Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 5

EKONOMI DAN KEBUDAYAAN


DALAM ISLAM
A. EKONOMI
ISLAM
Ciri-ciri Ekonomi Islam
1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan
mengarahkan kegiatan ekonomi.
2. Syari’ah sebagai batasan-batasan untuk memformulasi
keputusan ekonomi.
3. Akhlaq berfungsi sebagai parameter dalam proses
optimalisasi kegiatan ekonomi.
Tujuan Ekonomi Islam (duniawi & ukhrawi)
Yang dimaksud tujuan duniawi adalah bahwa kegiatan
ekonomi sebagai upaya memepertahankan hidup,
memfasilitasi ibadah pribadi, ibadah sosial, meningkatakan
peradaban dan membekali keturunan agar mempunyai
keberdayaan/kejayaan yang lebih baik.
Dasar-Dasar Ekonomi Islam
1. Dalam sistem Islam, pelaku ekonomi harus
mengimplementsikan fungsi kekhalifahan dan ibadah
karena mengacu kepada Q.S : Al-Baqarah (2):30 dan
Adz-Dzariat (51):56
2. Karena efektifitas fungsi kekhalifahan, maka perilaku
ekonomi individu dalam Islam harus senantiasa
menghormati kepentingan ekonomi agregat (ekonomi
makro).
3. Karena efektifitas fungsi ibadah, maka disiplin taqwa
dalam perilaku ekonomi adalah pembeda bagi
perilaku ekonomi konvensional. Yaitu individu pelaku
ekonomi harus menghindari cara bisnis dan objek
bisnis yang haram.
4. Dalam sistem Islam berlaku asas “Kepunyaan Allah atas
apa yang ada di langit dan dibumi”. Q.S Ali Imran (3):
189 dan Al-Baqarah (2): 384 Artinya antara lain bahwa
“economi opportunities” (peluang-peluang ekonomi)
tidaklah menjadi klaim manusia hanya karena faktor
sebagai penguasa, sebagai pemilik modal dan sebagai
lainnya.

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


1. Konsumsi dan Permintaan Kebutuhan
2. Alokasi sumber daya alam dan manusia
3. Produksi
4. Distribusi
Riba artinya (secara bahasa) “tambahan”, adapun
menurut syara’ riba artinya adalah akad yang terjadi
dengan penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama
atau tidaknya (kadar barang yang ditukarkan bahkan
cenderung disembunyikan) menurut aturan syara’ atau
terlambat menerimanya.

Larangan Riba (QS al baqoroh : 275, Ali imran : 130)


Jenis-jenis riba :
1. Riba fadli 3. Riba qordli
2. Riba yad 4. Riba nasa’
Macam-macam riba
(Bank syari’ah dari teori ke praktik, Muh. Syafi’I Antonio)

. Riba fadli yaitu menukarkan dua barang yang sejenis


dengan tidak sama (ukurannya).
 . Riba qordli yaitu utang dengan syarat ada
keuntungan bagi yang memberi utang.
 . Riba yad yaitu berpisah dari tempat akad sebelum
timbang terima.
 . Riba nasa’ yaitu disyarat dari salah satu kedua
barang yang dipertukarkan ditangguhkan
penyerahannya.
. Riba jahiliyah yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya
karena terlambat membayar cicilan
Riba dalam pandangan agama lain:
a. Kitab exodus pasal 22 ayat 25
b. Kitab Deutoronomi pasal 23 ayat 19
c. Kitab Livecitus pasal 25 ayat 36–37
d. Lukas 6 : 34-35

Jenis-jenis muamalah islami :


