Anda di halaman 1dari 16

USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK


MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM MENJAWAB
PERTANYAAN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VII DI SMP
NEGERI 4 REOK

OLEH
HAMDAN, S.Pd
NIM 1874824026

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NOVEMBER 2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penggunaan Model Think Pair Share (TPS) untuk

Meningkatkan Keberanian Siswa dalam Menjawab

Pertanyaan pada Pembelajaran IPA Kelas VII di

SMP Negeri 4 Reok .

Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas


Nama Pengusul : Hamdan, S.Pd
NIM : 1874824026
Sekolah Asal : SMP Negeri 4 Reok
Alamat : Nggorang Desa Bajak Kecamatan Reok Kabupaten
Manggarai
Nomor Telepon : 081337299920
Tempat Penelitian : Kelas VII SMP Negeri 4 Reok
Lama Waktu Penelitian : 3 ( Tiga ) Bulan

Singaraja, 05 N0vember 2018


Pengusul

Hamdan,S.Pd
NIM 1874824026

i
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….. 1


1.2 Identifikasi dan Akar Masalah………………………………………………………. 2
1.3 Pembatasan Masalah dan Alternatif Solusi………………………………………….. 2
1.4 Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 2
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….. 3
1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………… 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………… 5

2.1 Teori Keberanian…………………………………………………………………….. 5


2.2 Teori Karakteristik Siswa ……………………………………………………………. 5
2.3 Teori Belajar…………………………………………………………………………. 5
2.4 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)……………………………………….. 6
2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis……………………………………………………. 6

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………… 7

3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………………………. 7


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………….. 8
3.3 Subjek dan Objek Penelitian………………………………………………………… 8
3.4 Analisis Data………………………………………………………………………… 8
3.5 Langkah-langkah Penelitian…………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan kemampuan yang sangat diperlukan oleh siswa yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat peran IPA yang sangat penting, maka siswa
dituntut untuk mengusai pelajaran IPA secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.
Namun pelajaran IPA selalu dianggap sulit dan ditakuti oleh siswa sehingga sangat
berdampak terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keaktifan siswa dalam belajar IPA merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa (Mel Silberman, 2007) Keaktifan
belajar siswa sangat diperlukan untuk terciptanya pembelajaran yang interaktif dan
hasil belajar yang baik, sehingga apabila dikehendaki peningkatan mutu pendidikan
maka hasil belajar yang dicapai harus ditingkatkan, dan untuk meningkatkan hasil
belajar dibutuhkan keaktifan siswa yang lebih besar dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam
memahami suatu konsep (Aunurrahman, 2010). Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran IPA siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang
apa yang telah dipelajari akan lebih baik. Suatu konsep akan lebih mudah dipahami
dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-
langkah yang tepat, jelas dan menarik.
Permasalahan lain dalam pembelajaran IPA yang ditemukan adalah faktor guru
dan materi ajar. Mengingat pentingnya belajar IPA, seorang guru IPA harus mampu
memahami dan mengembangkan suatu metode pengajaran di dalam kelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran IPA di SMP Negeri 4 Reok, banyak
ditemui berbagai masalah mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di
kelas diantaranya adalah (1) siswa jarang mengajukan pertanyaan meskipun guru
memberi kesempatan untuk bertanya, (2) keaktifan dalam menjawab
pertanyaan masih kurang, (3) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada
proses pembelajaran masih kurang, (4) kurangnya keberanian siswa untuk
mengerjakan soal didepan kelas, (5) keaktifan dalam diskusi kelompok masih kurang.

