Anda di halaman 1dari 40

1

Yogyakarta, 02/03/2023

Nomor : 006/HRK/X/2023
Lampiran : 1 (satu) Bundel Penawaran Administrasi dan Teknis

Kepada Yth.
Pejabat Pengadaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan RTBL Kawasan Perkotaan Saptosari
di
BPJB Setda Kabupaten Gunungkidul

Perihal : Penawaran Teknis Jasa Konsultansi Penyusunan RTBL Kawasan Perkotaan


Saptosari

Sehubungan dengan pengumuman kegiatan lelang jasa konsultansi penyusunan RTBL Kawasan
Perkotaan Saptosari nomor: "4908621/RTBL-Saptosari//II/2023 tanggal 21 Februari Tahun
2023, dengan ini kami mengajukan Jasa Konsultansi Penyusunan RTBL Kawasan Perkotaan
Saptosari dengan penawaran sebesar Rp. 220.000.000,00.

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Langsung untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan melaksanakan
pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan

Penawaran ini berlaku selama 11 (sebelas) hari kalender sejak batas akhir pemasukan dokumen
penawaran ini. Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap
dokumen asli. Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Prakualifikasi.

Penyedia,

PT. HECTA REGIONA KONSULTAN

RATIH PURNAMASARI, S.T., M.ENG


2

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

1. BENTUK DATA DIRI

Nama : Ratih Purnamasari

No. Identitas : 7303024208890004

Jabatan : Direktur

Bertindak untuk : Penanggung Jawab Badan Usaha PT. Hecta Regiona Konsultan

dan atas nama

Alamat : Perumahan Baturetno Prataman B9. Banguntapan, Kabupaten Bantul

Telepon/Fax : 085280497292

Email : hectaregionakonsultan@gmail.com

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama Kemitraan berdasarkan ____ (akta
pendirian/anggaran dasar/ surat kuasa/Perjanjian Kemitraan, disebutkan secara jelas nomor
dan tanggal akta pendirian/anggatan dasar/ surat kuasa/ perjanjian Kemitraan);
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah [bagi pegawai
Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah yang sedang cuti diluar tanggungan Negara ditulis
sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
sedang cuti diluar tanggungan Negara”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak sedang dikenakan sanksi Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
3

A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : PT.HECTA REGIONA KONSULTAN


2. Status Badan Usaha : Perusahaan Kecil
3. Alamat Kantor Pusat : Perumahan Baturetno Pratama, B9
Banguntapan, Kabupaten Bantul.
No. Telepon : 085280497292
No. Fax : -
E-Mail : hectaregionakonsultan@gmail.com
4. Alamat Kantor Cabang : -
No. Telepon : -
No. Fax : -
E-Mail : -
5. Bukti kepemilikan/penguasaan : Terlampir
tempat usaha/kantor

B. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan

1. Akta Pendirian Perusahaan/ Anggaran Dasar Koperasi


a. Nomor : Akta Nomor 2
b. Tanggal : 14 Mei 2018
c. Nama Notaris : Endah Trimawarni S.H., M.KN.
d. Nomor Pengesahan/pendaftaran : AHU-0025690.AH.01.01.TAHUN 2018
[contoh: nomor pengesahan
Kementerian Hukum dan HAM untuk
yang berbentuk PT]
2. Perubahan Terakhir Akta Pendirin Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi
a. Nomor : Akta Nomor 01
b. Tanggal : 6 Maret 2020
c. Nama Notaris : Endah Trimawarni S.H., M.KN.
d. Bukti perubahan : AHU-0020275.AH.01.02.TAHUN 2020
[contoh: persetujuan/bukti laporan
dari Kementerian Hukum dan HAM
untuk yang berbentuk PT]

C. Pengurus Badan Usaha


1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT)
No. Nama Nomor Kartu Tanda Jabatan dalam Badan Usaha
Penduduk (KTP)/
Paspor/Surat Keterangan
4

Domisili Tinggal
1. Ratih Purnamasari 7303024208890004 Penanggung Jawab Badan Usaha
2. Sekar Wijayanti 3402024910870001 Penanggung Jawab Teknis
3. Abdul Rasyid 7303021404630007 -

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama Nomor Kartu Tanda Penduduk Jabatan dalam Badan Usaha
(KTP)/
Paspor/Surat Keterangan
Domisili Tinggal
1. Ratih Purnamasari 7303024208890004 Penanggung Jawab Badan
Usaha
2. Sekar Wijayanti 3402024910870001 Penanggung Jawab Teknis

D. Izin Usaha dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

1. Izin Usaha : No 04 -06 Tanggal 2018


2. Masa berlaku izin : 03-06-2023
3. Instansi pemberi izin : DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU KABUPATEN
BANTUL
4. Klasifikasi Usaha : PERUSAHAAN KECIL
5. No. TDP : 120117000073

E. Izin Lainnya [SIUP_OSS]

1. Izin Usaha : No 202003-1108-5537-5029-221

Tanggal 19 Agustus 2021


2. Masa berlaku izin : Tidak ada batas akhir
3. Instansi pemberi izin : Lembaga OSS

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk CV/Firma)

Nomor Kartu Tanda


Penduduk (KTP)/ Presentase
No. Nama Paspor/Surat Alamat Kepemilikn
Keterangan Domisili Saham
Tinggal
1. Ratih Purnamasari 7303024208890004 Perumahan Baturetno 15%
Pratama N0.B9 RT 20
Kalangan, Baturetno,
Banguntapan,Bantul.
D.I.Yogyakarta
2. Sekar Wijayanti 3402024910870001 Buyutan/Kenteng DK II 15%
RT.3 Gadingsari, Sanden
Kabupaten Bantul, DIY
3. Abdul Rasyid 7303021404630007 BTN.ARAKEKE PERMAI 20%
5

B4.5, Kabupaten
Bantaeng-Provinsi
Sulawesi Selatan

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : 849901962543000


b. Bukti laporan Pajak Tahun terakhir : Tahun 2021 Tanggal 22 Maret 2022

G. Data Personalia (Tenaga ahli tetap/teknis/terampil badan usaha) [apabila diperlukan]

Tingkat Jabatan Tahun


Tgl/bln/ Pengalaman Profesi/
No Nama Pendidika dalam Sertifikat/I
thn lahir Kerja (tahun) keahlian
n pekerjaan jazah
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Ratih Purnamasari 02-08- S2 Manajer 8 Tahun Perencanaan SKA
1989 Proyek Tata Ruang MADYA
PERENCAN
AAN
WILAYAH
DAN KOTA
2. Sekar Wijayanti 09-10- S2 Penanggung 8 Tahun Perencanaan SKA
1987 Jawab Teknis Wilayah dan MADYA
Kota PERENCAN
AAN
WILAYAH
DAN KOTA
3. Muhammad Iqbal 25 -01- S2 Tenaga Ahli 16 Tahun Perencanaan S2 Urban
1988 Lansekap Arsitektur Design
Lansekap UGM
4. Prima Dinta Rahma 21-03- S1 Tenaga Ahli 6 Tahun Pemetaan SKA Sistem
Syam 1993 Pemetaan Geospasial Informasi
Geografis
5. Anedhatama 21-03- S2 Tenaga Ahli 3 Tahun Perencanaan
Kretarta 1995 Lingkungan Kawasan
Minapolitan
6. Nanang Priyana 10-07- S2 Tenaga Ahli 24 Tahun Ahli Ekonomi SKA
1966 Ekonomi Pembanguna
n

Data Personalia (Tenaga Kerja)


Tingkat Jabatan Tahun
Tgl/bln/ Pengalaman Profesi/
No Nama Pendidika dalam Sertifikat/I
thn lahir Kerja (tahun) keahlian
n pekerjaan jazah
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Tyas Fitri Kurnia 28-02- S1 Tenaga Ahli 2 Tahun Pembanguna IJAZAH S1
1996 Geografi n Wilayah UGM
TAHUN
2019
2. Kartika Simastuti 20-11- S1 Tenaga Ahli 1 Tahun Pemetaan IJAZAH S1
1996 Geografi Potensi UGM
Pariwisata TAHUN
2019
3. Wamidza Asfarina 05-05- S1 Tenaga Ahli 5 tahun Kebijakan IJAZAH S1
1992 Kebijakan Publik UGM
Publik TAHUN
2017
6

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan [apabila diperlukan]

Kapasit
Bukti
Jenis as atau Merk dan Tahun Lokasi
Jumla Kondisi Status
No. Fasilitas/Peralatan output tipe pembuatan Sekaran
h (%) Kepem
/ Perlengkapan pada g
ilikan
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kamera Digital 4 20,1 MP SONY 2015 Baik Kantor Nota
DSC- Hecta Pembe
W810 Regiona lian
2 Voice Recorder 2 8 Hours SONY 2014 Baik Kantor Nota
Recordi Hecta Pembe
ng Regiona lian
3 GPS Navigasi 4 3M Garmin 2008 Baik Kantor Nota
60H Hecta Pembe
Regiona lian
4 Kendaraan 1 125 CC Honda 2015 Baik Kantor Nota
bermotor R2 Supra X Hecta Pembe
Regiona lian
5 Voice Recorder 2 8 Hours SONY 2014 Baik Kantor Nota
Recordi Hecta Pembe
ng Regiona lian
6 Kamera Digital 1 14 MP Kodak 2011 Baik Kantor Nota
M532 Hecta Pembe
Regiona lian
7 Inkjet Printer 2 A4 Print Epson 2013 Baik Kantor Nota
Scan L355 Hecta Pembe
Copy Regiona lian
8 LCD Projector + 1 2200 Hitachi CP 2011 Baik Kantor Nota
Tripod Screen ANSI RX-79 Hecta Pembe
Regiona lian
Kantor Nota
Garmin
9 GPS Navigasi 4 3M 2008 Baik Hecta Pembe
60H
Regiona lian

2. BENTUK DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR


(Form T-2)

DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

No. Nama Paket Pekerjaan Tahun Nilai Instansi Pengguna

1 2 3 4 5
1 Penyusunan Rencana
Rp Dinas Pariwisata Kabupaten
Teknis Pengembangan 2019
198.907.000,00 Teluk Wondama
Obyek Wisata Windesi
2 Validasi Kajian 2019 Rp Bappeda Kabupaten Teluk
Lingkungan Hidup 100.000.000,00 Wondama
Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)
7

No. Nama Paket Pekerjaan Tahun Nilai Instansi Pengguna

Kabupaten Teluk
Wondama
3 Penyusunan DED Rp Dinas Pariwisata Kabupaten
2019
Kalipanas Roswar 199.182.000,00 Teluk Wondama
4 Penyusunan Dokumen
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Rp Bappeda Kabupaten Teluk
Rencana Tata Ruang 2019
190.499.000,00 Wondama
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Teluk
Wondama
3 Penyusunan Kajian
2019 Rp 90.000.000,00 Bappeda Kabupaten Tegal
Pembangunan Desa
6 Penyusunan Dokumen
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Detail Detail Tata Rp Bappeda Kabupaten Teluk
2018
Ruang 170.734.987,00 Wondama
(RDTR) dan Peraturan
Zonasi Kawasan
Perkotaan Rasiei
7 Penyusunan Naskah
Bappeda Kabupaten Teluk
Akademik Kawasan 2018 Rp 80.000.000,00
Wondama
Strategis
8. Belanja Jasa
Konsultansi
Penyusunan Naskah Sekretariat DPRD Kabupaten
2019 Rp 40.000.000,00
Akademik Protokoler Sleman
Pimpinan dan Anggota
DPRD
9. Kajian Pengembangan
Biro Pengembangan
Geoheritage DIY Pada
Infrastruktur Wilayah Dan
Sub Kegiatan Nominasi 2021 Rp 95.001.000,00
Pembiayaan Pembangunan
Warisan Budaya
Setda D.I.Yogyakarta
Nasional dan Dunia.
10. Kajian Akademik Biro Pengembangan
Rancangan Produk Infrastruktur Wilayah Dan
2022 Rp. 66.804.000
Hukum Daerah Pembiayaan Pembangunan
Tentang Geopark DIY Setda D.I.Yogyakarta

Keterangan isi kolom :


1. Nomor urut
2. Nama paket pekerjaan
3. Tahun
4. Nilai kontrak pekerjaan (Rp)
5. Nama instansi pengguna jasa

3. BENTUK URAIAN PENGALAMAN KERJA 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR (Form T-3)

Form T-3 ini digunakan untuk menguraikan masing-masing pengalaman yang


dicantumkan dalam Form T-2.
8

URAIAN PENGALAMAN KERJA


10 SEPULUH) TAHUN TERKAHIR

1. Pengguna Jasa : Dinas Pariwisata Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Obyek Wisata Windesi
3. Lingkup Produk Utama : Kajian potensi pariwisata di Pulau Windesi dan penyusunan rencana
teknis obyek wisata
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 198.907.000,00
6. No. Kontrak : 800/02/SPMK/PRTOWW/DPK-TW/VII/2019
7. Waktu Pelaksanaan : Agustus-Oktober 2019
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Validasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Teluk Wondama
3. Lingkup Produk Utama : Melaksanakan proses validasi KLHS RTRW Kabupaten Teluk
Wondama di Provinsi Papua Barat sebagai sesuai arahan dalam PP KLHS 46 Tahun 2016
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 100.000.000,00
6. No. Kontrak : 050/127.a/BP4D-TW/X/2019
7. Waktu Pelaksanaan : Oktober-Desember 2019
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Dinas Pariwisata Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan DED Kalipanas Roswar
3. Lingkup Produk Utama : Kajian potensi pariwisata di Kalipanas Roswar dan penyusunan DED
Kalipanas Roswar
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 199.182.000,00
6. No. Kontrak : 800/02/SPMK/PRTOWW/DPK-TW/VII/2019
7. Waktu Pelaksanaan : Juli-Oktober 2019
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Teluk Wondama
3. Lingkup Produk Utama : Melaksanakan proses validasi KLHS RTRW Kabupaten Teluk Wondama
di Provinsi Papua Barat sebagai sesuai arahan dalam PP KLHS 46 Tahun 2016
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 190.499.000,00
9

