Anda di halaman 1dari 10

TUGAS STRUKTUR DOSEN PENGAMPU

(Hukum Pemerintah Desa) (Yuli Fitriah, S. Sos. MAP.)

EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DESA

DISUSUN OLEH :

AZHABEL FITRI AL-MADINA NIM: 20.00047


HENY MULYANI NIM: 22.00048
MAHDALENA NIM: 20.00018
YULIANA SENYAPTA NIM: 20.00002
YULISA MELSY NIM: 20.00003

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM

HABARING HURUNG SAMPIT

PRODI ILMU HUKUM

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan, kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah – Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang ada


pada mata kuliah “Hukum Pemerintah Desa” yang diampu oleh dosen Yuli
Fitriah, S. Sos. MAP.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan


dan kelemahan yang perlu mendapat penyempurnaan, namun inilah usaha
maksimal yang dapat kami lakukan. Dengan segala kerendahan hati, kami
harapkan kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini, karena kami yakin
bahwa makalah ini belum mencapai hasil yang sempurna.

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang


setinggi–tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Sampit, 31 Maret 2023

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
I. PENDAHULUAN..........................................................................................4
II. ISI...................................................................................................................6
III. KESIMPULAN..............................................................................................9

3
I. PENDAHULUAN

Pemerintahan Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk, sehingga


perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan
demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera. Secara lebih operasional Undang-Undang Otonomi Daerah
mengamanatkan, bahwa penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk
memberikan kewenangan yang lebih luas kepada Pemerintah Daerah dengan
maksud meningkatkan pelayanan dan partisipasi aktif masyarakat terhadap
pelaksanaan pembangunan disegala bidang.

Desa sebagai bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten yang berhubungan


langsung dengan masyarakat, tentunya mempunyai hubungan yang lebih dekat
dengan masyarakat. Selain itu, desa memiliki wewenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat dengan berpedoman pada keanekaragaman,
partisipasi otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat. Karena itu,
Desa diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik, dan partisipasi
masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Susunan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah setelah adanya


perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pengaturan Desa atau disebut dengan nama lain dari segi pemerintahannya
mengacu pada ketentuan Pasal 18 ayat (7) yang menegaskan, bahwa ”susunan dan
tata cara penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur dalam undang-undang”.
Desa memiliki posisi yang sangat strategis, sehingga memerlukan perhatian yang
seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah. Pemerintahan desa
merupakan unit terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat serta tonggak
strategis untuk keberhasilan semua program. Kerena itu upaya memperkuat desa
(pemerintah desa dan lembaga masyarakat) merupakan langkah mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan otonomi daerah.

4
Pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman. Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efekfivitas penyelenggaraan otonomi daerah perlu memperhatikan hubungan
antara susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi, dan
keanekaragaman daerah.

Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya


alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Di samping
itu, perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan global. Agar
mampu menjalankan perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang
seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban. Agar otonomi
daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, pemerintah
wajib melakukan pembinaan yang berupa pemberian pedoman seperti dalam
penelitian, pengembangan, perencanaan dan pengawasan.

Terdapat beberapa standar, arahan, bimbingan, pelatihan, pengendalian,


koordinasi, pemantauan dan evaluasi. Bersamaan itu pemerintah wajib
memberikan fasilitasi yang berupa pemberian peluang kemudahan, bantuan, dan
dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat dilakukan
secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5
II. ISI

Istilah efektivitas berasal dari istilah bahasa Inggris “effectiivity” atau


“effectiveness”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, (2000),
efektivitas diartikan sebagai sesuatu yang ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya),
dan dapat membawa hasil, berhasil guna (tindakan) serta dapat pula berarti mulai
berlaku (tentang Undang- Undang/peraturan). Istilah efektivitas berasal dari kata
dasar efektif (effective) yang artinya : (1) ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya,
kesannya) seperti : manjur; mujarab; mempan; dan (2) Penggunaan metode / cara,
sarana / alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil
yang optimal).

Istilah pemerintah atau pemerintahan dalam bahasa Inggris disebut


“government”. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, istilah pemerintah
mengandung arti “kekuasaan memerintah atau badan yang memerintah”,
sedangkan pemerintahan mengandung arti “perbuatan memerintah”. Inu Kencana
(2003) menjelaskan bahwa “pemerintah” berarti badan atau organ elit yang
melakukan pekerjaan mengurus suatu Negara; sedangkan “pemeintahan” berarti
perihal, cara, pebuatan atau urusan dari badan-badan yang berkuasa dan memiliki
legitimasi. Suradinata (dalam Inu Kencana) mengartikan pemerintahan adalah
lembaga-lembaga atau badan-badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan
negara, dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan negara.

Efektifitas pelaksanaan tugas pemerintah dalam pembangunan desa adalah


di perlukan adanya target capaian yang jelas dan terukur. Sederhananya dalam
lingkungan pemerintah desa kepala desa dan seluruh perangkat desa sebagai
pelaksana tugas pemerintah di desa diharapkan dapat melaksanakan tugas
pemerintah desa dengan efektif demi terciptanya kesejahteraan dan pembangunan
rakyat pedesaan.

Dikemukakan di atas, maka dapatlah dirumuskan apa yang dimaksudkan


dengan administrasi pemerintahan desa disini ialah rangkaian kegiatan penataan

6
usaha kerjasama sekelompok orang (aparatur/perangkat pemerintah desa) untuk
mencapai tujuan pemerintahan desa.

