Anda di halaman 1dari 2

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)


yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK


Guru menyampaikan topik
Mengajukan pertanyaan mendasar apa
danmengajukan pertanyaan
Pertanyaan Mendasar yang harus dilakukan peserta didik
bagaimana cara memecahkan
terhadap topik/ pemecahan masalah.
masalah.
Guru memastikan setiap peserta Peserta didik berdiskusi menyusun
didik dalam kelompok memilih rencana pembuatan proyek pemecahan
Mendesain Perencanaan
dan mengetahui prosedur masalah meliputi pembagian tugas,
Produk
pembuatan proyek/produk yang persiapan alat, bahan, media, sumber
akan dihasilkan. yang dibutuhkan.
Guru dan peserta didik membuat Peserta didik menyusun jadwal
Menyusun Jadwal kesepakatan tentang jadwal penyelesaian proyek dengan
Pembuatan pembuatan proyek (tahapan- memperhatikan batas waktuyang telah
tahapan dan pengumpulan). ditentukan bersama.
Guru memantau keaktifanpeserta Peserta didik melakukan pembuatan
didik selama melaksanakan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap
Memonitor Keaktifan dan
proyek, memantau realisasi tahapan, mendiskusikan masalah yang
Perkembangan Proyek
perkembangan dan membimbing muncul selamapenyelesaian proyek
jika mengalami kesulitan. dengan guru.
Guru berdiskusi tentang prototipe Membahas kelayakan proyek yang
proyek, memantau keterlibatan telah dibuat dan membuat laporan
Menguji Hasil
peserta didik, mengukur produk/ karya untuk dipaparkan kepada
ketercapaian standar. orang lain.
Guru membimbing proses Setiap peserta didik memaparkan
Evaluasi Pengalaman pemaparan proyek, menanggapi laporan, peserta didik yang lain
Belajar hasil, selanjutnya guru dan peserta memberikan tanggapan, dan bersama
didik merefleksi/ kesimpulan. guru menyimpulkan hasil proyek.

Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:


a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah
didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik menghasilkan
satu proyek);
c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada
peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan
sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai
guna; dan
f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan
menyampaikan produknya kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai