Anda di halaman 1dari 10

Kajian Spesifikasi Arah Kebijakan

Pembangunan Kota Purwokerto

ANWARUDDIN

Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.


Jl. Prof. DR. H. Bunyamin 993 Purwokerto, 53122. Telp. 0281-628034., Fax. 0281-636992

Purwokerto city in global era progressively have to start to build competitive capabilities among
other Kabupaten/ Kota. Purwokerto City have to can identify strength, weakness, opportunity and
threat able to be allowed for Purwokerto design in harmony with available potency. Beside that, this
city design have to in harmony with public interest of Purwokerto. Specification development
studies of Purwokerto City is required to harmonize analysis of SWOT with public interest. So that,
in the future urban development can comprehend rationally and democratic by public in local level.
The result of purwokerto city analyse indicate that Purwokerto city can be developed as education
city, services and commerce city.

Keywords: city development, local resources, specification development, substainable develop-


ment, triangle of substainability.

Kota Purwokerto sebagai daerah perkotaan yang Dua alasan di atas setidaknya menjadi warn-
sudah cukup lama harus mulai mengenali potensi, ing alarm bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas
kelemahan, kesempatan dan ancaman yang ada untuk segera menyusun rencana spesifikasi arah
untuk mendapatkan spesifikasi arah pembangunan pembangunan Kota Purwokerto. Arah pengem-
yang lebih bermakna. Setidaknya ada beberapa bangan yang spesifik dibutuhkan untuk selanjutnya
alasan mengenai pentingnya analisis tentang spe- diturunkan menjadi kebijakan yang lebih spesifik
sifikasi arah pembangunan Kota Purwokerto, dalam rencana tindak lanjut atau program kerja yang
Pertama, di masa orde baru Kota Purwokerto ter- mendukung usaha pencapaian pengembangan Kota
masuk dalam sedikit kota yang dijadikan pilot project Purwokerto yang lebih dinamis.
dalam implementasi Kota Administratif. Kota Pemerintah kabupaten di era reformasi da-
Purwokerto memang sudah selayaknya bangga pat melakukan hal-hal yang lebih kreatif, inovatif,
dengan posisi ini, namun, disaat otonomi daerah dan agresif bahkan revolusioner untuk mengembangkan
skenario politik yang berubah, Kota Purwokerto kabupatennya. Pemerintah Kabupaten Banyumas
mungkin salah satu dari wilayah perkotaan yang pun memiliki kans yang serupa. Pemerintah Kabu-
belum berwujud kota. Ketiadaan status ini seha- paten Banyumas dengan aset yang tidak kalah
rusnya menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten dengan kabupaten lain, harus mampu menunjukkan
Banyumas untuk membuktikan, bahwa tanpa status bahwa Kabupaten Banyumas mampu untuk melaku-
kota pun Kota Purwokerto mampu eksis dan men- kan sesuatu yang berbeda untuk memenangi per-
jadi pusat pertumbuhan yang dinamis. Kedua, disaat saingan yang kian sengit. Salah satu upaya yang
wilayah Jawa Tengah bagian selatan mulai bergeliat dapat dilakukan adalah mengembangkan Kota
dan muncul beberapa daerah yang tumbuh dengan Purwokerto menjadi kota yang berdaya saing tinggi.
lebih progresif seperti: Tegal dan Cilacap, maka ini Demi menuju Kota Purwokerto yang berdaya saing
harus dijadikan cambuk bagi Pemerintah Kabupaten tinggi, maka Kota Purwokerto perlu menentukan
Banyumas untuk lebih agresif dalam merangsang spesifikasi arah pembangunan kota yang ideal, se-
pertumbuhan ekonomi. hingga diperlukan informasi yang sempurna me-