6. No. Kontrak : 050/169/BP4D-TW/IX/2018


7. Waktu Pelaksanaan : September-Desember 2018
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Tegal


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Kajian Pembangunan Desa
3. Lingkup Produk Utama : Identifikasi potensi, masalah, peluang dan tantangan pembangunan
desa dengan pendekatan rural appraisal
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Tegal
5. Nilai Kontrak : Rp 90.000.000,00
6. No. Kontrak : 050/PDW-REF/X11/18
7. Waktu Pelaksanaan : September-November 2018
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Detail Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Rasiei
3. Lingkup Produk Utama : Validasi KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Rasiei sesuai PP No. 46
tahun 2016 tentang penyelenggaraan KLHS
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 190.499.000,00
6. No. Kontrak : 050/245.a/BP4DTW/IX/2018
7. Waktu Pelaksanaan : September-November 2018
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Naskah Akademik Kawasan Strategis
3. Lingkup Produk Utama : Penyusunan draft ranperda kawasan strategis kabupaten kepentingan
ekonomi pesisir
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Teluk Wondama
5. Nilai Kontrak : Rp 80.000.000,00
6. No. Kontrak : 070.02/215/SP/RTRKSK/BP4D-TW/VII/2018
7. Waktu Pelaksanaan : Juli-Desember 2018
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kabupaten Teluk Wondama


2. Nama Paket Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Naskah Akademik Protokoler
Pimpinan dan Anggota DPRD
3. Lingkup Produk Utama : Penyusunan draft ranperda
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Sleman
5. Nilai Kontrak : Rp 40.000.000,00
6. No. Kontrak : 70/PPK/DPRD/RPKPM/XII/2019
7. Waktu Pelaksanaan : Oktober-Desember 2019
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
10

Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : BIRO PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DAN


PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN SETDA DIY
2. Nama Paket Pekerjaan : Kajian Pengembangan Geoheritage DIY Pada Sub Kegiatan Nominasi
Warisan Budaya Nasional dan Dunia.
3. Lingkup Produk Utama : Penyusunan rencana induk geopark
4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulonprogo
5. Nilai Kontrak : Rp 95.001.000,00
6. No. Kontrak : 027 / 06407
7. Waktu Pelaksanaan : Mei-Oktober 2021
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. Pengguna Jasa : BIRO PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DAN


PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN SETDA DIY
2. Nama Paket Pekerjaan : Kajian Akademik Rancangan Produk Hukum Daerah Tentang Geopark
DIY
3. Lingkup Produk Utama : Penyusunan rancangan peraturan gubernur Geopark DIY
4. Lokasi Kegiatan : D.I.Yogyakarta
5. Nilai Kontrak : Rp 66,804.000,00
6. No. Kontrak : 027 / 03517
7. Waktu Pelaksanaan : April-Agustus 2022
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :

1. BENTUK TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN


PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK (Form T-4)

2. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA (Form T-5)

1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan kawasan perkotaan di Kapanewon Saptosari dinilai cukup signifikan


diantara 8 kecamatan lainnya yang berada di Pantai Selatan Gunungkidul. Pada tahun
2021 melalui hasil penelitian kajian strategis Pantai Selatan Gunungkidul dengan
pendekatan Kernel Density, menempatkan Kapanewon Saptosari sebagai wilayah dengan
tingkat aksesibilitas dan pelayanan perkotaan yang tertinggi. Setelah ditentukan bobot
tiap titik bangunannya, kemudian dianalisis dalam program GIS yaitu analisis Kernel
11

Density, sehingga diketahui pemusatan kota berdasarkan fungsi bangunan. Analisis ini
mendasari dalam melihat konsentrasi pemusatan kegiatan budidaya saat ini. Berdasarkan
hasil Kernel Density, dapat diketahui kutub-kutub pusat perkotaan yang berwarna merah
pekat. Kapanewon yang berada pada gradasi warna merah pekat berada di Kapenewon
Saptosari, Tanjungsari, Purwosari dan Girisubo. Sebagaimana yang terlihat pada Peta
Kernel Density di Pantai Selatan Gunungkidul sebagai berikut:

Sementara itu pada analisis kependudukan terlihat juga bahwa Kapanewon Saptosari
memiliki jumlah penduduk tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Pantai
Selatan Gunungkidul, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini:

Laju pertumbuhan penduduk kawasan Pansela Gunungkidul dihitung mulai tahun


2016-2020. Dari tabel tersebut, rata-rata laju pertumbuhan penduduk kawasan Pansela
Gunungkidul senilai 0,005 yang termasuk dalam klasifikasi rendah, dimana kisaran dari
klasifikasi rendah adalah -0,0047 – 0,0082. Sedangkan jika menurut per kapanewon, ada
enam kapanewon yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tinggi yaitu Kapanewon
Girisubo, Paliyan, Panggang, Saptosari, Tanjungsari dan Tepus. Laju pertumbuhan dapat
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian serta adanya kegiatan keluar-masuk
(migrasi) penduduk ke suatu wilayah.

Tabel V-1. Persentase Jumlah Penduduk Kawasan Pansela Gunungkidul tahun 2020
Kapanewon Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
Girisubo 12.075 12.415 24.490 15,21
Paliyan 4.069 4.215 8.284 5,15
12

Kapanewon Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase


Panggang 11.929 12.332 24.261 15,07
Purwosari 10.071 10.593 20.664 12,84
Rongkop 1.711 1.753 3.464 2,15
Saptosari 18.958 19.365 38.323 23,81
Tanjungsari 8.946 9.282 18.228 11,32
Tepus 11.383 11.882 23.265 14,45
Jumlah 160.979 100
Sumber: Analisis data, 2021

Tabel V-2.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kawasan Pansela Gunungkidul tahun 2016-2020
Kapanewon Laju Pertumbuhan Penduduk Klasifikasi
Girisubo 0,008 Tinggi
Paliyan 0,010 Tinggi
Panggang 0,011 Tinggi
Purwosari -0,001 Rendah
Rongkop -0,023 Rendah
Saptosari 0,011 Tinggi
Tanjungsari 0,009 Tinggi
Tepus 0,016 Tinggi
Rata-rata 0,005
Sumber: Analisis data, 2021

Data jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kapanewon Saptosari


menunjukkan data penduduk dan laju pertumbuhan tertinggi di seluruh wilayah Pantai
Selatan Gunungkidul. Hal ini juga menjadi salah satu pendukung dalam kegiatan
pembangunan di Kapanewon Saptosari. Bila ditinjau dari aspek perekonomian,
Kapanaewon Saptosari memiliki keunggulan pada kegiatan UMKM seperti kerajinan dari
perak dan tembaga, produksi jamu gendong, kerajinan dari batu dan beberapa usaha
rumah makan. Berikut adalah perbandingan potensi lokal pada 8 kapanewon di Pantai
Selatan Gunungkidul.
13

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
1. Kapanewon Desa Girikarto  Girikarto memiliki  Status lahan di  Beberapa bencana  Jalan menuju Tidak ada konflik  Belum  Adanya
Panggang beberapa objek wisata area pantai yang pernah terjadi di tempat wisata sosial yang muncul maksimalnya peningkatan
seperti Pantai Gesing, termasuk dalam wilayah pesisir yaitu sempit, belum akibat status lahan sumber dya ekonomi melalui
Taman Bidadari Sultan Ground gelombang tinggi dan cukup baik dan yang beragam manusia setempat pengembangan
Pantai Buges, Teras (SG) angin badai. Serta tempat parkir untuk dapat lebih pariwisata
Kaca, Puncak Segoro,  Kepemilikan ada beberapa terbatas memberikan  Adanya perhatian
Taman Watu, HeHa sebagai SG guguran/longsoran  Hampir di semua inovasi-inovasi yang lebih dari
Ocean View, Pantai tersebut dari tebing yang kawasan wisata baru dalam berbagai dinas
Wohkudu dan Pantai dilimpahkan pula terkisis air laut punya pengembangan terkait untuk
Kesirat sebagai tanah  Bencana yang sering permasalahan air wisata pengembangan
 Keunggulan wisata desa melanda permukiman bersih. Di Pantai  Pendapatan wisata pantai
pantai di Girikarto  Banyak area lain berupa kekeringan Kesirat, jaringan pelaku usaha di selatan khususnya
adalah pantai pasir yang sudah jadi  Upaya mitigasi listrik dan objek wisata di Desa Girikarto
putih dan adanya milih pribadi bencana dengan telekomunikasi berkurang drastis  Adanya pelebaran
wisata minat khusus seperti HeHa penetapan Destana yang masih sulit karena penutupan akses jalan ke
(Pantai Wohkudu dan Ocean View, (Desa Tangguh  Rusaknya sarana kawasan wisata kawasan wisata
Kesirat) Teras Kaca, dan Bencana) prasarana seperti
 Ada rencana Taman Watu pipa air
pembukaan wisata
minat khusus baru
berupa gua di Pejaten
 Hasil retribusi
pariwisata
dikembalikan lagi ke
desa dalam bentuk
PAD yang masuk
pada APBDes
setempat
 Ada desa wisata, desa
budaya, dan desa
maritim
 Fasilitas pendukung
pariwisata sudah
cukup memadai
Desa Giriwungu  Objek wisata yang  Hampir 90% lahan  Punya potensi  Bencana alam yang  Akses air bersih  Konflik sosial tidak  Pendanaan  Wisata yang
sedang dipersiapkan di area pantai telah UMKM seperti akar pernah terjadi berupa masih cukup sulit ada. Namun warga pengembangan sedang
yaitu Pantai Ngunggah, dimiliki investor kayu gelombang tinggi,  Infrastruktur jalan masih wisata yang tidak dikembangkan
Embung Grigak, dan  Status kepemilikan tebing retak/runtuh dan menuju lokasi pantai mempertanyakan memadai dapat
Pantai Nampu lahan di Sodong angin kencang masih belum mengenai batasan  Status meningkatkan
 Ada kegiatan budaya adalah Sultan  Kejadian bencana memadai lahan milik kepemilikan lahan ekonomi lokal dan
seperti sedekah labuh Ground (SG) dan terjadi di sekitar area investor, yang belum cukup menjadi lapangan
dan sedekah panen. area sekitarnya pantai saja pokdarwis dan jelas di kawasan pekerjaan baru
 Pokdarwis Mitra Alam merupakan tanah  Bencana lain yang pihak desa untuk wisata  Adanya bantuan
Samudra berencana kas desa terjadi adalah keberlanjutan  Di Pokdarwis sarana prasarana
mengembangkan genangan air dari pengembangan Alam Sodong, pendukung wisata
wisata Gua Suko, Gua saluran irigasi/selokan wisata di Pantai hambatannya dari desa maupun
Songgubar, dan Gua rusak Ngunggah adalah Pemda seperti
Songkadut sebagai  Belum ada upaya kekompakan gazebo, tempat
objek wisata baru mitigasi bencana anggota parkir, toilet
minat khusus pokdarwis yang umum,
 Pokdarwis Alam masih dalam penerangan (solar
Sodong berencana tahap awal sel) dan
melakukan sehingga cukup infrastruktur jalan
pengembangan wisata riskan terkait  Adanya bimbingan
embung Sodong pendanaan dari dinas terkait
sebagai sumber (finansial) untuk pembukaan
pengairan pertanian kegiatan wisata baru
dan drainase
Desa Girimulyo  Wisata yang  Status lahan yang  Pokdarwis sedang  Bencana alam yang  Tidak ada konflik  Warga setempat  Cepat
dikembangkan adalah memiliki potensi mengembangkan pernah terjadi adalah sosial kurang bisa terselesaikannya
wisata budaya karena wisata adalah UMKM berupa longsoran karena talut melihat peluang pengurusan status
14

