Anda di halaman 1dari 198

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
A. Noven Yovinda
NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
A. Noven Yovinda
NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Oleh:
A. Noven Yovinda
NIM : 091424005

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Tanggal : 17 Januari 2014

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


A. Noven Yovinda
NIM : 091424005

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji


Pada tanggal 28 Januari 2014
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji


Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. .................................

Sekretaris : Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. ................................

Anggota : Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. .................................

Anggota : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. .................................

Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. ................................

Yogyakarta, 28 Januari 2014


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Rohandi, Ph.D.

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria Sumber

Kekuatan dan Penghrapanku…

Karya ini ku persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku : fx. subagyo dan v. ambar aryani

Adikku : A. Christian Yonanda & A. Surya Yovendra

Sebagai rasa syukur dan terimakasih atas doa, cinta, perhatian,

bimbingan, dan dukungan sampai hari ini…

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2014


Penulis

A. Noven Yovinda

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : A. Noven Yovinda
NIM : 091424005
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya
yang berjudul:

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY
DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas


Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Januari 2014

Yang menyatakan

A. Noven Yovinda

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

A. Noven Yovinda. 2014. Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan


Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi
Massa Jenis di Kelas VII B SMP X. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran


dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan
pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran,
(2) mengetahui efektifvitas pembelajaran pada materi massa jenis dengan
pendekatan Understanding by Design, (3) mengetahui keaktifan belajar siswa
pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP X pada tanggal 24 September - 3
Oktober 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII b yang terditi dari 32
siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP
(Rancangan Perencanaan Pembelajaran), dan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal evaluasi akhir,
lembar keaktifan belajar siswa dan panduan wawancara.
Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan
pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan
belajar siswa, dan mengerjakan soal evaluasi akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyusunan rancangan
pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design diawali dengan
perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan
menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran; langkah pembelajaran
dipandu dengan “WHERE TO” (2) pembelajaran materi massa jenis dengan
pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran
konvensional, (3) keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi.

Kata kunci: pendekatan Understanding by Design, efektifitas pembelajaran,


keaktifan belajar siswa

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

A. Noven Yovinda. 2014. Development of Plan and Implementation of


Learning Activity using Understanding by Design Approach on Density
Topic at Class VII b X Junior High School. Thesis. Physics Education
Study Program, Departement of Mathematics and Science Education,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.

This research is a research and delevopment (R&D) learning model with


experiment metode which purpose to (1) want to know Implementation of
Understanding by Design approach in composing the lesson plan , (2) want to
know learning effectiveness about density using Understanding by Design
approach, (3) want to know students‟ learning activities about density topic using
Understanding by Design approach.
The research was done in X Junior High School on 24th September until 3th
October 2013. The subjects of the research were students at class VII b consisted of
32 students. The research used the learning instrument consists of the
implementation of lesson plan and student worksheet. The data collecting
instrument and data proccesing instrument which consists of final test, students‟
learning activities sheet and guide interview.
The research began with the preparation of the instruments, the
implementation of learning activity using Understanding by Design approach,
observe students‟ learning activities, and doing final test.
The results of the research indicated that : (1) composing the lesson plan
using Understanding by Design approach began with formulation desire results,
then continue with determine learning evidence and learning process; learning
process gaided with “WHERE TO” (2) learning about density topic using
Understanding by Design approach more efective than conventional learning, (3)
students‟ learning activities are highest.

Keyword: Understanding by Design approach, learning effectiveness , students‟


learning activites,

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan kasihNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan

skripsi dengan judul Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran

dengan Menerapkan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa

Jenis Kelas VII B SMP X.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

Proses penelitian ini dikerjakan bersama dalam sebuah tim yang

beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2009, yaitu A. Noven Yovinda,

Andrias Pradah, Monika Rianti dan Rufina Makrina. Sebagian besar teori yang

penulis ambil berasal dari buku Understanding by Design Expanded 2nd Edition

yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006), sehingga

banyak banyak rumusan yang mirip antara satu sama lain selain itu banyak istilah

asli yang masih digunakan, karena peneliti kesulitan dalam menemukan padanan

kata.

Untuk menjaga etika penelitian SMP terkait, maka nama sekolah, guru dan

pihak yang terkait dalam penelitian ini disamarkan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing, yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran

serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pendamping

Akademik, yang selalu membimbing, memberi dukungan dan tempat

berkeluh kesah selama mengikuti perkuliahan.

4. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika

dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna

demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, atas didikan dan

pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap staff karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan yang telah

diberikan.

7. Kedua orang tuaku serta adik-adikku, atas segala bimbingan, dukungan,

kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.

8. Kepala sekolah SMP X yang telah berkenan memberikan ijin dan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bu Dewi selaku guru fisika SMP X yang berkenan membimbing,

mendukung dan membantu selama peneliti melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas VII b dan kelas VII d SMP X, atas kerjasamanya sehingga

penelitian dapat berjalan dengan lancar.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11. Tim UbD (Pradah, Monic, & Rinni), atas kebersamaan, kerjasama, bantuan,

serta menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

12. Tim PCK (Prian, Yuda, Patar, Tegar), atas kebersamaannya dan tempat

berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

13. Katarina Priyanti yang selalu menemani dan memberikan semangat.

14. Teman-teman velocity (Pendidikan Fisika angkatan 2009) atas kebersamaan

dalam suka maupun duka.

15. Teman-teman organisasi dan kepanitian (HMJ PMIPA, PHI, PKM) atas

pengalaman dan kerjasamanya.

16. Teman-teman Paseduluran Sejatos atas suasana kekeluargaan yang selalu

diberikan.

17. Sanak keluarga di Yogyakarta dan sekitarnya atas bantuan dan

dukungannya.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan,

bimbingan, dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Penulis

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.............. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. DESKRIPSI TEORI .................................................................................... 3
B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN ............................................................ 4
B.2. BACKWARD DESIGN ............................................................................. 5
B.2.a. Pengertian Backward Design ............................................................ 5
B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design ...................................... 6
B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ..................................................... 10
B.3.a. Pengertian Pemahaman ................................................................... 10
B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi .......................................... 12
B.3.c. Bukti Pemahaman............................................................................ 18
B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA ......................................................... 21
B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI
MASSA JENIS .............................................................................................. 23
B.5.a. Massa Jenis ...................................................................................... 23

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by


Design pada Materi Massa Jenis................................................................ 27
C. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 34
D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................ 35
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN .......................................................... 35
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 37
A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 37
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN.............................................. 37
C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.................................................. 38
C.1. Tempat Penelitian .................................................................................. 38
C.2 . Waktu Penelitian ................................................................................... 38
D. DESAIN PENELITIAN ............................................................................. 38
E. INSTRUMENTASI ................................................................................... 41
E.1. Instrumen Pembelajaran ......................................................................... 41
E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data...................................... 42
F. VALIDITAS .............................................................................................. 50
G. INDIKATOR KEBERHASILAN .............................................................. 50
H. METODE ANALISIS DATA .................................................................... 51
H.1. NILAI NEM IPA SD ............................................................................. 51
H.2. Evaluasi Akhir ....................................................................................... 52
H.3. Keaktifan Belajar Siswa ........................................................................ 60
H.4. Wawancara ............................................................................................ 60
BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................. 61
A. PELAKSANAAN PENELITIAN .............................................................. 61
A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran .................................................... 61
A.2. Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................................... 62
A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ....................... 62
A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol .............................. 63
A.3. Evaluasi Pembelajaran ........................................................................... 63
B. DATA PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................... 64

