SKRIPSI
Oleh :
DITA MURIH FERDIANA
NIM 41819071
Tinjauan pustaka adalah suatu bagian yang penting dalam penelitian ilmiah
yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menganalisis literatur atau referensi yang
terdahulu, menggali pengetahuan yang sudah ada, dan membangun dasar teoritis atau
kerangka konseptual yang kuat untuk penelitian yang akan dilakukan. Dalam tinjauan
ilmiah, jurnal, artikel, buku, atau sumber-sumber lain yang relevan dengan topik
penelitian.
pustaka membantu peneliti untuk memahami landasan teoritis yang sudah ada dalam
kesenjangan penelitian yang bisa diisi dalam penelitian baru. Kedua, tinjauan pustaka
berfungsi untuk menyusun dasar teoritis atau kerangka konseptual yang akan menjadi
landasan untuk merancang metode penelitian yang tepat dan merumuskan pertanyaan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian
mereka. Berkaitan dengan dijabarkan pada bab maupun sub bab sebelumnya bahwa
sebelumnya yang telah melakukan penelitian dengan topik yang sama dan relevan
dengan kajian yang akan diteliti oleh peneliti. Hasil tinjauan penelitian terdahulu
tersebut dapat ditemukan dalam Tabel 2.1, di mana peneliti menemukan beberapa
temuan dari penelitian sebelumnya yang telah mengkaji kompetensi komunikasi dan
Penelitian Terdahulu
Komunikasi sangat penting bagi keberadaan manusia, dan salah satu cara
hubungan kerja sama satu sama lain, serta mengungkapkan pesan, ide, emosi, dan
tujuan kepada orang lain. Sampai-sampai fungsi bahasa mulai memiliki peran utama
kegiatan yang membentuk keberadaan manusia, baik pada tingkat individu maupun
untuk bertukar informasi, terlibat satu sama lain, mengungkapkan keinginan, emosi,
gagasan, fakta, pandangan, dan saran seseorang, serta berbagi pengalaman satu sama
lain. Tidak ada manusia yang mampu menjalani kehidupannya tanpa melakukan
komunikasi, baik secara langsung dengan orang lain secara langsung maupun secara
tidak langsung melalui penggunaan berbagai teknologi media, termasuk media cetak
dan elektronik. Berdasarkan hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
berfungsi baik sebagai mesin maupun sistem saraf keberadaan manusia sebagai
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggrus communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi,
misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa
makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna
yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi, yaitu upaya yang sistematis untuk
pendapat dan sikap. Jadi, definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang
dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan
juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude)
yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat
- Pesan (message)
- Media (channel, media)
adalah tindakan menyampaikan informasi, pesan, gagasan, atau pengertian antara satu
individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain melalui penggunaan
simbol-simbol yang mengandung arti atau makna, baik secara lisan maupun non-
verbal. Tujuan komunikasi dapat beragam, antara lain untuk membangun saling
keyakinan.
penyampaian pesan, pemikiran, dan konsep dari satu pihak kepada pihak lain.
Komunikasi juga dapat terjadi antara dua atau lebih makhluk hidup, termasuk
manusia, hewan, tumbuhan, atau jin, yang melibatkan pertukaran informasi dan pesan
dengan tujuan mendapatkan umpan balik. Komunikasi juga berfokus pada upaya
1. Fungsi Informatif
Setiap orang yang menjadi bagian dari organisasi memandangnya sebagai sistem
pemrosesan informasi, dan mereka semua memiliki tujuan yang sama: untuk
mengumpulkan lebih banyak informasi yang terkini, akurat, dan relevan. Anggota
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif organisasi berkaitan dengan aturan dan peraturan yang sudah ada.
Terdapat dua faktor yang berdampak pada kinerja fungsi ini di organisasi mana
kontrol atas setiap dan semua informasi yang disediakan. Kedua, berkaitan dengan
membutuhkan kejelasan peraturan tentang jenis kegiatan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam organisasi, kekuasaan dan wewenang tidak selalu memberikan hasil yang
terhadap bawahan.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk membuat sistem yang menyediakan pekerja alat
yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan
memenuhi tanggung jawab mereka. terdapat dua jenis saluran komunikasi yang
dapat mewujudkan hal ini, yakni saluran komunikasi formal, seperti publikasi
memberikan informasi atau pengetahuan kepada individu lain agar informasi tersebut
dapat dipahami oleh individu tersebut dan agar individu dapat memahami inti dari
komunikasi yang terjadi. Sementara itu, Widjaja dalam Alfian dan Sari (2022)
menyebutkan bahwa tujuan komunikasi, yakni untuk meyakinkan orang lain untuk
memastikan bahwa apa yang diungkapkan mudah dipahami, dan untuk memastikan
mengirim pesan dan orang yang menerima pesan, juga dikenal sebagai pengirim dan
dalam buku Komunikasi Bisnis Prefesional (Solihat et al., 2015), sebagai berikut :
penyelia (supervisor)
2. Attitude Change
Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada
3. Opinion Change
2.1.3.1 Definisi
yang melibatkan kontak interpersonal. Hasil yang dicapai mungkin bisa diterima atau
tidak diinginkan, dan bisa dalam berbagai bentuk. Komunikasi interpersonal yang
tidak ideal. Pesan dapat dikirim melalui penggunaan simbol dalam komunikasi.
Mengenai interpretasi sinyal-sinyal ini, terkadang ada perbedaan antara individu yang
sama lain, mereka sering memiliki kesan yang salah bahwa semua pihak yang terlibat
memahami hal yang sama mengenai pentingnya simbol yang digunakan. Hal ini
antara dua orang atau lebih secara tatap muka di mana pengirim dapat menyampaikan
pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung. Menurut Johnson, secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah
laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Setiap
bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan bentuk
dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk
yang dilakukan antara dua orang atau lebih dalam rangka mengkomunikasikan pesan.
Proses ini melibatkan individu sebagai pengirim pesan dan orang lain sebagai
penerima pesan, dan kemampuan ini bermanfaat untuk pembentukan hubungan sosial
yang sehat (Sari & Amran, 2020). Perilaku komunikasi biasanya berorientasi pada
tujuan dalam arti bahwa perilaku seseorang biasanya dimotivasi oleh keinginan untuk
lingkungan dan situasi komunikasi yang ada, atau dengan kata lain perilaku
komunikasi adalah cara berpikir, berilmu dan berwawasan, merasa dan bertindak atau
mengambil tindakan yang dianut oleh seseorang, keluarga, atau masyarakat. dalam
mencari dan menyampaikan informasi melalui berbagai saluran dalam jaringan
diyakini paling efektif, dan prosesnya dapat dilakukan dengan cara yang sangat
mudah.
kesamaan. Sementara itu, menurut Arnold dan Bowers dalam Gunawan (2021), ciri-
1. Alur pesan bersifat dua arah, yang berarti bahwa posisi atau peran pengirim dan
penerima pesan dapat berpindah tempat pada setiap titik selama proses
komunikasi.
langsung dengan tatap muka, sehingga orang yang menerima pesan dapat dengan
4. Berada dalam jarak dekat berarti menjaga jarak fisik dan mental antara pengirim
pesan dan penerima komunikasi itu. Berada dalam jarak dekat juga memastikan
bahwa pesan tersebut tidak disalahartikan. Ketika berbicara tentang jarak fisik,
yang dimaksud adalah orang yang mengirim pesan dan orang yang menerima
pesan berada di ruangan atau tempat yang sama. Ketika seseorang berbicara
tentang jarak psikologis, manusia menyiratkan bahwa orang yang mengirim pesan
dan orang yang menerima pesan memiliki hubungan pribadi yang lebih dalam dari
verbal. Artinya komunikasi dilakukan secara serentak dan spontan baik secara
antarpribadi yang efektif diperlukan adanya jarak yang dekat antara komunikan
dengan komunikator, komunikasi nonformal. suasana, dan aliran pesan harus terjadi
dua arah sehingga baik komunikan maupun komunikator dapat saling memberikan
(pendapat atau pandangan), dan tindakan (perilaku). Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang mencapai tujuan tertentu dengan menghasilkan hasil yang
diinginkan sesuai dengan tujuan tersebut. Dampak kognitif, efek emosional, dan efek
perilaku adalah tiga kategori di mana efek komunikasi saat ini dapat ditempatkan.