151
152 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009

ngenai profil (kekuatan, kelemahan, kesempatan dan publik pun diharapkan mampu memahami kebija-
ancaman) Kota Purwokerto, dan keinginan stake- kan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabu-
holder atas pembangunan kota yang ideal di masa paten dalam usaha mencapai tujuan spesifikasi Kota
yang akan datang. Informasi yang sempurna dapat Purwokerto.
digunakan untuk merancang model dan kebijakan
yang dapat harus diambil oleh pemerintah kabupaten METODE
untuk mencapai arah pembangunan kota yang ideal.
Sehingga penelitian ini nantinya akan menjawab Penelitian Pengembangan Spesifikasi Kota
beberapa pertanyaan, yaitu: Pertama, bagaimana- Purwokerto ini menggunakan metode kualitatif ka-
kah analisis terhadap potensi, kekurangan, ancaman rena penelitian ini menggunakan metode rapid
dan peluang Kota Purwokerto yang dapat dipertim- district appraisal (RDA). Mengenai metode RDA,
bangkan untuk mengembangkan kota yang ideal? Poppe menyatakan bahwa rapid appraisal adalah
Kedua, kebijakan-kebijakan apakah yang harus strategi partisipatif bagi pengumpulan informasi yang
diambil oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk dapat memberikan pengetahuan yang cukup tentang
mengembangkan spesifikasi kota yang diharapkan? ciri khas utama dari suatu daerah berdasarkan men-
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dengar dan belajar (Riyadi. 2004: 71-72). Selain
diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah: a) Men- hal tersebut, penelitian kualitatif juga akomodatif ter-
deskripsikan potensi, kekurangan, ancaman dan hadap para peneliti dan responden yang diteliti untuk
peluang yang dimiliki oleh Kota Purwokerto yang bekerjasama, saling bergantung, dan saling mem-
dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan kota bantu. Hal ini karena metode penelitian kualitatif
yang ideal; b) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan
kebijakan-kebijakan yang harus diambil oleh Peme- antara peneliti dan responden, serta lebih peka dan
rintah Kabupaten Banyumas untuk mengembangkan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penaj-
spesifikasi kota yang diharapkan. aman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai
Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang dihadapi (Moleong, 1999: 5). Sedangkan meto-
secara komprehensif mengenai potensi, kelemahan, de penelitian yang digunakan adalah observasi par-
peluang dan ancaman yang bermanfaat untuk me- tisipatori yakni dengan cara berdiskusi dengan orang-
ngembangkan spesifikasi Kota Purwokerto yang orang yang diteliti dan mengajak mereka ”meneliti”
ideal. Temuan dalam penelitian ini sangat bermanfaat bersama-sama peneliti tentang pengembangan spe-
bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas terutama sifikasi kota purwokerto, hal-hal yang harus diper-
Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), bagi tahatikan serta kebijakan yang harus ditempuh untuk
masyarakat dan bagi stakeholders, karena penelitian mencapai derajat pengembangan yang ideal. Cara
ini memberikan gambaran secara komprehensif ini merupakan cara yang tepat untuk menggali, me-
mengenai potensi, kelemahan, peluang dan ancaman nganalisis, dan selanjutnya mengetengahkan data
yang bermanfaat untuk mengembangkan spesifikasi kualitatif yang bermutu. Hal ini juga sesuai dengan
Kota Purwokerto yang ideal, sehingga, pemerintah RDA yang membuka diri dengan dialog interaktif
dan publik memiliki gambaran yang sama mengenai dan partisipatif yang dilakukan dengan berbagai unsur
pengembangan Kota Purwokerto di masa yang akan di kalangan masyarakat daerah yang hendak
datang. dikembangkan. RDA memiliki kecenderungan lebih
Penelitian ini juga mengidentikasi kebijakan- memilih informasi yang bersifat kualitatif, namun
kebijakan yang harus dilakukan oleh Pemerintah demikian, informasi yang bersifat kuantitatif pun
Kabupaten Banyumas untuk mengembangkan spesi- dapat digunakan sepanjang dapat menambah kuat
fikasi Kota Purwokerto yang diidamkan. Hasil ini kedalaman analisis dan argumen yang dapat diper-
sangat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten gunakan untuk perencanaan pengembangan kota.
Banyumas dalam rangka menentukan kebijakan- Untuk memberikan nuansa data kualitatif
kebijakan dan program-program yang tepat untuk yang kaya, calon peneliti juga memilih situs-situs
mengembangkan Kota Purwokerto. Selain itu, penelitian dengan menelusuri pihak-pihak yang
Kajian Spesifikasi Arah Kebijakan Pembangunan Kota Purwokerto (Anwaruddin) 153

dianggap berkompeten untuk memberikan pernya- lainnya. 12 toko buku di Purwokerto juga telah
taan tentang fokus penelitian. Pihak-pihak yang ter- berdiri dan dapat diakses dengan mudah.
kait dengan penelitian telah diwawancarai dianta- Selain itu di Kota Purwokerto juga terdapat
ranya: BAPEDA, Organisasi Mahasiswa: HMI dan fasilitas 25 warnet untuk mempermudah mengakses
KAMMI, Koperasi Paguyuban PKL Unsoed/ informasi secara cepat dan akurat. Berdasarkan
KOPASOED, para pengusaha, Paguyuban Petani, observasi, seperti di kota-kota besar lainnya, warnet
Kelompok Profesi (IDI dan PERADI), Sekcam, lebih didominasi oleh para mahasiswa, pelajar dan
Paguyuban Tukang Becak Sokawera, dan Tokoh- bisnisman. Beberapa warnet ini ada yang hanya
tokoh Masyarakat. menawarkan fasilitas browsing internet saja, namun
ada juga yang telah dilengkapi dengan fasilitas game
HASIL online.

Kota Purwokerto sebagai Kota Pendidikan Kota Purwokerto sebagai Pusat Kesehatan
Kota Purwokerto merupakan kota dengan Sebagai ibu kota kabupaten, Kota
jumlah institusi perguruan tinggi paling banyak di Purwokerto merupakan kota di bagian Jawa Tengah
wilayah Jawa Tengah bagian barat selatan. Tak Bagian Barat Selatan dengan pusat kesehatan yang
heran jika Kota Purwokerto mendapatkan julukan relatif lebih lengkap jika dibandingan dengan kota
sebagai kota pendidikan. Kota Purwokerto mena- sekitarnya. Tak kurang dari 16 rumah sakit, klinik
ungi tidak kurang dari 15 perguruan tinggi. Dari maupun balai pengobatan baik milik negeri maupun
sejumlah 15 perguruan tinggi di Purwokerto, tiga swasta telah berdiri di Purwokerto.
besar universitas yang menampung mahasiswa di Fasilitas kesehatan yang lengkap di Kota
Kota Purwokerto adalah Universitas Jenderal Soe- Purwokerto dilengkapi dengan keberadaan apotik-
dirman dengan 25.000 mahasiswa, Sekolah Tinggi apotik yang tersebar di berbagai penjuru Kota
Agama Islam Negeri Purwokerto, dan Universitas dengan jam buka hingga 24 jam. Sekurang-
Muhammadiyah Purwokerto. kurangnya terdapat delapan apotik terdapat di Kota
Selain sebagai lokasi pilihan untuk studi Purwokerto, diantaranya:
pendidikan tinggi, Kota Purwokerto juga menjadi
incaran murid dan wali murid untuk mengenyam taraf Transportasi dan Mobilitas Kota Purwokerto
pendidikan dasar dan menengah. Hampir seluruh Kelancaran aktivitas dan mobilitas warga
sekolah favorit dari jenjang Taman Kanak-Kanak kota amat dipengaruhi oleh sistem transportasi yang
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah didesain dan diimplementasikan dengan baik. Kota
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas Purwokerto saat ini memiliki terminal bus tipe A yang
(SMA) di Kabupaten Banyumas ada di Kota merupakan terminal terbesar di Jawa Tengah. Ter-
Purwokerto. minal seluas 10 hektar ini diresmikan pada tanggal 6
Selain fasilitas sekolah dari dasar hingga per- April 2006 bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten
guruan tinggi, Kota Purwokerto juga telah memenuhi Banyumas ke 424. Mobilitas warga kota selain
julukan sebagai kota pendidikan dengan fasilitas didukung oleh terminal yang beroperasi 24 jam, juga
perpustakaan dan toko buku. Perpustakaan Daerah disupport oleh dua sub-terminal yang beroperasi
Kabupaten Banyumas telah dibuka untuk umum. hingga pukul 16.00 WIB yaitu: sub terminal
UPT Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas Angkutan Kota Kebondalem dan sub-terminal
yang terletak di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 85, Mikrobus di Karanglewas.
Purwokerto, memiliki koleksi sejumlah 25 ribu Angkutan Kota Purwokerto juga telah di-
eksemplar yang terdiri dari buku dan referensi, ciptakan dengan jumlah rute dan armada yang cukup
belum termasuk koran dan tabloid, beragam judul banyak, meskipun demikian, analisis tentang kela-
dari buku-buku fiksi maupun non fiksi. UPT Perpus- yakan dan jumlah armada harus dievaluasi dan dise-
takaan juga meminjamkan koleksi langka, Ensiklo- suaikan dengan perkembangan Kota Purwokerto
pedia, undang-undang, dan buku-buku referensi yang semakin padat. Selain menggunakan angkutan
154 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009

