Anda di halaman 1dari 21

Kebutuhan Mobilisasi

Oleh : Sri Hayati, S.Kp.,M.Kep

1
PENDAHUUAN

2
Definisi
Mekanika tubuh adalah suatu usaha
mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf
dalam mempertahankan
keseimbangan,postur, dan
kesejajaran tubuh selama
mengangkat,membungkuk, bergerak
dan melakukan aktifitas sehari-hari.

Penggunaan mekanika tubuh yg


tepat : dapat mengurangi resiko
cedera, memfasilitasi pergerakan
tubuh,memungkinkan mobilisasi fisik
tanpa ketegangan otot dan,
mengurangi penggunaan energi.

3
 Postur tubuh (body  Keseimbangan adalah
alignment) adalah kemampuan tubuh
kesesuaian susunan mencapai dan
gemetris bagian-bagian mempertahankan postur
tubuh dalam tubuh tetap tegak
hubungannya satu sama melawan gravitasi (duduk
lain sesuai dengan faal atau berdiri) untuk
tubuh mengatur seluruh
keterampilan aktifitas
 Postur tubuh yang tepat motorik.
meningkatkan
pengembangan paru,
fungsiginjal, sistem
percernaan dan
mengefisiensikan sirklasi
darah
4
Prinsip Mekanika Tubuh

 Penggunaan tubuh scr tepat dan benar meningkatkan


fungsi muskuloskeletal, serta mencegah penyakit dan
kecelakaan
 Mekanika tubuh yg tepat memberikan penampilan
serta fungsi tubuh yg baik
 Mekanika tubuh yg baik dicapai melalui pengetahuan
sbg pedoman dlm berindak
 Mekanika tubuh menyangkut berbagai usaha
pencegahan cedera ata cacat pada sistem
muskuloskeletal
5
Manfaat Mekanika Tubuh

 Gerak tubuh scr teratur membuat tubuh menjadi segar


 Gerak tubuh scr teratur dpt memperbaiki tonus otot
dan sikap tubuh
 Gerak tubuh merangsang peredaran darah
 Meningkatkan relaksasi
 Gerak tubuh pada anak merangsang pertumbuhan
badan
 Mengurangi stress
 Memperlambat proses penyakit : penyakit degeratif
6
Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
bebas

Tujuan Mobilisasi :
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan
peran sehari – hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan
fungsi tubuh.

7
Faktor Yang mempengaruhi
Mobilisasi
 Gaya hidup
 Proses penyakit dan injuri
 Kebudayaan
 Tingkat energi
 Usia dan status perkembangan

8
Immobilisasi
Immobilisasi adalah suatu keadaan ketika individu
mengalami keterbatasan gerak
fisik

Tirah baring adalah mrp


intervensi di mana klien dibatasi
untuk tetap berada di tempat
tidur utk tujuan terapeutik

9
Macam-macam Immobilitas

10
Tingkat Immobilisasi

11
Sistem integumen
Sistem kardiovaskuler
Sistem respirasi
Fisik Sistem percernaan
Sistem perkemihan
Sistem muskuloskeletal
Sistem neurosensoris

Dampak
Depresi
Immobilisasi Perubahan tingkah laku
Psikososial Perubahan siklus bangun tidur
Penurunan kemampuan pemecahan masalah

Immobilisasi menyebabkan akifitas anak


Tumbuh
Terbatas sehingga tumbuh kembang anak
Kembang
tehambat
Anak 12
Sistem integumen :
- Kerusakan kulit / abrasi
- Dekubitus

Sistem kardiovaskuler
- Penurunan kardiak reserve /
kapasitas jantung
- Peningkatan beban jantung
- Hipotensi orthostatik
- Phlebotrombosis 13
Sistem respirasi:
- Penurunan kapasitas vital paru
- Penurunan ventilasi volunter
- Penurunan kemampuan batuk
Sistem pencernaan :
- Anoreksia
- Konstipasi
- Penurunan kecepatan metabolisme
Sistem perkemihan:
- Infeksi saluran kemih
- Kalkuli / batu ginjal dan saluran kemih
14
Sistem muskuloskeletal:
- Atropi otot
- Osteoporosis
- Kontraktur atropi otot

Sistem neurosensoris:
- Penurunan fungsi saraf
dan sensoris osteoporosis

15

kontraktur
Upaya Pencegahan Dampak
Immobilisasi
1. Perbaikan status gizi
2. Memperbaiki kemampuan mobilisasi
3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif
4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar
sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh).
5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara
periodik (mobilisasi untuk menghindari
terjadinya dekubitus / pressure area akibat
tekanan yang menetap pada bagian tubuh.
16
Macam-macam Posisi Tidur Klien di
Tempat Tidur
 Posisi semi fowler / fowler(setengah duduk/duduk)
 Posisi litotomi
 Posisi dorsal recumbent
 Posisi supinasi (terlentang)
 Posisi pronasi (tengkurap)
 Posisi lateral (miring)
 Posisi sim
 Posisi trendelenberg (kepala lebih rendah dari kaki)

17
Pengkajian
a. Aspek biologis
- Usia (mengkaji kesesuaian postur dengan
tahap perkembangan)
- Riwayat keperawatan (gg muskuloskeletal,
ketergantungan fisik, aktifitas sehari-hari)
- Pemeriksaan fisik (rentang gerak, kekuatan
otot, sikap tbh, dampak immobilisasi)
b. Aspek psikologis (respon psikologis, mekanisme
koping)
c. Aspek sosiokutural (pengaruh immobilisasi thd
peran, pekerjaan, aktifitas sosial)
d. Aspek Spiritual (keyakinan dan nilai terkait
kesehatan) 18
Diagnosa
 Intoleransi aktifitas b/d :
- penurunan mobilisasi
- kesejajaran tubuh yan buruk

 Resiko cedera b/d :


- ketidaktepatan mekanika tubuh
- ketidaktepatan posisi tubuh dlm melakukan aktifitas
- ketidaktepatan teknik pemindahan

 Hambatan mobilitas fisik b/d :


- penurunan rentang gerak
- tirah baring
- penurunan kekuatan otot

 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d :


- stais sekresi paru
- penumpukan sekresi paru
- ketidaktepatan posisi tubuh

19
Diagnosa
cont………………………….
 Ketidakefektifan pola nafas b/d :
- penurunan pengembangan paru
- keidaktepatan posisi tubuh

 Gangguan integritas kulit b/d :


- keterbatasan mobilisasi
- tekanan permukaan kulit
- gaya gesek

 Gangguan pola tidur b/d :


- keterbatasan mobilisasi
- ketidaknyamana

 Ketidakefektifan koping individu b/d :


- pengurangan tingkat aktifitas
- isolasi sosial
20
Terimakasih
Terimakasih

21

Anda mungkin juga menyukai