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B.1. Penerapan Pendekatan UbD dalam Penyusunan Rancangan


Pembelajaran. ................................................................................................ 64
B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan ........................................... 65
B.2.a. Pemahaman Awal Siswa ................................................................. 65
B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa ................... 65
B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM
IPA SD ................................................................................................... 67
B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan
NEM IPA SD ......................................................................................... 68
B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa ................................................................ 68
B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir ....................................................... 68
B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa .......................................... 70
B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa ................................... 78
B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa .................................................................. 79
B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa ......................................... 79
B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa ................................................. 82
B.3. Tanggapan Guru .................................................................................... 82
C. KETERBATASAN PENETILIAN ........................................................... 84
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 85
B. SARAN ...................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD ....................................................... 89


Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 94
Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD .................................................................... 102
Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................................ 106
Lampiran A5. RPP Sekolah ................................................................................ 109
Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah ............................ 116
Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis ................................................. 118
Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................... 122
Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol ................ 143
Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen ........... 155
Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa .................................... 167
Lampiran B5. Transkrip Wawancara .................................................................. 169
Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala
Kesbang ............................................................................................................... 174
Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala
Bappeda ............................................................................................................... 175
Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ............................................... 176
Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 177
Lampiran D1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .......................................... 178

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design ............................................ 9


Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman .................................. 10
Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat ....................................................................... 26
Tabel 1.4 Evaluasi Akhir ...................................................................................... 31
Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran ...................................................................... 32
Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian ............................................................ 43
Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa .......................................................... 44
Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS ...................................................................... 45
Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa ................................................. 46
Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa ................................. 47
Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa .................................... 48
Tabel 2.7 Pedoman wawancara ............................................................................ 49
Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen ................................................. 51
Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol ........................................................ 51
Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir............................................................. 53
Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal
untuk kelas eksperimen ......................................................................................... 56
Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal
untuk kelas kontrol ................................................................................................ 57
Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol 57
Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan
kelas kontrol .......................................................................................................... 58
Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas
kontrol ................................................................................................................... 59
Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa ...................................... 60
Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen ................................................... 66
Tabel 3.2 daftar NEM IPA SD kelas kontrol ....................................................... 66

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 3.3 Hasil statistik perbandingan NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas
kontrol ................................................................................................................... 67
Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas
eksperimen ............................................................................................................ 68
Tabel 3.5 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas
kontrol ................................................................................................................... 69
Tabel 3.6 Nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................... 70
Tabel 3.7 Hasil statistik perbandingan nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan
kelas kontrol .......................................................................................................... 72
Tabel 3.8 Skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol....................... 73
Tabel 3.9 Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda kelas eksperimen dan
kelas kontrol .......................................................................................................... 74
Tabel 3.10 Skor uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 75
Tabel 3.11 Hasil statistik perbandingan nilai uraian kelas eksperimen dan kelas
kontrol ................................................................................................................... 76
Tabel 3.12 Observasi keaktifan belajar siswa ...................................................... 80

xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika adalah mata pelajaran yang mulai diperkenalkan pada jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD)

masih menjadi satu dengan kimia dan biologi yang dikenal dengan sains atau ilmu

pengetahuan alam. Pada jenjang pendidikan SMP inilah kesempatan terbesar

seorang guru untuk menanamkan bahwa pelajaran fisika bukan pelajaran yang

sulit dan menyeramkan.

Sekalipun pendidikan di SMP merupakan kesempatan yang sangat baik bagi

siswa untuk belajar fisika, dalam kenyataan seringkali muncul pandangan yang

negatif tentang fisika seperti yang dinyatakan oleh Zukaf (2003:4)

Hal yang buruk saat orang-orang pada umumnya mendengar dan


berfikir tentang fisika, yang ada dibenak mereka adalah papan tulis
yang penuh dengan simbol matematis dan sulit dipecahkan.
Sesungguhnya fisika tidak sama dengan matematika. Pada dasarnya
fisika merupakan keingintahuan tentang bagaimana kerja segala benda-
benda dan ketertarikan untuk mengungkap bagaimana bisa demikian.
Matematika merupakan alat bantu dalam fisika, jika matematika
dilepaskan, fisika akan menjadi sebuah pesona yang tak terkira.

Dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design :

Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Susan Clayton

(2011) menuliskan bahwa ada seorang guru Singapura menemukan tantangan

pembelajaran masa kini adalah aspek budaya ribuan tahun mereka yang telah

menempatkan guru di pusat proses pendidikan.

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Dalam belajar sains harus melibatkan disiplin mental, jika anak-anak tidak

belajar berpikir dengan cara yang sistematis dan berdasarkan sains, mereka tidak

akan mampu membedakan sains dengan takhayul dan bergantung pada penilaian

yang tanpa pemikiran, bukan pada pendapat sehat (Bosak, 2001:2). Gagasan

penting yang dari penelitian Piaget (Bosak, 2001:8) ialah anak-anak memerlukan

pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke

tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu

ke berpikir mengenai pemikiran. Sangat penting merancang suatu kegiatan agar

siswa dapat melakukan kegiatan praktis yang sesuai dengan materi dan keadaan

siswa sehingga siswa dapat berada dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

Tugas seorang guru adalah menyiapkan kurikulum yang tepat untuk proses

pembelajaran. Kurikulum IPA yang lengkap akan membicarakan semua persoalan

pembelajaran sains mulai dari tujuan, kompetensi, pengaturan bahan, pengeturan

waktu, model pembelajaran, sarana prasarana, buku ajar, sampai dengan evaluasi

yang digunakan (Paul, 2007:3). Selama peneliti berkecimpung dalam dunia

pendidikan, khususnya saat melaksanakan Program Pelatihan Lapangan (PPL)

sering menjumpai bahwa dalam rancangan pembelajaran (RPP), evaluasi

pembelajaran dan langkah pembelajaran tidak konsisten dengan tujuan

pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal, yang

lebih parahnya lagi dalam proses pembelajaran guru tidak mengikuti rancangan

pembelajaran yang telah disiapkan dan terkesan mengajar seadanya, tanpa

persiapan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan

pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design (UbD). UbD

adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk

membangun pemahaman siswa melalui backward design. Dengan pendekatan ini

kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran (RPP) sehingga rancangan

yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah

ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD

disusun dengan backward design, artinya disusun dari belakang, dimulai dari

menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah

pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah

Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa

dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan

evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama

proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan

rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu

meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam

belajar fisika.

B. DESKRIPSI TEORI

Pendekatan Understanding by Design ini dikembangkan oleh Grant Wiggins

dan Jay McTighe (2006) dalam bukunya yang berjudul Understanding by Design

Expanded 2nd Edition. Setelah itu banyak orang, khususnya mereka yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

berkecimpung dalam dunia pendidikan mulai menggunakan dan mengaplikasikan

pendekatan ini.

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN

Wiggins dan McTighe (2006:7) mendefinisikan

Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang

meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain

pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang

pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah

proses pembelajaran. Menurut McTighe dan Seif dalam UbD Research Base,

Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan

prestasi siswa melalui pengembangan standar kurikulum, desain instruksional,

penilaian, dan pengembangan profesional. Menurut Susan Clayton (2011) dalam

artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning,

Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah

adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pendidikan yang menempatkan

siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins & McTinghe desain yang

tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design,

dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari

penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk

mencapai tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

siswa.

Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Mengapa

Understanding by Design disebut pendekatan pembelajaran? Menurut Akhmad


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Sudrajad (2008), pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya

mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu. Jadi Understanding by Design adalah sudut pandang/

pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang

memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman

siswa melalui backward design.

B.2. BACKWARD DESIGN

B.2.a. Pengertian Backward Design

Backward design adalah model dengan gagasan bahwa proses desain harus

dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan kemudian bekerja

mundur mengembangkan instruksi yang menggerakkan siswa untuk mencapai

hasil tersebut dengan memutuskan apa tugas atau kegiatan siswa yang akan

dilakukan.

Pepatah lama mengatakan „pengendalian penilaian (hasil) pembelajaran‟

adalah benar, karena apa yang kita nilai adalah hasil dari apa yang kita

instruksikan. Perhatikan bagaimana semua elemen desain dalam satu unit berjalan

seimbang sehingga hasil yang diinginkan lebih mungkin untuk dicapai

Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe dalam ASCD Book

Understanding by Design, desain yang efektif adalah backward design, hal

tersebut dikarena banyak guru mulai dengan buku teks, pelajaran favorit, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

waktu kegiatan lebih dihormati daripada tujuan atau standar yang ditargetkan.

Grant Wiggins and Jay McTighe menganjurkan sebaliknya, pertama dimulai

dengan hasil akhir yang diinginkan (tujuan atau standar) dan kemudian kurikulum

dari bukti belajar yang dibutuhkan untuk membekali siswa untuk melakukan.

Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu:

Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat

mengatur kelas lebih efektif.

Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru

memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran.

Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena

mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design

Menurut Wiggins (2005), ada tiga tahap perancangan desain Understanding

by Design yaitu:

1) Tahap pertama : Desire Results (hasil akhir yang diinginkan)

a) Estabilished Goal (Tujuan utama)

Menurut Wynn & Wiggins (Wiggins dan McTighe, 2006:67) ide

utama adalah dipilih terutama dengan kekuasaan mereka untuk

menjelaskan fenomena, mereka memberikan survey komprehensif tentang

ilmu pengetahuan. Dalam ide utama difokuskan pada satu set yang lebih

kecil dari pada ide prioritas dan menggunakannya untuk membingkai

pengajaran dan penilaian.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Pertanyaan untuk menentukan tujuan utama adalah “Apa tujuan

yang relevan dan ditetapkan sebagai tujuan dari pembelajaran?”

b) Essential Question (Pertanyaan Utama)

Bagaimana kita bisa mengambil inti pengetahuan dan

membentuknya menjadi menarik dan bekerja dengan efektif? bagaimana

bisa menghindari kesalahan yang sama berdasarkan aktivitas dan cakupan

dasar desain? Dalam UbD, fokusnya adalah bagian yang dicapai dengan

membingkai tujuan dalam hal “apa” (Wiggins dan McTighe, 2006:105).

Pertanyaan untuk menentukan pertanyaan utama adalah “Apa

pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman

dan transfer dalam belajar?”

c) Understanding (Pemahaman)

Apa ide-ide utama?

Hal khusus yang didapatkan agar memahami?

Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan?

Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan:

1. Siswa akan tahu:

Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan

siswa dapatkan (kesimpulan/hasil).

2. Siswa akan bisa/mampu:

Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari

pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

2) Tahap kedua : Acceptable Evidence (bukti penilaian)

a) Performance Taks (Tugas performa)

Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang

diinginkan?

Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksa/dinilai?

b) Other Evidence (bukti lainnya)

Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses

dalam mendapatkan hasil yang diinginkan?

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai

pelajaran yang mereka terima?

3) Tahap ketiga : Planing plan (rencana pembelajaran)

Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk :

Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan

pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan?

Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara

maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan?

Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode

WHERETO untuk mengarahkan siswa:

W_Where dan Why

Memastikan bahwa siswa memahami akan kemana (tujuan

belajar), dan alasan mengapa mempelajari hal tersebut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

H_Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian

mereka di seluruh proses pembelajaran.

E_Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat,

pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja.

R_Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan

kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan

mereka.

E_Evaluate

Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi

kemajuan dan menilai sendiri.

T_Tailored

Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya,

dan kebutuhan.

O_Organized

Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam.

Template desain UbD adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design

HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN


Tujuan utama (G)
Pemahaman (U) Pertanyaan utama (Q)
Siswa akan memahami bahwa …
Siswa akan mengetahui (K) Siswa akan dapat (S)
BUKTI PENILAIAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Tugas performa (T) Bukti lain (OE)


PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN
Rencana pembelajaran (L)

B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang

diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama

dalam pendekatan ini.

B.3.a. Pengertian Pemahaman

Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan

pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006). Menurut

Grant Wiggins dan Jay McTinghe Pemahaman mempunyai beberapa pengertian,

yaitu:

1) Penyimpulan yang bermakna.

Menurut John Dewey (Wiggins dan McTighe, 2006:37) dalam buku

How We Think, memahami adalah hasil dari memahami fakta. Berikut ini

perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman.

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman

Pengetahuan Pemahaman
Fakta-fakta Arti dari fakta-fakta
Fakta yang koheren Teori yang membuktikan hubungan
dan makna dari fakta-fakta
Tuntutan dapat diperiksa Dapat keliru, teori dalam proses
Benar atau salah Tingkat persoalan atau pengalaman
Saya tahu sesuatu untuk Saya mengerti mengapa dan apa
menjadi kenyataan yang membuat sesuatu menjadi
pengetahuan
Saya merespon isyarat Saya mampu menilai kapan
dengan apa yang saya tahu menggunakan dan kapan tidak
menggunakan apa yang saya tahu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan

fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

2) Pemahaman sebagai transfer.

Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara

efektif melibatkan kemampuan untuk mengambil apa yang kita tahu dan

menggunakannya secara kreatif, fleksibel, lancar, dalam pengaturan yang

berbeda.

Transfer harus menjadi tujuan dari semua guru di sekolah, karena

seorang guru hanya dapat memberikan hal kecil dan sedikit dari semua

materi, namun dengan materi yang sedikit dan kecil tersebut siswa dapat

mengembangkan dalam berbagai masalah dan situasi.

Menurut Bransford, Brown, dan Cocking (Wiggins & McTinghe,

2006:40) transfer dipengaruhi sejauh mana orang belajar dengan memahami

betul daripada hanya menghafal fakta atau mengikuti seperangkat prosedur

yang sudah ditetapkan.

Tantangan dari transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya (Wiggins

& McTinghe, 2006:41) adalah bukan untuk memahami apa yang telah

dipelajari dari memori, tetapi memodifikasi, menyesuaikan, dan

mengadaptasi ide untuk segala situasi.

3) Pemahaman belajar dari pemahaman yang salah (misunderstanding)

Pemahaman yang salah bukanlah kebodohan, karena itu adalah

pemetaan ide yang bekerja dalam cara yang masuk akal tetapi tidak benar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

dalam situasi baru. Sehingga bukti pemahaman yang salah sangat berharga

bagi guru, bukan hanya sekedar kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut

menandakan percobaan transfer dan masuk akal tetapi tidak berhasil.

Tantangan seorang guru adalah untuk tetap memberi penghargaan

tanpa menyalahkan atau membuat putus asa siswa. Merancang pembelajaran

yang baik adalah kunci untuk menghindari pemahaman yang salah, jadi kita

perlu merancang tidak hanya ide-ide besar tetapi juga kemungkinan ide

tersebut akan salah pemahaman, sehingga kita harus berfikir dengan

penilaian kita sendiri terhadap konsep yang sudah kita siapkan sebelum

bertindak lebih lanjut.