Dampak kognitif adalah dampak yang terkait dengan pemikiran, penalaran, dan rasio
dan bertanggung jawab untuk membawa individu yang sebelumnya tidak sadar
menjadi tahu. Istilah "efek afektif" mengacu pada setiap konsekuensi yang
berdampak pada emosi seseorang. Efek yang bersifat konatif adalah efek yang terikat
kejengkelan, dan stimulasi motivasi (Setiawan & Winduwati, 2020). Sementara itu,
bertujuan untuk menjadi akrab dengan diri sendiri serta orang lain, untuk menjadi
akrab dengan dunia luar, untuk membangun dan mempertahankan hubungan, untuk
disimpulkan adalah:
pandangan seseorang terhadap suatu hal, sehingga individu yang sebelumnya tidak
2. Pertukaran informasi
Komunikasi interpersonal bertujuan untuk menyebarkan informasi dan
3. Pengembangan afeksi
dengan diri sendiri dan orang lain, serta mempromosikan ekspresi kasih sayang.
4. Promosi kerjasama
5. Ekspresi emosi
6. Stimulasi motivasi
kepada orang lain dalam memahami suatu hal atau menghadapi situasi tertentu.
yang dapat disaksikan dalam penyelesaian suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan disebut sebagai kompetensi (Nashihuddin, 2019). Payne
serta bentuk dan kualitas. Konsep kompetensi saat ini terus bergantung pada kriteria
asli dari Spitzberg dan William Cupach. sinyal komunikasi, misalnya, pengetahuan
bahwa subjek mungkin cocok untuk disampaikan kepada pendengar tertentu dalam
konteks tertentu, tetapi mungkin tidak sesuai untuk pendengar dan keadaan lain) serta
pengetahuan tentang proses yang terlibat dalam perilaku nonverbal, seperti sentuhan
komunikan yang dalam konteks penelitian ini adalah bawahannya. Mereka berpotensi
yang berkaitan dengan pengetahuan khusus yang sedang dipelajari. Efektivitas dan
kesesuaian adalah dua aspek komunikasi yang harus ada agar dianggap telah
kriteria yang ditetapkan adalah definisi dari kompetensi. Sementara itu, komunikasi
adalah bagian penting dari menjadi manusia. Manusia dapat terhubung satu sama lain
dalam kehidupan reguler mereka melalui berbicara satu sama lain. Tidak ada yang
peran yang sangat penting dalam keberadaan manusia, tidak hanya pada tingkat
individu tetapi juga pada tingkat kelompok dan organisasi (Kartikawati et al., 2019).
efisien. Kemampuan ini mencakup hal-hal seperti kesadaran akan fungsi yang
kepada individu tertentu dalam setting tertentu, namun isu yang sama mungkin tidak
Cupach dalam Bamanty et al. (2020), perilaku komunikasi, baik verbal maupun
nonverbal, yang cocok dan produktif dalam suatu hubungan dapat dibagi menjadi dua
kategori: positif dan negatif. Ketika komunikasi cocok untuk suatu hubungan, itu
berarti komunikasi itu memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk hubungan
tertentu itu. Jika berhasil mencapai tujuan komunikasinya, maka dapat dikatakan
bahwa hal tersebut efektif. Berikut tiga komponen yang membentuk kompetensi
komunikasi:
1. Motivasi, yang terdiri dari potensi imbalan, tujuan dan sasaran, dan kecemasan;
dan ekspresif.
Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling
meyakinkan dalam berbagai pertemuan dengan orang lain secara langsung berkorelasi
mereka. Orang lain yang aktif dalam komunikasi akan menilai kemampuan seseorang
1. Openess (Keterbukaan)
Perbedaan dalam kategori sosial adalah hal yang umum untuk mendorong
komunikasi yang lebih terbuka, terutama dalam hal keragaman usia, keragaman
efek tidak langsung tujuan yang diinginkan, seperti tingkat pemrosesan informasi
yang ada di antara dua orang atau sekelompok orang dipupuk oleh insentif positif
yang diberikan oleh posisi yang tegas dan teladan yang mereka berikan. Orang
didorong untuk berbagi ide yang belum diselesaikan dalam lingkungan tertenti,
dan sebagai hasilnya, mereka mendapatkan umpan balik tepat waktu, yang
komunikasi mengacu pada sejauh mana topik terkait komunikasi dibahas secara
terbuka, serta kepuasan atau kenyamanan pihak yang terlibat dengan komunikasi
ini dan kemauan untuk menyelidiki pentingnya komunikasi dalam kehidupan. Hal
ini juga mengacu pada sejauh mana pihak yang berkomunikasi berbagi pikiran,
2. Empathy (Empati)
orang lain, serta menempatkan diri pada posisi orang lain, itulah yang dimaksud
ketika berbicara tentang empati (Hall et al., 2021). Dalam pekerjaan, memiliki
empati dan sadar emosi adalah dua keterampilan yang sangat diperlukan karena
Memahami pikiran dan emosi orang lain dan melihat diri sendiri pada posisi
memiliki keterbatasan seperti ketunaan atau tuli. Penelitian oleh Buchman dan
pengalaman berpartisipasi dalam simulasi realitas virtual, kecuali jika para peserta
secara pribadi mengalami hal serupa dalam kehidupan mereka sendiri. Oleh karena
itu, empati dapat menjadi faktor penting dalam komunikasi yang efektif dengan
pengalaman mereka dan berkomunikasi dengan lebih sensitif dan memahami satu
sama lain.
Hubungan antar manusia dikatakan efektif jika kedua belah pihak dalam
sikap mendukung. Ketika seorang anak muda menjelaskan hal-hal yang mereka
dikatakan anak tersebut sambil juga memberikan pujian dan berkomentar tentang
hal-hal positif yang dilakukan anak tersebut. Sikap suportif ini, selain dapat
membuat komunikasi antara orang tua dan anak berjalan lancar, juga dapat
meningkatkan rasa percaya diri anak, yang mengakibatkan anak senang berbagi
cerita dan mengetahui perilaku yang pantas dan tidak pantas (Septiani, 2021).