kota, warga kota juga dapat memanfaatkan jasa pas lelah, beristirahat, dan berolahraga. Untuk olah
taksi, ojek, tukang becak dan andong/ delman. Ojek raga Kota Purwokerto memiliki fasilitas yang relatif
lebih banyak beroperasi di malam hari, sedangkan lebih lengkap jika dibandingkan dengan kabupaten-
tukang becak dan andong lebih banyak beroperasi kabupaten lain disekitarnya, diantaranya: Padang
di siang hari dengan jarak tempuh dan skala yang Golf: Wijaya Kusuma (Jl. Dr Bunyamin Purwokerto,
semakin kecil. dengan luas 7 Ha), Lapangan Tenis, Kolam Renang,
Jaringan transportasi Kota Purwokerto dari Gelanggang Olahraga. Kota Purwokerto telah
dan ke luar kota dilakukan oleh kereta api, bus antar menyediakan berbagai tawaran hotel, penginapan,
kota dalam propinsi (AKDP) dan bus antar kota restauran, gedung bioskop, karaoke, diskotik dan
antar propinsi (AKAP) yang memadai. Kereta api billiar dengan berbagai fasilitas.
dan Bus-bus tersebut menuju kota-kota besar di
Pulau Jawa, diantaranya: Semarang, Solo, Yogya- Perbankan
karta, Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Selain bus, Warga kota yang dinamis dalam berbisnis
transportasi Kota Purwokerto dari dan ke luar kota akan mendapatkan layanan perbankan yang
disupport oleh 18 travel dan biro perjalanan. memadai di Purwokerto. Sedikitnya terdapat 14
lembaga perbankan di Purwokerto, satu diantaranya
Pasar-Pasar di Kota Purwokerto adalah Bank Indonesia. Selain lembaga perbankan
Pada setiap kecamatan di Kota Purwokerto dengan 38 buah baik cabang, kantor kas dan cabang
terdapat pasar tradisional, adapun pasar tradisional pembantu. Kota Purwokerto juga diramaikan
yang terbesar di Purwokerto adalah Pasar Wage. dengan hadirnya lembaga keuangan non perbankan
Meskipun sejak relokasi pedagang dan konsumen sebanyak 102 lembaga. Ini membuktikan bahwa
di pasar ini terus menurun, namun secara empirik Kota Purwokerto merupakan kota yang cukup
pasar ini tetap menjadi pasar tradisional terbesar di strategis dalam perkembangan ekonomi di Jawa
Purwokerto. Beberapa pasar tradisional yang cukup Tengah bagian barat. Untuk menunjang dinamisasi
besar adalah Pasar Manis dan Pasar Cireme. Pasar transaksi, di Kota Purwokerto setidaknya terdapat
modern terbesar di Kota Purwokerto adalah Moro 46 mesin ATM baik tunai maupun non tunai dari
Hypermarket, bahkan Moro adalah penyumbang berbagai bank. Adapun Jenis ATM, dan Lokasi
retribusi parkir terbesar se Kabupaten Banyumas. berdasarkan Bank adalah sebagai berikut:
Selain Moro, beberapa pasar modern lainnya antara Kota Purwokerto memiliki fasilitas publik
lain: SE, Rita Pasaraya, Tamarasari, Alfa Maret, yang lengkap, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan,
Indomaret, dan Buaran Market. Pasar modern ini transportasi, pasar, olahraga, hiburan dan rekreasi,
tersebar di penjuru Kota Purwokerto. perbankan dan ATM. Kehadiran fasilitas-fasilitas
tersebut pada dasarnya telah membuktikan: pertama,
Tabel 1. Jumlah prasarana ekonomi per kecamatan tahun 2004 Kota Purwokerto merupakan sebuah kota yang
mulai berkembang secara dinamis baik secara
ekonomi maupun sosial; kedua, Kota Purwokerto
memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk
memenuhi kebutuhan dan aktifitas warga kota.

PEMBAHASAN
Sumber: diolah dari RPJM Daerah Transisi Kabupaten
Banyumas Tahun 2007-2008 Arah Kebijakan Pembangunan Kota Purwokerto
Perkembangan kota setidaknya telah lama
Fasilitas Olahraga, Hiburan dan Rekreasi Kota menjadi kajian yang menarik, paling tidak,
Purwokerto kepedulian atas perkembangan kota yang lebih
Warga kota sebagai komunitas yang sibuk sustainable dimulai sejak tahun 1972 yaitu pada saat
membutuhkan ruang dan waktu khusus untuk mele- Konferensi Bumi di Stockhholm, Swedia. Konferensi
Kajian Spesifikasi Arah Kebijakan Pembangunan Kota Purwokerto (Anwaruddin) 155

