memperlakukan orang dengan cara berbeda hanya karena berasal dari ras
yang tidak sama, contohnya adalah konflik antara Etnis tionghoa dan jawa di surakarta
tahun 1998 konflik tersebut terjadi karena adanya anggapan masyarakat bahwa etnis
tionghoa bukan bagian dari warga indonesia.
4. Konflik Antar golongan.
Pada konflik ini kelompok atau golongan dalam masyarakat saling mengalami
pertentangan. Beberapa pemicunya terkait dengan pekerjaan, partai politik, asal daerah,
dan sebagainya contoh salah satu konflik antar golongan yaitu konflik antara tukang
ojek online dan ojek pangkalan konflik ini didasari antara lain karena adanya anggapan
atau persepsi serta kecemburuan dari ojek pangkalan bahwa kehadiran ojek online
menyebabkan berkurangnya pelanggan dan berimbas kepada penurunan penghasilan
yang mereka terima.

3.2 Solusi
1. Saling Menghargai
Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling
menghargai. Dengan saling menghargai, maka akan memberikan manfaat yang baik.

4
Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan. Tidak ada manfaat
dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling menghargai satu sama lain maka
akan sangat bermanfaat.
Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya. Jangan
jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru, sebaiknya bisa
digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencintai keberagaman.
Dimanapun anda berada, tetaplah miliki rasa untuk bisa saling menghargai.
2. Membantu Satu Sama Lain
Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang memang membutuhkan
satu sama lainnya. Termasuk dalam hal menjalin keberagaman di Indonesia. Dengan
membantu satu sama lainnya akan memberikan efek yang sangat besar. Terlebih,
sesama masyarakat Indonesia memang seharusnya melakukan hal ini.
Seperti saat terdapat musibah maka bisa membantu satu sama lainnya. Bersikaplah baik
untuk tetap membantu lainnya. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan untuk tidak
membantu. Tetapi, tetap berikan bantuan yang memang bisa bermanfaat untuk
digunakan. Hal ini akan membuat pola kehidupan yang lebih baik.
3. Tidak Saling Menjatuhkan
Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling
menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Di
Negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang,
tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman
ini agar tetap lestari.

5
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tujuan dari komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, membangun hubungan
antar individu, serta mempengaruhi atau meyakinkan orang lain. Terdapat hambatan yang
mengganggu proses komunikasi, seperti perbedaan bahasa, kurangnya keterampilan dalam
berkomunikasi, dan noise atau gangguan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu
untuk terus mengasah kemampuan komunikasinya agar dapat berkomunikasi dengan baik dan
efektif dalam berbagai situasi dan lingkungan.

4.2 Saran
Agar dapat mengatasi intoleransi dan radikalisme di masyarakat, kita dapat
memberikan pengetahuan mengenai intoleransi dan radikalisme, menanamkan nilai-nilai
Pancasila, dan bijak dalam menggunakan media sosial.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. (2021, Maret 01). Keberagaman dan Toleransi. Retrieved from Indahnya
Keberagaman dan Pentingnya Toleransi di Indonesia:
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-toleransi-di-
indonesia/
M. H. (n.d.). Literasi Sudut Pandang. Retrieved from Pengertian Sudut Pandang dan Jenis-
jenisnya: https://www.gramedia.com/literasi/sudut-pandang
Novita, C. (2022, Juli 28). Retrieved from Apa Pengertian Toleransi Menurut Para Ahli dan
Contohnya?. https://tirto.id/guxz
Riswanti, C., Halimah, S., & Silaban, T. S. (2020, Januari 1). Perbedaan Individu dalam
Lingkup Pendidikan, 2(Nomor 1), 102. Retrieved from
https://core.ac.uk/download/pdf/287210826.pdf

Anda mungkin juga menyukai