Uraian tersebut dapat dilihat dari konteks hubungan antara dosen pembimbing
berdasarkan kapasitas untuk setuju dengan perspektif pasangan bahkan ketika hal
itu menyebabkan tekanan emosional, serta tidak adanya perasaan bahwa seseorang
memahami lebih dari seseorang tertentu tentang topik tertentu. Fakta bahwa orang
tertentu merasa nyaman berbagi cerita atau bercakap-cakap panjang lebar, serta
berada dalam posisi untuk memberikan hadiah atau pujian, berkontribusi pada
4. Equality (Kesetaraan)
Menanggapi masalah gangguan sosial dalam kehidupan masyarakat, konsep
kesetaraan muncul sebagai sebuah kata. Ide ini dikembangkan secara khusus untuk
negatif karena persepsi bahwa hal itu bertentangan dengan sifat manusia, yang
individu dianggap memiliki nilai yang sama dalam proses komunikasi. Dalam
komunikasi yang setara, tidak ada pihak yang dianggap lebih tinggi atau lebih
rendah, dan setiap pihak memiliki hak untuk berbicara, didengarkan, dan dihargai
dalam komunikasi.
Jika setiap orang berada dalam perlakuan yang setara, maka komunikasi
antarpribadi akan lebih berhasil. Artinya, ada pengakuan implisit bahwa kedua
belah pihak dihargai, membantu, dan membawa sesuatu yang signifikan. Untuk
mencapai kesetaraan, pihak yang terlibat harus menunjukkan rasa hormat dan dan
pemahaman yang lebih baik antara pihak yang berkomunikasi. Dalam konteks
Arah seseorang untuk beraktivitas, atau apa yang menyebabkan seseorang ingin
menggerakkan seseorang bisa bersifat ekstrinsik, artinya berasal dari luar individu,
atau bisa juga intrinsik, artinya berasal dari individu itu sendiri. Salah satu faktor
terpenting yang mendorong seseorang untuk terus maju adalah tingkat motivasinya.
Keadaan orang yang termotivasi adalah hasil dari kombinasi pengaruh sadar dan tidak
Orang-orang diarahkan pada aktivitas, tujuan, dan akhirnya kinerja yang efektif
energi psikis individu. Motivasi individu memiliki dampak yang signifikan terhadap
Quality of Life (QOL) mereka, serta kapasitas mereka untuk beradaptasi dan mencari
bahwa motivasi didapatkan dari yang gairah dihasilkan dari adanya suatu barang yang
sumber keadaan. Oleh karena itu, penafsiran gairah sebagai motif juga memiliki
kualitasnya sendiri dan memiliki fungsi tertentu yang bermanfaat dalam memberikan
menyebabkan perilaku seseorang yang diarahkan pada suatu usaha atau kegiatan
individu. Bentuk-bentuk tersebut adalah aspek penting dari teori ini karena semakin
perilaku didorong oleh penentuan nasib sendiri, semakin baik hasil pendidikannya.
Nilai intrinsik akan sama efektifnya dalam menciptakan hasil sebagai nilai utilitas
1. Attitude (Sikap)
Terminologi "sikap" merujuk pada konstruksi mental yang tak terlihat yang
dianggap sebagai sumber dari reaksi ini. Satu-satunya cara untuk memperoleh
reaksi yang dapat diamati yang sesuai dengannya yaitu, evaluasi implisit. Oleh
karena itu, kedua ide tersebut saling terkait (Corneille & Hütter, 2020). Menurut
Simpson dalam Kurniawan et al. (2019), sikap dapat digambarkan sebagai penentu
emosi seperti "menyukai atau tidak menyukai". Sikap mahasiswa dianggap penting
karena sikap seperti itu mungkin berdampak pada kinerja akademik mahasiswa
dan dapat membantu mahasiswa mencapai tingkat prestasi belajar yang lebih
tinggi.
seperti penggunaan praktik berbasis bukti, mengacu pada sejauh mana seorang
individu yakin bahwa terlibat dalam aktivitas itu akan menghasilkan hasil positif.
kerugian yang dirasakan dari pelaksanaannya (Fishman et al., 2022). Cara manusia
menanggapi berbagai keadaan adalah contoh sikap. Kata "sikap" kerap digunakan
suatu barang, konsep, atau institusi. Kecenderungan ini dapat dinyatakan dalam
istilah positif atau negatif. Sikap dapat bersifat positif, negatif, atau netral atau
apabila sikap yang baik terbentuk terbentuk, maka akan terdapat potensi untuk
memiliki pengaruh pada hasil pembelajaran tersebut dan kinerja tenaga pendidik.
bisa diabaikan begitu saja. Terdapat kemungkinan bahwa sikap mahasiswa akan
berdampak positif atau negatif pada kinerja mereka dalam bidang akademik
lingkungan dan koneksi interpersonal (Deci & Ryan, 1985; Ryan & Deci, 2000).
motivasi otonom didorong oleh sumber-sumber internal individu itu sendiri, dan
sendiri.
besar, disposisi emosional yang lebih positif, peningkatan kinerja, terutama pada
tugas-tugas yang rumit dan heuristik, dan ketekunan yang lebih besar dalam suatu
aktivitas (Pelletier et al., 2001). Di sisi lain, jenis motivasi yang diatur adalah yang
dipengaruhi oleh sumber dan alasan lain, dipandang sebagai sesuatu yang berasal
otonomi yang memungkinkan mereka untuk mengklaim bahwa orang yang suka
pengetahuan mereka untuk menguasai tugas yang mereka lakukan, yang juga
merupakan refleksi dari motivasi intrinsik mereka. Demikian, kebutuhan akan
tingkat motivasi intrinsik seseorang dalam melakukan aktivitas atau tugas tertentu.
3. Stimulation (Rangsangan)
menggunakan tugas yang menuntut sebagai salah satu strategi untuk mendorong
tugas yang menantang dan melibatkan mahasiswa secara aktif sebagai stimulus
2019). Keinginan seseorang untuk mencapai tujuan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya merupakan salah satu definisi dari konsep motivasi
mereka jika mereka termotivasi dengan cara ini, yang juga akan membantu mereka
mencapai keberhasilan dalam belajar dan motivasi prestasi akademik (Ke, 2008).
dimensi) yang berkaitan dengan motivasi belajar dan prestasi akademik dan
yang diinginkan, alasan atau tujuan individu untuk melakukan aktivitas tersebut
4. Affect (Emosi)
dengan orientasi teoritis yang berbeda. Kata "emosi" berasal dari kata kerja dalam
kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan suatu keadaan budi rohani yang
tampak melalui perubahan yang jelas pada tubuh (Goleman dalam Manizar, 2017).
yang berasal dari pengalaman batin yang mendalam dan melibatkan perubahan
fisik serta pengalaman perasaan (feelings) yang diaktifkan baik oleh rangsangan
fisiologis yang terangsang pada individu, dan yang tampak dalam perilaku
kuat dan ditandai dengan perubahan fisik (Ahmad & Ambotang, 2020).
Emosi adalah salah satu potensi yang dimiliki manusia sejak lahir dan akan
berkembang sesuai dengan lingkungan mereka. Peran dosen sangat penting dalam
dengan mengenali emosi mereka sendiri, mengelola emosi, dan memotivasi diri
kanak, melalui pola skrip emosional yang sehat dan diinternalisasi oleh anak-anak
(Manizar, 2017).