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
merupakan rintisan Sultan Ground hasil produk lokal rumah di Padukuhan usaha yang ada sebagai desa
desa budaya (SG) seperti olahan Tungu, banjir, budaya
 Adanya kegiatan makanan, patung kekeringan saat musim  Warga desa
sedekah lalapan dari akar, dan kemarau panjang setempat harus
setelah musim tanam kerajinan bambu  Sudah memiliki KPRB, semakin jeli
padi (mirip seperti semacam forum melihat peluang
kegiatan kenduri) kelompok pengurangan usaha untuk
 Adanya resiko bencana yang kawasan pantai
pengembangan dapat membantu saat selatan
kebudayaan yaitu terjadi bencana di  Dapat
pagelaran potensi tingkat desa terwujudnya
warisan budaya yang  Adanya upaya mitigasi fasilitas pondok
menampilkan kesenian bencana berupa budaya yang
khas girimulyo, pengadaan papan belum terwujud
melestarikan kegiatan petunjuk jalur evakuasi  Adanya perbaikan
“sedekah”, pelakukan dan rambu-rambu pada akses jalan
pengkayaan aksara zona sekolah menuju titik-titik
jawa dengan membuat potensi wisata
papan petunjuk gang di
area permukiman
warga menggunakan
aksara jawa
Desa Girisekar  Potensi pariwisata  Status lahan di  Ada UMKM  Bencana alam yang  Pendanaan yang  Adanya adanya
mengarah ke potensi Kembang Lampir dibidang olahan pernah terjadi adalah terbatas untuk keterlibatan
wisata religi adalah Sultan makanan (cucur gempa bumi pembukaan wisata semua pihak
 Sedang dirintis wisata Ground (SG) Girisekar) baru seperti pada dalam
Kembang Lampir  Status lahan di danau yang mengembangkan
(pertapaan) dan Cupu Cupu Panjolo berada di tanah potensi wisata dan
Panjolo (ditetapkan adalah milik kas desa tetap terjaganya
sebagai cagar budaya) pribadi (trah  SDM yang kurang kegiatan gotong
 Desa Girisekar sebagai keluarga) masih perlu royong
penyangga kawasan banyak diberi
pantai, sedang pelatihan dalam
membuat rest area pengelolaan
sebagai tempat wisata
pemberhentian bis
pariwisata
 Adanya beberapa
shuttle yang disewakan
untuk dapat menuju
kawasan pantai
 Adanya rencana
pembukaan wisata
baru berupa danau dan
area bumi perkemahan
Desa Giriharjo  Merupakan kawasan
perkotaan Kapanewon
Panggang
 Memiliki fasilitas umum
yang cukup lengkap
2. Kapanewon Desa Giriasih  Potensi wisata berupa  Embung Bembem  Ada produk UMKM  Potensi kebencanaan  99% listrik sudah  Pengembangan  Dapat dimasukkan
Purwosari embung dan wisata termasuk dalam berupa makanan yang mungkin terjadi terpenuhi di desa ini pariwisata kurang ke program tata
religi Sultan Ground lokal seperti adalah banjir dan tanah  Air bersih merata karena ruang sehingga
 Sudah ada Pokdarwis (SG) dengan luas ceriping, keripik longsor menggunakan pengembangan lebih diperhatikan
bernama Tirta Lestari sekitar 1,3 hektar melinjo, tempe,  Ada lembaga Destana sambungan rumah cenderung di zona oleh pihak
yang mengurus wisata dan dalam proses olahan tempe, (Desa Tangguh (SR) dan adanya selatan, pemerintah terlebih
Embung Bembem kekancingan keripik ketela hingga Bencana) SPAMDes dengan sedangkan untuk sektor
(masih dalam  Wisata religi olahan basah  Ada upaya mitigasi capaian 95% Giriasih berada di pariwisata
pengembangan objek sumber Air Pego seperti kue bencana berupa  Adanya upaya zona utara  Diikutsertakannya
wisata) juga termasuk  Ada UMKM yang pembuatan jalur-jalur pemerintah desa  Belum adanya Desa Giriasih
 Rencananya akan dalam Sultan bergerak di bidang evakuasi yang sudah menaikkan sumber perhatian dari kedalam peta
15

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
dibuat unit-unit Ground (SG) kerajinan dengan ditemukan di banyak air bawah tanah di pemerintah karena pariwisata sehingga
Pokdarwis lain untuk bahan baku dari titik sumber air wilayah yang tidak semakin dikenalnya
pengelolaan objek sampah daur ulang Manggung di Kelpu masuk tata ruang potensi objek wisata
wisata lain misalnya di dan anyaman dan sumber air pengembangan lainnya
Kali Pego bambu Pego Dusun Ngoro- Pansela  Berharap adnaya
 Sarana pendukung Oro Gunungkidul akses menuju
pariwisata di Embung  Sumberdaya Embung Bembem
Bembem cukup manusia yang sehingga objek-
memadai cukup namun objek wisata lain
belum memiliki juga dapat dikenal
jiwa wirausaha
 Masih kurangnya
pengadaan sarana
dan prasarana di
Embung Bembem
Desa Giricahyo  Adanya potensi wisata  Banyak lahan  Potensi UMKM  Potensi bencana  Sudah ada jaringan  Konflik muncul  Banyak tanah  Adanya campur
alam dan religi berstatus Sultan dibidang makanan alam berupa tanah listrik yang akibat adanya warga yang dijual tangan pemerintah
 Ada kegiatan budaya Ground (SG) (roti cucur dan longsor, kekeringan, menjangkau 1.300 investor yang ke investor kabupaten/pusat
berupa karawitan,  Tanah yg berstatus peyek) dan kerajinan dan angin besar KK membeli tanah di sehingga banyak dalam penataan
ketoprak dan wayang SG masih dalam kayu di Dukuh ketika musim hujan  Jaringan listrik Desa Giricahyo investor yang tanah
kulit proses pemetaan Gapuk  Belum ada program belum menjangkau (khususnya di menutup akses ke  Adanya akses
 Terdapat cagar budaya untuk sertifikasi mitigasi bencana lokasi wisata wilayah selatan) tanah tsb dan jalan jalan
di Dukuh Wuni, Jambu, dan belum ada yang dilakukan karena penataan menyulitkan Giricahyo-
Nglumbung, dan Gabug yang dimanfaatkan lampu belum pengembangan Giripurwo untuk
 Sudah terdapat untuk kegiatan lengkap dan harus kawasan menuju objek
Pokdarwis pariwisata menunggu dari  Akses ke objek wisata (sudah
 Sarana prasarana  Lahan yang di dinas terkait wisata sulit terdapat tanah
penunjang pariwisata kawasan  Akses jalan di karena kawasan persil, tetapi
sudah cukup memadai paralayang, 80% permukiman perlu disekitarnya kepemilikannya
 Di Bukit Paralayang milik pribadi dan dibangun dan sudah dibeli belum jelas)
sudah banyak losmen telah bersertifikat, dilebarkan untuk investor sehingga  Tempat manapun
dan homestay namun sedangkan tanah akses menuju jika ingin yang berpotensi
dikelola pribadi yang ada di tebing kegiatan ekonomi dikembangkan digunakan untuk
belum jelas  Pemerintah dalam harus kegiatan wisata
kepemilikannya proses pembuatan bernegosiasi dapat dijadikan
 Kawasan yang sarana air untuk dengan investor objek wisata
berbatasan dengan mencukupi 3 desa  Akses jalan  Pemanfaatan
air laut termasuk yaitu Giriwungu, menuju Goa potensi wisata
Sultan Ground Giricahyo, dan Langse, Resort secara maksimal
(SG) Giripurwo Tebing diharapkan dapat
 Terdapat Samudera, membuka
Penampungan Air menuju lahan lapangan kerja dan
Hujan (PAH) di pertanian dan meningkatkan
rumah tanga objek wisata kesejahteraan
masing-masing lainnya perlu masyarakat
namun kapasitas diperbaiki,
yang dimiliki dilebarkan dan
berbeda-beda dikeraskan
Desa Girijati  Ada beberapa potensi  UMKM menghasikan  Potensi bencana  Akses jalan  Banyak potensi  Sektor pariwisata
wisata yaitu Pantai produk kerajinan berupa tanah gerak di terutama untuk pariwisata namun semakin
Parangdong, Situs seperti tangkai musim hujan memasuki belum ada yang berkembang baik
Gembirowati, Goa cangkul dan sapu,  Sudah dilakukan perkampungan dikelola oleh desa itu dari segi objek
Jepang, Tlaga Ledok, mebel kayu serta pemasangan Early masih kurang  Pokdarwis baru pariwisata
dan Kelok 18 olahan makanan Warning System memadai karena dibentuk namun  Perlunya
 Ada kelompok kesenian seperti peyek (EWS) dari BNPB di masih berupa cor kegiatan masih optimalisasi dan
seperti karawitan, masing-masing blok dan kerap belum jelas pembangunan
jathilan, rebana dan padukuhan namun dilakukan tambal  Tidak ada jalan karena saat
ketoprak jarang dilakukan sulam pendapatan desa ini jalan masih
 Ada budaya Gumbreg pengontrolan  Akses jalan menuju dari sektor berupa jalan
sebagai wujud syukur  Belum ada program beberapa objek pariwisata setapak dan cor
petani atas rezeki dari mitigasi bencana wisata belum terlalu blok setengah
16

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
Tuhan bagus dan memadai  Pemerintah
 Sarana pendukung dan membantu untuk
jaringan-jaringan mengelola sektor
infrastruktur di Bukit pariwisata namun
Paralayang sudah juga melibatkan
cukup memadai masyarakat lokal
sehingga desa
Girijati memiliki
pendapatan dari
sektor pariwisata
Desa Giripurwo  Potensi wisata masih  Lahan di kawasan  UMKM  Potensi kebencanaan  Listrik sudah  Akses air masih  Ada kemajuan atau
minim Pantai Bekah menghasilkan yaitu banjir, gempa, mencukupi seluruh kurang, khususnya peningkatan
 Untuk wisata alam merupakan lahan produk berupa longsor, angin puting area padukuhan. di wilayah Bekah pendapatan baji
berupa pantai bertebing milik warga/pribadi, olahan makanan beliung, dan Namun di kawasan  Dari segi tata nelayan melalui
 Terdapat 2 Pokdarwis bukan lahan milik (kue cucur, jamu kekeringan wisata belum ruang, Desa pengadaan fasilitas
yaitu di Padukuhan kas desa ataupun tradisional, jamu  Ada upaya mitigasi tercukupi Giripurwo belum alat tangkap hingga
Temon dan Klampok termasuk Sultan gendong dan tempe bencana berupa  Akses jalan di memiliki grand alat untuk
 Ada objek wisata yang Ground daun) dan kerajinan adanya Desa Tangguh permukiman dan design. pengolahan hasil
sedang dirintis yaitu  Masih banyak mengelola sampah Bencana, sudah menuju lahan  Sudah ada laut
Pantai Bekah, embung, tanah yang menjadi produk siap terpasang Early pertanian sudah perencanaan lokasi  Adanya
serta ada rencana berstatus Sultan pakai seperti tas Warning System baik yang berpotensi pengembangan
pembangunan bumi Ground (SG) dan dompet (EWS) dari BNPB dan  Sumber air masih namun belum ada pariwisata selain
perkemahan di utara  Seluruh tanah yang  Ada UMKM olahan sudah rutin dilakukan menjadi masalah pengembangan pemancingan dan
JJLS termasuk Sultan tahu, rambak dan pengecekan oleh karena sering  Akses jalan yang offroad
 Di Pantai Bakah ada Ground (SG) budidaya jamur pemerintah dan kekeringan kurang memadai  Adanya BUMDes
kegiatan petilasan yang digunakan untuk tiram. BPBD.  Akses jalan menuju  Perlunya dapat digunakan
bernama Gebang Koro kepentingan umum  Papan-papan ke Pantai Bekah sosialisasi kegiatan untuk mengelola
 Banyak kegiatan yang penunjuk untuk jalur masih berbatu. pembangunan ke kegiatan pariwisata
dilakukan wisatawan evakuasi dan titik Sarana prasarana di masyarakat agar sehingga
seperti berkemah dll kumpul sudah Pantai Bekah masyarakat menyumbang PAD
 Masuk objek wisata dipasang namun saat berupa MCK dan mengetahui ada
belum dikenai biaya ini hilang masih inisiasi kegiatan
retribusi pribadi pembangunana
 Ada potensi minat  Belum dibuka
khusus di Pantai sepenuhnya
Ngrumpon pariwisata di desa
 Setiap tahun, terdapat Giripurwo (hanya
ritual yang bernama Pantai Bekah dan
Babat Dalan di mana Pantai Ngrumpon)
saat musim kemarau
 Tahun 2022, sudah
termasuk dalam desa
budaya
 Sarana prasarana di
Goa Cerme sudah
cukup memadai
Desa Giritirto  Potensi wisata ada di  Status lahan di  UMKM berupa  Kebencanaan berupa  Jaringan listrik  Minim anggaran  Adanya support
Goa Cerme, Embung Desa Giritirto olahan makanan tanah longsor (di sudah mencukupi untuk dana selain dana
Ploso, dan Embung adalah Sultan seperti tempe daun, Padukuhan Bladu) dan semua masyarakat pengembangan desa, seperti
Gading Ground (SG) keripik (singkong, banjir (di Padukuhan  Air bersih sudah wilayah DanaIs
 Sarana prasarana di  Lahan yang talas atau sukun), Petoyan) terpenuhi dengan  Belum adanya  Adanya undang-
Goa Cerme sudah berstatus SG dapat serta makanan  Ada program mitigasi adanya Pamsimas masterplan desa undang skala desa
memadai diolah dan basah seperti tiwul bencana dan yang ada di  Pemikiran yang membuat
 Merupakan desa rintisan dimanfaatkan,  Produksi UMKM difasilitasi oleh BPBD Petoyan dan Bladu masyarakarat masyarakat lebih
budaya dengan namun warga masih skala rumah  Ada Forum  Masih kurangnya belum mengarah mandiri
kesenian seperti reog, enggan karena tangga Komunikasi Bencana akses menuju ke peningkatan  Perlunya
jathilan, ketoprak dan dianggap keramat  Belum ada sentra Desa, termasuk dalam tempat wisata PAD namun masih memperluas
krenengan UMKM penanggulangan termasuk ke Goa untuk kegiatan kawasan pariwisata
 Ada acara Rasolan lebar pandemi Covid-19 Cerme konsumtif sehingga
panen dan sebelum masyarakat dapat
panen ikut berdagang
17

