CJR Dasilkim Kel1
CJR Dasilkim Kel1
IKATAN KIMIA
DOSEN PENGAMPU : Susilawati Amdayani, S.Si.,M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. Fadhilah Arif Harahap (4222431001)
2. Intan Monica Marbun (4223131017)
3. Saprila Hayani (4221131006)
4. Suryani Simanjuntak (4223331020)
5. Westy Natasya Sitorus (4223131072)
KELAS : PSPK 22 E
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Anugerah dan
nafas kehidupan kepada setiap manusia.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal
Review (CJR) dengan berjudul “Ikatan Kimia” CJR ini kami kerjakan demi memenuhi tugas dari
dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Kimia dengan tujuan menambah wawasan dan
memperdalam ilmu tentang konsep dan teori Ikatan Kimia.
Dalam penulisan CJR ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk
penulisan CJR ini kami mengharap kritik dan saran untuk membantu memperbaiki tugas CJR
kami agar lebih baik lagi.Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga
mendapatkan wawasan tambahan dengan membaca Critical Jurnal Review kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
b) Jurnal 2
Judul : Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Topik Gaya Antar molekul
4
pada Matakuliah Ikatan Kimia
Penulis : Muhammad Muchson
Edisi Terbit : 2013
Penerbit : Jurnal Pendidikan Sains
Volume : 1
Nomor : 1
c) Jurnal 3
Judul : Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Pada Materi Ikatan Kimia
Penulis : Dona Sofia Rahayu dan Zonalia Fitriza
Edisi Terbit : 2021
Penerbit : Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume : 3
Nomor : 3
Nomor ISSN : 2656-8071
5
BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1 Jurnal 1
PENDAHULUAN
Ikatan kimia terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih
stabil karena memiliki tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom
penyusunnya dalam keadaan terpisah (Effendy, 2013:14). Materi ikatan kimia biasanya
dikelompokkan menjadi empat sub tema, yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, dan
gaya antar molekul (Vrabec dan Prokša, 2016).
Hasil penelitian Fauziyah (2016) mengenai kesulitan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X IPA di SMA Negeri4 Malang pada materi ikatan
kimia menunjukkan bahwa sebanyak 47,5% siswa memahami konsep kestabilan unsur; 34,3%
siswa memahami konsep struktur lewis; 46,7% siswa memahami konsep ikatan ionik; 42,5%
siswa memahami konsep ikatan kovalen; 40,7% siswa memahami konsep ikatankovalen
koordinasi; 43% siswa memahami konsep ikatan kovalen polar-nonpolar; 42,2% siswa
memahami konsep ikatan logam.
METODE
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.Penelitian termasuk kedalam penelitian non eksperimental, artinya seluruh data yang
diperoleh secara factual tanpa adanya kebohongan, sesuai dengan keadaan subjek penelitian
(naturalistik).
Mengelompokkan jawaban dari seluruh siswa
Pengelompokan jawaban siswa dilakukan berdasarkan pilihan jawaban dan pilihan
alasan tiap nomor soal.Setelah dilakukan pengelompokan kemudian masing-masing soal dihitung
berapa total masing-masing jawaban tiap soal dengan variasi pilihan jawaban dan alasan.
6
HASIL
Pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia dapat diketahui dari rata-rata persentase
siswa yang menjawab benar pada setiap kategori sub materi.
PEMBAHASAN
Hasil tersebut menunjukkan bahwa 51,97% siswa memiliki pemahaman tentang
ikatan kimia, sedangkan 18,75% siswa baru mampu menjawab benar pada tier 1 dan salah pada
tier 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa berhasil menemukan jawaban yang benar untuk
tier 1, namun tidak semua siswa berhasil menemukan alasan yang tepat untuk jawaban
tersebut.Siswa yang hanya mampu menjawab benar pada tier 1 dan salah pada tier 2
kemungkinan hanya menebak jawaban soal atau hanya memiliki pengetahuan parsial yang
digunakan untuk mencapai jawaban yang benar (Dhindsa dan Treagust, 2009).
Ikatan ionik
Kategori ikatan ionik diwakili oleh lima soal, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, dan 19 dengan
persentase pemahaman konseptual tergolong cukup dengan rata-rata sebesar
59,71%.Pemahaman tersebut tidaklah tepat karena ikatan ionik terbentuk karena adanya
gaya tarik menarik
elektrostatik antara kation dan anion dalam senyawa ionik (Brady, Russell, dan Holum,
dalam
Effendy, 2016: 82).
Ikatan kovalen
Kategori ikatan kovalen diwakili oleh lima soal, yaitu nomor 5, 6, 7, 8, dan 9 dengan
persentase pemahaman konseptual tergolong tinggi dengan rata-rata sebesar
65,80%.Disosiasi dapat diartikan sebagai pemisahan ion-ion yang terjadi ketika senyawa
ionic padat dilarutkan, sedangkan ionisasi diartikan sebagai proses saat suatu molekul
senyawa memisahkan atau bereaksi dengan air untuk membentuk ion dalam larutan
(Whitten, et.all. 2010).
