Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adelia Azis

NIM : B011201056

PUNCAK ACARA DIES NATALIS KE-69 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


HASANUDDIN “ORASI ILMIAH OLEH MENTERI PERTANIAN RI”
“PERAN PEMIMPIN DAERAH DALAM PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
PERTANIAN”
Oleh : Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H.
(Menteri Pertanian Republik Indonesia dan Ketua IKA Fakultas Hukum Unhas)

Dalam Puncak Acara Dies Natalis Ke-69 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin yang
diadakan pada tanggal 17 Maret 2021,sebelum pada acara inti,yaitu Orasi lmiah oleh Menteri
Pertanian Republik Indonesia,Dr. Hj. Syahrul Yasin Limpo,S.H.M.Si.,M.H,adapun beberapa
kata sambutan yang disampaikan oleh Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Andi Sudirman
Sulaiman,S.T),Rektor Universitas Hasanuddin (Prof.Dr.Dwia Aries Tina Pulubuhu,M.A),Dekan
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Prof.Dr. Farida Patittitingi,S.H.,M.Hum). Tentunya
mereka semua tidak luput dari memanjatkkan harapan-harapan kedepannya terhadap Fakultas
Hukum UNHAS.

Masuk pada inti pembicaaran, Menteri Pertanian RI, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H.,
M.Si.,M.H.,dalam kalimatnya menyampaikan hal-hal sebagai berikut. Berbicara mengenai
hukum adalah hal mendasar dan mengenai pangan adalah bagian-bagian yang menyangkut hal
sangat besar, strategis dan dalam bagi sebuah bangsa. Oleh karena itu, tidak ada suatu Negara
atau daerah yang dapat berkembang dengan baik tanpa pendekatan hukum yang konkrit. Dalam
Trioka politik pemerintahan mengatakan, sebuah Negara dan daerah yang baik hanya ditentukan
oleh 3 hal, yaitu hadir pemerintahan yang berpihak pada rakyat dan tidak meladeni dirinya
sendiri, hadir ruang akselerasi bagi pelaku ekonomi dibidang ekonomi secara baik, optimal, dan
tanpa beban termasuk tidakada ketakutan, dan terakhir kesadaran hukum masyarakat yang
ditegakkan secara konsisten oleh aparat hukum yang ada. Lalu, Tiga dari masalah ini akan
tersangkut agar membangun Negara yang lebih baik, yang tentu saja tantangannya akan lebih
dan tidak lebih kecil, serta tantangan yang semakin kompleks dengan suasana yang berubah atau
tidak sama seperti dulu. Paradigma berubah. Bukankah agroklimaks dunia berubah? bukankah
cuaca berubah? apakah besok masih ada air yang banyak seperti kemarin? Ini merupakan
tantangan hari ini yang harus menghadirkan Negara untuk bertanggung jawab yang Negara
tersebut perantinya sampai didesa. Negara yang masuk pada seluruh relungrelung kehidupan
yang ada dan semua harus diatur secara hukum yang pasti, hukum yang secara
konsisten mengawal seluruh dimensi kehidupan yang ada.

Justice tetapi Humanity, adil tetapi menegakkan hak-hak masyarakat dan rakyat. Dan
salah satu hak rakyat dan masyarakat yang harus ditegakkan oleh Negara adalah ketersediaan
perut. Oleh karena itu, siapapun yang mengatur pemerintahan, seperti apa level pemerintahan,
salah satu yang tidak boleh diabaikan adalah perut rakyat. Tidak hanya mengurus dunia rakyat
tetapi menembus langit dalam artian ini adalah perintah sang pecipta bagi khalifah yang ada.
Seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik jika tidak ada rakyatnya yang kelaparan. Jadi,
salah satu yang diperhatikan oleh kepala daerah adalah ketersediaan pangan rakyat. Indonesia
adalah Negara besar, 270 juta orang yang harus terjamin makannya. Kejatuhan sebuah rezim
banyak ditentukan oleh ketersediaan pangan yang teratur dan baik. Oleh karena itu, pangan
adalah hal yang sangat strategis, penting, dan harus dimiliki oleh seluruh jenis-jenis
pemerintahan yang ada. Jenis pusat dikawal oleh presiden, pusat dikawal oleh gubernur,
kabupaten dikawal oleh para bupati dan walikota sampai didesa yang ada, dan penugasan khusus
kepada menteri pertanian yang mengurus pertanian. Oleh karena itu, Negara atau daerah itu sama
dengan tubuh manusia, jantungnya manusia jika berhenti maka akan mati, jantung manusia
adalah pemerintah, dagingnya adalah ekonomi, darahnya adalah politik, tetapi hukum adalah
bagian-bagian keras yang menentukan mulai dari tulang, tetapi perguruan tinggi adalah diotak
sebuah kehidupan. Lima hal ini jika dalam kehidupan apapun saling bersentuhan satu sama lain
tidak boleh ada yang lebih dominan harus berjalan serasi, seimbang, dan selaras yang ditentukan
oleh ketentuan yang ada.

Bersama dengan yang lain, kita semua mengharapkan bahwa Fakultas Hukum Unhas
adalah salah satu pilar kekuatan hukum nasional, hari ini dan esok. Bukan hanya
orangnya,bagaimana membangun crime akademik intelektual yang lebih kuat dibidang hukum
kepada seluruh sumber daya manusia hukum yang kita cetak dari Fakultas ini. Kita berharap
mereka terbekali dengan ilmu pengetahuan yang baik tetapi tidak sekedar ilmu tetapi memiliki
etos hukum yang kuat bahwa hukum adalah bagian dari melakukan social engineering terhadap
sebuah agent kehidupan masyarakat, tidak sekedar menghukum. Itulah mengapa seorang Syahrul
Yasin Limpo, seorang lulusan hukum dapat menjadi seorang Menteri Pertanian RI karena hukum
harus menjadi bagian dari social engineering.

Anda mungkin juga menyukai