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
 Terdapat situs cagar  Perlu memperbaiki
budaya akses jalan
 Kawasan Bladu
direncanakan akan
dibangun gardu
pandang
3. Kapanewon
Paliyan
4. Kapanewon Desa Monggol  Belum ada objek wisata,  Status lahan  Pengembangan  Adanya
Saptosari namun ada beberapa berupa Sultan pariwisata pengembangan
potensi yang dapat Ground (SG) terhalang dana kegiatan pariwisata
dikembangkan misalnya  Status lahan di di kawasan
wisata goa dan telaga wisata potensial Pansela
 Peran desa dalam milik pribadi
pariwisata di daerah
Pansela belum terlalu
banyak dan hanya
berkontribusi dalam
usaha kecil menengah
berupa warung pinggir
jalan utama
 Terdapat 2 bangunan
cagar budaya, namun
kepemilikannya pribadi
Desa Planjan  Belum memiliki destinasi  Status lahan di  UMKM berupa  Sudah ada upaya  Adanya  Terkait
wisata, namun ada Telaga Omang kerajian dari perak mitigasi bencana keterbatasan dana pengembangan
potensi yang dapat adalah milik pribadi dan tembaga, berupa Desa dalam pariwisata Pansela,
dikembangkan yaitu produksi jamu Tanggung Bencana pengamanan rest diharapkan Desa
pemancingan di Telaga gendong, kerajinan dan pelatihan area Planjan menjadi
Omang batu dan usaha kebencanaan terobosan dalam
 Telaga Omaang sudah makanan padang kegiatan wisata
memiliki sarana  Hasil UMKM berupa  Adanya dukungan
prasarana yang cukup kerajinan tembaga lebih terhadap
memadai dan perak dijual ke rencana yang telah
 Ada kelompok budaya Kotagede ada
yaitu reog, karawitan,
ketoprak, jathilan, dll
Desa Kanigoro  Ada potensi wisata  UMKM berupa  Sudah masuk dalam  Akses masuk  Ada konflik sosial,  Terbatasnya  Pengembangan
pantai yaitu di pantai adanya kelompok forum FPRB (Forum menuju objek wisata tetapi hanya di pengembangan pariwisata terutama
Nguyahan, Pantai pengolahan hasil Pengurangan Resiko masih terbatas beberapa tempat pariwisata pada akses jalan
Ngobaran, Pantai laut berupa keripik Bencana) dan adanya saja terutama pada lebih diperhatikan
Ngrenean, Pantai ikan, nugget, dan Destana (Desa  Ada kabar akses masuk
Toroudan, Pantai bakso Tangguh Bencana) terdengar bahwa  Adanya masalah
Midodaren yang  Adanya UMKM  Ada upaya mitigasi pantai-pantai persampahan
mempunyai akses produksi kerajinan bencana berupa Kapanewon
bersama dengan pantai seperti kerajinan papan penunjuk jalan Saptosari akan
Peyuyon tembaga perak dan jalur evakuasi dikembangkan
 Ada kelompok seni pandan menjadi pantai
budaya berupa privat untuk
Dalang,Ketoprak, kalangan
Rawitan, Jathilan, Reog, menengah atas
Kethuk banyu dll saja
 Keunikan destinasi
wisata adalah kekhasan
Pantai Ngobaran yang
dikelilingi pura dan
adanya tradisi labuan di
Pantai Ngrenean
 Adanya tradisi Upacara
Labuan Laut atau
sedekah laut dan
18

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
Rasulan
Desa Jetis  Potensi pariwisata  Status lahan dibagi  Pengembangan  Potensi kebencanaan  Kekurangan sumber  Pernah ada usulan  Dapat segera
tersebut, yaitu gua, menjadi tanah kas UMKM berupa bencana banjir daya air sehingga program melakukan
embung, dan kera ekor desa dan Sultan menghasilkan  Pemerintah desa mengandalkan dari pengembangan pembangunan fisik
panjang Ground (SG) beberapa produk sudah membentuk PDAM namun wisata embung, secara optimal
 Pihak desa berharap,  Tanah kas desa yaitu keripik talas, Destana sejak tahun belum menjangkau namun dana yang
destinasi goa dapat merupakan bagian ubi, peyek, dan 2020 ke semua disetujui kurang
dikembangkan untuk dari SG lemper benguk  Sudah ada sosialiasi padukuhan mencukupi
pariwisata  UMKM dikelola oleh melalui Destana dan  Listrik sudah
 Ada potensi kesenian per pribadi rumah BPBD mengaliri semua
melalui paguyuban seni tangga  Adanya kegiatan padukuhan
karawitan, reog, jathilan, bantuan suplai  Ada program
gejog lesung, dan sembako untuk korban pengembangan
hadroh terdampak banjir infrastruktur yang
 Ada aktivitas  Adanya rambu-rambu telah dilakukan yaitu
kebudayaan berupa rawan bencana jalan usaha tani,
Sedekah Rasulan dan talud, dan drainase
Sedekah Tani
Desa  Ada wisata pantai yaitu  Status lahan terdiri  UMKM berupa  Kebencanaan berupa  Desa Krambilsawit  Ada konflik sosial  Sulitnya perizinan  Segera
Krambilsawit di Pantai Ngedan, dari 10% Sultan produk pengolahan tsunami, gempa bumi, kesulitan air karena berupa pemetak- AMDAL yang diperbolehkan izin
Butuh, dan Ngluwen Ground (SG), 10% hasil pangan dan tanah longsor, dan kekeringan. metakan agama diperoleh swasta AMDAL untuk
 Ada potensi wisata tanah swasta, dan pengembangan banjir Solusinya berupa islam antar untuk swasta sehingga
berupa pantai dan spot 80% tanah hak souvernir  Sudah ada Kelurahan adanya drop air dari pemuka agama pengembangan pembangunan
selfie di arah sebelum milik warga lokal  Produk-produk Tanggap Bencana BPBD sehingga sulitnya pariwisata kawasan pariwisata agar
pantai  Tanah yang tersebut berupa (Kaltana)  Kebutuhan air satu pendapat pantai cepat terlaksana
 Potensi wisata didukung berlokasi di pinggir kripik pisang,  Kaltana sudah warga dari PAM,  Biaya untuk dengan luasan izin
dengan adanya pantai nantinya kerajinan bambu, melakukan sosialiasi namun masih operasional tidak yang sesuai
homestay disekitar akan dan sabun. terkait potensi menjangkau 5 tercukupi termasuk dengan kebutuhan
lokasi pantai diperuntukkan bencana yang ada dan padukuhuan dari 8 pengembangan pengembangan
 Sudah ada
 Sedang difokuskan untuk pelatihan memasang rambu padukuhan sarana dan  Diharapakan
untuk pengembangan pengembangan pembuatan produk kebencanaan  Kebutuhan air di prasarana pemerintah desa
pariwisata dnegan kawasan pantai sekitar pantai sudah dapat menerima
program penambahan dalam rangka terpenuhi melalui 50% dari retribusi
fasilitas pendukung menunjang sumur untuk kepentingan
 Ada potensi budaya pariwisata  Listrik sudah operasional dan
yaitu pedalangan, memenuhi di penambahan
wayang kulit, keto, seluruh wilayah fasilitas
karawitan, dan tari  Kondisi akses jalan
 Sudah ada Pokdarwis menuju pantai
Pantai Ngedan masih buruk berupa
 Retribusi diambil alih jalan cor selebar 2
oleh Dinas Pariwisata meter yang rusak di
 Sudah ada masterplan beberapa lokasi
pariwisata untuk
mengembangkan
kawasan pantai di
Krambilsawit. Saat ini
sudah sampai tahap
pembebasan lahan
Desa Ngloro  Fokus pengembangan  Status tanah di  UMKM berupa  Potensi bencana  Pendapatan  Dapat
sebagai kawasan Gua Tlaga produk lokal yaitu berupa kekeringan, masyarakat yang berkembangnya
pertanian dan pariwisata Randu adalah krispi pare, kripsi tanah longsor, dan kecil sementara itu sektor UMKM
 Ada beberapa potensi milik pribadi bonggol pisang dan kebakaran biaya hidup mahal dalam mengolah
wisata gua yaitu Gua  Status tanah di kripsi singkong  Sudah ada Kaltana sehingga tidak hasil pertanian
Tlaga Randu di Kalurahan Nglora  Ada kendala (Kelurahan Tanggap terjadi  Adanya
Padukuhan terdiri dari Sultan pemasaran produk Bencana) dimana keseimbangan pendampingan
Karangnongko Ground, tanah UMKM setiap ada bencana UMKM
 Ada cagar budaya yaitu kas desa, dan  Pengembangan memberikan bantuan
Petilasan Ngloro hak milik warga produk fokus ke sembako dan
pengembangan memberikan
hasil pertanian kebutuhan air saat
19

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
kekeringan
Desa Kepek  Fokus pengembangan  Status lahan terdiri  UMKM yang  Potensi bencana  Sumberdaya air  Adanya  Dengan adanya
sebagai kawasan dari Sultan Ground dikembangkan berupa tanah longsor untuk sehari-hari permasalahan pengembangan
pertanian yang didukung dan hak milik masyarakat meliputi dan kekeringan dari PDAM sumber daya Pansela, dapat
oleh UMKM warga kerajinan bambu,  Listrik sudah manusia. dapat mengangkat
 Sebagai desa budaya  Tanah sultan kuliner di setiap mengaliri semua Masyarakat petani potensi desa
pada tahun 2021 dipergunakan padukuhan, kue padukuhan masih memakai mengingat posisi
 Ada paguyuban untuk pemakaman jagung, glepung, sistem tata cara desa yang strategis
karawitan bernama umum, danau dan dan gaplek yang bertani tradisional sebagai pintu
Paguyuban Brejo resan atau omah merupakan sehingga jarang gerbang kawasan
Kahuripan demit (lahan berbahan dasar menggunakan pantai
 Adanya kirab budaya kosong berisi hasil pertanian lokal sistem bertani
 Ada cagar budaya di pohon tua)  Pihak desa sudah modern
Padukuhan Tilem dan memfasilitasi
Gondang berupa rumah- UMKM melalui
rumah joglo pelatihan
5. Kapanewon Desa Sidoharjo  Potensi wisata pantai  Status lahan  UMKM lokal seperti  Potensi kebencanaan  Sumber air dari  Pengembangan  Semakin maju
Tepus yaitu Pantai Slili, berupa Sultan pengolahan ubi atau yaitu gelombang tinggi, PDAM belum kawasan pantai dalam bidang
Sadranan, Sundak, dan Ground tersebar di Pathilo, melinjo atau gempa, tsunami, dan mencukupi untuk banyak manajemen
Ngandong pantai, telaga, emping dan kekeringan semua penduduk menghadapi pertaniannya
 Ada pengembangan tempat petilasan, anyatam bambu  Upaya mitigasi desa sehingga beberapa sehingga dapat
Bibora yang fokus pada makan dan tanah bencana sudah sering pihak desa kepentingan, mencukupi
wisata taman dan kas desa dilaksanakan oleh membangun seperti masyarakat kebutuhan
olahraga  Wilayah dengan BPBD dan beberapa beberapa pompa pemerintahan dan masyarakat yang
 Merupakan desa rintisan SG terbesar ada di masyarakat, terutama air secara mandiri juga pihak swasta ada di Desa
budaya dengan Pulegundes I dan II di wilayah pantai  Sulitnya para Sidoharjo
beberapa kegiatan  Wilayah SG  Sudah menerapkan pelaku usaha di
budaya yaitu Rasulan, terbesar ada di program Destana sekitar pantai
Nyadran/Labuan, wilayah pantai (Desa Tangguh dalam mengurus
Ketoprak dll Bencana) namun perizinan pendirian
 Pokdarwis ada 4 kegiatan belum terlalu bangunan
kelompok dan masing- aktif  Tidak adanya dana
masing memiliki  Kegiatan mitigasi untuk relokasi
kebebasan dalam warga atau pelaku
menentukan arah bencana berupa usaha lokal yang
pengembangan pelatihan evakuasi, mendiami kawasan
kawasan pantai pemasangan rambu wisata tersebut
titik kumpul dan jalur
evakuasi, dll
Desa Tepus  Memiliki bentang alam  Status lahan  Memiliki UMKM  Potensi kebencanaan  Untuk  Pengembangan Semakin maju dalam
karst berupa Sultan unggulan berupa yaitu gelombang tinggi, menanggulangi kawasan pantai bidang manajemen
 Berpotensi sebagai Ground tersebar di kerajinan perak gempa, tsunami, dan kekeringan, banyak pertaniannya
lahan untuk pertahian pantai, telaga, kekeringan pemerintah desa menghadapi sehingga dapat
lahan kering tegalan tempat petilasan,  Upaya mitigasi membangun beberapa mencukupi kebutuhan
 Memiliki 15 pokdarwis makan dan tanah bencana sudah beberapa pompa air kepentingan, masyarakat yang ada
yang tersebar di setiap kas desa dilaukan BPBD dan tanah secara seperti masyarakat di Desa Tepus
objek wisata beberapa masyarakat mandiri dari dana pemerintahan dan
 Objek wisata yang  Sudah menerapkan APBDes juga pihak swasta
terkenal yaitu Pantai program Destana  Sulitnya para
Sumandeng, Pantai (Desa Tangguh pelaku usaha di
Indrayanti, Pantai Bencana) namun sekitar pantai
Sundak Timur, dan kegiatan belum terlalu dalam mengurus
Pantai Pok Tunggal aktif perizinan pendirian
 Setiap tahun ada acara  Kegiatan mitigasi bangunan
kebudayaamn seperti bencana berupa  Tidak adanya dana
Wayang Kulit, Jathilan, pelatihan evakuasi, untuk relokasi
Nyadran, Kethoprak, pemasangan rambu warga atau pelaku
Ogleng, Ledek dan titik kumpul dan jalur usaha lokal yang
Kendhuri evakuasi, dll mendiami kawasan
 Ada tradisi adat seperti wisata tersebut
Nglengani saat
20