Skripsi adalah proyek ilmiah penutup yang harus diselesaikan oleh seorang
mahasiswa sarjana untuk lulus dari gelar akademik mereka pada jenjang strata-1 (S1).
Menurut Komaruddin dalam Lumamuly dan Yuniwati (2017), kata “skripsi” berasal
dari bahasa Latin “scriptio” yang dapat diterjemahkan sebagai “tulisan”, “esai tertulis
tentang sesuatu”, atau “uraian”. Salah satu syarat untuk mendapatkan pangkat atau
Penulisan skripsi, di sisi lain, didefinisikan sebagai karya ilmiah yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian lapangan atau tinjauan literatur dan dapat dipertahankan
skripsi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sulitnya menentukan judul
skripsi, sulitnya mencari bahan bacaan atau literatur, sumber dana yang tidak
memadai, dan kegugupan saat berinteraksi dengan dosen pembimbing. Sebagai hasil
dari pendapat yang ditunjukkan di atas, dapat ditarik kesimpulan berikut tentang
Saat menyusun skripsi, salah satu tugas tersulit adalah menentukan judul tesis. Jika
hal ini tidak segera diperbaiki, maka akan menjadi sumber tekanan tambahan.
Percobaan satu hingga dua kali kerap tudak cukup untuk mendapatkan judul yang
sesuai guna menyelesaikan skripsi untuk studi yang sedang dilakukan saat ini.
Latar belakang dan teori yang digunakan, serta metodologi penelitian dan subjek
kebutuhan mata kuliah. Buku literatur sangat penting untuk penelitian, tetapi tidak
selalu ada jaminan bahwa perpustakaan di kampus akan memiliki semua buku
yang dicari.
Secara alami, setiap mahasiswa memiliki bakat akademik yang unik, yang juga
kemampuan untuk tingkat akademik yang tinggi dapat berfungsi sebagai aset
mereka.
4. Menganalisis data
suatu penelitian bukanlah tugas yang mudah, yang akan menambah beban
mahasiswa.
atau analisis. Kerangka pemikiran dapat berfungsi sebagai panduan atau landasan
bagi suatu pemikiran atau kajian dalam menjalani proses analisis atau penelitian.
konsep, atau teori yang terkait dengan topik atau permasalahan yang sedang diteliti,
dapat digunakan sebagai landasan teoritis yang akan menjadi acuan dalam
saluran komunikasi (misalnya tatap muka, email, atau pesan teks), serta hambatan
atau noise yang mungkin terjadi dalam komunikasi antara dosen pembimbing dan
mahasiswa.
menyelesaikan skripsi.
pembimbing belum mampu memberikan umpan balik yang konstruktif atau tidak
teknik mendengarkan aktif, bertanya yang relevan, atau memberikan umpan balik
menyelesaikan skripsi.
6. Mengidentifikasi keberhasilan komunikasi dalam mencapai tujuan pembimbingan
skripsi sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, apakah mahasiswa merasa
(kesetaraan).
1. Openness (Keterbukaan)
pada sejauh mana topik yang terkait dengan komunikasi dibahas secara terbuka,
serta tingkat kepuasan atau kenyamanan pihak yang terlibat dalam komunikasi
2. Empathy (Empati)
pengalaman orang lain, serta mampu menempatkan diri pada posisi orang lain
Sikap mendukung merujuk pada kemampuan untuk setuju dengan perspektif orang
lain yang dapat menimbulkan tekanan emosional, serta kemampuan untuk tidak
merasa lebih tahu daripada orang lain tentang topik tertentu. Kemampuan
seseorang untuk merasa nyaman dalam berbagi cerita atau berbicara panjang lebar,
4. Equality (Kesetaraan)
Kesetaraan merujuk pada sebuah konsep yang muncul sebagai respons terhadap
positif dan negatif karena persepsi bahwa itu bertentangan dengan sifat manusia
Menurut Vincent dan Kumar (2019), motivasi merujuk pada dorongan yang
menggerakkan seseorang untuk bertindak, baik itu berasal dari luar individu (motivasi
ekstrinsik) maupun dari individu itu sendiri (motivasi intrinsik). Tingkat motivasi
yang tinggi merupakan salah satu faktor penting yang mendorong seseorang untuk
terus maju. Keadaan individu yang termotivasi dipengaruhi oleh kombinasi pengaruh
yang sadar maupun tidak sadar. Adapun indikator motivasi terdiri dari attitude
1. Attitude (Sikap)
bukti, mengacu pada seberapa yakinnya seseorang bahwa terlibat dalam aktivitas
tersebut akan menghasilkan hasil yang positif atau negatif (Fishman et al., 2022).
2. Need (Kebutuhan)
Kebutuhan adalah elemen atau aspek yang harus dipenuhi agar seseorang dapat
memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dalam melakukan aktivitas atau tugas
al., 2022).
3. Stimulation (Rangsangan)
Rangsangan merujuk pada suatu stimulus atau tindakan yang digunakan oleh
seseorang untuk mendorong atau memotivasi orang lain agar berpartisipasi aktif
4. Affect (Emosi)
Emosi adalah pengalaman afektif yang menyertai penyesuaian inner yang umum
dan keadaan mental dan fisiologis yang terangsang pada individu, dan yang
sebagai variabel independen (X) dan motivasi sebagai variabel dependen (Y).
kerja, yang dapat disaksikan dalam penyelesaian suatu pekerjaan atau tugas sesuai
1. Openness (Keterbukaan)
2. Empathy (Empati)
Indikator ini menguraikan bagaimana empati yang diberikan oleh dosen
Indikator ini menguraikan bagaimana sikap mendukung yang diberikan oleh dosen
4. Equality (Kesetaraan)
yang diperoleh dari konsep motivasi Vincent dan Kumar (2019). Adapun indikator
motivasi yang diadaptasi dari Wlodwoski dalam Badaruddin (2015: 28-30), yakni
terdiri dari attitude (sikap), need (kebutuhan), stimulation (rangsangan), dan affect
(emosi).
1. Attitude (Sikap)
penyelesaian skripsi.
2. Need (Kebutuhan)
Indikator ini menguraikan bagaimana kebutuhan mahasiswa bimbingan selama
3. Stimulation (Rangsangan)
motivasi.
4. Affect (Emosi)
model di bawah ini agar lebih jelas mengenai proses terjadinya kompetensi
terhadap motivasi mahasiswa dalam penyelesaian skripsi seperti model dibawah ini:
Gambar 2.1
RUMUSAN MASALAH
Sejauhmana Kompetensi Komunikasi Dosen Pembimbing kepada Mahasiswa Bimbingan
terhadap Motivasi Mereka Selama Proses Penyelesaian Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik di Universitas Komputer Indonesia Bandung
rumusan masalah penelitian dan didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Hal ini dinyatakan dalam konteks rumusan masalah
hubungan antara variabel X dan Y, sementara hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa
Bandung
Indonesia Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Indonesia Bandung
Indonesia Bandung
Indonesia Bandung
Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adela, N., Arif, E., & Zetra, A. (2021). Hubungan Kompetensi Komunikasi Dosen
terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Sosiologi Andalas, 7(1), 67–80.