Aturan oktet
Kategori aturan oktet diwakili oleh dua soal, yaitu nomor 10 dan 20 dengan persentase
pemahaman konseptual tergolong cukup dengan rata-rata sebesar 44,93%.Aturan oktet
dapat didefinisikan sebagai suatu aturan yang menyatakan bahwa molekul dan ion
dikatakan stabil apabila atom-atom penyusunnya, selain atom hidrogen memiliki delapan
elektron
pada kulit valensinya.
7
Kepolaran Ikatan
Kategori kepolaran ikatan diwakili oleh dua soal, yaitu nomor 11 dan 12 dengan
persentase
pemahaman konseptual tergolong cukup dengan rata-rata sebesar 50,00%.Padahal
keelektronegatifan diartikan sebagai kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan dalam membentuk ikatan.
Ikatan Logam
Kategori ikatan logam diwakili oleh dua soal, yaitu nomor 13 dan 14 dengan persentase
pemahaman konseptual tergolong cukup dengan rata-rata sebesar 41,31%.Effendy
(2016:68) menyatakan, ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antara kation-kation
logam dengan awan elektron yang bermuatan negatif yang terbentuk dari electron valensi
dari atom-atom logam. Apabila satu bagian logam dipanaskan, maka energi termal yang
diterima akan
ditransmisikan oleh awan elektron, menuju ke bagian logam yang memiliki suhu lebih
rendah
(Effendy, 2016).
Gaya Antar Molekul
Kategori gaya antar molekul diwakili oleh empat soal, yaitu nomor 15, 16, 17 dan 18
dengan persentase pemahaman konseptual tergolong rendah dengan rata-rata sebesar
37,78%.Molekul dengan dipol sesaat ini kemudian akan menginduksi molekul yang ada
di sampingnya sehingga terjadilah gaya dipol-dipol. Kenyataanya molekul polar memiliki
dipol permanen yang dapat menginduksi molekul non polar.Gaya dipol-dipol terbentuk
karena interaksi molekul polar dengan molekul polar.
KESIMPULAN
Kesalahan siswa dalam memahami materi ikatan kimia yang paling banyak dialami oleh siswa
kelas X MAN 1 Kota Malang adalah sebagai berikut: (1) Siswa belum memahami bagaimana
pembentukan ikatan ionik, sehingga tidak dapat menggambarkan representasi dengan benar; (2)
Siswa belum bisa membedakan senyawa yang memiliki ikatan ionik dengan senyawa yang
memiliki ikatan kovalen; (3) Siswa tidak memahami mengapa senyawa kovalen polar dapat
menghantarkan arus listrik; (4) Siswa belum memahami konsep aturan oktet dengan benar,
sehingga siswa tidak mampu untuk menerapkan kaidah tersebut; (5) Siswa menganggap
kepolaran ikatan disebabkan karena kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain; (6)
Siswa belum memahami konsep ikatan logam, sehingga tidak mampu menjelaskan bagaimana
ikatan logam dapat terbentuk;(7) Siswa belum memahami sifat-sifat ikatan logam, sehingga tidak
mampu menjelaskan mengapa logam dapat menghantarkan panas; (8) Siswa belum memahami
konsep gaya antar molekul dengan baik sehingga siswa sulit untuk menjelaskan bagaimana gaya
dipol-dipol, gaya dipol induksi, dan gaya london dapat terbentuk.
SARAN
8
kimia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam seperti
mengetahui miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi serta bagaimana cara untuk mengurangi
terjadinya miskonsepsi pada siswa.
2.2 Jurnal 2
2.3 PENDAHULUAN
Sifat fisik dan sifat kimia zat merupakan fenomena yang ditunjukkan oleh suatu zat
sebagai akibat gaya antarmolekul yang terjadi antar partikel penyusun zat tersebut. Sifat fisik dan
sifat kimia zat dapat dijangkau oleh panca indera, tanpa atau dengan menggunakan instrumen.
Contoh fenomena yang direpresentasikan pada tingkat makroskopik yang berkaitan dengan sifat
fisik zat adalah titik didih suatu cairan. Pada umumnya, titik didih suatu cairan dipengaruhi oleh
berat molekul penyusun cairan tersebut. Dalam satu golongan senyawa, kenaikan titik didih
sejajar dengan kenaikan berat molekul. Fenomena yang terjadi pada contoh sifat fisik dan sifat
kimia zat sebagaimana dideskripsikan di atas dapat dijelaskan dengan fenomena mikroskopik
gaya antarmolekul yang terjadi antar partikel penyusun zat.
Air dapat mengalami perubahan fasa dari es menjadi air cair, dan kemudian menjadi uap
air. Wujud es adalah padat, sementara air adalah cair, dan uap air adalah gas, padahal ketiga
materi tersebut mengandung molekul-molekul yang sama, yaitu H2O. Molekul-molekul H2O
mengalami interaksi yang berbeda dalam ketiga wujud air tersebut.Molekul-molekul H2O dalam
es saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen yang kemudian membentuk jaringan tiga dimensi.