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
menjelang musim panen
tiba sebagai rasa syukur
6. Kapanewon Desa Kemadang  Potensi wisata pantai Status lahan berupa  Potensi bencana  Akses jalan menuju  Pernah terjadi  Menurunnya  Lebih diperhatikan
Tanjungsari berupa Pantai Baron, Sultan Ground dan berupa gelombang Pantai Mbulut masih konflik sosial di pendapat pelaku penataan ruang
Mbuluk, Ngrawe, milik pribadi pasang berbatu dan tanah Pantai Baron usaha di Pantai seperti renovasi
Kukup, Sepanjang,  Di Pantai Baron ada  Jaringan antara pedagang Baron akibat bangunan yang
dan Watu Kodok proyek tempat telekomunikasi dan kelompok pemberlakuan tidak terlalu penting
 Wisata pantai kerap penanggulan bencana khususnya sinyal nelayan PPKM dan dibangun
dijadikan sebagai khususnya badai internet belum  Di Pantai  Belum adanya bangunan yang
tempat berkemah dan cempaka serta abrasi terlalu lancar Watukodok, Pokdarwis di bermanfaat bagi
gathering air tawar dan air laut  Tempat pengelolaan pernah ada konflik Pantai Watukodok, pedagang dan
 Ada Kawasan Baron  Adanya kegiatan sampah di kawasan antara Ngrawe masyarakat
Technopark yang mitigasi bencana oleh wisata pantai masih masyarakat  Belum  Adanya perbaikan
digunakan sebagai Sarlinmas dan BPBD diangkut secara sekitar dan terjangkaunya akses jalan menuju
ujicoba PLTG dan kolektif oleh petugas investor. Investor akses internet ke pantai
kincir angin di Baron kebersihan “menggusur” beberapa objek  Pengunjung lebih
 Ada kegiatan budaya masyarakat yang wisata pantai ramai
berupa Labuhan, sudah tinggal
Festival Kathok Abang lama di Pantai
(di Pantai Watu Watukodok
Kodok)
 Pantai Baron ada
berbagai macam
olahan seafood
dengan harga
terjangkau
 Penataan ruang di
Pantai Ngrawe
dilakukan oleh investor
 Ada beberapa pantai
yang sudah memiliki
sarana prasarana
yang memadai seperti
Pantai Baron, Kuup
Desa Banjarejo  Potensi wisata pantai  Rentan dengan  Akses jalan menuju  Konflik sosial  Sulitnya  Untuk
ada di Pantai Drini, bencana alam berupa pantai masih sempit terjadi antar pengembangan pengembangan
Watu Bolong dan gelombang pasang,  Akses jalan di pedagang yang di kawasan pantai kawasan wisata,
Ngrumput tsunami dan abrasi Pantai Watubolong Pantai Ngrumput karena jalan diharapakan
 Fasilitas di Pantai Drini  Belum ada upaya dan Ngrumput dan Watubolong disekitar terminal adanya pemberian
sudah cukup memadai mitigasi bencana baik masih jalan setapak dimana pedagang masih sempit dan kios dari
 Ada kegiatan bduaya dari sosialisasi dan track yang ada di Pantai bus tidak bisa lewat pemerintah dnegan
berupa Labuhan maupun pelatihan dari cukup berat dan Watubolong sehingga perlu lokasi yang sama
 Sudah ada pokdarwis pemerintah dan dinas jauh melarang pelebaran jalan semua sehingga
di beberapa objek terkait  Infrastruktur membuka lapak di  Kepemilikan jalan tidak ada
wisata pantai pendukung (jalan area tersebut di Pantai ketimpangan antar
 Komoditas utama dan PJU) di Pantai karena menjadi Watubolong adalah pelaku usaha
produk laut yaitu ikan Ngrumput belum hak pedagang di milik investor  Pemberian solusi
kakap, pari, lobster baik Pantai Ngrumput sehingga untuk pemberian
pengembangan akses jalan yang
butuh waktu yang baik dan layak
lama karena serta fasilitas yang
membuka jalan memadai di Pantai
baru dari Terminal Watu Bolong dan
Pantai Drini Ngrumput
 Belum ada upaya  Adanya promosi
penataan ruang untuk mengunjungi
untuk kios dan pantai-pantai yang
wisata di Pantai masih sepi
Ngrumpur dari pengunjung agar
pemerintah lebih dikenal
 Keterbatasan biaya wisatawan
21

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
untuk melakukan
pembangunan
jalan
Desa Ngestirejo  Potensi wisata pantai Potensi kebencanaan  Sudah terdapat  Menurunnya
berupa Pantai Krakal berupa gelombang kios-kios wisata pengunjung wisata
dan Sarangan pasang hasil swadaya pantai akibat
 Kegiatan wisatawan di masyarakat dan pemberlakuan
Pantai Krakal dan homestay untuk PPKM
Sarangan ini meliputi menunjang  Belum ada
camping dan bermain pariwisata pengembangan
air di tepi pantai dan investor ke Pantai
ada beberapa yang Krakal dan
menyewa homestay Sarangan
jika berlibur bersama
keluarga besar
 Retribusi penginapan
atau homestay
sebesar 15% dari
omset sebulan.
Sedangkan retribusi
kios sebesar 10% dari
omset selama sebulan
 Ada kegiatan budaya
berupa Labuhan di
Pantai Krakal
 Fasilitas di Pantai
Krakal sudah memadai
7. Kapanewon Desa Melikan  Potensi dari bidang Lahan SG di Desa  Ada pusat kerajinan  Potensi bencana  Mengalami krisis air  SDM masyarakat  Adanya pihak-pihak
Rongkop pertanian dengan Melikan yaitu berada dari bambu yaitu berupa pohon bersih karena ada di masih memiliki pola yang dapat
pemanfaatan lahan di Kawasan Telaga, pembuatan tampah, tumbang, tanah tipologi karst pikir yang kurang membantu dengan
tandus di lembah – Kuburan dan Resan dan irik tempat jemblong  Pemenuhan air berkembang melakukan
lembah bukit karst lampu, anyaman  Upaya mitigasi jarang sehari-hari karena mayoritas pelatihan dan
sebagai lahan pertanian bambu yang dibuat dilakukan bergantung pada bermata pendampingan
tadah hujan melalui kerajinan pembelian air bersih pencaharian terkait marketing
 Potensi budaya dan tangan manual yang dari tangki. Setiap sebagai petani digital
kesenian seperti terdapat di Dusun tahunnya  Pengembangan  Adanya upaya
mocopatan, karawitan, Ngampiran diperkirakan produk UMKM untuk berkerjasama
reig, jathilan, teg-teg dan  Ada kelompok menghabiskan biaya seperti kerajinan dengan pihak
sholawatan. Serta sudah UMKM Rahayu 2 milyar dalam satu bambu masih swasta seperti
ada kelompok-kelompok yang dilakukan oleh tahun terbatas karena DesaHub untuk
kesenian kelompok ibu-ibu  Akses air bersih dari para pengrajin memasarkan hasil
 Sedang pengembangan PKK dalam PDAM sudah ada 2 masih memiliki pola produksi UMKM
merancang pembuatan Pengolahan tahun ini, namun pikir pembuatan  Adanya
masterplan tempat produksi pembuatan hanya sampai ke 6 kerajinan hanya pemenuhan akses
wisata di lahan kas desa wajik dan ampyang padukuhan yang berdasarkan air bersih melalui
dengan memafaatkan disebar di titik-titik pesanan (made by perluasan dan
potensi kebudayaan dan RT yang kemudian order) perlancaran
kesenian di setiap dibagi ke rumah jaringan PDAM
padukuhan warga untuk menekan
 Ada konsep rest area  Ada telaga yang pengeluaran
JJLS di Dusun Gebang dimanfaatkan untuk konsumsi air bersih
yang nantinya akan mina telaga dan setiap tahunnya
digunakan sebagai mandi warga
tempat panggung setempat
penamplan kesenian
dan tempat berjualan
UMKM
 Tahun 2022, akan
dibuka kawasan wisata
terpadu
 Memanfaatkan lahan
22

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
karst kritis untuk
ditanami pohon kayu
putih dan serai merah
yang akan disuling
menjadi minyak astiri
8. Kecamaran Desa Pucung  Salah satu desa yang  Status lahan yaitu  Produk UMKM Bencana yang sering  Melalui BUMDes,  Kurang kesadaran  Dapat dibantu
Girisubo dilalui untuk menuju ke beberapa bagian berupa abon tuna, terjadi adalah kekeringan, ada sub penyalur SDM dimana ingin memasarkan atau
Pantai Sadeng termasuk Sultan perbonsaian dan namun tidak semua BBM untuk para memperoleh mendorong usaha
 Ada potensi wisata Ground (SG), lainnya dusun mengalami nelayan pemasukan para UMKM agar
pantai, petilasan dan tanah kas desa kekeringan  Pemenuhan air dengan cepat dan dapat memasarkan
beberapa lainnya dan tanah milik bersih tidak memikirkan produknya lebih
 Potensi pantai ada di pribadi menggunakan jangka panjang luas
Pantai Srakung, Pantai  Lahan SG terletak PDAM namun masih terkait wisata dan  Ada banyak
Ngungap, Pantai disepanjang mengalami sulit air sejienisnya investor yang
Menyer, Pantai pantai, petilasan bersih sehingga  Ada kendala datang untuk
Mblandaran, Pantai dan telaga terpaksa membeli pemasaran produk memajukan
Ngambusan, Pantai air dari armada UMKM potensi-potensi
Nguluran dan lainnya tangki swasta  Sulitnya wisata did aerah ini
 Pantai Srakung dan  Akses jalan menuju pemenuhan srta memberikan
Ngungap harus kawasan padukuhan kebutuhan BBM dampak baik ke
diberikan perhatian lebih sulit karena hanya jenis solar untuk pihak desa dan
 Di Pantai Sadeng, ada data 1 akses para nelayan masyarakat
pelabuhan yang dnegan tingkat karena jarak yang
setengah wilayahnya kemiringan jalan cukup jauh dengan
berada di Desa Pucung cukup curam SPBU
 Sudah ada Pokdarwis  Sulitnya
 Kesenian budaya antara pengurusan surat-
lain ketoprak, karawitan, surat perizinan
jatilan dan reog
 Ada perternakan mandiri
seperti sapi, ayam, dan
kambing
Desa  Pariwisata di Desa  Status lahan dibagi  Memiliki beberapa  Adanya potensi  Dengan adanya  Masyarakat belum  Adanya bantuan
Jerukwudel Jerukwudel masih dalam menjadi Sultan UMKM yaitu olahan kebencanaan berupa JJLS, dapat memiliki jiwa berupa pemasaran
proses rintis yaitu di Ground (SG), makanan dan angin ribut membantu wirausaha yang produk batik agar
Embung Ngrancah tanah kas desa beberapa non meningkatkan militant menemukan pasar
 Seni budaya yang dan tanah milik kuliner (olahan kayu perekonomian  Permasalahan dalam yang sesuai
terdapat di kalurahan pribadi dan las) yang  Desa berencana rendahnya  Adanya
jerukwadel yaitu  Lahan yg termasuk tersebar di menguruk tanah di pendapatan rumah pendampingan
karawitan, jatilan dan SG digunakan beberapa dusun pinggir jalan untuk tangga pelatihan untuk
reog untuk petilasan  UMKM terbagi digunakan  Tidak ada kelompok masyarakat dari
 Termasuk dalam desa dan telaga menjadi membangun rest yang memiliki awal hingga akhir
mandiri budaya dan  Tanah kas desa perkelompok dan area kemampuan proses setelahnya
berfokus pada budaya ada yg produktif perorangan  Sarana dibidang yang melibatkan
yang ada didalamnya ada yg tidak  UMKM perorangan perdagangan belum pendampingan banyak dinas
 Unsur kebudayaan yang produktif (karena berupa ada minimarket, hal  Rendahnya jiwa terkait, seperti
disajikan tidak hanya ada di memproduksi batik ini untuk berproses dan Provinsi DIY, Dinas
atraksi budaya tapi juga pegunungan) yang dipasarkan meminimalkan bekerja Koperasi, Dinas
ada corak kehidupan sendiri sehingga campur tangan dari Pariwisata, Dinas
didalamnya belum maksimal orang luar Kebudayaan, Dinas
 Ada 3 telaga yaitu dan belum  Sudah ada Tenaga Kerja dan
Telaga Guntur (terjadi menemukan pasar beberapa tempat dinas-dinas lain.
pendangkalan), Telaga yang tepat sehingga pengisian bahan  Adanya
Wotawati dan Telaga dibuat berdasarkan bakar pengembangan
Ngrancah pesanan  PDAM sudah ada daerah dari
namun belum beberapa sisi.
tersedia untuk Kajian yang nyata
semua KK (baru dari dampak
30%). Hal ini karena lingkungan tidak
tidak adanya fokus pada waktu
jaringan akses penyelesaian
23