ini berhasil menetapkan apa yang dikenal sebagai seperti hadirnya warung-warung internet, toko-toko
brown agenda yaitu agenda yang mencerminkan buku dan toko-toko komputer berskala besar.
keprihatinan dari dampak buruk industrialisasi Seiring dengan perkembangan bisnis dan
perkotaan (terutama negara-negara maju) yang perdagangan, kehadiran pasar tradisional di Purwo-
menghasilkan polusi air dan udara. Tidak jauh kerto mulai disaingi oleh kehadiran pasar-pasar
berselang muncul green agenda sebagai tindak lanjut modern yang mulai tumbuh dengan sangat progresif.
dari brown agenda, dengan konsentrasi yang lebih Kehadiran pasar modern di Kota Purwokerto ada-
meluas, mengikat dan melibatkan individu dan lah cerminan berkembangnya usaha jasa yang
kelembagaan baik di tingkat lokal hingga global baik merupakan salah satu ciri perkotaan. Namun demi-
dalam dimensi perkotaan dan pedesaan beserta kian, ada beberapa permasalahan pelik terkait
jaring-jaring yang terkait dengannya. Sistem pengem- dengan kehadiran pasar modern dan kompetisinya
bangan perkotaan kemudian bergerak dengan dengan pasar tradisional yang telah lama eksis di
sasaran: 1) menghapus kemiskinan, 2) melindungi Kota Purwokerto, diantaranya: Pertama, beberapa
lingkungan, dan 3) meningkatkan produktivitas pasar modern memilih lokasi di dekat pasar tradisio-
perkotaan. Konsep inilah yang dimaksud dengan nal (seperti di dekat Pasar Cireme dan Pasar
konsep pengembangan kota yang harus sesuai Bancarkembar). Hal ini berimplikasi negatif bagi
dengan triangle of sustainability, yaitu usaha untuk pasar tradisional yang telah hadir lebih dahulu.
mengembangkan kota dengan konsentrasi Penolakan terhadap kehadiran pasar modern yang
menghapus kemiskinan, melindungi lingkungan serta baru ini bahkan telah berhasil menutup salah satu
meningkatkan produktifitas perkotaan (Serageldin pasar yang baru berdiri. Kedua, pasar modern sesuai
dalam Nugroho, 1997: 3-13). Hal ini sudah dengan SK Menperindag No. 10/ MPP/ Kep/2/
selayaknya mendapatkan perhatian yang serius, 1998 tentang Ketentuan dan tata cara Pemberian
sebab, salah satu penyebab konflik yang terjadi IUPM telah mencantumkan bahwa pasar modern
antarnegara maupun di dalam negara adalah lahirnya baru dibuka mulai pukul 10.00 WIB dan tutup pada
kompetisi karena semakin menipisnya sumber pukul 22.00 WIB. Fakta yang terjadi adalah pasar
daya alam yang tersedia (Timberlake dan Tinker modern pada pukul 08.00 WIB telah beroperasi.
dalam Hettne. 2001: 325). Ketiga, Franchise secara hukum normatif dilarang
Kota Purwokerto berkembang menjadi ko- untuk membuka lokasi gerai yang saling berdekatan
ta pendidikan. Dua keuntungan besar Purwokerto untuk barang/ merek yang sama (Kepmerindag No.
sebagai Kota Pendidikan adalah pertama, Kota 259/ MPP/Kep/7/1997). Fakta di lapangan menun-
Purwokerto memiliki kesempatan untuk mencipta- jukkan bahwa di Purwokerto Utara, terdapat letak
kan tenaga-tenaga kerja yang handal untuk sektor gerai dengan franchise yang sama. Selain permasa-
industri perkotaan. Hal ini amat bermanfaat untuk lahan-permasalahan tersebut, menarik dicermati
menciptakan iklim investasi yang baik dengan suplai kehidupan para pemilik usaha kecil dan menengah
tenaga profesional yang memadai. Kedua, Kota yang berada di sekitar Pasar Modern. Hal ini menjadi
Purwokerto memiliki kesempatan untuk mendapat- penting karena berdasarkan hasil survei dari Analy-
kan investor-investor baru dari para alumni perguruan sis Cost Benefit Kehadiran Pengecer Besar oleh
tinggi yang berusaha dan bekerja secara mandiri di Priyono dkk (2003: 17) menunjukkan 54 persen
Kota Purwokerto. Selain itu, secara ekonomi peme- pengecer kecil di Jawa Barat terutama di Bekasi
rintah kabupaten dan masyarakat dapat diuntungkan terjadi penurunan omzet akibat kehadiran pasar
dengan: pertama, tumbuhnya industri nonformal di modern.
pusat-pusat pendidikan, seperti warung makan, Kota Purwokerto juga berkembang menjadi
warung kelontong, loundry, rental komputer dan kota perdagangan dan jasa. Sektor ini didukung
penyewaan buku. Kedua, tumbuhnya industri formal dengan data bahwa di tahun 2006 sektor perbankan
yang membangun infrastruktur penunjang pendidikan tumbuh amat pesat yaitu sebesar 12, 39 persen
tinggi sehingga menambah kemudahan akses dengan cabang-cabang lembaga perbankan baru.
terhadap fasilitas pendidikan di Kota Purwokerto, Hadirnya beberapa cabang baru dari lembaga
156 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009