Molekul-molekul H2O dalam air cair saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen tanpa
membentuk jaringan tiga dimensi.Ikatan hidrogen tanpa jaringan tiga dimensi lebih lemah
dibandingkan ikatan hydrogen dengan jaringan tiga dimensi. Hal tersebut mengakibatkan
molekul-molekul H2O dapat bergerak bebas dan random, sehingga air berwujud cair.Interaksi
antar molekul H2O dalam uap air sangat lemah. Hal tersebut mengakibatkan molekul-molekul
H2O dapat bergerak tanpa batas, sehingga air berwujud gas. Ikatan hidrogen intramolekul
seperti dijelaskan pada molekul o-nitrofenol tidak terjadi pada molekul para-nitrofenol. Jarak
antara gugus 3OH dengan gugus 3NO2 pada molekul para- nitrofenol jauh, sehingga kedua
gugus tidak dapat membentuk ikatan hidrogen intramolekul. Gugus 3OH satu molekul para-
nitrofenol membentuk ikatan hydrogen 3O3H4O3 dengan salah satu atom O pada gugus 3NO2
molekul para-nitrofenol lain. Ikatan hydrogen seperti pada molekul para-nitrofenol tersebut
disebut ikatan hidrogen antarmolekul. Ikatan hidrogen antar molekul tidak menghalangi molekul
para-nitrofenol untuk melepaskan ion H+ dari gugus 3OH, sehingga cairan para-nitrofenol
bersifat lebih asam disbanding cairan o-nitrofenol.
METODE
Berdasarkan model pengembangan yang dipilih, maka prosedur yang ditempuh
adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama adalah define yang meliputi kegiatan front-end analysis dan task analysis.
Dalam kegiatan front-end analysis dikaji latar belakang munculnya gagasan pengembang untuk
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif topik gaya antarmolekul pada matakuliah
ikatan kimia. Kegiatan front-end analysis mencakup kegiatan concept analysis dan learner
analysis. Dalam kegiatan concept analysis dihasilkan kajian bahwa representasi fenomena pada
9
tingkat mikroskopik dalam topik gaya antarmolekul bersifat abstrak dengan karakteristik dinamis.
Dalam kegiatan learner analysis dihasilkan kajian bahwa pebelajar membutuhkan media
pembelajaran yang dapat merepresentasikan fenomena mikroskopik dengan karakteristik dinamis
dalam topik gaya antarmolekul melalui strategi visualisasi. Dalam kegiatan task analysis
kompetensi dasar matakuliah ikatan kimia yang berkaitan dengan topik gaya antarmolekul
dijabarkan menjadi indikator pembelajaran.
2. Tahap kedua adalah design yang meliputi kegiatan constructing criterion referenced test,
media selection, format selection, dan initial design.
Dalam kegiatan constructing criterion referenced test dikembangkan item soal yang
mengacu pada indikator pembelajaran untuk digunakan sebagai instrument tes evaluasi tingkat
pemahaman konseptual topik gaya antarmolekul. Instrumen tes yang telah dikembangkan
selanjutnya divalidasi secara internal dan diujicoba untuk diketahui tingkat validitas internal dan
reliabilitasnya.
3. Tahap ketiga adalah develop yang meliputi kegiatan expert appraisal dan developmental
testing.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, dapat dibuat simpulan sebagai berikut.
(1) Hasil pengembangan adalah multimedia pembelajaran interaktif topik gaya antar molekul
pada matakuliah ikatan kimia yang dikemas dalam format CD pembelajaran.
(2) Berdasarkan hasil uji kelayakan melalui kegiatan expert appraisal dan uji efektivitas melalui
kegiatan developmental testing, hasil pengembangan layak dan efektif diaplikasikan dalam
pembelajaran topik gaya antarmolekul.
11
BAB III
PEMBAHASAN ISI JURNAL
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Ikatan kimia merupakan salah satu konsep paling mendasar dalam pembelajaran kimia dan
secara langsung akan berkaitan dengan konsep-konsep lain yang akan diajarkan disekolah seperti
reaksi kimia.
2. Ikatan kimia terdiri dari ikatan ion, ikatan kovalen polar dan nonpolar, ikatan logam dan itu
melibatkan sejumlah konsep termasuk molekul, atom, proton, neutron, elektron, kation, anion,
tolakan muatan sejenis dan tarikan muatan berlawanan.
3. Air dapat mengalami perubahan fasa dari es menjadi air cair, dan kemudian menjadi uap air.
Wujud es adalah padat, sementara air adalah cair, dan uap air adalah gas, padahal ketiga materi
tersebut mengandung molekul-molekul yang sama, yaitu H2O.
4.2 Saran
Semoga dengan pembuatan CJR ini kita dapat mengetahui pemahaman konsep ikatan kimia
dalam kehidupan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15
16
17