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
saluran pipa yang  Adanya
dapat dilalui pengembangan
 Keluarga yang tidak yang dapat
mempunyai PDAM meningkatkan
akan diberikan air di aktivitas ekonomi
satu titik lalu masyrakat
biayanya patungan  Perlunya
mempersiapkan
masyarakat desa
 Dapat menjadi
desa budaya pada
tahun 2022 dan
segala aktivitas
dapat
terselenggara
Desa Nglindur  Tidak mempunyai  Status lahan dibagi  Produk UMKM Potensi bencana yaitu  PDAM sudah  Tidak ada konflik  Adanya kendala  Adanya sinergitas
potensi wisata menjadi Sultan berupa jenang, bencara banjir, menjangkau desa sosial. dana berupa belum antara pihak desa
 Ada rencana akan Ground (SG), wingko babat, khususnya penduduk ini. Hanya 2 RT Masyarakat desa meratanya dengan pihak-pihak
dibuat embung yang tanah kas desa kacang oven yang bertempat tinggal di yang belum sudah aktif penyaluran dana terkait
akan menjadi destinasi dan tanah milik  UMKM masih dekat telaga terjangkau karena memberikan  Tidak dipersulit
wisata pribadi berjalan hanya di 5 lokasi yang berada masuk-masukan prosedur saat
 Pemerintah desa  Lahan yang padukuhan di perbukitan kepada pihak membutuhkan
sudah mencari berstatus SG tidak desa dana untuk
terobosan-terobosan produktif berupa rencana
jika destinasi wisata makam, telaga dan pengembangan
sudah ada resan wilayah
 Termasuk dalam desa  Perbandingan
rintisan budaya tanah SG dan
 Ada kesenian berupa tanah warga
jatilan, camprusari, adalah 40%
dan ketoprak banding 60%
 Pengembangan
kawasan terhenti
karena pandemi.
Pengembangan
berupa pasar kuliner
dan taman bermain
anak
Desa Balong  Ada potensi wisata  Terdapat lahan  Produk UMKM Potensi kebencanaan  Kebutuhan air  Adanya perebutan  Akses jalan menuju
Gunung Api Purba yang berstatus SG berupa jamu berupa angin, petir, menggunakan air wilayah usaha di pantai segera
Batur, Bukit Pengilon, seperti disebalah tradisional. Selain longsor, tsunami, dan tadah hujan kawasan pantai. dibenahi
Pantai Banyu Tibo, barat Pantai Watu itu ada UMKM kekeringan  Ada akses dari Termasuk dalam  Adanya investor
Pantai Watu Lumbung, Lumbung yang seperti meubel PDAM namun tidak konflik yang tidak yang ingin
dan Pantai Nampu merupakan tebing dan warung- menjangkau 4 besar, dapat mengembang
 Potensi budaya dan lahan non warung dusun, yaitu Ngelo I, diatasi dengan pariwisata di
berupa reog, ketoprak produktif Ngelo II, dan mediasi dari pihak Kalurahan Balong
dan karawitan Sebagian Balong desa dan  Pengembangan
 Ada tradisi laut berupa dan sebagian pokdarwis wisata perlu
labuan laut di Pantai Widoro digencarkan lagi,
Nampu dan Pantai  Pengelolaan karena lahan –
Watu Lumbung sampah masih lahan di sekitaran
tradisional yaitu pantai yang non-
pembakaran produktif sebaiknya
sampah disuahakan untuk
 Akses jalan menuju dikembangkan
pantai cukup menjadi wisata
mudah. Jalan sudah
beraspal dan cor
blok. Namun ada
beberapa titik
mengalami
24

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
kerusakan
Desa  Potensi wisata di Lahan di Desa  Terdapat UMKM  Bencana yang pernah  Akses air tidak ada suatu  Sulitnya  Meratanya
Karangwen Kalurahan Karangwen termasuk meubel, dan warung terjadi adalah banjir menggunakan dari permasalahan mengakses sumber penyaluran air
Karangawen belum SG dan pemanfaatan – warung kelontong  Ada pekatihan mitigasi PDAM namun konflik ocial yang mata air saat menggunakan
ada, tetapi ada berupa lahan  Terdapat KWT bencana dari BPBD jumlah debit tidak besar kekeringan PDAM
wacana yang saat ini pemakaman dan (Kelompok Wanita terkait bencana gempa menentu, tetapi  Adanya dukungan
belum terealisasi yaitu petilasan Tani) dan P2WKSS bumi, banjir, tanah juga masih ada dalam
pengembangan obyek (Program longsor, dan tsunami beberapa dusun pengembangan
wisata Goa Karet Peningkatan yang wisata Goa Karet
 Ada kesenian berupa Peranan Wanita menggunakan
reog, jathilan, gedrug, Menuju Keluarga tadah hujan
karawitan dan gejog Sehat dan
lesung Sejahtera)
 UMKM masih
bersifat rumahan
Desa Tileng  Terdapat obyek wisata Status lahan SG dan Ada 78 UMKM yang Setiap tahun sudah  sumber air  adanya
Goa Sambi dan dikelola oleh sebagian besar dilakukan sosialisasi menggunakan air pembenahan jalan
Gunung Gandul pemerintah desa merupakan warung mitigasi bencana dari tadah hujan dan air kabupaten dan
(tebing di pinggir kelontong BPBD PAM jalan desa
pantai)  saat kemarau dan  harapan untuk 3
 memiliki beberapa kekeringan, tahun kedepan
spot pemancingan di penduduk membeli adalah wisata yang
Tebing Turi dan Tutup air pada truk tangki sudah
sebagai obyek wisata keliling dikembangkan
dan sudah sering  listrik sudah teraliri dapat berjalan
dilaksanakan lomba dengan baik dengan baik
mincing  pengolahan sampah
 Di Padukuhan Nanas masih sederhana
saat ini sedang yaitu pembakaran
dikembangkan wisata sampah. Ada
berupa embung di rencana pembuatan
Kalurahan Tileng yaitu TPS di belakang
Embung Nanas, dan Puskesmas Girisubo
Embung Lodoireng  jaringan
 Kalurahan Tileng telekomunikasi
memiliki cagar budaya sudah baik, namun
yaitu Petilasan ada 2 padukuhan
Sambernyowo yang yang sulit terjangkau
terletak di Padukuhan sinyal internet yaitu
Papringan Padukuhan Nanas
 memiliki kesenian dan Ngasem
budaya berupa
wayang, ketoprak
Tarunobudoyo dan
karawitan
 potensi bidang
pertanian pada musim
penghujan berupa
tanaman padi,
sednagkan musim
kemarau berupa
kedelai, , kacang
tanah, kacang tolo,
jagung dan kacang
hijau
Desa Jepitu  Potensi wisata pantai  Status lahan  Belum ada sentra  Potensi bencana yang  Ketersediaan air  Kendala dalam  Perlu adanya
yaitu Pantai sebagian besar UMKM ada di Kalurahan menggunakan pengembangan sosialisasi tentang
Wediombo, Pantai adalah SG  UMKM yang Jepitu yaitu PDAM dan tadah wisata yaitu masih pengembangan
Jungwok, Pantai terutama kawasan dijalani masyarakat pasang/abrasi, hujan kurang pahamnya wisata seperti
Sedahan, Pantai pantai seperti meubel, longsor, dan  pihak desa terkait sosialisasi terkait
Greweng dan Pantai  Di Pantai Jungwok warung – warung, kekeringan dengan tata ruang penataan ruang di
25

Konflik Sosial Permasalahan dan


No Kapanewon Desa Pariwisata Status Lahan UMKM Kebencanaan Infrastruktur Harapan
yang muncul hambatan
Dadapan memiliki status dan beberapa  Upaya mengurangi  Desa Jepitu agar
 Fasilitas umum yang lahan berupa milik kebutuhan local abrasi dengan pengembangan
terdapat di Kawasan pribadi  Ada rencana ditanami pohon bakau pariwisata
Pantai Wediombo  Beberapa lahan di pengembangan berjalanan lancar
sudah memadai dan dekat JJLS ada produk kelautan  Adanya bantuan
terdapat toilet & kamar yang dibeli dan kebutuhan air
mandi, warung makan, dikelola sendiri masyarakat
mushola, spot foto, yang nantinya terutama untuk
serta homesta mungkin akan perternakan dan
 Adanya dibangun usaha MCK
pengembangan wisata  Perekonomian
minat khusus yaitu semakin maju
wisata spiritual di tanpa
beberapa goa dan menghilangkan
petilasan keraifan lokal
 Kalurahan Jepitu
berfokus pada
pengembangan
kawasan pariwisata,
mengikuti kebijakan
pemkab
 Ada kegiatan budaya
seperti ngalangi/
labuhan laut, bersih
desa, kenduri
Desa  Ada potensi pariwisata Status lahan berupa Kebencanaan yang ada  Minimnya  Adanya kendala  Adanya
Songbanyu berupa Pantai SG yang ada di di Desa Songbanyu ketersediaan air akses jalan masuk pengembangan
Perikanan dan pesisir pantai, adalah kekeringan, banjir, bersih. Sehingga objek wisata pariwisata di
Pelabuhan Sadeng pemakaman, telaga serta adanya serangan masyarakat terutama jalan Krokoh dan
 Ada wisata yang baru kera liar yang mengambil melalukan kegiatan poros desa menuju Baronan agar
dikembangkan Pantai hasil panen pembelian tangki air Pantai Krokoh yang dapat
Krokoh dan Pantai masih jelek dan meningkatkan
Baronan belum layak dilalui kesejahteraan desa
 Ada wisata goa berupa  Kelompok sebagai
Goa Mangir Pokdarwis belum penghasilan asli
 Potensi seni dan berkembang desa
kebudayaan berupa  SDM belum bisa  Adanya pelatihan
campursari, gamelan, mengembangkan dan pendampingan
wayang kulit, inovasi untuk Pokdarwis
padalangan dan reog pengembangan  Dibenahi akses
yang tersebar di kawasan wisata jalan menuju
kelompok seni pantai tempat wisata serta
padukuhan-padukuhan  Akses internet pembenahan akses
 Kegiatan upacara adat belum menjangkau internet
yang menjadi keunikan area pantai  Diadakannya
di Kalurahan penyaluran air dari
Songbanyu sendiri PDAM yang
yaitu kegiatan upacara menjangkau
Rosulan masyarakat saat
 Strategi bencana
pengembangan kekeringan
wilayah berupa
pengembangan
produksi garam laut di
Pantai Krokoh
26

2 TINJAUAN TEORI

2.1 PENDEKATAN PERENCANAAN

Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Gajayana-
Galunggung menggunakan pendekatan Mixed Scanning Planning Approach, dimana kajian sistem
yang lebih makro tetap menjadi bagian dari kajian sistem yang lebih mikro, walaupun tidak secara
menyeluruh. Hal ini dengan pertimbangan bahwa dengan melakukan pendekatan ini maka kajian
yang dilakukan menjadi lebih lengkap, karena mempertimbangkan keseluruhan sistem yang
mempengaruhi, baik sistem eksternal maupun internal.
Secara teoritis, sebenarnya terdapat 3 pendekatan perencanaan sejalan dengan
perkembangan pemahaman akan perencanaan, yaitu:
1. Pendekatan rasional menyeluruh atau rational comprehensive approach, yang secara konseptual
dan analitis mencakup pertimbangan perencanaan yang luas, dimana dalam pertimbangan luas
tersebut tercakup berbagai unsur atau subsistem yang membentuk sistem secara menyeluruh.
Meyerson Banfield mengidentifikasi terdapat 4 ciri utama pendekatan perencanaan rasional
menyeluruh, yaitu:
a. Dilandasi oleh suatu kebijakan umum yang merumuskan tujuan yang ingin dicapai sebagai
suatu kesatuan yang utuh.
b. Didasari oleh seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap, menyeluruh, dan terpadu.
c. Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi (masukan data) yang lengkap,
andal, dan rinci.
d. Peramalan yang diarahkan pada tujuan jangka panjang.
Namun demikian, pendekatan ini ternyata banyak dikritik karena dianggap memiliki kelemahan-
kelemahan seperti produk yang dihasilkan dirasakan kurang memberikan informasi dan arahan
yang relevan bagi stakeholders, cakupan seluruh unsur dirasakan sukar direalisasikan,
dukungan sistem informasi yang lengkap dan andal biasanya membutuhkan dana dan waktu
yang cukup besar, serta umumnya sistem koordinasi kelembagaan belum mampan dalam rangka
pelaksanaan pembangunan dengan pendekatan yang rasional menyeluruh.
2. Pendekatan Perencanaan Terpilah atau Disjointed Incremental Planning Approach, muncul
sebagai tanggapan dari ketidakefektifan perencanaan dengan pendekatan rasional menyeluruh.
Dikemukakan oleh Charles E. Lindblom, dkk, pendekatan ini Rencana terpilah tidak perlu ditunjang
oleh penelaahan serta evaluasi alternatif rencana secara menyeluruh. Hanya
mempertimbangkan bagian-bagian dari kebijakan umum yang berkaitan langsung dengan
unsur atau subsistem yang diprirotiaskan. Dengan terbatasnya lingkup perencanaan, yaitu
pada unsur atau subsistem tertentu saja, maka ada anggapan bahwa pelaksanaan menjadi lebih
mudah dan realistik.
3. Namun ternyata, pendekatan ini juga masih memiliki kelemahan-kelemahan, seperti karena kurang
berwawasan menyeluruh sering terjadi dampak ikutan yang tidak terduga sebelumnya, dianggap
hanya merupakan usaha penyelesaian jangka pendek yang kurang mengkaitkan dengan sasaran dan
tujuan jangka panjang, serta dianggap sebagai penyelesaian permasalahan secara “tambal sulam” yang
bersifat sementara sehingga harus dilakukan secara terus menerus (tidak efisien).