1. Salam 8. Qirod
2. Musaqoh 9. Serikat ‘inan
3. Muzaro’ah 10. Mukhobaroh
4. Ji’alah 11. Hiwalah
5. Utang piutang. 12. Jaminan
6. Wadi’ah (titipan) 13. Luqothoh
7. Laqithoh 14. ‘ariyah
Jenis-jenis muamalah islami :
1. Salam = menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya
2. Musaqoh =(parohan kebun )
3. Muzaro’ah =parohan sawah atau ladang sedang benihnya dari petani
4. Mukhobaroh= parohan sawah atau ladang sedang benihnya dari pemilik
tanah
5. Ji’alah =meminta agar mengembalikan barang yang hilang dengan bayaran
tertentu .
6. Utang piutang.
7. Wadi’ah (titipan)
8. Laqithoh = anak temuan
9. Luqothoh= barang temuan
10. Qirod = memberi modal dari seseorang kepada orang lain untuk usaha
11. Serikat ‘inan =kerjasama dua atau lebih untuk berserikat harta yang
ditentukan kedua belah pihak
12. Hiwalah= memindahkan utang dari tanggungan seseorang kepada
tanggngan orang lain
13. Jaminan=
14. ‘ariyah = pinjam meminjam
Perbedaan Antara Bank Konvensional dengan
Praktik Ekonomi Syari’ah:

Bank konvensional (bunga)


 Penentuan bunga dibuat pada saat akad tanpa
berpedoman pada untung rugi
 Besarnya prosentasi berdasarkan pada jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan
 Pembayaran bungan tetap seperti yang dijanjikan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan
oleh pihak nasabah untung atau rugi
 Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat ganda
 Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama
termasuk agama islam
Bank Muamalat (bagi hasil)
Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada
waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang
dijalankan, jika tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan
Tidak ada yang meragukan keabsahan keuntungan
bagi hasil
Bank konvensional

Memakai perangkat bunga atau bagi hasil


Profit oriented
Hubungan dengan nasabah adalah bentuk
Hubungan kreditur dan debitur
Creator of money supply
Investasi yang halal dan haram
Tidak ada dewan seperti yang terdapat di Bank
Muamalat
Bank Muamalat

Berdasarkan margin keuntungan


Profit dan “falah” orientid
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk
hubungan kemitraan
Users of real funds
Melakukan investasi-investasi yang halal saja
B. KEBUDAYAAN ISLAM
1. Konsep Kebudayaan Dalam Islam

Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai


hasil oleh akal, budi cipta rasa, karsa, dan karya
manusia. Kebudayaan adalah hasil olah akal, budi
cipta rasa, karsa dan karya manusia yang tidak
lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Hasil olah akal,
budi, rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh
nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang
menjadi sebuah peradaban.
2. Sejarah Intelektual Islam
Menurut Harun Nasution, sejarah intelektual Islam dapat
dikelompokkan kedalam tiga masa:

a. Masa Klasik yaitu tahun 650 – 1250 M (Rasulullah


s/d khulafaur rasyidin)
1. Abu Bakar (Irak & Syiria)
2. Umar Bin Khotob (Damaskus & Mesir)
3. Utsman Bin’Affan (Palestina)
4. Ali Bin Abi Thalib (statis, perlawanan Muawiyah
dan khowarij)
Setelah Ali ibn Thalib, maka kekusaan beralih pada
Mu’awiyah yang membentuk Dinasti Umaiyah (661-
750M) dan ekspansi Islam dilanjutkan oleh keluarga ini.
Adapun khalifah-khalifah besar dari dinasti ini ialah
Mu’awiyah ibn Sofyan (661-680 M), Abdul Malik ibn
Marwan (685-705 M), Walid ibn Abdul Malik (705-715M),
Umar bin Abd Aziz (717-720M) dan Hisyam ibn Abdul
Malik (724-743 M).
b. Masa Pertengahan yaitu tahun 1250 – 1800 M (masa
kemunduran islam)

Penyebab kemunduran
1. Pengaruh Kristen
2. Sekularisme

Di masa ini terdapat tiga kerajaan besar


1. Kerajaam Utsmani (Turki)
2. Kerajaan Safawi (Persia – Iran)
3. Kerajaan Mughol (India)
c. Masa Moderen yaitu tahun 1800 – sekarang. (masa
kebangkitan dari kemunduran)

Penyebab kebangkitan :
1. Memurnikan ajaran islam
2. Mengimbangi barat
3. Membebaskan diri dari penjajahan

Anda mungkin juga menyukai