Untuk mengatasi masalah di atas salah satunya adalah dengan menerapkan


metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa melalui metode
pembelajaran think pair share (TPS). Metode pembelajaran think pair share (TPS)
bisa menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran IPA yang
tidak berpusat pada guru sehingga siswa dapat lebih aktif sehingga kegiatan
pembelajaran IPA yang umumnya monoton dan menjenuhkan tidak lagi monoton dan
bahkan pembelajaran IPA akan lebih menyenangkan

1
2
Think pair share (TPS) digunakan untuk membantu siswa belajar lebih mendalam,
mempertahankan apa yang telah mereka pelajari, dan saling transfer ilmu dari beberapa
kontek permasalahan yang dipelajari. Model think pair share (TPS) ini dapat berfungsi
dengan baik pada mata pelajaran IPA (Biologi, Fisika, Kimia), Matematika, sejarah, filsafat,
dan kritik seni. Sebagai bentuk variasi dari metode ini, guru dapat meminta siswa untuk
menentukan pilihan atau keputusan tentang suatu isu atau masalah, lalu tanyakan kepada
siswa alasan mereka. Selanjutnya, setelah mendengarkan berbagai informasi dari seluruh
siswa, mereka dapat diminta untuk memutuskan kembali, dan siswa yang mengubah
keputusannya dapat ditanyakan alasannya (Fink, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian Penggunaan Model


Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Keberanian Siswa dalam Menjawab
Pertanyaan pada Pembelajaran IPA Kelas VII di SMP Negeri 4 Reok .

1.2 Identifikasi dan Akar Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
antara lain :

1. Siswa jarang mengajukan pertanyaan meskipun guru memberi kesempatan untuk


bertanya
2. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan masih kurang
3. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih
kurang
4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal didepan kelas
5. Keaktifan dalam diskusi kelompok masih kurang.

1.3 Pembatasan Masalah dan Alternatif Solusi


Adapun masalah yang dipilih untuk dipecahkan adalah Kurangnya keberanian
siswa ketika ditunjuk untuk menjawab pertanyaan saat di kelas
Untuk memecahkan Masalah ini solusi yang digunakan adalah penggunaan model
Think Pair Share (TPS)

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Model Think
Pair Share (TPS) dapat Meningkatkan Keberanian Siswa untuk Menjawab Pertanyaan
dalam Pembelajaran IPA Kelas VII Pada SMP Negeri 4 Reok? “

3
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

a. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses
pembelajaran melalui model pembelajaran think pair share yang dilakukan
oleh guru IPA

b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
IPA setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran think pair share yang meliputi mengajukan dan menjawab
pertanyaan, serta mengerjakan soal-soal di depan kelas.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan baik
secara langsung maupun tak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap
pembelajaran IPA terutama pada peningkatan menjawab pertanyaan dalam
pembelajaran IPA.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langah-langkah
untuk meningkatkan keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab
pertanyaan serta mengerjakan soal-soal di depan kelas pada pembelajaran IPA
melalui implementasi model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan
perpustakaan.
 Bagi Siswa
1) Meningkatkan Keberanian siswa.
2) Mengubah pandangan buruk siswa tentang pelajaran IPA.
 Bagi Guru
1) Sebagai referensi baru dan masukan dalam menerapkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keberanian siswa dalam
mengajukan dan menjawab pertanyaan serta mengerjakan soal-soal
di depan kelas .

2) Memperluas wawasan dunia pendidikan berkenaan dengan metode


pengajaran yang tepat untuk meningkatkan Keberanian siswa dalam
proses pembelajaran
3) Menambah variasi dalam penyampaian materi.

4
 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan
pertimbangan kebijakan kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum.
 Bagi Perpustakaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambahan
referensi untuk pengembangan penelitian yang sejenis.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Keberanian


“Keberanian adalah keadaan (sifat-sifat) berani, kegagahan mempunyai hati
yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya,kesulitan
dsb: tidak tahu ( gentar,kecut).” (Moelyono,1995)
2.2 Teori Karakteristik Siswa
Pengertian karakteristik siswa

Karakteristik siswa merupakan ciri atau sifat dan atribut yang melekat pada siswa
yang menggambarkan kondisi siswa, misalnya kemampuan akademis yang telah
dimiliki, gaya dan cara belajar serta kondisi sosialnya sehingga menentukan pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya

Aspek-aspek karakteristik siswa adalah

a. Aspek psikologis siswa


 Inteligensi
 Perhatian
 Minat
 Bakat
 Motif
 Kematangan
 kesiapan
b. Gaya belajar
 Auditori (mendengar) adalah proses belajar yang menempatkan pendengaran
sebagai alat utama menyerap informasiatau pengetahuan
 Visual (melihat) adalah proses belajar melalui indera penglihatan
 Kinestetik adalah proses belajar sambil melakukan aktivitas

2.3 Teori Belajar


Secara umum pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan secara sadar, baik yang diperoleh melalui latihan ataupun pengalaman.
Macam-macam teori belajar

 Kognitivisme adalah proses berpikir dimana siswa mencoba menemukan hal baru
yang berkaitan dengan pengalaman lama yang sudahdidapatkan.
 Konstruktivisme adalah siswa diajar kan cara menemukan pengetahuan secara
individual
 Behaviorisme adalah perubahan perilaku yang akan mempengaruhi psikologi
siswa.

6
2.4 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Strategi Think Pair Share (TPS) atau bepikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa.

Langkah-langkah dalam strategi Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:

 Berpikir (thinking)
 Berpasangan (Pairing)
 Berbagi (sharing)

2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis

a. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA dilakukan dengan metode ceramah sehingga pelajaran


berpusat pada guru. Pembelajaran IPA tersebut bersifat membosankan , tidak
menarik dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak berminat untuk aktif dalam
proses pembelajaran karena merasa semua akan terjawab oleh guru. Siswa malas
bertanya, siswa cenderung malu – malu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan,
siswa tidak memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu. Selama proses
pembelajaran siswa lebih banyak pasif. Kondisi tersebut yang menunjukkan bahwa
siswa kurang berani dalam menjawab pertanyaan saat mengikuti pembelajaran IPA .

Oleh karena itu peneliti berpikir untuk melakukan perubahan proses


pembelajaran untuk lebih meningkatkan keberanian siswa dan mengurangi
keengganan siswa dalam belajar.

Pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan menerapkan model Think Pair


Share (TPS). Proses ini lebih menarik siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, siswa lebih banyak berpartisipasi dalam proses pembelajaran ,
berdiskusi bersama pasangan, menjawab soal dan membuat laporan , siswa lebih
tertantang untuk berusaha pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan minat
belajar siswa

bHipotesis

Adapun dugaan sementara dari pemasalahan dalam penelitian ini adalah

“Penggunaan Model Think Pair Share (TPS) dapat Meningkatkan Keberanian Siswa
dalam Menjawab Pertanyaan pada Pembelajaran IPA Kelas VII di SMP Negeri 4
Reok”

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Untuk melakukan penelitian tentu saja harus menggunakan model atau cara
agar suatu penelitian itu berjalan dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dimana dalam setiap siklus terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Adapun alur PTK terdapat dalam gambar di
bawah ini

Gambar : diagram alur Siklus PTK dari Suharsimi Arikunto: (2006)

Penjelasan alur di atas adalah:

 Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun


rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
 Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
 Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat.
 Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana setiap
putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas
satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-

8
masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat
Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 4 Reok
b. Waktu
Waktu penelitian yaitu selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Januari sampai
Maret Tahun Pelajaran 2018/2019
3.3 Subjek dan Objek
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 4 Reok yang
berjumlah 29 orang siswa terdiri dari 16 orang laki-laki dan 13 orang
perempuan.
b Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kurangnya keberanian siswa dalam
menjawab pertanyaan pada pembelajaran IPA
3.4 Analisis Data
Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu model penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa


setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

1. Data Aktivitas Belajar Siswa

Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan selama pembelajaran dengan


menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas diperoleh berdasarkan
perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Aspek yang diamati yaitu
perilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran antara lain:

1) Partisipasi siswa dalam pembelajaran

Indikator: Melakukan kegiatan demonstrasi/ eksperimen.