Ahmad, A. A., & Ambotang, A. S. Bin. (2020). Pengaruh Kecerdasan Emosi,
Kecerdasan Spiritual dan Persekitaran Keluarga Terhadap Stres Akademik
Murid Sekolah Menengah. Malaysian Journal of Social Sciences and
Humanities (MJSSH), 5(5), 12–23. https://doi.org/10.47405/mjssh.v5i5.407
Alam, A., Fahim, A., Gupta, T., Dev, R., Malhotra, A., Saahil, Najm, S., Jaffery8, K.,
Ghosh, M., Shah10, D., Kumari, M., & Alam, S. (2022). Need-Based
Perspective Study of Teachers’ Work Motivation as Examined From Self-
Determination Theoretical Framework: An Empirical Investigation. SSRN
Electronic Journal, 17(6), 8063–8086. https://doi.org/10.2139/ssrn.3771341
Alexander, P. A., Murphy, P. K., Woods, B. S., Duhon, K. E., & Parker, D. (1997).
College instruction and concomitant changes in students’ knowledge, interest,
and strategy use: A study of domain learning. Contemporary Educational
Psychology, 22(2), 125–146. https://doi.org/10.1006/ceps.1997.0927
Alfian, F., & Sari, W. P. (2022). Pola Komunikasi Kelompok Virtual dalam Game
PUBG Mobile (Studi Kasus Tim Redlineze E-Sport). Koneksi, 6(1), 29.
https://doi.org/10.24912/kn.v6i1.10665
Awi, M. V., Mewengkang, N., & Golung, A. (2016). Peranan Komunikasi Antar
Pribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten
Merauke. E-Journal “Acta Diurna,” 5(2), 1–12.
Badaruddin, A. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui
Bimbingan Konseling. Abe Kreatifindo.
Bahromov, O. T. (2022). The problem of motivation and the meaning of the concept
“motiv.” BrazGalaxy International Interdisciplinary Research Journal (GIIRJ)
Dent J., 10(1), 546–560.
Bamanty, M. M., Lestari, P., & Novianti, D. (2020). Model Kompetensi Komunikasi
Bisnis Lintas Budaya Indonesia dan Jerman. Jurnal Ilmu Komunikasi, 17(1), 1–
15. https://doi.org/10.31315/jik.v17i1.3507
Barir, M. (2014). Kesetaraan dan Kelas Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal
Studi Ilmu Al-Qurán Dan Hadis, 15(1), 61–93.
Barus, R. K. I., Dewi, S. S., & Khairuddin, K. (2020). Komunikasi Interpersonal
Tenaga Kerja Indonesia dan Anak. Journal of Education, Humaniora and Social
Sciences (JEHSS), 3(2), 369–376. https://doi.org/10.34007/jehss.v3i2.310
Bas-Sarmiento, P., Fernández-Gutiérrez, M., Baena-Baños, M., & Romero-Sánchez,
J. M. (2017). Efficacy of empathy training in nursing students: A quasi-
experimental study. Nurse Education Today, 59, 59–65.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.08.012
Buchman, S., & Henderson, D. (2019). Interprofessional empathy and
communication competency development in healthcare professions’ curriculum
through immersive virtual reality experiences. Journal of Interprofessional
Education and Practice, 15(December 2018), 127–130.
https://doi.org/10.1016/j.xjep.2019.03.010
Bui, H., Chau, V. S., Degl’Innocenti, M., Leone, L., & Vicentini, F. (2019). The
Resilient Organisation: A Meta-Analysis of the Effect of Communication on
Team Diversity and Team Performance. Applied Psychology, 68(4), 621–657.
https://doi.org/10.1111/apps.12203
Corneille, O., & Hütter, M. (2020). Implicit? What Do You Mean? A Comprehensive
Review of the Delusive Implicitness Construct in Attitude Research. Personality
and Social Psychology Review, 24(3), 212–232.
https://doi.org/10.1177/1088868320911325
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). The general causality orientations scale: Self-
determination in personality. Journal of Research in Personality, 19(2), 109–
134. https://doi.org/10.1016/0092-6566(85)90023-6
Effendy, O. (2017). ILMU KOMUNIKASI: Teori dan Praktek. PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Fishman, J., Yang, C., & Mandell, D. S. (2022). A review of attitude research that is
specific, accurate, and comprehensive within its stated scope: responses to
Aarons. Implementation Science, 17(1), 22–24. https://doi.org/10.1186/s13012-
022-01200-z
Guay, F. (2022). Sociocultural Contexts and Relationships as the Cornerstones of
Students’ Motivation: Commentary on the Special Issue on the “Other Half of
the Story.” Educational Psychology Review, 34(4), 2043–2060.
https://doi.org/10.1007/s10648-022-09711-3
Gunawan, L. (2021). Komunikasi Interpersonal pada Anak dengan Gangguan
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Psiko Edukasi, 19(1), 49–68.
Hall, J. A., Schwartz, R., Duong, F., Niu, Y., Dubey, M., DeSteno, D., & Sanders, J.
J. (2021). What is clinical empathy? Perspectives of community members,
university students, cancer patients, and physicians. Patient Education and
Counseling, 104(5), 1237–1245. https://doi.org/10.1016/j.pec.2020.11.001
Hasibuan, R. (2020). Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Pusat Batam.
Jurnal Bening, 7(1), 105–118.
Hastuti, H., Yunus, M. R., Nurokhmah, L., & Maswati, R. (2021). Proses
Komunikasi Simbolik Adat Mas Kawin Di Kampung Wayori Distrik Supiori
Barat Kabupaten Supiori. COPI SUSU: Jurnal Komunikasi, Politik & Sosiologi,
3(1), 53–65.
Hosseini, F., Alavi, N. M., Mohammadi, E., & Sadat, Z. (2021). Scoping review on
the concept of patient motivation and practical tools to assess it. Iranian Journal
of Nursing and Midwifery Research, 26(1), 1–10.
https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_15_20
Jena, R. K. (2020). Measuring the impact of business management Student’s attitude
towards entrepreneurship education on entrepreneurial intention: A case study.
Computers in Human Behavior, 107(December 2018), 106275.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106275
Jumrad, O. T., & Sari, I. D. M. (2019). Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Melalui
Group Chat Whatsapp Oriflame. Jurnal Common, 3(1), 104–114.
https://doi.org/10.34010/common.v3i1.1953
Kabu, S. R., Rudianto, & Priadi, R. (2020). Kompetensi Komunikasi Pimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara.
PERSEPSI: Communication Journal, 3(1), 12–22.
https://doi.org/10.30596/persepsi.v3i1.4370
Kartikawati, D., Rajagukguk, D. L., & Sriwartini, Y. (2019). Penanaman Nilai-Nilai
Multikultural Yang Dipengaruhi Oleh Kompetensi. Jurnal Antropologi: Isu-Isu
Sosial Budaya, 21(02), 168–176.
Ke, F. (2008). Computer games application within alternative classroom goal
structures: Cognitive, metacognitive, and affective evaluation. Educational
Technology Research and Development, 56(5–6), 539–556.
https://doi.org/10.1007/s11423-008-9086-5
Khamoushi, F., Parsa Moghaddam, A., Sadeghi, M., Akbar Parvizifard, A., &
Ahmadzadeh, A. (2014). Achievement Motivation and Academic Motivation
Among Students Of Kermanshah University of Medical Sciences in 2013. Educ
Res Med Sci, 3(2), 9–13.