B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi

Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja

yang tepat dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan khususnya dalam

merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu

pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom yang

telah direvisi dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam

merumuskan tujuan pembelajaran.

Menurut Longman (2001:94), dua dari banyak tujuan pendidikan yang

paling penting adalah meretensi dan mentransfer. Meretensi adalah kemampuan

untuk mengingat pelajaran sampai jangka yang tertentu sama seperti materi yang

diajarkan. Menurut Mayer dan Wittrok (Longman, 2001:94) mentrasfer ialah

kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan

pembelajaran materi pelajaran baru, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan

hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa

yang sudah mereka pelajari. Dengan kata lain meretensi terfokus pada massa lalu,

sementara mentransfer mengacu pada masa depan.

Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif dalam Taksonomi yang

telah direvisi (Widodo, 2006):

1) Menghafal/Mengingat (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka

panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah

tingkatannya.

a) Mengenali (Recognizing)

Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang

telah tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama

dengan yang baru. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi

(identifying).

b) Mengingat kembali (recalling)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka

panjang apabila ada pentunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut.

Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).

2) Memahami (Understand)

Bila tujuan pembelajarannya menumbuhkan kemampuan mentransfer,

fokusnya ialah lima proses kognitif lainnya (memahami, mengaplikasikan,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). Dari kelimanya, proses kognitif

yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah

serta perguruan tinggi ialah memahami (Longman, 2001:105).

Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki, mengkaitkan informasi yang baru dengan

pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang

baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena

penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan

dasar pemahaman.

a) Menafsirkan (Interpreting)

Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang

lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya,

dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-

kata, misalnya meringkas atau membuat parafase. Istilah lain untuk

menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafase

(paraphasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali

(representing).

b) Memberikan contoh (Exempliying)

Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat

umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri

khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk

membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah

memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantianting)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

c) Mengklasifikasi (Clasifying)

Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam

kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasi adalah

mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain

untuk mengkelasifikasi adalah mengkategorisasikan (categorising).

d) Meringkas (Summarising)

Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau

membuat suatu abstrak dari suatu tulisan. Istilah lain untuk meringkas

adalah membuat generalisasi (generalising) dan mengabstraksi

(abstracting).

e) Menarik infersi (Inferring)

Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Istilah

lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating),

menginterpolasi (interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik

kesimpulan (concluding).

f) Membandingkan (Comparing)

Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek,

ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan

kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang

dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan

adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan

memetakan (mapping).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

g) Menjelaskan (Explaining)

Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu

sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model

tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian

sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah

mengkonstruksi model (constructing a model).

3) Mengaplikasikan (Applying)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah

atau mengerjakan tugas.

a) Menjalankan/Mengeksekusi (Executing)

Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari

sebelumnya. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying

out).

b) Mengiplementasikan (Implementing)

Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk

menyelesaikan tugas yang baru. Istilah lain untuk mengimplementasikan

adalah menggunakan (using).

4) Menganalisis (Analyzing)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan

menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan

struktur besarnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

a) Membedakan (Differentiating)

Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur

berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Istilah lain untuk

membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing)

dan memfokuskan (focusing).

b) Mengorganisir (Organizing)

Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali

bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk

suatu struktur yang padu.

c) Menemukan pesan tersirat/mengantribusikan (Attributting)

Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk

komunikasi.

5) Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang

ada.

a) Memeriksa (Checking)

Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan

kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut).

b) Mengkritik (Critiquing)

Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya,

berdasarkan kriteria eksternal.

6) Mencipta (Crate)

Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

a) Membuat (Generating)

Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai

kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah

tersebut.

b) Merencanakan (Planning)

Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah.

c) Memproduksi (Producing)

Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk

memecahkan masalah.

B.3.c. Bukti Pemahaman

Suatu pemahaman akan ditunjukkan melalui suatu bukti. Bukti seorang

siswa memahami dalam pendekatan UbD ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai

berikut (Wiggins dan McTighe, 2006):

1) Menjelaskan (Explanation)

Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan

penjelasan yang benar dan sistematik mengenai fenomena, fakta dan data

serta membuat hubungan dengan wawasannya dan memberikan contoh atau

ilustrasi yang jelas.

Menjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan

dan dibenarkan melalui tindakan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

2) Menginterpretasikan (Interpretation)

Menceritakan cerita yang bermakna, memberikan terjemahan yang

tepat, memberikan sejarah atau dimensi pribadi untuk mengungkapkan ide-

ide dan peristiwa, dan membuat obyek pemahaman yang diakses melalui

gambar, anekdot, analogi dan modul. Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita

dari suatu konsep.

Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang

tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang

abstrak. Dalam matematika, interpretasi adalah menggambarkan kesimpulan

dari data yang terbatas. Untuk membuat pengertian dari siswa harus

membiarkan mereka bekerja dengan masalah.

3) Mengaplikasian (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan

efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis.

Dimana dan kapan dapat kita menggunakan pengetahuan, kemampuan

atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran dan tindakan kita dalam

situasi tertentu?

Aplikasi adalah mencocokan pengetahuan dalam konteks. Kita

menunjukkan pemahaman kita terhadap sesuatu dengan menggunakannya,

mengadaptasikannya dan menyesuaikannya.

4) Memiliki sudut pandang (Has perspective)

Melihat dan mendengar sudut pandang melalui mata dan telinga, untuk

melihat gambaran yang lebih besar. Asal muasal sudut pandang? dari mana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

sudut pandang tersebut? apa yang dibenarkan atau diperlukan? adakah bukti

memadai? apakah itu wajar? apa saja kekuatan dan kelemahan dari ide?

apakah itu masuk akal? apa batas-batasnya? jadi apa?

Seorang siswa dengan pandangannya adalah waspada dengan apa

yang diambil untuk diberikan, diasumsikan atau dikaburkan dalam

penyelidikan atau teori. Ini adalah sering terungkap melalui kemampuan

bertanya, “apa itu?” dan untuk melihat jawaban dari seorang guru atau

jawaban sebuah buku sebagai sudut pandang. Perspektif ini adalah sebuah

wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan penuangan ide

familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan

aplikasi baru.

Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos

sesuatu yang dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan

aplikasi.

5) Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui

perasaan orang lain dan sekitarnya.

Bagaimana kamu mengetahuinya? Bagaimana kamu merasakannya?

Apa yang mereka lihat dan saya tidak? Pengalaman apa yang saya butuhkan

untuk memahami? Empati adalah kemampuan untuk berjalan dengan sepatu

yang berbeda, untuk menghindari tanggapan dan reaksi sendiri sehingga

dapat untuk memahami yang lain.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

Empati adalah bentuk berwawasan karena itu mengembangkan

kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain dari luar. Empati

memerlukan penghargaan bagi orang lain yang berbeda dari diri kita.

Respek kita terhadap mereka menyebabkan kita untuk berpikir terbuka,

berhati-hati mempertimbangkan pengamatan mereka ketika mereka melihat

berbeda dengan kita. Selain itu dengan empati kita akan mendapatkan

pengalaman lebih banyak dalam belajar.

6) Pengetahuan pribadi (Has self-knowledge)

Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk,

proyeksi, dan kebiasaan utama, baik yang membentuk dan menghambat

pemahaman kita sendiri, menyadari bahwa kita tidak mengerti,

merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan

pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan

seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk

menyelesaikannya.

Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa

(evaluasi) dan juga melalui sikap siswa (keaktifan belajar siswa) dalam proses

pembelajaran.

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah

keaktifan siswa. Aktivitas dalam pembelajaran adalah segala bentuk kegiatan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran

merupakan salah satu indikator adanya pemahaman siswa dalam belajar.

Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Budi, 2001).

Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sekaligus untuk melihat bukti

pemahaman siswa terhadap pelajaran, sehingga digunakan aspek-aspek

pemahaman dalam UbD untuk menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator

keaktifan belajar menurut aspek-aspek pemahaman dalam UbD adalah sebagai

berikut :

1) Interpretasi

Mengungkapkan ide atau pendapat

Membuat kesimpulan percobaan

2) Aplikasi

Melakukan percobaan

Menyelesaikan latihan soal

3) Empati

Bekerjasama dengan baik dalam kelompok

4) Sudut pandang

Mengajukan pertanyaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI

MASSA JENIS

B.5.a. Massa Jenis

Apa persamaan air dan minyak? Mengapa minyak dan air tidak dapat

menyatu? Bagaimana kita membuktikan atau menentukan suatu benda yang

belum kita ketahui jenisnya? Mengapa benda dapat terapung, melayang dan

tenggelam?

Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah suatu kejadian yang sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan hal itu semua? Untuk

menjawabnya kita harus memahami konsep massa jenis.

Bagian utama yang tidak dapat dipisahkan dari suatu zat adalah massa dan

volume. Massa adalah merupakan banyaknya zat yang terkandung di

dalam sebuah benda dan volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang

yang bisa ditempati dalam suatu objek. Dengan membagi massa dan volume kita

mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain

yaitu massa jenis.

Massa jenis adalah hasil bagi massa dan volume suatu zat. Persamaan massa

jenis adalah:

dengan :

ρ : massa jenis (kg/m3)

m : massa (kg)

v : volume (m3)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

Satuan dari massa jenis adalah kg/m3 atau kg.m-3. Dalam sistem CGS,

satuan massa adalah gram (gr) dan satuan volume cm3, maka satuan massa jenis

dalam sistem CGS adalah gr/cm3 atau gr.cm-3. 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3, sebaliknya

berlaku 1 kg/m3 = gr/cm3 = 0,001 gr/cm3.

Persamaan massa jenis di atas dapat diubah ke bentuk atau

. Bentuk rumus mana yang akan digunakan dalam perhitungan bergantung

pada besaran apa yang akan ditanyakan. Cara mudah untuk mengingat bentuk

rumus dapat menggunakan segitiga rumus massa jenis, seperti pada gambar

berikut :

m
:
v ρ
x

Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis

Untuk dapat menentukan massa jenis suatu zat diperlukan kemampuan

menentukan massa dan volume suatu zat.

1) Zat padat yang bentuknya teratur.

Massa zat diukur dengan mengunakan neraca atau timbangan. Untuk

mengukur volume zat padat yang bentuknya teratur, misalnya kubus, balok,

dan silinder dengan mengukur, panjang sisi, tinggi dan diameter dengan

mengunakan penggaris atau jangka sorong kemudian mengunakan rumus

volume benda tersebut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

Massa jenis dapat diketahui dengan membagi massa dengan volume

(m/v).

2) Zat padat yang bentuknya tidak teratur.

Untuk mengukur massa benda yang tak beraturan dapat menggunakan

neraca atau timbagan. Untuk mengukur volumenya menggunakan bantuan

gelas ukur dan air, dengan cara menentukan banyaknya air dalam gelas ukur

pada posisi awal (misal, 100 ml), kemudian memasukkan benda dalam gelas

ukur dan diamati perubahan ketinggian air (misal, 110 ml) maka selisih

antara perubahan ketinggian setelah benda dimasukkan dikurangi ketinggian

awal akan didapatkan volume benda (misal, 110 ml -100 ml = 10 ml).

Catatan 1 ml = 1 cc = 1 cm3.

Massa jenis dapat diketahui dengan membaagi massa dengan volume

(m/v).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan konsep massa jenis, antara

lain sebagai berikut:

1) Menentukan jenis benda dengan mengetahui massa jenis benda tersebut.

Untuk menentukan jenis dari suatu benda dapat menggunakan konsep

massa jenis. Melalui hasil bagi massa dan volume benda tersebut maka akan

didapatkan massa jenis. Setelah didapatkan massa jenis kita cocokkan

dengan menggunakan tabel massa jenis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

2) Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam salah satunya

dipengaruhi oleh massa jenis. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Massa jenis zat A < massa jenis zat B, maka zat A terapung.

Massa jenis zat A = massa jenis zat B, maka zat A melayang.

Massa jenis zat A > massa jenis zat B, maka zat A tenggelam.

Semakin kecil massa jenis maka zat tersebut zat akan berada pada lapisan

terendah (tenggelam). Jika massa jenis antara dua jenis zat sama akan terjadi

peristiwa melayang.

3) Kapal yang terbuat dari kayu, dikarenakan massa jenis kayu lebih kecil dari

massa jenis air.

4) Polysrtyrene digunakan sebagai bahan kotak makanan atau pelindung pada

kardus untuk memberi ruang yang luas tetapi massanya cukup rendah (tidak

berat). Ini dikarenakan polystyrene adalah bahan yang massa jenisnya

rendah.

5) Aluminium digunakan sebagai bahan logam pesawat terbang karena

aluminium kuat, tetapi massanya ringan.

6) Helium digunakan untuk mengisi balon udara.

Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3


Cair
Air 1,00 1000
Alkohol 0,80 800
Raksa 13,60 13600
Padat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3


Aluminium 2,70 2700
Besi 8,00 8000
Emas 19,30 19300
Kuningan 8,40 8400
Perak 10,50 10500
Platina 21,45 21450
Seng 7,14 7140
Es 0,92 920
Kayu 0,80 800
Gas
Udara 0,0012 1,2

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by

Design pada Materi Massa Jenis

Dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi massa jenis dengan UbD

digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol

agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. Metode

pembelajaran yang dipakai adalah metode eksperimen/percobaan. (RPP sekolah

terlampir pada lampiran A5 halaman 109)

1) Tahap pertama : Hasil akhir yang Diinginkan

a) Tujuan / Ide Utama

Tujuan utama pembelajaran disusun berdasarkan dimensi kognitif

dalam taksonomi bloom yang telah direvisi yang bertujuan mentrasfer.

Kompetensi dasar:

3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan utama:

Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

(C2)

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)

b) Pertanyaan Utama

Apa itu massa jenis?

Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis

dalam kehidupan sehari-hari?

Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?

c) Pemahaman

Siswa akan memahami bahwa:

Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara

massa zat dan volume zat.

Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa

jenis zat.

Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan:

1. Siswa akan mengetahui:

Pengertian masssa jenis.

Cara menentukan massa jenis suatu zat.

Persamaan massa jenis.

Manfaat massa jenis dalam kehidupan.

2. Siswa akan bisa/mampu:

Menyelesaikan persoalan mengenai massa jenis zat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

Menjelaskan manfaat/aplikasi massa jenis zat.

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan.

2) Tahap kedua : Bukti Penilaian

a) Tugas performa

Percobaan “Penentuan Massa Jenis” – Siswa menentukan massa jenis

suatu zat, kemudian merumuskan persamaan massa jenis. Selain itu

siswa mengetahui bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu

zat/benda.

Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah / cara

untuk menentukan jennis zat / benda yang belum dketahui.

Percobaan “Density” – Siswa memahami mengapa terjadi peristiwa

terapung, melayang dan tenggelam. Siswa mengaplikasikan konsep

massa jenis untuk membuat dan menunjukkan peristiwa terapung,

melayang dan tenggelam.

b) Bukti lainnya

Latihan soal

1. Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan

massa 120 gr.

a. Berapakah massa jenis balok kayu Inul?

b. Ubahlah satuan massa jenis kedalam satuan SI (kg/m3)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

2. Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm.

Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa

kubus Timah Andi?

3. Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna

putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi

menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat

massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah

teman-teman tau benda apakah itu?

4. Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis

sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk

anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu

tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian?

5. Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida

memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan

volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa

50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan

dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna

apa yang berada di bagian atas? Mengapa?

Pekerjaan rumah

1. Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda

berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara

teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu?

Evaluasi akhir
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

Tabel 1.4 Evaluasi Akhir

Tujuan
No. Soal
Pembelajaran
1. Saat pulang sekolah Dodi menemukan Menjelaskan aplikasi
sebuah benda yang mengkilat berwarna konsep massa jenis
kuning keemasan. Namun bentuk benda dalam kehidupan
tersebut tidak beraturan. Karena sehari-hari. (C2)
penasaran, benda tersebut-pun dibawa
pulang. Sesampainya dirumah Dodi
bertanya kepada kakaknya, “Apakah ini
emas kak?”. Kakaknya pun
menyarankan dodi mencari massa
jenisnya untuk mengetahui benda apa
itu. Dapatkan teman-teman membantu
Dodi menentukan langkah yang harus
dilakukan Dodi untuk menentukan
massa jenis benda tersebut?
a. Alat dan bahan apa saja yang
diperlukan Dodi untuk menentukan
massa jenis benda tersebut?
b. Langkah yang harus dilakukan Dodi
untuk mendapatkan massa, volume
dan mengetahui jenis benda tersebut
dengan alat dan bahan yang ada?
c. Jika setelah diteliti didapatkan
massanya 8400 gr dan volumenya
1000 cm3 benda apakah itu?
2. Ayah Deden mempunyai sebuah papan Menjelaskan
kayu besar yang terletak di samping pengertian massa
rumah. Suatu hari Deden memotong jenis dengan tepat.
papan milik ayahnya untuk bahan dasar (C2)
membuat kerajinan kayu di sekolah.
Potongan papan Deden berukuran 40
cm × 20 cm × 5 cm. Setelah ditimbang
potongan kayu Deden tersebut
memiliki massa 3,6 kg. Tidak lama
kemudian Andre teman sekelas Deden
juga meminta papan kayu pada Deden
untuk membuat kerajinan kayu, maka
Deden memotongkan kayu untuk Andre
dari papan milik ayahnya, tetapi
potongan kayu Andre lebih kecil dari
milik Deden.
a. Berapakah massa jenis dari
potongan kayu Deden; potongan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

Tujuan
No. Soal
Pembelajaran
kayu Andre dan papan milik ayah?
b. Berikan alasan jawaban teman-
teman!
3. Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Mengaplikasikan
Zat cair Mass (gr) Vol (cm3) konsep massa jenis
A 16 2 dalam kehidupan
B 12 2 sehari-hari. (C3)
C 14 2
D 8 2
E 10 2
a. Dapatkah kalian membantu Rina
untuk memprediksikan susunan zat
cair dari lapisan paling dasar hingga
lapisan teratas?
b. Mengapa susunannya seperti itu?

3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran buat dengan mengacu pada WHERE TO dan di

dalam rencana pembelajaran ini diusahakan agar siswa melakukan kegiatan

belajar yang berfikir.

Dengan berdasarkan pemahaman yang ingin dicapai siswa di atas maka

disusun rancangan seperti pada tabel berikut berikut:

Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran

Pertemuan Pertama:
1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing
keingintahuan siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara
minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas
yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?). H
2. Guru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai
dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. W
3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung
massa zat dan volume zat. R
4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing
kelompok berjumlah 4 siswa. O
5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa
Jenis” dan meminta siswa untuk mengikuti panduan LKS (mengikuti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E-


1, R
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan
dan kelompok lain menanggapi. R
7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R
8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan
MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan.
E-1
9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode
tutorial teman sebaya). E-2
10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain
menanggapi. R
11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
yang didapatkan melalui pertanyaan. R
12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R

Pertemuan Kedua:
1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak
yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa
memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang
tepat untuk pekerjaan rumah). R
2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing
keingintahuan siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu?
Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air?
Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?).
H
3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa
Ini” (pendemo adalah perwakilan siswa). E-1
4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta
siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R
5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan
menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan
pertama). E-1
6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan
(bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R
7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R
8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode
tutorial teman sebaya). E-2
9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain
menanggapi. R
10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
yang didapatkan melalui pertanyaan. R
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding

by Design adalah pembelajaran UbD mengacu pada hasil akhir yang diinginkan

atau pemahaman pokok yang harus dicapai siswa. Berdasarkan hasil akhir yang

diinginkan tersebut disusun bukti pembelajaran yang tepat dan kontekstual serta

langkah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa agar dalam proses

pembelajaran hasil akhir yang diinginkan dapat dipahami oleh siswa.

Penulis mempunyai keyakinan jika pendekatan UbD ini diterapkan dalam

materi massa jenis akan dapat dipahami dengan lebih baik oleh siswa

dibandingkan dengan pengajaran konvensional.

C. RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang , maka rumusan masalah peneliti adalah:

1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Understanding by Design dalam

penyusunan rancangan pembelajaran?

2. Apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan

Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP

X?

3. Sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan

pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan

belajar siswa kelas VII b SMP X?


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam

penyusunan rancangan pembelajaran.

2. Mengetahui apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan

pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran

konvensional SMP X.

3. Mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis

dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap

keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi guru dan calon guru:

Penggunaan pendekatan Understanding by Design dalam pembelajaran

dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran fisika.

Sebagai pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar

siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Menjadi referensi dalam menyusun rancangan perencanaan pembelajaran

(RPP) yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

2. Bagi siswa:

Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan

Understanding by Design sehingga para siswa dapat mengalami proses

pembelajaran baru.

Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memahami

konsep fisika.

3. Bagi peneliti:

Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran

Understanding by Design di dalam pembelajaran secara nyata.

Mengetahui mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman dan

keaktifan belajar dengan pendekatan pembelajaran Understanding by

Design.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Jenis dan metode penelitian, subyek

penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, penyusunan

instrumen dan metode analisis data.

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan

(Research & Development) model pembelajaran dengan metode eksperimen.

Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari, 2010:207).

Metode penelitian pengembangan ini adalah metode eksperimental. Sesuai

dengan yang dinyatakan oleh Arifin (2011:126) mengenai metode eksperimental

Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari


produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah
dilakukan evaluasi, evaluasi tersebut masih dalam rangka
pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran, selain pada kelompok
eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat
menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Pada penelitian ini populasinya adalah siswa SMP X, yang terdiri dari 2

kelas. Sampel diambil seluruh siswa kelas VII b SMP X sebagai kelompok

eksperimen dan siswa kelas VII d SMP X sebagai kelas kontrol.

37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

C.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP X, pada siswa kelas VII b dan siswa kelas

VII d.

C.2 . Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014, pada

tanggal 24 September 2013 hingga 3 Oktober 2013.

D. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen, (2) pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan UbD, observasi keaktifan siswa, (3) evaluasi

akhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan desain penelitian dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

Tahap I
Instrumen Instrumen
Penyusunan
pembelajaran instrumen penelitian

Observasi Soal
RPP dengan
Tahap II Keaktifan evaluasi
desain UbD dan
Pelaksanaan siswa
LKS siswa
pembelajaran
dengan
pendekatan UbD

Kelas
Eksperime
Tahap III
Nilai Ebtanas Murni n Evaluasi
(NEM) IPA SD akhir
Kelas
Kontrol

Analisis

Kesimpulan

Bagan 2.1 Desain Penelitian

Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat pemahaman siswa melalui

evaluasi hasil belajar materi massa jenis siswa. Dalam penelitian ini peneliti

menguji keampuhan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD

dibandingkan dengan rancangan pembelajaran biasa (RPP sekolah). Dalam

pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

Untuk melihat kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol digunakan NEM (Nilai Ebtanas Murni) pelajaran IPA SD, hal ini

dilakukan karena kelompok siswa yang diteliti merupakan siswa baru. Setelah itu

dilakukan Test-T untuk mengetahui signifikan kedua kelompok.

Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok eksperimen dalam

pembelajarannya menggunakan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD

sedang pada kelompok kontrol menggunakan rancangan pembelajaran biasa.

Diakhir pembelajaran diberikan evaluasi akhir yang sama.

Setelah selesai eksperimen dan pemberian evaluasi akhir, dilakukan analisis

statistik uji perbedaan.

Penentuan dan pembuatan instrumen dikerjakan oleh peneliti, namun dalam

proses pembuatannya menyertakan peran guru. Hal ini dilakukan karena UbD

merupakan hal yang sangat baru dalam ranah dunia pendidikan di Indonesia maka

penelitian ini dibuat dan dipelajari bersama.

Dalam menerapkan pembelajaran massa jenis dengan pendekatan UbD ini

peneliti tidak melakukan penerapan sendiri secara langsung melainkan menjadi

observer proses belajar mengajar, sedangkan yang melakukan treatment adalah

guru fisika sekolah SMP X. Guru fisika di SMP X adalah Bu Dewi. Treatment

dilakukan oleh guru setempat dikarenakan untuk menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan UbD ini diperlukan guru yang berpengalaman, memiliki

keterampilan mengajar dan lebih memahami siswa. Selain itu agar tidak terjadi

bias penelitian, artinya jika peneliti melakukan treatment sendiri maka

pembelajaran akan dibuat sebaik mungkin. Disini peneliti tidak ingin merubah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

pandangan siswa terhadap guru yang mengajar, karena jika peneliti yang mengajar

akan merubah sikap, minat dan motivasi siswa.

Selain penelitian kuantitatif dilakukan juga penelitian kualitatif yaitu dengan

observasi keaktifan belajar siswa dan wawancara terhadap guru untuk melengkapi

penelitian melalui tanggapan guru tentang pembelajaran dengan pendekatan UbD.

E. INSTRUMENTASI

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu

instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

E.1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dan ada dalam

proses pembelajaran. Instrumen tersebut adalah :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan

Understanding by Design.

RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran. RPP disusun dengan pendekatan Understanding by

Design (backward design). Dalam pembuatan rancangan pembelajaran ini

digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai

kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian

materi.

RPP dengan UbD terlampir pada lampiran A1 hal 89


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

b. Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS ini merupakan penuntun pemahaman serta kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran. Pada penelitian ini LKS disusun berdasarkan urutan

kegiatan siswa dalam pokok bahasan Massa Jenis dengan memberikan

kegiatan dan permasalahan yanng kontekstual serta meningkatkan

pemahaman dan daya pikir siswa.

LKS terlampir pada lampiran A2 hal 94

E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi:

a. Soal Evaluasi Akhir.

Evaluasi akhir akan diberikan pada akhir treatment. Hasil evaluasi

akhir ini nantinya akan diamati sebagai dampak treatment. Soal evaluasi

akhir bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu melalui

tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan UbD.

Evaluasi akhir ini menggunakan dua soal berbeda yang dijadikan satu,

yaitu soal buatan guru yang biasa diberikan dan soal dengan pemahaman

yang lebih tinggi. Soal yang biasa digunakan oleh guru fisika di SMP X

adalah soal pilihan ganda. Gabungan soal evaluasi ini yang nantinya akan

dianalisis.

Bentuk soal akhir test ini adalah pilihan ganda dan uraian, dengan

jumlah pilihan ganda 10 soal dengan kisi-kisi yang ditetapkan oleh guru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

(RPP sekolah) dan 3 soal uraian yang dibuat peneliti dengan tingkat berpikir

yang lebih tinggi.

Soal uraian dipilih karena lebih dapat digunakan untuk melihat

pemahaman siswa, selain itu tingkat kesulitan soal uraian lebih tinggi dari

bentuk soal pilihan ganda yang biasa dipakai di sekolah.

Soal uraian ini dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti

yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian

Tujuan Pembelajaran Nomor Soal


Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2) 2
Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan 1
sehari-hari. (C2)
Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan 3
sehari-hari. (C3)

b. Keaktifan belajar siswa.

Menurut Suparno (2007:63), observasi meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera

(penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman, gambar, rekaman

suara, dll).

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan

belajar siswa terhadap pelajaran fisika materi massa jenis berdasarkan

aspek-aspek pemahaman dalam UbD, sehingga didapatkan indikator

keaktifan belajar siswa dapat adalah sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa

Aspek Indikator Keaktifan Kode


Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A
Interpretasi
Siswa membuat kesimpulan hasil percobaan. B
Siswa melakukan percobaan. C
Aplikasi
Siswa menyelesaikan latihan soal. D
Empati Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. E
Sudut pandang Siswa mengajukan pertanyaan. F

Berdasarkan indikator tersebut keaktifan siswa dibagi dalam dua

pengamatan, yaitu :

a. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan pengisian pertanyaan pada

LKS yang telah disediakan.

Pengamatan ini terdapat pada indikator keaktifan siswa

membuat kesimpulan hasil percobaan (kode B) dan siswa

meyelesaikan latihan soal (kode D). Indikator ini dapat diamati

melalui LKS yang telah dikerjakan siswa.

Indikator keaktifan siswa membuat kesimpulan hasil percobaan

(kode B) dapat diobservasi melalui LKS, yaitu dengan mengisi

kesimpulan dari hasil percobaan pada LKS. Pada proses pembelajaran

ada dua percobaan yaitu percobaan massa jenis pada LKS (kode B1)

dan percobaan terapung, melayang tenggelam pada LKS (kode B2).

Indikator siswa mengerjakan latihan soal juga diobservasi

melalui LKS, yaitu dengan mengerjakan soal yang telah dibuat (kode

D). Terdapat soal pada setiap pertemuan dan juga pekerjaan rumah.

