Life in Society
Page 5 and 6
- Keluarga tiri
Dikarenakan kenaikan yang tinggi pada angka perseraian dan menikah lagi, keluarga tiri
menjadi hal yang agak umum terjadi. Keluarga yang seperti ini berjumlah 7,3 juta dan
bertanggung jawab atas 16 persen pasangan yang telah menikah dan memiliki anak-anak
dibawah 18 tahun. Dikarenakan wanita menang dalam hal merawat anak-anak ( menjaga
dan membimbing) anak-anak dalam kasus perceraian, kebanyakan keluarga tiri terdiri
dari ibu kandun, anak kandung dan ayah tiri. Kebahagiaan keluarga tiri tergantung
seberapa pintarnya ayah tiri mencoba mengakrabkan diri dengan anaknya. Hal tersebut
dapat menjadi sulit bagi ayah tiri. Ayah tiri cenderung mempunyai kesulitan dalam
masalah mendisplinkan anak. Jika ayah tiri mengatakan kepada anak tiri laki-lakinya
yang berumur 12 tahun bahwa dia tidak boleh menonton sebuah movie R-rated, dia
mungkin menjawab: “Ayahku membiarkanku menonton acara tersebut. Ditambah itu
adalah TV ibuku. (Nodheimer 1990).
Konflik cenderung meliputi para remaja. Remaja-remaja mencoba untuk melanggar
atauran orang dewasa. Mereka mungkin menerima aturan pendisiplinan diri dengan cinta
dan rasa hormat, tapi mungkin sulit didapatkan bagi ayah tiri. Selamaberargumen, remaja-
remaja cenderung berteriak kepada ayah tirinya: “ Kamu bukan ayah kandungku!” Saat
kebanyakan keluarga aman dari masalah-masalah yang serius dengan anaknya, konflik di
keluarga tirimenjadi salah satualasan utama pernikahan kedua gagal dibandingkan
pernikahan pertama (Nordheimer 1990; Strong and Devault 1992).
Page 11 and 12
- Tetap single
Lebih dari 20 tahunan terjadi kenaikan angka pada orang-orang yang masih single. Di
tahun 1998, kira-kira 25 persen rumah tangga di AS adalah keluarga dengan orang tua
tunggal. Dinegara lain angka statistikyang sama dapat terlihat. Di Australia misalnya kira-
kira 1 dari 12 orang tinggal melajang dan angka ini diharapkan meningkaat dua kali lipatl
lebih dari 20 tahunan ini. Kebanyakan orang-orang yang hidup melajang menunda
pernikahan sampai akhir 20an, tapi beberapa ada yang memutuskan hingga akhir 30an
dan 40an. Salah satu alasan mereka memutuskan belum memiliki pasangan karena
mereka belum menemukan orang yang tepat. Yang lain mengatakan pernikahan
memerlukan terlalu banyak komitmen dan tanggung jawab atau mereka lebih memilih
gaya hidup melajang.
Ada 2 alasan sosial utama peningkatan pada kondisi seseorang memutuskan untuk single.
Pertama, tuntutan masayarakat agar orang menikah tidak terlalu besar. Kedua, pilihan
orang yang memutuskan untuk tetap melajang membuat kehidupan menjadi lebih
membaik. Terutama untuk wanita. Saat pilihan pendidikan dan pekerjaan makin
bertambah, pernikahan bukanlah satu-satunya jalan bagi wanita untuk mendapatkan
keamanan finansial, dukungan emosional, tanggung jawab sosial dan lingkungan dan
perkerjaan yang bermakna.
- Hunian bersama
Kadang- kadang sekelompok orang yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan, namun
berbagi idealisme dan ketertarikan yang sama, memutuskan untuk hidup bersama-sama
dalam 1 kelompok besar. Komunitas tipe ini, kadang- kadang disebut sebagai “kelompok
yang hidup bersama.” Anggota-anggotanya berbagi barang-barang mereka
Academic Encounter
Human Behavior
Page 5 and 6