2) Interaksi siswa selama pembelajaran dalam kelompok.

Indikator: Berdiskusi memecahkan masalah.

3) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.

9
Indikator: Bertanya sesuai dengan materi pembelajaran.

4) Motivasi dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Indikator: Semangat dalam mengikuti pembelajara

5) Interaksi antar siswa selama kegiatan pembelajaran (diskusi kelas)

Indikator: Memberi tanggapan positif terhadap pendapat teman.

6) Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran.

Indikator: Menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Proses selanjutnya masing-masing indikator dikategorikan menjadi empat


bagian, yaitu: siswa memperoleh skor 4 jika 3 indikator terlaksana, siswa memperoleh
skor 3 jika 2 indikator terlaksana, siswa memperoleh skor 2 jika 1 indikator terlaksana
dan siswa memperoleh skor 1 jika tidak satupun indikator terlaksana.

Tabel 3:Lembar aktivitas siswa tiap siklus

Skor Total %
Aktivitas

Aspek Aktivitas Kategori


No Nama

12 3 4 5 6
1
2
….
Jumlah Skor
Skor maksimum
Nilai rata-rata

Proses analisis untuk data aktivitas siswa:

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas.
b. Persentase aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus:

skor yang diperoleh


% aktivitas siswa  x 100%

skor maksimal setiap siswa

c. Nilai aktivitas setiap siswa

10
Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan % nya).

d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Dalam menentukan kategori aktivitas siswa digunakan:

Tabel 4: Kategori Aktivitas Siswa

No Nilai aktivitas (x) Kategori

X ≥ 75,5 Aktif

59,5x < 75,4 Cukup aktif

X<59,4 Kurang aktif

2. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa yang diambil dari hasil turnamen yang diadakan pada
setiap akhir siklus pembelajaran berupa lembar kerja siswa. Poin yang diperoleh
setiap siswa dalam turnamen dihitung untuk kemudian menjadi poin individu dan
disumbangkan untuk poin kelompok. Penskorannya yaitu:

a. Apabila jawaban benar maka diberi skor 25

b. Apabila jawaban mendekati benar maka diberi skor 20

c. Apabila jawaban separuh benar maka diberi skor 15

d. Apabila jawaban salah atau tidak dapat menjawab maka diberi skor 0

3.5 Langkah-langkah Penelitian


1). Perencanaan
o Menyusun perangkat pembelajaran
o Menyiapkan alat peraga sesuai materi
o Menyusun lembar kerja kelompok
o Menyiapkan format pengamatan/observasi proses pembelajaran
o Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan Peserta Didik terhadap
materi yang disajikan

2) Tindakan

11
 Mengawali pelajaran dengan pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan
apersepsi
 Membentuk kelompok belajar yang terdiri Peserta Didik sehingga terbentuk
kelompok belajar
 Didalam kelompok, Peserta Didik belajar sesuatu yang baru dengan cara
melakukan kegiatan yang sudah dirancang dalam kegiatan pembelajaran
 Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
 Menggunakan model untuk menjelaskan konsep-konsep Pembelajaran IPA
 Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan
 Melakukan penilaian yang sebenarnya

3) Observasi
Di laksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas
terutama keaktifan belajar Peserta Didik dalam pembelajaran
4)Refleksi
Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang
mencakup analisis dan penelitian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul
permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti melakukan
perencanaan ulang,tindakan ulang,dan pengamatan ulang dan juga refleksi ulang.
Tahapan ini akan dilakukan berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah
bisa diatasi dengan siklus,rencana,tindakan,observasi dan refleksi

12
DAFTAR PUSTAKA

H, Hamruni. 2009. Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan.


Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Internet: https://dosenbiologi.com/link
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana, M A. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

13

Anda mungkin juga menyukai