Anda di halaman 1dari 4

Pengukuran Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja

A. Pendahuluan
Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk memberikan
penerangan kepada benda-benda yang merupakan objek kerja, peralatan atau mesin
dan proses produksi serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intesitas penerangan
yang optimal. Selain menerangi objek kerja, penerangan juga diharapkan cukup
menerangi keadaan sekelilingnya.
Pencahayaan harus memenuhi aspek kebutuhan, aspek sosial dan lingkungan
kerja perkantoran. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan diukur
dalam satuan LUX (lumen per meter persegi).
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mendapatkan pencahayaan
yang sesuai dalam suatu ruangan sehingga diperlukan sistem pencahayaan yang tepat
sesuai dengan kebutuhannya.
C. Alat
1. Lux meter
2. Meteran
3. Alat tulis
D. Cara Kerja
1. Penentuan Titik Pengukuran
a) Penerangan Setempat
Objek kerja berupa meja kerja maupun peralatan dan pengukuran dapat
dilakukan di atas meja.
b) Penerangan Umum
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi 1 meter. Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas
ruangan.
 Luas Ruangan Kurang dari 10 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada
jarak 1 (satu) meter.
 Luas Ruangan Antara 10 sampai 100 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada
jarak 3 (tiga) meter.
 Luas Ruangan Lebih dari 100 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada
jarak 6 (enam) meter.
2. Cara Kerja
1) Buatlah denah ruangan yang akan diambil datanya.
2) Hidupkan luxmeter.
3) Pastikan rentang skala pengukuran pada luxmeter sesuai dengan intesitas
pencahayaan yang diukur.
4) Letakkan alat ke titik pengukuran yang telah dilakukan.
5) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
6) Lakukan pengukuran pada titik yang sama sebanyak 3 kali.
7) Catat hasil pengukuran.
8) Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.
9) Bandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) Permenkes Nomor 70 Tahun
2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
dan Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran.
E. Hasil Pengukuran
Pengukuran pencahayaan dilakukan pada 31 Maret 2022 di Ruang Dosen 3
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2.
1. Penerangan Setempat
Denah ruangan di Ruang Dosen 3 adalah sebagai berikut.

5 meter x 6 meter

Meja 1 Meja 2 Meja 3

Pintu

Meja 4 Meja 5 Meja 6

Hasil pencatatan pengukuran adalah sebagai berikut:


Hasil (Lux)
Ruangan Rata-Rata
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
1 144 136 139 139
2 165 176 182 174
3 167 176 185 176
4 170 161 163 164
5 192 199 200 197
6 202 225 225 217
Rata-Rata Keseluruhan 177,83

2. Penerangan Umum
Pertama-tama ukuran ruangan diukur dan didapat panjang ruangan berukuran 5
meter dan lebarnya 6 meter. Didapatkan luas ruangan yaitu 30 meter persegi.

3 meter 3 meter

3 meter

2 meter

Karena luas ruangan kurang dari 50 meter persegi, maka jumlah titik
pengukuran dihitung dengan mempertimbangkan 1 titik pengukuran mewakili
area maksimal 3 meter persegi. Dari hasil penggambaran denah didapat titik
pengukuran berjumlah 4. Lalu setiap titik diukur sebanyak 3 kali dan dirata-
dirata, mendapatkan hasil sebagai berikut.
Hasil (Lux)
Titik Rata-Rata
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
1 204 203 204 203,6
2 223 234 236 231
3 262 257 286 268,3
4 130 129 129 129,3
Rata-Rata Keseluruhan 208,05

F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat dua hasil pengukuran
yaitu pengukuran pencahayaan setempat dan pencahayaan umum. Pada pengukuran
pencahayaan setempat, didapatkan hasil pengukuran rata-rata sebesar 177,38 LUX.
Sedangkan pada pengukuran pencahayaan umum didapatkan hasil pengukuran rata-
rata sebesar 208,05 LUX.
Menurut Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran, standar pencahayaan yang baik untuk ruang kerja
adalah minimal 300 LUX. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka
pencahayaan di Ruang Dosen 3 dapat dikatakan tidak memenuhi Nilai Ambang Batas
(NAB).
G. Kesimpulan
Pencahayaan harus memenuhi aspek kebutuhan, aspek sosial, dan lingkungan
kerja perkantoran. Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu
dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan
dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
b. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola
lampu sering dibersihkan.
c. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa
pencahayaan di Ruang Dosen 3 kurang dari batas minimal yang telah ditentukan pada
Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran.
Seiring waktu, lampu akan menurun pencahayaannya dan terdapat debu-debu
pada permukaannya. Disarankan untuk membersihkan lampu secara regular, misalnya
setiap 6 – 12 bulan sehingga debu-debu tidak menumpuk dan menghalangi cahaya
untuk menerangi ruang kerja.

Daftar Pustaka
Tim Penyusun Pedoman Praktik Dasar-Dasar K3. 2020. Buku Peedoman Praktik Dasar-
Dasar K3. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2.
SNI 7062:2019. Pengukuran Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran.

Anda mungkin juga menyukai