SEPTIK
DISUSUN
OLEH:
CHRISTIYANTI MATONENG
LORENSA DEPE’ PONGGALO’
NOVITRI ADA’ MANGAGO
YOUNIKE BARA
I. DEFENISI COVID-19
II. ETIOLOGI
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang
bernama sars-cov-2 atau disebut dengan virus corona.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui droplet atau percikan tubuh ketika seseorang yang positif
COVID-19, batuk, bersin atau berbicara. kontak erat seperti jabat tangan,
cium tangan, berpelukan, dan menyentuh permukaan benda yang
terkontaminasi. Virus ini dapat bertahan di udara selama 8 jam (pada
aluminium dan besi) dan 5 hari (pada kayu dan kaca). Orang yang paling
beresiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien
COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
III. PATHWAY
Virus SARS-Cov-2
Droplet/feses
Virus bereplikasi
Sebagian LPS akan berikatan dengan LBP berikatan dengan molekul MHC kelas II
Menyebabkan aktivasi intrasel melalui toll like reseptor (TLR-2) memproduksi sitokin proinflamasi yang berlebih
Mengaktifkan jalur transduksi sinyal intraseluler melalui
SYOK SEPSIS
Proses inflamasi mediator gangguan seluler berbagai organ autoregulasi ginjal terganggu edema alveolar
Merangsang pengeluaran sitokinin gangguan pompa jantung output urine menurun penurunan volume tidal
Pembentukan prostaglandin di otak volume darah dalam otot jantung oliguria suplai O2 menurun
menurun
Merangsang hipotalamus DX: Gangguan eliminasi peningkatan HR dan RR
meningkatkan suhu urin T.G: sesak
DX : Penurunan curah NOC:Eliminasi urine
jantung
T.G : demam NIC :Kateterisasi urine
DX: Ketidaefektifan pola
NOC: Ketidakefektifan
napas
pompa jantung
DX :Hipertermia NOC : Status
NIC : Pengaturan
pernapasan: kepatenan
NOC:Keparahan infeksi hemodinamik
jaln napas
NIC :Perawatan demam NIC: Manajemen jalan
Kontrol infeksi napas
kompensasi jantung
takikardi
HR menurun
Asidosis laktat
• Manajemen syok
• Manajemen asam-basa
Pe resistensi pem.darah perifer
Fibrilasi ventrikel
Kematian
IV. MANIFESTASI KLINIS
• Sianosis sentral
• Umur 2-11 bulan: atau SpO2 <90%
:≥50x/menit
• Distres pernapasan
• Umur 1-5 tahun: berat (seperti:
:≥40x/menit dan tidak mendengkur,
ada tanda pneumonia tarikan dinding dada
berat yang berat).
• Tanda pneumonia
berat:
ketidakmampuan
menyusui atau
minum, letargi, atau
penurunan
kesadaran, atau
kejang.
Pneumonia berat / Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam
ISPA berat pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu dari :
frekuensi napas >30x/menit, distres pernapsan berat atau
SpO2 <90% pada udara kamar.
Distress minggu.
Pencitraan dada (CT scan toraks, atau ultrasonografi
Syndrome
paru): opasitas bilateral, efusi pluera yang tidak dapat
(ARDS)
dijelaskan penyebabnya, kolaps paru, kolaps lobus
atau nodul.
c) Bronkoskopi
d) Pungsi pleura sesuai kondisi
VII. PENATALAKSANAAN
Catatan :
VIII. KOMPLIKASI
Pada kasus yang parah, infeksi virus corona bisa menyebabkan beberapa
komplikasi serius berikut ini:
c) Gagal ginjal
f) Kematian
d) Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang
benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau
gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai
pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.
e) Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak
dengan pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan
sebelum dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan,
setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor.Jika
tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan handsanitizer, dan
untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.
f) Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas
sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa
menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.
Seorang pasien laki-laki umur 72 tahun masuk ruang ICU. Sebelumnya pasien
dirawat di ruang perawatan isolasi khusus covid-19 selama 5 hari sebagai pasien
PDP sedang dengan riwayat demam, batuk dan sesak nafas dengan pemeriksaan
rapid test dan hasilnya IgM (+) dan IgG (-). Selama perawatan di isolasi pasien
demam tidak turun kemudian pada hari ke 4 pasien mengalami penurunan
kesadaran GCS E1V3M4 dan suhu 39°C kemudian perawat isolasi membawa
pasien ke ruang ICU khusus covid-19. Setelah itu pasien diklasifikasikan sebagai
PDP berat dengan syok sepsis ditandai dengan pemeriksaan fisik ditemukan adanya
sesak (laju respirasi 30 kali/menit), tekanan darah 80/50 mmHg (MAP= 60 mmHg),
kadar laktat: 3 mmol/L , saturasi 85% via non rebreathing mask oksigen 10 liter per
menit, denyut nadi 122 kali per menit, . Dari pemeriksaan fisik paru ditemukan
adanya ronkhi bilateral, akral teraba dingin. Pemeriksaan laboratorium adanya
Leukosit: 20.000µL, adanya peningkatan dari ureum: 137mg/dl dan kreatinin:
2,1mg/dl. Pemeriksaan foto thorax hasil gambar pada pasien didapatkan adanya
gambaran konsolidasi pada kedua lapangan paru yang disimpulkan sebagai
pneumonia.