perbankan ini menunjukkan bahwa Kota 1983: 125 dan Carley, 1992: 111-112). Babu
Purwokerto amat strategis untuk investasi dan bisnis. menyatakan diperlukan peningkatan kapasitas
Kehadiran beberapa cabang baru dari lembaga pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan
perbankan ini juga melegitimasi bahwa Kota aspek lingkungan dan sumber daya alam dalam
Purwokerto telah tumbuh menjadi kota dengan jasa pengambilan kebijakan terutama di negara berkem-
keuangan. bang (Babu, 2000: 71-76). Oleh karena itu, menjadi
Kota Purwokerto secara dini harus mem- relevan jika dalam analisis kebijakan pengembangan
persiapkan diri untuk tetap menjaga kelestarian Kota Purwokerto juga dipertimbangkan kan aspek
lingkungan dan ekosistem yang ada. Sungai-sungai kelestarian lingkungan.
di Purwokerto sampai saat ini masih eksis dan bah- Selain hal tersebut, muncul kekhawatiran
kan menjadi salah satu tumpuan aktifitas kota untuk bahwa hadirnya sentra-sentra produksi baru juga
menunaikan hajatnya. Meskipun demikian, beberapa akan menimbulkan capital accumulation pada satu
sungai-sungai di Purwokerto sudah mulai mengalami kota tertentu dan akan menimbulkan inequality
masalah, yaitu ditutup dengan bangunan permanen secara perlahan-lahan (Stilwell. 1995: 122-127).
demi kepentingan usaha dan bisnis, serta pendang- Sehingga dalam hal menanamkan modal, beberapa
kalan karena tumpukan lumpur dan sampah. hal berikut harus tetap diperhatikan oleh Pemerintah
Kota Purwokerto dengan demikian juga Kabupaten Banyumas: pertama, tidak menghilang-
membutuhkan rencana tata ruang dan wilayah yang kan hak-hak rakyat terhadap sumber daya alam yang
dapat mengakomodir spesifikasi arah pembangunan akan dikelola investor; kedua, rakyat diikutsertakan
Kota Purwokerto sebagai Kota Pendidikan, Jasa, dalam proses pengelolaan tersebut; ketiga, rakyat
dan Perdagangan. Hal ini menjadi penting agar Kota memiliki akses untuk menentukan kebijakan dala
Purwokerto dapat tumbuh dan berkembang secara pengelolaan sumber daya alam (Zenwen Pador
lebih baik, terencana dan lebih integrated. dalam Fauzi. 2001: 126).
Kemiskinan warga kota sebagaimana layak- Hal ini tidak harus disikapi secara pesimistis,
nya ciri khas perkotaan juga terlihat di Kota Purwo- sebab pengembangan kota yang pro kepada ling-
kerto. Di ruas-ruas jalan utama yang padat dan ramai kungan pun mendapatkan pembenaran dari konsep
terlihat banyak pedagang asongan, pengamen dan sustainability as opportunity yang dikembangkan
peminta-peminta yang nekat berdiri di tengah jalan. oleh Bank Dunia. Konsep ini menghendaki sustain-
Selain itu, para gelandangan dengan amat mudah able development yang memberikan generasi men-
dapat ditemukan sedang asyik berada di teras di datang income disertai opportunity pertumbuhan
depan toko-toko di beberapa sudut kota. Masalah capital (sama dengan generasi sekarang) yang dapat
ini menunjukkan bahwa Kota Purwokerto telah me- diperlihatkan dengan relatif lebih tinggi capital per
nimbulkan masalah sosial baru, yang harus segera kapita dibandingkan dengan generasi sekarang.
direspon oleh pemerintah kabupaten. Gambar berikut menjelaskannya:
Pengembangan Kota Purwokerto harus
dapat mencerminkan pengembangan kota yang
mampu menghapus kemiskinan, melestarikan ling-
kungan dan meningkatkan produktivitasnya (triangle
of sustainability). Keadaan untuk tumbuh tanpa
menghindari kerusakan lingkungan bukanlah hal yang
mudah bagi kota-kota yang berada di negara ber-
kembang. Sebab, negara-negara berkembang sangat
sulit bila harus memilih antara meningkatkan laju
pertumbuhan produksi, melindungi lingkungan dan Gambar 1. Keberlanjutan dan Kenaikan
menghemat sumber daya. Terlebih tawaran indus- Ketersediaan Modal Per Kapita
trialiasi yang besar begitu menggiurkan untuk mengu- Sumber: Serageldin (1996) sebagaimana dikutip oleh
rangi angka pengangguran dan kemiskinan (Ul Haq, Nugroho. 2004: 224
Kajian Spesifikasi Arah Kebijakan Pembangunan Kota Purwokerto (Anwaruddin) 157

Kajian tentang capital di atas selaras dengan sebut, pembangunan modal manusia ini dapat me-
pendapat Sharp dalam Kuncoro, 2003:131), yang nunjang pengembangan Kota Purwokerto sebagai
menunjukkan bahwa penyebab dari kemiskinan jika kota perdagangan dan jasa.
dipandang dari sisi ekonomi adalah, pertama, ke-
miskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola Skenario Arah Spesifikasi Pembangunan Kota
kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distri- Purwokerto
busi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin Penelitian ini merekomendasikan skenario
hanya memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas arah spesifikasi pembangunan Kota Purwokerto
dan kualitas rendah. Kedua, kemiskinan muncul sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Perdagangan.
akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manu- Skenario ini harus dilakukan dengan tetap konsisten
sia. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan pada upaya melaksanakan pembangunan kota ber-
akses dalam modal. Keempat, teori lingkaran setan landaskan triangle of sustainability, yaitu mening-
kemiskinan (vicious circle of poverty), yaitu adanya katkan produktivitas warga kota, mengentaskan
keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kemiskinan dan melindungi kelestarian lingkungan.
kurangnya modal menyebabkan rendahnya produk- Skenario ini diharapkan dapat mewujudkan Kota
tivitas. Kota Purwokerto dikembangkan menjadi Purwokerto sebagai Kota Satria yang sesungguhnya.
Kota Pendidikan tersebut sangat selaras dengan Skenario tersebut dapat dilihat dalam model
konsep pembangunan modal manusia. Selain hal ter- pada gambar 2, sebagai berikut:

Gambar 2. Model Spesifikasi Arah Pembangunan Kota Purwokerto


158 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009

Keterangan gambar 2: dan transparan. Proses pengambilan kebijakan tata


• Spesifikasi kota purwokerto harus diarahkan menjadi ruang yang dilakukan secara partisipatif bermakna
kota pendidikan, perdagangan dan jasa.
• Kota Purwokerto dengan banyak perguruan tinggi
bahwa publik diberikan ruang untuk melayangkan
akan menciptakan tenaga kerja handal baik yang akan aspirasinya tentang pengembangan kota menurut
diserap oleh industri perkotaan maupun menciptakan mereka. Salah satu hasil positif dari proses ini adalah
lapangan kerja baru. Hadirnya perguruan tinggi ter- pemerintah memiliki bank informasi mengenai kota
sebut secara mendasar telah menciptakan modal manu- ideal menurut publik yang dapat digunakan sebagai
sia yang kuat di Purwokerto dan menciptakan iklim
investasi yang kondusif. Iklim investasi yang kondusif
informasi penting dalam merancang kebijakan kota.
akan menciptakan industri perkotaan secara dinamis. Proses Pengambilan kebijakan tata ruang yang dila-
• Selain itu Pemerintah Kabupaten Banyumas harus kukan secara responsif bermakna bahwa proses
menciptakan produktifitas yang tinggi warga kota pengambilan kebijakan harus benar-benar mem-
dengan menciptakan regulasi yang memudahkan pertimbangkan suara publik, tanpa meninggalkan
hadirnya investasi serta menciptakan sistem pertum-
buhan investasi yang tetap melestarikan lingkungan
aspek idealitas kebijakan pembangunan pemerintah
Kota Purwokerto. Investasi yang berkembang akan yang telah ditetapkan secara jangka panjang dan
menciptakan lapangan pekerjaan, yang akan mengu- berkelanjutan (Blair, 2004: 102-141). Pengambilan
rangi angka pengangguran dan meningkatkan pen- kebijakan tata ruang yang dilakukan secara trans-
dapatan warga kota. Hal ini berarti akan menambah paran menunjuk proses pengambilan kebijakan be-
tabungan warga dan dapat diinvestasikan dalam
pendidikan.
nar-benar berlangsung secara terbuka dan jujur. Jika
• Kota Purwokerto dengan banyak perguruan tinggi proses-proses ini dapat dilakukan dengan baik maka
juga akan menstimulus hadirnya industri formal dan akan menambah kualitas kebijakan, meningkatkan
informal di sekitar kampus. Keuntungan yang didapat derajat penerimaan publik atas kebijakan dan me-
oleh Industri formal dan informal di sekitar kampus ningkatkan derajat kepercayaan publik terhadap
akan diinvestasikan dengan menyekolahkan anak/
saudara mereka ke universitas-universitas yang ada
pemerintah daerah (Riege dan Lindsay, 2006: 24-
di Kota Purwokerto. Tumbuhnya industri perkotaan 39, Indiahono, 2006: 73-102, Indiahono, 2009:
di sekitar kampus dan Kota Purwokerto akan memberi- 153-189).
kan jaminan adanya informasi yang sempurna atas
harga barang dan jasa dengan tingkat kompetisi yang SIMPULAN
tinggi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya efisiensi
harga. Efisiensi harga warga kota dapat meningkatkan
tabungan warga kota, dan ini dapat diinvestasikan Kota Purwokerto dapat dikembangkan se-
dalam sektor pendidikan dengan menyekolahkan anak- cara spesifik menjadi kota pendidikan, jasa dan
anak mereka ke dalam universitas-universitas yang perdagangan. Fasilitas, sarana dan prasarana pen-
ada di Purwokerto. didikan di Kota Purwokero diyakini dapat mening-
• Selain itu Pemerintah juga harus mengembangkan
suatu sistem jaminan sosial, berupa program-program
katkan modal manusia, yang akan berimplikasi pada
pengentasan kemiskinan yang dapat memberdayakan peningkatan kualitas manusia yang dapat mendukung
warga miskin kota lebih kuat dan mandiri. proses investasi di sektor jasa dan perdagangan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
Kota Purwokerto dengan demikian juga Kabupaten Banyumas untuk dapat menjaga eksis-
membutuhkan rencana tata ruang dan wilayah yang tensi pengembangan kota yang menghapus kemis-
dapat mengakomodir spesifikasi arah pembangunan kinan, melindungi lingkungan serta meningkatkan
Kota Purwokerto sebagai Kota Pendidikan, Jasa, produktifitas perkotaan adalah a) menciptakan tata
dan Perdagangan. Hal ini menjadi penting agar Kota ruang dan wilayah Kota Purwokerto yang dapat
Purwokerto dapat tumbuh dan berkembang secara mendukung implementasi dari spesifikasi arah pem-
lebih baik, terencana dan lebih integrated. Penyusu- bangunan Kota Purwokerto menjadi kota pendidi-
nan rencana tata ruang dan wilayah -yang selaras kan, jasa, perdagangan dan clean industry; b) men-
dengan spesifikasi arah pengembangan Kota ciptakan mekanisme dan prosedur perijinan yang
Purwokerto- sebagai suatu kebijakan sudah seha- lebih sederhana, jelas dan akurat yang dapat mencip-
rusnya dapat dilakukan secara partisipatif, responsif takan iklim investasi yang baik di bidang jasa dan
Kajian Spesifikasi Arah Kebijakan Pembangunan Kota Purwokerto (Anwaruddin) 159

