Anda di halaman 1dari 3

A.

Pada Masa Rasulullah SAW

Pemikiran Ekonomi Islam bersamaan muncul dengan diturunkannya Al Qur’an dan pada masa
kehidupan Rasulullah pada akhir abad 6 M hingga awal abad 7 M. Kehidupan Rasulullah SAW dan
umat Islam di masa Rasulullah merupakan teladan yang paling baik untuk implementasi Islam,
termasuk pada bidang ekonomi.

Pada masa rasulullah kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja
Negara dengan tujuan untuk menstabilkan perekonomian yang lebih baik dan laju pembangunan
ekonomi yang diinginkan.

B. Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

1. Masa Abu Bakar

Pada saat menjalankan pemerintahan dan perputaran ekonomi masyarakat Madinah, Abu Bakar
sangat memperhatikan dengan teliti mengenai perhitungan zakat. Adapun prinsip yang digunakan
Abu Bakar dalam mendistribusikan harta baitul mal yaitu dengan prinsip sama rata, dengan
memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah dan tidak membedakan satu sama
lain.

2. Masa Umar bin Khattab

Pada masa pemerintahan Umar ada beberapa kebijakan yang terkait dengan perekonomian umat
muslim, yakni :

a. Pendirian Baitul Mal.

b. Pajak Kepemilikan Tanah

c. Zakat

3. Masa Utsman bin Affan Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahannya melakukan suatu langkah kebijakan yaitu dengan tidak mengambil gaji
di kantornya. Sebaliknya, Utsman bin Affan meringankan beban pemerintah dalam sesuatu yang
serius, dan Utsman menyimpan uangnya pada bendahara Negara.

4. Masa Ali bin Abi Thalib

Pada masa Ali kebijakan yang perekonomian yang dilakukan pada masa pemerintahannya adalah
dengan menetapkan pajak pada para pemilik hutan sebesar 4000 dirham dan member izin Abu
Abbas, Gubernur Kufah, mengambil zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan sebagai
bumbu masakan. Ali juga mempunyai prinsip bahwa pemerataan distribusi uang rakyat yang sesuai
dengan kapasitasnya.

2. Pandangan Ulama Klasik

a) Ibn Khaldun Menurut Ibn Khaldun, agama lebih merupakan kekuasaan integrasi, perukun dan
penyatu, karena agama memiliki semangat yang bisa meredakan berbagai konflik. Bahkan agama
dapat memacu dan menuntun manusia ke arah kebenaran

b) imam mawardi

Imam Mawardi juga berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang saling berkerja sama
dan membantu satu sama lain, namun ia memasukkan paham agama didalamnya. Menurut Imam
Mawardi kelemahan manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi semua
kebutuhannya sendiri dan terdapatnya keanekaragaman dan perbedaan bakat, pembawaan,
kecenderungan alami serta kemampuan, semua itu mendorong manusia untuk bersatu dan saling
membantu

c) Ibnu Taimiyah Dalam setiap pemikirannya, Taimiyah selalu menjadikan Al-Qur‟an sebagai
landasan utama berpikir, pun dalam kosmopolitanisme. Untuk gagasan kosmopolitanisme, Taimiyah
kembali berpatokan pada ajaran bahwa Islam sebagai kebenaran haruslah menjadi kebaikan bagi
seluruh alam (rahmatan lil alamin) seperti disebutkan dalam Q.S. Al-Anbiya : 107.

Pandangan ulama kontemporer

Salah satu pendapat Yusuf Qardhawi mengenai Islam dan Demokrasi dalam buku yang ditulisnya
adalah substansi (hakikat) demokrasi sejalan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam

3. RIBA (USURY) Adalah pengambilan bunga atas pinjaman uang dengan berlebihan, sehingga
cenderung mengarah kepada eksploitasi atau pemerasan.

BUNGA (INTEREST) Adalah tanggungan pada pinjaman uang,yang biasanya di nyatakan dengan
prosentase dari uang yang dipinjamkan.

4. Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana merupakan pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi yang terlepas dari hal-hal yang dilarang.

◼ Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten dan jenis efek yang diperdagangkan sudah sesuai dengan prinsip syariah.

5. Akad-Akad Yang Digunakan di Pasar Modal Syariaha.

Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) dan pihak
penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu objek Ijarah
yang dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
dan/atau upah (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri

b. Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan pihak
pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan/pembeli
(mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak.

c. Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor) dan pihak yang dijamin
(makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) untuk menjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada
pihak lain (makfuullahu/orang yang berpiutang).

d. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilik modal (shahib al-
mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan cara pemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan
modal dan pengelola usaha (mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.

e. Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau lebih (syarik) dengan cara
menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu
usaha.

f. Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan pihak penerima
kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak
penerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.
6.Saat ini menurut dia, sudah ada investasi di pasar modal Indonesia yang sesuai dengan hukum
syariah. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011
tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar
Reguler Bursa Efek.

Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah Islam

Anda mungkin juga menyukai