PENGKAJIAN
SPO2: 85%
Tunggal
Irama jantung Regular
JPV Normal
V:3
M:4
Reaksi pupil :
Kanan
Ada: tampak reflex pupil mengecil saat
diberikan cahaya.
Lain – lain
Lain – lain
Muntah Tidak
Hematemesis Tidak
Melena Tidak
Diare Tidak
Konstipasi Tidak
Asites Tidak
Lain – lain
Akral Hangat
Lain – lain
2. Diagnosa Keperawatan : (Berdasarkan data yang diperoleh saat pengkajian
primer)
DATA:
DATA:
GCS: E1VEM4
B-4 :-
B-5 :
B-6 : -
NOC:
• Monitor pernafasan
• Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak
adanya ventilasi
NOC:
• Tekanan darah sistol dipertahankan pada skala 1 (devisiasi berat dari kisaran
normal) ditingkatkan ke skala 3 (devisiasi sedang dari kisaran normal)
• Tekanan darah diastol dipertahankan pada skala 1 (devisiasi berat dari
kisaran normal) ditingkatkan ke skala 3 (devisiasi sedang dari kisaran normal)
• Denyut nadi perifer dipertahankan pada skala 1 (devisiasi berat dari kisaran
normal) ditingkatkan ke skala 3 (devisiasi sedang dari kisaran normal)
• Urin output dipertahankan pada skala 2 (devisiasi cukup besar dari kisaran
normal) ditingkatkan ke skala 3 (devisiasi sedang dari kisaran normal)
NIC:
Pengaturan Hemodinamik:
• Monitor adanya tanda dan gejala status perfusi (hipotensi, simptomatik, dingin
diujung kaki dan tangan, evaluasi ditingkat serum kreatinin dan BUN)
• Monitor dan catat tekanan darah, denyut jantung, irama, dan denyut nadi
• Tekanan darah sistolik dipertahankan pada skala 2(deviasi yang cukup besar
dari kisaran normal) ditingkatkan ke skala 3 (deviasi sedang dari kisaran
normal)
• Tekanan darah diastolic dipertahankan pada skala 2 (deviasi cukup besar dari
kisaran normal) dtingkatkan ke skala 3 (deviasi sedang dari kisaran normal)
NIC:
1. Manajemen Syok
• Monitor tanda-tanda vital, tekanan darah orthostatic, status mental,
output urin
• Monitor gambaran dalam parameter hemodinamik (mis, CVP, MAP,
desakan tekanan kapiler paru atau arteri)
• Berikan cairan IV kristaloid dan koloid sesuai kebutuhan
• Berikan vasopressor, sesuai kebutuhan
• Berikan diuretik, sesuai kebutuhan
• Berikan dukungan emosi pada keluarga , dorong harapan yang
realistis
NOC:
Keparahan infeksi:
NIC:
Perawatan demam:
• Beri obat dan cairan IV (misalnya antipiretik, agen antibakteri dan agen anti
menggigil)
Kontrol infeksi:
• Alokasikan kesesuain luas ruang per pasien, seperti yang diindikasikan oleh
pedoman pusat pengendakian dan pencegahan penyakit.
Sebelum sakit:
Keluarga Pasien mengatakan ia selalu menjaga kesehatannya dengan
menjaga pola makannya. Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki
riwayat penyakit asma sejak ± 3 tahun yang lalu. Keluarga Pasien
mengatakan jarang memeriksakan kesehatannya pada tempat pelayanan
terdekat. Keluarga Pasien juga mengatakan jika pasien demam atau
mengalami flu pasien hanya mengkonsumsi obat yang dibeli di apotik.
Sejak sakit:
Keluarga pasien mengatakan pasien masuk rumah sakit karena mengeluh
sesak dan demam. Sejak 4 hari yang lalu dia mulai merasakan nyeri pada
tenggorokannya. Kemudian mulai ada batuk, demam dan sesak ringan
akhirnya pasien memeriksakan diri ke rumah sakit. Pasien mengatakan 1
minggu yang lalu dia melakukan perjalanan ke Bali untuk rapat kerja. Pada
saat pengkajian pasien masih mengatakan masih sesak, demam dan batu
.TTV: TD: 80/50 mmHg, P: 30x/i, N: 89x/i, S: 39°C dengan terpasang Non
Reabreathing Mask 10 liter.
Sejak sakit:
Tampak terpasang NGT
Aktivitas Harian:
Makan :4
Mandi :4
Pakaian :4
Kerapihan :4
Buang air besar :4
Buang air kecil :4
Mobilisasi di tempat tidur: 4
Uji kekuatan otot:
kaki 4 4
tangan 4 4
6. Pemeriksaan penungjang (Meliputi pemeriksaan lab, Rongten, CT scan dan lain-
lain)
Lab:
• Leukosit 20000µL
• Ureum 137mg/dl
Foto thoraks : gambaran konsolidasi pada kedua lapang paru yang menunjukkan
pneumonia
• Dopamine
• Norepinephin
• Epinefrin
DATA:
NOC:
NIC:
• Monitor pernafasan