E-
26
27

4. Pendekatan Terpilah Berdasarkan Pertimbangan Menyeluruh atau Mixed Scanning Planning


Approach atau Third Approach (Amitai Etzioni), yang merupakan kombinasi antara
pendekatan rasional menyeluruh dengan pendekatan terpilah, yaitu menyederhanakan
pendekatan menyeluruh dalam lingkup wawasan secara sekilas dan memperdalam tinjauan atas
unsur yang strategis terhadap permasalahan menyeluruh. Ciri utama pendekatan perencanaan ini
adalah:
a. Perencanaan mengacu pada garis kebijakan umum yang ditentukan pada tingkat tinggi
b. Perencanaan dilatarbelakangi oleh suatu wawasan menyeluruh serta memfokuskan
pendalaman penelaahan pada unsur-unsur yang diutamakan.
c. Ramalan mendalam menyangkut unsur yang diutamakan dilandasi oleh ramalan singkat
tentang lingkup menyeluruh dan didasarkan pada wawasan sistem.
d. Dinilai sebagai penghematan waktu dan dalam dalam lingkup penelaahan, analisis, serta proses
teknis penyusunan rencana karena terdapat penyederhanaan dalam penelaahan dan analisis
makro.
e. Untuk menunjang hasil ramalan dan analisis sekilas, maka proses pemantauan, pengumpulan
pendapat, komunikasi, dan konsultasi dengan masyarakat yang berkepentingan dan
pemerintah dilakukan secara menerus mulai dari perumusan sasaran dan tujuan rencana
pembangunan.
Dengan pendekatan Mixed Scanning Planning Approach, maka secara lebih substantif,
pendekatan dalam pekerjaan ini dapat dibagi atas:
a. Pendekatan eksternal, yang berarti bahwa dalam pekerjaan ini dipertimbangkan faktor-faktor
determinan yang dianggap mempengaruhi dalam penentuan arah pengembangan, seperti
kebijakan-kebijakan yang mengikat atau harus diacu, kondisi dinamika global, dan lain-lain.
Dari pendekatan ini nantinya akan teridentifikasi gambaran tentang peluang yang tercipta dan
tantangan yang harus dijawab dalam penataan ruang suatu wilayah atau kawasan.
b. Pendekatan internal, yang berarti bahwa dalam pekerjaan ini dipertimbangkan faktor-faktor
lingkungan strategis yang berpengaruh, seperti kondisi fisik dan lingkungan, kependudukan,
perekonomian, kelembagaan, dll. Pendekatan ini terkait dengan potensi yang dimiliki dan
permasalahan yang akan dihadapi dalam penataan ruang suatu wilayah.

Kedua pendekatan itu lebih lanjut akan dikembangkan dengan didukung pula oleh pendekatan
keberlanjutan (sustainability). Kata sustainability sangat penting dalam sebuah kerangka
pengembangan dan pembangunan. Kata tersebut merujuk ini umum digunakan dalam hal-hal yang
terkait dengan kebijakan lingkungan atau etika bisnis, terutama sejak dipublikasikannya istilah ini
dalam dokumen Bruntland Report oleh World Commission on Environtment and Development
(WCED), tahun 1987. Dalam dokumen tersebut, sustainability development diartikan sebagai:
"development that meets the needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs. In a way that "promote[s] harmony among human beings and
between humanity and nature". Secara singkat pembangunan berkelanjutan ini dapat diartikan
sebagai upaya menumbuhkan perekonomian dan pembangunan sosial tanpa mengganggu
kelangsungan lingkungan hidup yang sangat penting artinya bagi generasi saat ini dan masa mendatang.
Oleh karena itu, pembangunan keberlanjutan menempatkan 3 pilar utama yang satu sama lainnya
saling terkait dan mendukung, yaitu: 1) pertumbuhan ekonomi, 2) pemerataan sosial, dan 3)
pelestarian lingkungan hidup. Dengan didasari oleh pendekatan eksternal, internal, dan
sustainability, maka diharapkan penataan ruang yang akan dilakukan merupakan:
a. Penataan ruang yang berdaya guna dan berhasil guna, artinya penataan ruang yang mewujudkan
kualitas ruang yang sesuai dengan potensi dan fungsi ruang.

E-
27
28

b. Penataan ruang yang terpadu, artinya penataan ruang yang dianalisis dan dirumuskan menjadi satu
kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun
masyarakat.
c. Penataan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang, artinya penataan ruang yang dapat menjamin
terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan struktur dan pola pemanfaatan ruang bagi
persebaran penduduk antarwilayah, pertumbuhan dan perkembangan antarsektor, antar daerah, dan
antara sektor dengan daerah.
d. Penataan ruang yang berkelanjutan, artinya penataan sumberdaya alam.

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan


Kawasan Perkotaan Saptosari diuraikan dalam tahapan – tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut.

2.2.1 Metode Survei Dan Pengumpulan Data


Dalam perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang
dihadapi maka kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang
baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data
sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Metode literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara
mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan.
2. Metode observasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara
melakukan survei langsung ke lokasi. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi lokasi
yang sebenarnya dan lingkungan sekitar lokasi.
3. Metode kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau bahan yang diperoleh dari bukubuku
kepustakaan.
4. Metode wirelessnet dan website, yaitu pengumpulan data-data melalui internet.

Data perencanaan dibutuhkan untuk mendukung tercapainya maksud dan tujuan serta
manfaat bagi kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan
Perkotaan Saptosari. Berkaitan dengan kebutuhan data yang harus dikumpulkan tersebut, maka
terdapat 2 (dua) jenis data masing-masing:
1. Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan dalam bentuk dokumen (baik berbentuk buku terbitan
maupun peta), jurnal, literatur ataupun peraturan-peraturan yang berasal dari instansi/lembaga
yang terkait dengan pekerjaan ini. Data ini juga bisa didapatkan dari situs di internet berkenaan
dengan kajian yang akan dilakukan.
2. Data Primer, yaitu data yang didapatkan dari hasil pengukuran/pengamatan langsung di lapangan
atau hasil dari penggalian narasumber melalui interview.
Pelaksanaan survei pengumpulan data untuk mendapatkan kedua jenis data tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Survei instansional
Survei ini dilakukan pada instansi terkait. Cara memperoleh data sekunder adalah dengan
E-
28
29

menyalin/mencatat dan memfotocopy data.


2. Survei Lapangan
Survei Lapangan dilakukan dengan cara wawancara dengan informan kunci (Pejabat, Tokoh
Masyarakat, Pelaku Ekonomi), observasi (pengamatan) lapangan, pemotretan, perekaman
serta plotting.
3. Survei Pengukuran
Survei ini dilakukan khususnya untuk mendapatkan peta dasar dan peta kondisi eksisting
kawasan perencanaan, bila dibutuhkan data lebih rinci pada suatu kawasan.

Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis
kawasan dan wilayah sekitarnya. Data-data yang dibutuhkan serta keterkaitannya dengan analisa dan
output yang diharapkan dapat dilihat pada tabel desain survey berikut:

Tabel Desain Survei

Metode
Data yang
No Pengambilan Instansi Metode Analisis Output
diperlukan
Data
1.  Rencana Tata Hasil Survei  Dinas Pekerjaan  Analisis Kebijakan  Struktur
Ruang Wilayah Sekunder Umum bidang  Analisis Tata Guna Peruntukan
 Rencana Detail Tata Ruang Lahan Lahan Makro
Tata Ruang  Badan  Analisa Daya dan Mikro
 Status Pertanahan Dukung & Daya  Jalur Evakuasi
Kepemilika Nasional Tampung Bencana
n Lahan  Analisa  Potensi dan
Kebencanaan Masalah
 Analisa Potensi &
Permasalahan
2. Bangunan Cagar Hasil Survei  Dinas  Analisa Bangunan  Bangunan
Budaya Sekunder Kebudayaan Cagar Budaya Cagar Budaya
dan Pariwisata  Analisa Potensi &  Potensi dan
Permasalahan Masalah
3. Demografi & Hasil Survei  Badan Pusat  Analisis  Proyeksi
Sosial Budaya Sekunder dan Statistik Kependudukan Penduduk
Primer  Kantor  Analisa Partisipatif  Partisipatif
Kapanewon  Analisa Potensi &  Potensi dan
Saptosari Permasalahan Masalah
4. Perekonomian Hasil Survei  Badan Pusat  Analisa Potensi &  Potensi dan
Sekunder Statistik Permasalahan Masalah
5. Perekonomian Hasil Survei  Analisa Sarana  Jenis Sarana
Sekunder dan Fasilitas  Lokasi Sarana
Umum Potensi dan
Analisa Potensi & Masalah
Permasalahan
6. Tampilan Hasil Survei  Analisa Fasade dan  Fasade Dan
Bangunan Primer Montage Montage
 Skyline Bangunan  Skyline
 Analisa Potensi &  Potensi dan
Permasalahan Masalah
7. Intensitas Hasil Survei Analisa Intensitas  Intensitas

E-
29
30

Metode
Data yang
No Pengambilan Instansi Metode Analisis Output
diperlukan
Data
bangunan Primer Bangunan Pemanfaatan
 KDB  KDB Lahan
 KLB  KLB  Potensi dan
 KTB  KTB Masalah
 KDH  KDH
 GSMB  GSMB
 GSBB  GSBB
 GBKaB  GBKaB
 GSKiB  GSKiB
8.  Dimensi Jalan Hasil Survei  Dinas  Analisa Sistem  Sistem
 Kapasitas Jalan Primer Dan Perhubungan Pergerakan Pergerakan
 Angkut Sekunder Dinas Pekerjaan  Analisis  Sistem
an Umum bidang Sirkulasi dan Sirkulasi dan
Umum Bina Marga Jalur Jalur
 Pedestri Penghubung Penghubung
an  Analisa Potensi  Potensi dan
Way & Masalah
Permasalahan
9.  Air Bersih Hasil Survei PDAM  Analisa Jaringan  Jaringan Air
Talang Air Sekunder Air Bersih Bersih
Analisa Potensi & Potensi dan
Permasalahan Masalah
10.  Jenis Drainase Hasil Survei  Pekerjaan  Analisa Jaringan  Jaringan
 Bentu Primer Dan Umum Drainase Drainase
k Sekunder bidang Sumber Analisa Potensi & Potensi dan
Draina Daya Air Permasalahan Masalah
se
Dimensi
Drainase
11.  Titik TPS Hasil Survei  Dinas  Analisa Jaringan  Jaringan
 Alur Primer Dan Lingkungan Persampahan Persampahan
Pengangkutan Sekunder Hidup Analisa Potensi & Potensi
Sampah Permasalahan dan
Masalah
12.  Ruang Terbuka Hasil Survei  Dinas  Analisa Ruang  Sistem Ruang
Hijau Primer dan Permukiman Terbuka dan Tata Terbuka Dan
Vegetasi Sekunder dan Perumahan Hijau Tata Hijau
Rakyat Analisa Potensi & Potensi dan
Permasalahan Masalah
13.  Street Hasil Survei   Analisa Tata  Jenis Street
Furniture Primer Kualitas Furniture
Lingkungan  Lokasi Street
 Analisa Potensi & Furniture
Permasalahan  Potensi dan
 Masalah

E-
30
31

2.3 KOMPOSISI TIM

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN (DAFTAR PERSONEL)


PEKERJAAN JASA KONSULTASI PENYUSUNAN RTBL KAWASAN PERKOTAAN SAPTOSARI
Tenaga Ahli (Personil Inti)
Tenaga
Jumlah
Nama Perusaha Ahli Lingkup Posisi
Uraian Pekerjaan Orang/
Personil an Lokal/Asi Keahlian Diusulkan
Bulan
ng
Firman PT. Hecta Tenaga AHLI Team  Bertanggung
Afrianto, Regiona Ahli Lokal PERENCANA Leader jawab dalam
S.T.,M.T. Konsultan AN WILAYAH memimpin
seluruh kegiatan
anggota tim
kerja.
 Bertanggung
jawab dalam
mengkoordinasi
kan seluruh
kegiatan
anggota tim
kerja dan secara
rutin
melaporkan
kemajuan
pelaksanaan
pekerjaan
kepada pemberi
kerja.
 Merumuskan
kerangka pikir
dan metodologi
analisis secara
menyeluruh
terhadap
pekerjaan yang
akan dihasilkan.
 Memimpin
pembahasan
yang dilakukan
bersama Tim
Teknis dan
pihak lain yang
terkait termasuk
dalam
mengantisipasi
permasalahan
dan kendala
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
 Memfasilitasi
dan
berpartisipasi
aktif dalam
setiap diskusi,
rapat, maupun
pertemuan
dalam rangka
32

Tenaga Ahli (Personil Inti)


Tenaga
Jumlah
Nama Perusaha Ahli Lingkup Posisi
Uraian Pekerjaan Orang/
Personil an Lokal/Asi Keahlian Diusulkan
Bulan
ng
pelaksanaan
pekerjaan ini
Team Leader
bertanggung
jawab atas
pelaksanaan
pekerjaan mulai
dari awal
pekerjan sampai
dengan selesai
 Mengkoordinir
hasil pekerjaan
setiap tenaga
ahli dan
menuangkannya
dalam setiap
buku laporan
(laporan
pendahuluan
dan laporan
akhir)
Sekar PT. Hecta Tenaga Ahli Geografi Ahli  Melakukan kajian
Wijayant Regiona Ahli Lokal Perencana tentang kondisi
i Noor Konsultan an Wilayah dan
Hasanah, permasalahan
S.Si.,M.En yang berkaitan
g. perumusan RTBL
Kawasan
Perkotaan
Saptosari
 Menyusun
sistematika draft
laporan
 Menyusun
lampiran
pemetaan RTBL

Yogyakarta, 2 Maret 2022

Yang membuat pernyataan,

(Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng)

A. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN HARGA

1. BENTUK REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA

32
33

REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA

Total Harga
No. Uraian
(Rp)

I Biaya Langsung Personel Rp 100.000.000 ,00

II Biaya Non Personel Rp 120.000.000,00

Total Rp 220.000.000,00

Terbilang: Dua Ratus Dua Puluh Juta Rupiah

33
34

PAKTA INTEGRITAS
 
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng

No. Identitas : 7303024208890004

Alamat : Perumahan Baturetno Prataman B9. Banguntapan, Kabupaten Bantul

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dalam rangka pengadaan Penyusunan RTBL Kawasan
Perkotaan Saptosari di BPJB Setda Kabupaten Gunungkidul dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;


2. Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya praktik Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini;
3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
4. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1, 2, dan 3 maka bersedia dikenakan
sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau
dilaporkan secara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

 Yogyakarta, 02 Maret 2023

 
PT. Hecta Regiona Konsultan

Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng


Direktur Utama

34
35

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


 
Nama : Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng

No. Identitas : 7303024208890004

Alamat : Perumahan Baturetno Prataman B9. Banguntapan, Kabupaten


Bantul

Telepon/Fax : 085280497292

Email : hectaregionakonsultan@gmail.com
 
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
 
1. Saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan mempunyai kapasitas
untuk menandatangani Kontrak;
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak
yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. saya tidak sedang dikenakan sanksi Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan; 
6. data-data saya adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi
 
1. Nama : Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng
Alamat sesuai kartu BTN ARAKEKE PERMAI B4.5, Kabupaten
2. :
identitas Bantaeng-Provinsi Sulawesi Selatan
Perumahan Baturetno Prataman B9.
3 Alamat Domisili :
Banguntapan, Kabupaten Bantul
4. No. Telepon : 081228083622

5. No. Fax : -

6. E-mail : hectaregionakonsultan@gmail.com

B. Data Keuangan
    

1. Nomor Pokok Wajib Pajak : 76.651.413.7-542.000

Bukti laporan Pajak Tahun terakhir (SPT


: 766514137542000
tahunan)

35
36

C. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan (apabila diperlukan)

Tahun
Jenis Kapasitas atau Merk dan
pembu Kondisi Lokasi Bukti Status
No. Fasilitas/Peralatan Jumlah output pada tipe
atan (%) Sekarang Kepemilikan
/ Perlengkapan saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kantor Hecta
1 Laptop HP 1 AMD RYZEN HP 2018 Baik Milik Sendiri
Regiona
Garmin 76 Kantor Hecta
2 GPS NAVIGASI 1 3M 2009 Baik Milik Sendiri
CSXi Regiona
Garmin Kantor Hecta
3 GPS NAVIGASI 1 3M 2017 Baik Milik Sendiri
64s Regiona
Garmin Kantor Hecta
4 GPS NAVIGASI 4 3M 2008 Baik Milik Sendiri
60H Regiona
Wireless,
networking,
Kantor Hecta
5 Proyektor 1 HDMI, PC-less HItachi 2016 Baik Milik Sendiri
Regiona
presentation
USB,
Printer,
EPSON Kantor Hecta
6 Printer 1 Fotocopy, 2016 Baik Milik Sendiri
L360 Regiona
Scanning
SONY
Kantor Hecta
7 Kamera Digital 2 20,1 MP DSC- 2014 Baik Milik Sendiri
Regiona
W830
Sony DSC- Kantor Hecta
8 Kamera Digital 4 20,1 MP 2015 Baik Milik Sendiri
W810 Regiona
Software
Kantor Hecta
9 Pemetaan 1 Unlimited User QGIS 2018 Baik Milik Sendiri
Regiona
Quantum GIS
8 Hours Kantor Hecta
10 Voice Recorder 2 SONY 2014 Baik Milik Sendiri
Recording Regiona
LCD Projector + Hitachi CP Kantor Hecta
11 1 2200 ANSI 2011 Baik Milik Sendiri
Tripod Screen RX-79 Regiona
Kantor Hecta
12 Roll meter 3 50 m/ 165 ft   2010 Baik Milik Sendiri
Regiona
Heles UX Kantor Hecta
13 Multi Meter 1 600 V; 10 A 2014 Baik Milik Sendiri
839TR Regiona
Software Unlimited User QGIS 2018 Baik
Kantor Hecta
14 Pemetaan 1 Milik Sendiri
Regiona
Quantum GIS
1 Sensor CMOS 1 Dji 2016 Baik
Kantor Hecta
15 Drone inch resolusi Phantom Milik Sendiri
Regiona
20 MP 4 Pro
2018 Baik
Kantor Hecta
16 Kendaraan 2 125 CC Honda Milik Sendiri
Regiona
bermotor R2 Supra X

36
37

D. Data Pengalaman Pekerjaan


Status Tanggal Selesai
Pemberi Pekerjaan Kontrak Penyedia Pekerjaan
Ringkasan
Nama Paket dalam Berdasarkan
No Lingkup Lokasi
Pekerjaan Alamat Pelaksana BA
Pekerjaan No/
Nama / Nilai an Kontrak Serah
Tanggal
Telepon Pekerjaan Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. DED Komplek Desain taman Kabupa Badan Komple 050/187/ Rp. Utama 29 30
Perkantoran dan renovasi ten Perencan k BP4D- 80.000.00 Desemb Desemb
BP4D Kabupaten gedung BP4D Teluk aan Perkant TW/XII/ 0,00 er 2020 er 2020
Teluk Wondama Wonda Pembang oran 2020
ma unan Rasiei
Daerah
Kabupate
n Teluk
Wondam
a
2. Perencanaan, Inventarisir Kabupa Dinas Jl. 2020/01 Rp. Utama 08- 30-
Fasilitasi jumlah ten Lingkung Soekarn 21.022.BJ 29.744.00 April April
Pengelolaan dan pelapak/penge Bangkal an Hidup o Hatta 0,00 2020 2020
Pengendalian pul sampah di an Kabupate No.20
Persampahan Kabupaten n Kabupa
Bangkalan Bangkala ten
n Bangkal
an
3. Kajian Identifikasi DI Badan Komple 054/136 Rp. Utama 25-11- 02-12-
Pendahuluan pertumbuhan Yogyak Perencan ks 70 72.700.00 2019 2019
Penurunan sektor arta aan Kepatih 0,00
Tingkat ekonomi Pembang an,
Kemiskinan dan informal di unan Danurej
Ketimpangan di DIY, jumlah Daerah an,
DIY serapan tenaga Provinsi Yogyak
kerja dan DIY arta
tingkat
pendidikan
serapan tenaga
kerja.
4. Validasi Kajian Melaksanakan Kabupa Bappeda Komple 050/127. Rp Utama 12-12- 19-12-
Lingkungan proses validasi ten Kabupate k a/BP4D- 100.000.0 2019 2019
Hidup Strategis KLHS RTRW Teluk n Teluk Perkant TW/X/ 00,00
(KLHS) Rencana Kabupaten Wonda Wondam oran 2019
Tata Ruang Teluk ma a Rasiei
Wilayah (RTRW) Wondama di
Kabupaten Teluk Provinsi Papua
Wondama Barat sebagai
sesuai arahan
dalam PP KLHS
46 Tahun 2016
5. Belanja Jasa Kabupa Sekretari Jl.Paras 70/ Rp Utama 13-12- 17-12-
Konsultansi ten at DPRD arnya PPK/ 40.000.00 2019 2019
Penyusunan Sleman Kabupate DPRD/ 0,00
Naskah n Sleman RPKPM/
Akademik XII/2019
Protokoler
Pimpinan
dan Anggota
DPRD

6. Penyusunan Kajian potensi Kabupa Dinas Komple 800/02/ Rp Utama 21-10- 28-10-
Rencana Teknis pariwisata di ten Pariwisat k SPMK/ 198.907.0 2019 2019

37
38

Status Tanggal Selesai


Pemberi Pekerjaan Kontrak Penyedia Pekerjaan
Ringkasan
Nama Paket dalam Berdasarkan
No Lingkup Lokasi
Pekerjaan Alamat Pelaksana BA
Pekerjaan No/
Nama / Nilai an Kontrak Serah
Tanggal
Telepon Pekerjaan Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengembangan Pulau Windesi Teluk a Perkant PRTOWW 00,00
Obyek Wisata dan Wonda Kabupate oran /DPK-
Windesi penyusunan ma n Teluk Rasiei TW/VII/
rencana teknis Wondam 2019
obyek wisata a

7. Penyusunan DED Kajian potensi Kabupa Dinas Komple 800/02/ Rp Utama 21-10- 28-10-
Kalipanas pariwisata di ten Pariwisat k SPMK/ 199.182.0 2019 2019
Roswar Kalipanas Teluk a Perkant PRTOWW 00,00
Roswar dan Wonda Kabupate oran /DPK-
penyusunan ma n Teluk Rasiei TW/VII/
DED Kalipanas Wondam 2019
Roswar a

8. Penyusunan Penyusunan Kabupa Bappeda Komple 050/169/ Rp Utama 15-12- 19-12-


Dokumen Kajian Dokumen ten Kabupate k BP4D- 190.499.0 2018 2018
Lingkungan KLHS Review Teluk n Teluk Perkant TW/IX/ 00,00
Hidup Strategis RTRW Wonda Wondam oran 2018
(KLHS) Rencana Kabupaten ma a Rasiei
Tata Ruang TelukWondam
Wilayah (RTRW) a Tahun 2019-
Kabupaten Teluk 2039
Wondama

9. Penyusunan Validasi KLHS Kabupa Bappeda 050/245 Rp Utama 15-11- 29-11-


Dokumen Kajian RDTR Kawasan t Kabupate .a/ 170.734.9 2018 2018
Lingkungan Perkotaan en n BP4DTW 87,00
Hidup Strategis Rasiei sesuai Teluk Teluk /IX/2
(KLHS) PP No. 46 Wonda Wondam 018
Detail Detail Tata tahun 2016 m a
Ruang tentang a
(RDTR) dan penyelenggara
Peraturan Zonasi an KLHS
Kawasan
Perkotaan Rasiei
10. Penyusunan Identifikasi Kab. Bappeda Jl.Ki 050/ Rp Utama 19-11- 26-11-
Kajian potensi, Tegal Kabupate Gede PDW- 90.000.000 2018 2018
Pembangunan masalah, n Tegal Sebayu REF/ ,00
Desa peluang dan Nomor X11/18
tantangan 3 Tegal
pembangunan
desa dengan
pendekatan
rural appraisal
11. Penyusunan Penyusunan Kabupa Bappeda Komple 541/ Rp Utama 17-12- 27-12-
Naskah draft ranperda ten Kabupate k /BP4D- 80.000.00 2018 2018
Akademik kawasan Teluk n Teluk Perkant TW/I/20 0,00
Kawasan strategis Wonda Wondam oran 18
Strategis kabupaten ma a Rasiei
kepentingan
ekonomi
pesisir
12. Kajian Evaluasi Melakukan Prov. Bappeda Kepatih 027/009 Rp.70.00 Utama 12-10- 17-10-
Implementasi kajian evaluasi DIY Prov. DIY an 20 0.000,00 2018 2018
Kebijakan rencana Danurej tanggal 6

38
39

Status Tanggal Selesai


Pemberi Pekerjaan Kontrak Penyedia Pekerjaan
Ringkasan
Nama Paket dalam Berdasarkan
No Lingkup Lokasi
Pekerjaan Alamat Pelaksana BA
Pekerjaan No/
Nama / Nilai an Kontrak Serah
Tanggal
Telepon Pekerjaan Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pembangunan infrastruktur an April
Infrastruktur pada kawasan Yogyak 2018
Sebagai Strategi industri, arta
Percepatan hambatan dan (0274)
Pembangunan capaian 562811
Kawasan pembangunan
Industri di DIY infrastruktur
yang
mendukung
kawasan
industri
13. Kajian Penyusunan Kabupa Biro Kepatih 027 / Rp. UTAMA
Pengembangan Rencana Induk ten Pengemb an 06407 95.001.00
Geoheritage DIY Geopark DIY Sleman, angan Danurej 0,00
Pada Sub Bantul Infrastru an
Kegiatan dan ktur Yogyak
Nominasi Kulonpr Wilayah arta ,
Warisan Budaya ogo Dan Kab.
Nasional dan Pembiaya Yogyak
Dunia. an arta
Pembang (Kota) ,
unan DI
Setda Diy Yogyak
arta
14. Pekerjaan Jasa Mengetahui Kabupa Bappeda Komple 1000/02/ 136.000.0 UTAMA
Konsultasi Jasa kinerja unit ten Kabupate k SPMK/ 00,00
Survey: pelayanan Teluk n Teluk Perkant PRTOWW
Penelitian, penyelenggara Wonda Wondam oran /DPK-
Evaluasi an ma a Rasiei TW/VII/
Penyelenggaraan pemerintahan 2021
Pemerintahan yang dilakukan
dan Otonomi oleh
Daerah Pemerintah
Kabupaten
Teluk
Wondama;
15. Pekerjaan Jasa Mengetahui DIY Biro Kepatih 027/035 66.000.00 UTAMA
Konsultasi Jasa kinerja unit Pengemb an 17 0
Bantuan Teknik pelayanan angan Danurej
Rancangan penyelenggara Infrastru an
Produk Hukum an ktur Yogyak
Ranpergub pemerintahan Wilayah arta ,
Geopark DIY yang dilakukan Dan Kab.
oleh Pembiaya Yogyak
Pemerintah an arta
Daerah Pembang (Kota) ,
Istimewa unan DI
Yogyakarta Setda Diy Yogyak
arta

E. Data Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

39
40

Pemberi Pekerjaan Kontrak Progres Terakhir


ringkasan
Nama
No. lingkup Lokasi Nilai Kontrak
Pekerjaan Alamat/ No/ Prestasi
pekerjaan Nama (Rencana)
Telepon Tanggal Kerja (%)
(%)
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi Daftar
Hitam Hitam, gugatan secara perdata, dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  

Yogyakarta, 02 Maret 2023

PT. Hecta Regiona Konsultan

Ratih Purnamasari, S.T., M. Eng


Direktur Utama

40

Anda mungkin juga menyukai