Kristiyaningsih, E., Muljono, P., & Mulyani, E. S. (2017). Kemampuan komunikasi
interpersonal terhadap kinerja pustakawan di lingkup kementerian pertanian.
Jurnal Komunikasi Pembangunan, 15(2), 52–66.
Kurniawan, D. A., Astalini, A., Darmaji, D., & Melsayanti, R. (2019). Students’
attitude towards natural sciences. International Journal of Evaluation and
Research in Education, 8(3), 455–460. https://doi.org/10.11591/ijere.v8i3.16395
Lanes, L. G., Warouw, D. M. ., & Mingkid, E. (2021). Peran Komunikasi
Antarpribadi Orang Tua Dalam Proses Belajar Daring Bagi Anak Di Sd Negeri
15 Manado. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Lumamuly, A. N., & Yuniwati. (2017). Analisis Pemanfaatan Koleksi Referensi Di
Perpustakaan Iain Salatiga Dalam Menunjang Penulisan Skripsi Mahasiswa Iain
Salatiga. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 6(2), Hal.101-110.
Mahadi, U. (2021). KOMUNIKASI PENDIDIKAN (Urgensi Komunikasi Efektif
dalam Proses Pembelajaran). JOPPAS: Journal of Public Policy and
Administration Silampari, 2(2), 80–90.
Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lazuardi, J. (2022). Bahasa Sebagai Alat
Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia. Kampret Journal, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.35335/kampret.v1i1.8
Manizar, E. (2017). Mengelola Kecerdasan Emosi. Tadrib: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 2(2), 198–213.
Maulina, Noni, N., & Basri, M. (2019). WhatsApp Audio and Video Chat Based in
Stimulating Students’ Self-Confidence and Motivation to Speak English. Asian
EFL Journal Researc Articles, 26(6), 247–269.
Mazana, M. Y., Montero, C. S., & Casmir, R. O. (2018). Investigating Students’
Attitude towards Learning Mathematics. International Electronic Journal of
Mathematics Education, 14(1), 207–231. https://doi.org/10.29333/iejme/3997
Mustofa, M. B., Wuryan, S., & Rosidi. (2020). Urgensi Komunikasi Interpersonal
Dalam Al-Qur’an Sebagai Pustakawan. Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi,
Sosial Dan Kebudayaan, 11(2), 85–94.
https://doi.org/10.32505/hikmah.v11i2.2544
Nashihuddin, W. (2019). Urgensi Kompetensi Komunikasi Ilmiah Pustakawan Untuk
Program Pengembangan Layanan Perpustakaan. Journal of Documentation and
Information Science, 3(January), 5–7.
Ngalimun. (2022). KOMUNIKASI INTEPERSONAL. PUSTAKA PELAJAR.
Nurislamiah, M. (2021). Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Dalam
Upaya Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga. Communicative : Jurnal
Komunikasi Dan Dakwah, 2(1), 15.
https://doi.org/10.47453/communicative.v2i1.409
Partovi, T., & Razavi, M. R. (2019). The effect of game-based learning on academic
achievement motivation of elementary school students. Learning and
Motivation, 68(June), 101592. https://doi.org/10.1016/j.lmot.2019.101592
Payne, H. J. (2005). Reconceptualizing Social Skills in Organizations: Exploring the
Relationship between Communication Competence, Job Performance, and
Supervisory Roles. Journal of Leadership & Organizational Studies, 11(2), 63–
77. https://doi.org/10.1177/107179190501100207
Pelletier, L. G., Fortier, M. S., Vallerand, R. J., & Brière, N. M. (2001). Associations
among perceived autonomy support, forms of self-regulation, and persistence: A
prospective study. Motivation and Emotion, 25(4), 279–306.
https://doi.org/10.1023/A:1014805132406
Permatasari, R., Arifin, M., & Padilah, R. (2020). Studi Deskriptif Dampak
Psikologis Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
PGRI Banyuwangi Dalam Penyusunan Skripsi di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Bina Ilmu Cendekia, 2(1), 128–141.
Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (2003). A Motivational Science Perspective on the
Role of Student Motivation in Learning and Teaching Contexts. Journal of
Educational Psychology, 95(4), 667–686. https://doi.org/10.1037/0022-
0663.95.4.667
Ranieri, S., Ferrari, L., Rosnati, R., Vittoria Danioni, F., Canzi, E., & Miller, L.
(2022). The Mediating Role of Adoption Communication Openness between
Family Functioning and the Adjustment of Adopted Adolescents: A Multi-
Informant Approach. Journal of Family Communication, 22(3), 193–207.
https://doi.org/10.1080/15267431.2022.2095388
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of
intrinsic motivation, social development, and well-being. American
Psychologist, 55(1), 68–78. https://doi.org/10.1037/cou0000340
Sari, D. P., & Amran. (2020). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
terhadap Keyakinan Diri (Self-Efficacy) Siswa. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan
Dan Konseling, 10(2), 213–222.
Septiani, R. D. (2021). Pentingnya Komunikasi Keluarga dalam Pencegahan Kasus
Kekerasan Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 10(1), 50–58.
https://doi.org/10.21831/jpa.v10i1.40031
Setiawan, I., & Winduwati, S. (2020). Aktivitas Komunikasi Interpersonal Barista
dalam Mempertahankan Citra Starbucks Chinatown. Koneksi, 4(2), 224.
https://doi.org/10.24912/kn.v4i2.8095
Sirait, N. A., Novianto, I., & Pamungkas, A. (2020). Kompetensi Komunikasi
Pengajar Perguruan Tinggi Di Era Digital. Jurnal Komunikasi Universitas
Garut: Hasil Pemikiran Dan Penelitian, 6(1), 426–434.
Solihat, Purwaningwulan, & Solihin. (2015). INTERPERSONAL SKILL : Tips
Membangun Komunikasi Dan Relasi. Rekayasa, Sains, Bandung.
Stacho, Z., Stachová, K., Papula, J., Papulová, Z., & Kohnová, L. (2019). Effective
communication in organisations increases their competitiveness. Polish Journal
of Management Studies, 19(1), 391–403.
https://doi.org/10.17512/pjms.2019.19.1.30
Syafaruddin, Napitupulu, D. S., & Harahap, A. S. (2020). Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan dan Peningkatan Mutu di SMA
Al-Ulum Kota Medan. Jurnal Edukasi Islami Pendidikan Islam, 09(01), 227–
238.
Vincent, V., & Kumar, S. (2019). Motivation: meaning, definition, nature of
motivation. Human Movement and Sports Sciences, 4(1), 483–484.
Widodo, H., Sari, D. P., Wanhar, F. A., & Julianto, J. (2021). Pengaruh Pemberian
Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa
SMK. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2168–2175.
Wijaya, C. V., & Paramita, S. (2019). Komunikasi Virtual dalam Game Online (Studi
Kasus dalam Game Mobile Legends). Koneksi, 3(1), 261.
https://doi.org/10.24912/kn.v3i1.6222
Yuliani, M. (2023). Hubungan Motivasi Mahasiswa dan Komunikasi Interpersonal
dalam Peningkatan Prestasi. MUKASI: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 11–17.
https://doi.org/10.54259/mukasi.v2i1.1317
JURNAL :
Adela, N., Arif, E., & Zetra, A. (2021). Hubungan Kompetensi Komunikasi Dosen
terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Sosiologi Andalas, 7(1), 67–80.