Menurut Wijaya (2002), pemerintahan yang efektif adalah pemerintahan


yang berhasil me- nyelenggarakan pemerintahan, yang pada akhir- nya bernuansa
pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang hakikatnya semakin lama
semakin baik. Di samping itu juga untuk memberi peluang peran serta masyarakat
dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan secara luas dalam konteks
demokrasi. Berkaitan dengan masalah pemerintahan desa, yakni tentang
efektifitas penyelenggaraan pemerintahan desa, adalah sejauhmana pemerintah
desa berhasil melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pokoknya berdasarkan
peraturan perundang- undangan.

Kondisi obyektif di lapangan menunjukkan bahwa desa-desa secara umum


masih berada pada kondisi tertinggal baik di bidang pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi dengan sulitnya lapangan kerja. Upaya meningkatkan pembangunan
daerah pedesaan di era otonomi daerah sekarang ini merupakan langkah penting
dan strategis yang perlu dicermati dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Keberhasilan dalam pelaksanaan tersebut bagaimanapun akan memberikan
sumbangan serta andil yang sangat besar, baik dalam rangka upaya pemecahan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh desa dan masyarakat desa sendiri
dalam menunjang berhasilnya penyelenggaraan otonomi daerah.

Kesiapan pemerintahan desa dalam rangka pelaksanaan administrasi


pemerintahan masih belum berjalan dengan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai keluhan warga masyarakat terhadap pemerintah desa, seperti:

a. Perangkat desa jarang ada di tempat/ tidak aktif padahal telah dimotivasi
dengan tunjangan atau penghasilan tetap.
b. Pemerintahan desa tidak transparan, dinilai otoriter dalam pelaksanaan
keuangan pemerintahan desa, masyarakat hendaknya disosialisasikan
mengenai penggunaan dana dan realisasi keuangan termasuk alokasi dana
desa (ADD)

7
c. Kepala desa kurang berkomunikasi dengan masyarakat dan elemen yang
ada di desa.

Dan juga kesiapan pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa yang
diberikan pemerintah kabupaten masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari masalah
defisit dalam pengelolaan keuangan desa. Kondisi ini membuat pemerintah desa
menanggung kekurangan dari dana yang ada. Selain itu juga masalah tidak
harmonisnya hubungan antara kepala desa dengan lembaga BPD sehingga
menimbulkan banyak kecurigaan yang berlebihan antara kedua belah pihak. BPD
menganggap Kepala Desa telah menyalahgunakan wewenang dalam menjalankan
pemerintahan desa dan keuangan desa tahun 2009.

Pencapaian tujuan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pelayanan


administratif juga dapat dikatakan belum efektif ditandai dengan adanya gejala
kurang puas masyarakat atas pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa. Berdasarkan fenomena tersebut maka disusun rumusan masalah
penelitian yaitu mengapa Pemerintah Desa belum efektif dalam meyelenggarakan
pelayanan administratif, dengan tujuan untuk menemukan faktor-faktor yang
menentukan efektivitas Pemerintah Desa. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan pendekatan induktif dan strategi grounded
research. Dalam metode penelitian kualitatif ini sumber data adalah para informan
atau pihak yang memahami dan mengetahui permasalahan penelitian dengan
metode snowball.

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan


pelayanan administratif belum tercapai dapat dilihat dari aspek kewenangan
pengaturan dan pengurusan. Belum tercapainya tujuan tersebut berkaitan dengan
beberapa faktor antara lain kepemimpinan, kewenangan, struktur organisasi,
sumberdaya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana, tatalaksana, serta budaya
organisasi sebagai faktor internal, dan faktor kebijakan pemerintahan supradesa,
pembinaan dan pengawasan, serta partisipasi masyarakat, sebagai faktor eksternal.

8
III. KESIMPULAN

Tingkat Efektivitas Pemerintahan Desa dapat dikatakan masih rendah.


Realisasi program/kegiatan pemerintah desa yang ditetapkan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan, bidang pembangunan, bidang pembinaan
kemasyarakatan, dan bidang pemberdayaan masyarakat umumnya belum optimal,
dan efektivitas pelaksanaan pembangunan pemerintahan masih kurang baik.
Penggunaan sumberdaya organisasi Sumber Daya Manusia perangkat desa,
dana/keuangan, dan sarana kerja belum dapat mengoptimalkan realisasi
pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan desa.

9
IV. DAFTAR PUSTAKA

T. Yuliana Fadillah, Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Universitas


Riau.
Irwan Tahir, Model Efektivitas Organisasi Pemerintah Desa, 2017, Volume 19,
Universitas Padjadjaran.
Dandres Dolosi, Efektivitas Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa
Di Desa Tobelos Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat, Universitas
Samratulangi
Santrius Siwal, Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pemerintah Desa Dalam
Pembangunan Di Desa Tobelos Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera
Barat, 2018, Volume 1, Universitas Samratulangi.
Deigy Ireine Tasik, Efektivitas Penyelenggaraan Tertib Administrasi
Pemerintahan Desa Tempang Tiga Kecamatan Langowan Utara Kabupaten
Minahasa, 2016, Universitas Samratulangi.
Efektivitas Kinerja Pemerintah Desa Dalam Pelayanan Publik, 2022, Volume 9,
Universitas Islam Jember.
Manim Damsik, Efektivitas Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa Di
Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung Provinsi Bali, 2017,
Undergraduate thesis, Universitas Warmadewa.

10

Anda mungkin juga menyukai