perdangan; c) mengevaluasi dan merancang sebuah Carley, Michael and Ian Christie. 1992. Managing
sistem transportasi dalam kota yang lebih pro kepada Sustainable Development. London:
daerah pinggir kota (perluasan kota), sehingga iklim Earthscan Publication Ltd.
investasi lebih merata (pertumbuhan yang pro kepa-
da pemerataan); d) mengevaluasi dan merancang Fauzi, Noer, dkk. 2001. Otonomi Daerah: Sum-
sistem transportasi dalam kota dan luar kota yang ber Daya Alam - Lingkungan.Yogyakarta:
lebih nyaman dan memuaskan agar tercipta mobilitas Laperta Pustaka Utama.
orang dan transaksi ekonomi yang lebih baik sehing-
ga dapat mendukung iklim investasi di Purwokerto; Hettne, Bjorn. 2001. Teori Pembangunan dan Tiga
e) memberikan informasi yang sempurna mengenai Dunia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
potensi-potensi bidang dan jasa yang masih terbuka
di Purwokerto, dan menawarkan potensi yang ada Indiahono, Dwiyanto. 2006. Reformasi: ”Birokrasi
kepada investor yang ada baik secara domestik, Amplop”: Mungkinkah? Yogyakarta:
nasional maupun internasional; f) melindungi lingku- Gava Media.
ngan dengan hanya menerima investor yang koope-
ratif dan memiliki komitmen menjaga kelestarian ---------2009. Public Disobedience: Telaah
lingkungan, serta mengevaluasi aktifitas perusahaan Penolakan Publik terhadap Kebijakan
yang membahayakan ekosistem kota; g) nenciptakan Pemerintah. Yogyakarta: Gava Media.
iklim belajar dan tumbuhnya investasi di sektor pen-
didikan secara lebih baik, dengan tidak menciptakan Kuncoro, Mudrajad. 2003-cetakan ketiga.
kebijakan yang disinsentif kepada pertumbuhan Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah
sektor pendidikan (misalnya tidak membuat kebija- dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP
kan retribusi pondokan bagi anak kos). Pemerintah YKPN.
kabupaten juga dapat mengundang para investor
untuk menanamkan modalnya di sektor pendidikan, Nugroho, Iwan. 1997. Modal Sosial dan Perkem-
dengan catatan harus memiliki komitmen untuk me- bangan Kota. PRISMA Edisi 6, Juni-Juli
nawarkan biaya pendidikan secara wajar. Pemerin- 1997. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
tah juga diharapkan dapat menciptakan iklim yang
kondusif bagi para pelajar dan mahasiswa yang me- Priyono, Edi, dkk. 2003. Laporan Akhir: Analisis
nuntut ilmu di Purwokerto dengan memberantas ma- Cost-Benefit Kehadiran Pengecer Besar.
salah-masalah sosial yang mengancam proses belajar AKADEMIKA – Center for Public Policy
mengajar, seperti narkoba, pornoaksi dan por- Analysis bekerjasama dengan Partnership
nografi. for Economic Growth (PEG) - United
States Agency for International Develop-
DAFTAR RUJUKAN ment (USAID).

Babu, Suresh Chandra. 2000. Capacity strength- Riege, Andreas dan Nicholas Lindsay. 2006.
ening in environmental and natural re- Knowledge Management in The Public
source policy analysis: Meeting the Sector: Stakeholder Partnership in The
changing needs. Journal of Environmen- Public Policy Development. Journal Of
tal Management, 59, 71–86. Knowledge Management Vol. 10 NO. 3
2006, pp. 24-39, Emerald Group Publish-
Blair, Robert. 2004. Public Participation and ing Limited.
Community Development: The Role Of
Strategic Planning. Public Administra- Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah. 2004-
tion Quarterly; Spring 2004; 28, 1/2; ABI/ cetakan kedua. Perencanaan Pembangu-
INFORM Global . pg. 102-141. nan Daerah: Strategi Menggali Potensi
160 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009: 151 - 160

Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Stilwell, Frank JB. 1995-reprinted. Understand-


Jakarta: PT Gramedia Utama. ing Cities and Region. Autralia: Pluto
Press.
Sriyuningsih, Nuniek. 2003. Makalah: Penelitian
yang Berperspektif Gender, pada Pelati- Ul Haq, Mahbub. 1983-cetakan pertama. Tirai
han Metodologi Penelitian Berperspektif Kemiskinan: Tantangan-tantangan
Gender. Lembaga Penelitian, UNSOED, untuk Dunia Ketiga. Jakarta: Yayasan
Purwokerto. Obor.

Anda mungkin juga menyukai