Ahmad, A. A., & Ambotang, A. S. Bin. (2020). Pengaruh Kecerdasan Emosi,
Kecerdasan Spiritual dan Persekitaran Keluarga Terhadap Stres Akademik
Murid Sekolah Menengah. Malaysian Journal of Social Sciences and
Humanities (MJSSH), 5(5), 12–23. https://doi.org/10.47405/mjssh.v5i5.407
Alam, A., Fahim, A., Gupta, T., Dev, R., Malhotra, A., Saahil, Najm, S., Jaffery8, K.,
Ghosh, M., Shah10, D., Kumari, M., & Alam, S. (2022). Need-Based
Perspective Study of Teachers’ Work Motivation as Examined From Self-
Determination Theoretical Framework: An Empirical Investigation. SSRN
Electronic Journal, 17(6), 8063–8086. https://doi.org/10.2139/ssrn.3771341
Alexander, P. A., Murphy, P. K., Woods, B. S., Duhon, K. E., & Parker, D. (1997).
College instruction and concomitant changes in students’ knowledge, interest,
and strategy use: A study of domain learning. Contemporary Educational
Psychology, 22(2), 125–146. https://doi.org/10.1006/ceps.1997.0927
Alfian, F., & Sari, W. P. (2022). Pola Komunikasi Kelompok Virtual dalam Game
PUBG Mobile (Studi Kasus Tim Redlineze E-Sport). Koneksi, 6(1), 29.
https://doi.org/10.24912/kn.v6i1.10665
Awi, M. V., Mewengkang, N., & Golung, A. (2016). Peranan Komunikasi Antar
Pribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten
Merauke. E-Journal “Acta Diurna,” 5(2), 1–12.
Badaruddin, A. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui
Bimbingan Konseling. Abe Kreatifindo.
Bahromov, O. T. (2022). The problem of motivation and the meaning of the concept
“motiv.” BrazGalaxy International Interdisciplinary Research Journal (GIIRJ)
Dent J., 10(1), 546–560.
Bamanty, M. M., Lestari, P., & Novianti, D. (2020). Model Kompetensi Komunikasi
Bisnis Lintas Budaya Indonesia dan Jerman. Jurnal Ilmu Komunikasi, 17(1), 1–
15. https://doi.org/10.31315/jik.v17i1.3507
Barir, M. (2014). Kesetaraan dan Kelas Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal
Studi Ilmu Al-Qurán Dan Hadis, 15(1), 61–93.
Barus, R. K. I., Dewi, S. S., & Khairuddin, K. (2020). Komunikasi Interpersonal
Tenaga Kerja Indonesia dan Anak. Journal of Education, Humaniora and Social
Sciences (JEHSS), 3(2), 369–376. https://doi.org/10.34007/jehss.v3i2.310
Bas-Sarmiento, P., Fernández-Gutiérrez, M., Baena-Baños, M., & Romero-Sánchez,
J. M. (2017). Efficacy of empathy training in nursing students: A quasi-
experimental study. Nurse Education Today, 59, 59–65.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.08.012
Buchman, S., & Henderson, D. (2019). Interprofessional empathy and
communication competency development in healthcare professions’ curriculum
through immersive virtual reality experiences. Journal of Interprofessional
Education and Practice, 15(December 2018), 127–130.
https://doi.org/10.1016/j.xjep.2019.03.010
Bui, H., Chau, V. S., Degl’Innocenti, M., Leone, L., & Vicentini, F. (2019). The
Resilient Organisation: A Meta-Analysis of the Effect of Communication on
Team Diversity and Team Performance. Applied Psychology, 68(4), 621–657.
https://doi.org/10.1111/apps.12203
Corneille, O., & Hütter, M. (2020). Implicit? What Do You Mean? A Comprehensive
Review of the Delusive Implicitness Construct in Attitude Research. Personality
and Social Psychology Review, 24(3), 212–232.
https://doi.org/10.1177/1088868320911325
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). The general causality orientations scale: Self-
determination in personality. Journal of Research in Personality, 19(2), 109–
134. https://doi.org/10.1016/0092-6566(85)90023-6
Effendy, O. (2017). ILMU KOMUNIKASI: Teori dan Praktek. PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Fishman, J., Yang, C., & Mandell, D. S. (2022). A review of attitude research that is
specific, accurate, and comprehensive within its stated scope: responses to
Aarons. Implementation Science, 17(1), 22–24. https://doi.org/10.1186/s13012-
022-01200-z
Guay, F. (2022). Sociocultural Contexts and Relationships as the Cornerstones of
Students’ Motivation: Commentary on the Special Issue on the “Other Half of
the Story.” Educational Psychology Review, 34(4), 2043–2060.
https://doi.org/10.1007/s10648-022-09711-3
Gunawan, L. (2021). Komunikasi Interpersonal pada Anak dengan Gangguan
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Psiko Edukasi, 19(1), 49–68.
Hall, J. A., Schwartz, R., Duong, F., Niu, Y., Dubey, M., DeSteno, D., & Sanders, J.
J. (2021). What is clinical empathy? Perspectives of community members,
university students, cancer patients, and physicians. Patient Education and
Counseling, 104(5), 1237–1245. https://doi.org/10.1016/j.pec.2020.11.001
Hasibuan, R. (2020). Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Pusat Batam.
Jurnal Bening, 7(1), 105–118.
Hastuti, H., Yunus, M. R., Nurokhmah, L., & Maswati, R. (2021). Proses
Komunikasi Simbolik Adat Mas Kawin Di Kampung Wayori Distrik Supiori
Barat Kabupaten Supiori. COPI SUSU: Jurnal Komunikasi, Politik & Sosiologi,
3(1), 53–65.
Hosseini, F., Alavi, N. M., Mohammadi, E., & Sadat, Z. (2021). Scoping review on
the concept of patient motivation and practical tools to assess it. Iranian Journal
of Nursing and Midwifery Research, 26(1), 1–10.
https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_15_20
Jena, R. K. (2020). Measuring the impact of business management Student’s attitude
towards entrepreneurship education on entrepreneurial intention: A case study.
Computers in Human Behavior, 107(December 2018), 106275.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106275
Jumrad, O. T., & Sari, I. D. M. (2019). Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Melalui
Group Chat Whatsapp Oriflame. Jurnal Common, 3(1), 104–114.
https://doi.org/10.34010/common.v3i1.1953
Kabu, S. R., Rudianto, & Priadi, R. (2020). Kompetensi Komunikasi Pimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara.
PERSEPSI: Communication Journal, 3(1), 12–22.
https://doi.org/10.30596/persepsi.v3i1.4370
Kartikawati, D., Rajagukguk, D. L., & Sriwartini, Y. (2019). Penanaman Nilai-Nilai
Multikultural Yang Dipengaruhi Oleh Kompetensi. Jurnal Antropologi: Isu-Isu
Sosial Budaya, 21(02), 168–176.
Ke, F. (2008). Computer games application within alternative classroom goal
structures: Cognitive, metacognitive, and affective evaluation. Educational
Technology Research and Development, 56(5–6), 539–556.
https://doi.org/10.1007/s11423-008-9086-5
Khamoushi, F., Parsa Moghaddam, A., Sadeghi, M., Akbar Parvizifard, A., &
Ahmadzadeh, A. (2014). Achievement Motivation and Academic Motivation
Among Students Of Kermanshah University of Medical Sciences in 2013. Educ
Res Med Sci, 3(2), 9–13.
Kristiyaningsih, E., Muljono, P., & Mulyani, E. S. (2017). Kemampuan komunikasi
interpersonal terhadap kinerja pustakawan di lingkup kementerian pertanian.
Jurnal Komunikasi Pembangunan, 15(2), 52–66.
Kurniawan, D. A., Astalini, A., Darmaji, D., & Melsayanti, R. (2019). Students’
attitude towards natural sciences. International Journal of Evaluation and
Research in Education, 8(3), 455–460. https://doi.org/10.11591/ijere.v8i3.16395
Lanes, L. G., Warouw, D. M. ., & Mingkid, E. (2021). Peran Komunikasi
Antarpribadi Orang Tua Dalam Proses Belajar Daring Bagi Anak Di Sd Negeri
15 Manado. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Lumamuly, A. N., & Yuniwati. (2017). Analisis Pemanfaatan Koleksi Referensi Di
Perpustakaan Iain Salatiga Dalam Menunjang Penulisan Skripsi Mahasiswa Iain
Salatiga. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 6(2), Hal.101-110.
Mahadi, U. (2021). KOMUNIKASI PENDIDIKAN (Urgensi Komunikasi Efektif
dalam Proses Pembelajaran). JOPPAS: Journal of Public Policy and
Administration Silampari, 2(2), 80–90.
Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lazuardi, J. (2022). Bahasa Sebagai Alat
Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia. Kampret Journal, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.35335/kampret.v1i1.8
Manizar, E. (2017). Mengelola Kecerdasan Emosi. Tadrib: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 2(2), 198–213.
Maulina, Noni, N., & Basri, M. (2019). WhatsApp Audio and Video Chat Based in
Stimulating Students’ Self-Confidence and Motivation to Speak English. Asian
EFL Journal Researc Articles, 26(6), 247–269.
Mazana, M. Y., Montero, C. S., & Casmir, R. O. (2018). Investigating Students’
Attitude towards Learning Mathematics. International Electronic Journal of
Mathematics Education, 14(1), 207–231. https://doi.org/10.29333/iejme/3997
Mustofa, M. B., Wuryan, S., & Rosidi. (2020). Urgensi Komunikasi Interpersonal
Dalam Al-Qur’an Sebagai Pustakawan. Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi,
Sosial Dan Kebudayaan, 11(2), 85–94.
https://doi.org/10.32505/hikmah.v11i2.2544
Nashihuddin, W. (2019). Urgensi Kompetensi Komunikasi Ilmiah Pustakawan Untuk
Program Pengembangan Layanan Perpustakaan. Journal of Documentation and
Information Science, 3(January), 5–7.
Ngalimun. (2022). KOMUNIKASI INTEPERSONAL. PUSTAKA PELAJAR.
Nurislamiah, M. (2021). Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Dalam
Upaya Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga. Communicative : Jurnal
Komunikasi Dan Dakwah, 2(1), 15.
https://doi.org/10.47453/communicative.v2i1.409
Partovi, T., & Razavi, M. R. (2019). The effect of game-based learning on academic
achievement motivation of elementary school students. Learning and
Motivation, 68(June), 101592. https://doi.org/10.1016/j.lmot.2019.101592
Payne, H. J. (2005). Reconceptualizing Social Skills in Organizations: Exploring the
Relationship between Communication Competence, Job Performance, and
Supervisory Roles. Journal of Leadership & Organizational Studies, 11(2), 63–
77. https://doi.org/10.1177/107179190501100207
Pelletier, L. G., Fortier, M. S., Vallerand, R. J., & Brière, N. M. (2001). Associations
among perceived autonomy support, forms of self-regulation, and persistence: A
prospective study. Motivation and Emotion, 25(4), 279–306.
https://doi.org/10.1023/A:1014805132406
Permatasari, R., Arifin, M., & Padilah, R. (2020). Studi Deskriptif Dampak
Psikologis Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
PGRI Banyuwangi Dalam Penyusunan Skripsi di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Bina Ilmu Cendekia, 2(1), 128–141.
Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (2003). A Motivational Science Perspective on the
Role of Student Motivation in Learning and Teaching Contexts. Journal of
Educational Psychology, 95(4), 667–686. https://doi.org/10.1037/0022-
0663.95.4.667
Ranieri, S., Ferrari, L., Rosnati, R., Vittoria Danioni, F., Canzi, E., & Miller, L.
(2022). The Mediating Role of Adoption Communication Openness between
Family Functioning and the Adjustment of Adopted Adolescents: A Multi-
Informant Approach. Journal of Family Communication, 22(3), 193–207.
https://doi.org/10.1080/15267431.2022.2095388
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of
intrinsic motivation, social development, and well-being. American
Psychologist, 55(1), 68–78. https://doi.org/10.1037/cou0000340
Sari, D. P., & Amran. (2020). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
terhadap Keyakinan Diri (Self-Efficacy) Siswa. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan
Dan Konseling, 10(2), 213–222.
Septiani, R. D. (2021). Pentingnya Komunikasi Keluarga dalam Pencegahan Kasus
Kekerasan Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 10(1), 50–58.
https://doi.org/10.21831/jpa.v10i1.40031
Setiawan, I., & Winduwati, S. (2020). Aktivitas Komunikasi Interpersonal Barista
dalam Mempertahankan Citra Starbucks Chinatown. Koneksi, 4(2), 224.
https://doi.org/10.24912/kn.v4i2.8095
Sirait, N. A., Novianto, I., & Pamungkas, A. (2020). Kompetensi Komunikasi
Pengajar Perguruan Tinggi Di Era Digital. Jurnal Komunikasi Universitas
Garut: Hasil Pemikiran Dan Penelitian, 6(1), 426–434.
Solihat, Purwaningwulan, & Solihin. (2015). INTERPERSONAL SKILL : Tips
Membangun Komunikasi Dan Relasi. Rekayasa, Sains, Bandung.
Stacho, Z., Stachová, K., Papula, J., Papulová, Z., & Kohnová, L. (2019). Effective
communication in organisations increases their competitiveness. Polish Journal
of Management Studies, 19(1), 391–403.
https://doi.org/10.17512/pjms.2019.19.1.30
Syafaruddin, Napitupulu, D. S., & Harahap, A. S. (2020). Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan dan Peningkatan Mutu di SMA
Al-Ulum Kota Medan. Jurnal Edukasi Islami Pendidikan Islam, 09(01), 227–
238.
Vincent, V., & Kumar, S. (2019). Motivation: meaning, definition, nature of
motivation. Human Movement and Sports Sciences, 4(1), 483–484.
Widodo, H., Sari, D. P., Wanhar, F. A., & Julianto, J. (2021). Pengaruh Pemberian
Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa
SMK. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2168–2175.
Wijaya, C. V., & Paramita, S. (2019). Komunikasi Virtual dalam Game Online (Studi
Kasus dalam Game Mobile Legends). Koneksi, 3(1), 261.
https://doi.org/10.24912/kn.v3i1.6222
Yuliani, M. (2023). Hubungan Motivasi Mahasiswa dan Komunikasi Interpersonal
dalam Peningkatan Prestasi. MUKASI: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 11–17.
https://doi.org/10.54259/mukasi.v2i1.1317