Distribusi soal dapat dilihat pada penjabaran pada tabel berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS

Pertemuan Tipe Soal Kode


I Soal Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 D1
cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr.
a) Berapakah massa jenis balok kayu
Inul?
b) Ubahlah satuan massa jenis kedalam
satuan SI (kg/m3)
Andi mempunyai sebuah kubus Timah D2
dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis
kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah
massa kubus Timah Andi?
PR Suatu hari saat bermain teman-teman D3
menemukan sebuah benda berbentuk tak
beraturan berwarna kuning keemasan.
Bagaimana cara teman-teman untuk dapat
menentukan benda apa itu?
II Soal Saat sedang mencangkul Rudi menemukan D4
sebuah benda berwarna putih mengkilat
berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi
menimbang dan menghitung volume benda
tersebut dan mendapat massa sebesar 1050
gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah
teman-teman tau benda apakah itu?
Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang D5
memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3,
kemudian pak Budi membuat mainan untuk
anaknya yang bernama Prian sebuah pedang
mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah
massa jenis dari pedang kayu Prian?
Ida akan melakukan suatu percobaan kecil D6
tentang massa jenis. Ida memiliki cairan
berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr
dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna
merah yang mempunyai massa 50 gr dan
volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut
Ida tuangkan dalam gelas yang sama.
Menurut teman-teman cairan dengan warna
apa yang berada di bagian atas? Mengapa?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

b. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan tindakan/keterlibatan dalam

proses pembelajaran.

Disamping mengamati keaktifan siswa melalui hasil pekerjaan

siswa, pengamatan juga dilakukan melalui observasi

tindakan/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Distribusi

tindakan/keterlibatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa

Tindakan/keterlibatan Kode
Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A
Siswa melakukan percobaan. C
Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. E
Siswa mengajukan pertanyaan. F

Dari kedua model pengamatan tersebut maka dibuat suatu tabel

pengamatan keaktifan belajar siswa sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa

Jenis Keaktifan Total Persentase


Kode
B C D Keaktifan Per- Keaktifan
Siswa A E F
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 siswa Per-siswa
01
02
03
04
05
Dst.
Rata-rata:

47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa

Aspek Indikator keaktifan Kode Keaktifan/tindakan siswa Sub Kode


Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A
Interpretasi Siswa membuat kesimpulan hasil Mengisi kesimpulan percobaan 1 B1
B
percobaan. Mengisi kesimpulan percobaan 2 B2
Siswa terlibat aktif dalam percobaan 1 C1
Siswa melakukan percobaan. C
Siswa terlibat aktif dalam percobaan 2 C2
Siswa mengerjakan latihan soal D1 D1
Siswa mengerjakan latihan soal D2 D2
Aplikasi
Siswa mengerjakan pekerjaan rumah D3 D3
Siswa menyelesaikan latihan soal. D
Siswa mengerjakan latihan soal D4 D4
Siswa mengerjakan latihan soal D5 D5
Siswa mengerjakan latihan soal D6 D6
Siswa bekerjasama dengan baik dalam
Empati E
kelompok.
Sudut
Siswa mengajukan pertanyaan. F
pandang

48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

c. Wawancara

Wawancara/interviu adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog

yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diberikan

(Suparno, 2010:62).

Menurut Arifin (2012:158) tujuan wawancara adalah sebagai berikut:

1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu

hal atau situasi dan kondisi tertentu.

2) Untuk melengkapi penyelidikan ilmiah.

3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang

tertentu.

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas

terpimpin, yaitu dengan panduan tujuan wawancara dan beberapa

pertanyaan utama. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi penelitian

dengan melihat tanggapan guru mengenai pendekatan UbD, untuk itu dibuat

pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 2.7 Pedoman wawancara

No. Tujuan Pertanyaan


1. Kelebihan dan Menurut Ibu apakah langkah pembelajaran
kekurangan dan evaluasi pembelajaran harus sesuai
pendekatan UbD dengan tujuan pembelajaran?
Menurut yang Ibu amati selama ini apakah
RPP yang dibuat oleh para guru langkah
dan soal sesuai dengan tujuan
pembelajaran? Lalu apakah RPP tersebut
diterapkan dalam proses pembelajaran?
Apakah menggunakan pedoman buatan
sendiri (LKS) menurut Ibu lebih efektif
dibandingkan dengan mengikuti suatu buku
atau LKS pasaran?
Menurut Ibu bentuk evaluasi yang baik itu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

No. Tujuan Pertanyaan


dalam bentuk apa? Mengapa?
Menurut Ibu apakah pendekatan UbD
adalah pendekatan pembelajaran yang baik?
Apa kendala dalam proses pembelajaran
dengan UbD?
2. Efektivitas Menurut Ibu apakah dengan menggunakan
pembelajaran pendekatan UbD pemahaman siswa lebih
dengan pendekatan meningkat? Mengapa?
UbD terhadap hasil
belajar siswa
3. Pengaruh Menurut Ibu apakah saat proses
pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan
dengan pendekatan pendekatan UbD siswa lebih aktif?
UbD terhadap Mengapa?
keaktifan siswa Apakah siswa yang biasanya pasif dapat
lebih aktif?
Apakah dengan meningkatnya keaktifan
siswa membuat pemahaman siswa lebih
baik?
4. Penerapan UbD Apakah Ibu mau menggunakan pendekatan
UbD?

F. VALIDITAS

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian in tidak diuji cobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penyusunan instrumen,

peneliti berkonsultasi dengan guru fisika di sekolah dan dosen pembimbing.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembelajaran

yang bertujuan utama untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran berupa

peningkatan pemahaman siswa dalam materi massa jenis. Indikator keberhasilan

penelitian ini ditandai dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik

dibandingkan kelas kontrol. Selain itu indikator keberhasilan lain penelitian ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

adalah keberhasilan siswa mencapai nilai KKM fisika yang ditetapkan SMP X,

yaitu 78.

Indikator keberhasilan selanjutnya dalam penelitian ini adalah siswa aktif

dalam proses pembelajaran.

H. METODE ANALISIS DATA

H.1. NILAI NEM IPA SD

Nilai NEM IPA SD digunakan untuk mengetahui keadaan pemahaman awal

siswa SMP kelas eksperimen dan kelas kontrol. Daftar tabel NEM IPA SD

mengikuti tabel berikut:

Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen

No. NEM IPA


Urut
01.
02
03.
04.
05.
Dst.

Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol

No. NEM IPA


Urut
01.
02
03.
04.
05.
Dst.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol maka data tersebut dianalisis dengan statistik menggunakan Test-T untuk

Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh mean dan probabilitas (p). Kelas

dengan mean yang lebih tinggi berarti pemahamannya lebih baik selain itu jika p

= .00 < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Jika p = .00 > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

H.2. Evaluasi Akhir

Untuk mengetahui bagaimana pemahaman atau hasil belajar siswa setelah

pembelajaran dengan pendekatan UbD, diukur melalui soal evaluasi akhir.

Pemahaman mengacu pada aspek-aspek pemahamam dalam UbD.

Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman penskoran untuk

masing-masing soal. Berikut ini adalah penskoran penilaian untuk masing-masing

soal:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir

No. Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor


1. Saat pulang sekolah Dodi menemukan sebuah benda yang Aspek :  Menyebutkan alat 1
mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda - Interpretasi, cara yang dibutuhkan.
tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun menentukan langkah  Menjabarkan cara 3
dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada mentukan massa menemukan massa,
kakaknya, “Apakah ini emas kak?”. Kakaknya pun menyarankan jenis volume dan
dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. - Application, menentukan jenis
Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah mengunakan benda
yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda persamaan massa  Menghitung massa 2
tersebut? jenis dalam jenis serta
a) Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menyelesaikan menentukan jenis
menentukan massa jenis benda tersebut? masalah. benda
b) Bagaimana langkah yang harus dilakukan Dodi untuk
mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda
tersebut dengan alat dan bahan yang ada?
c) Jika setelah diteliti didapatkan massanya 8400 gr dan
volumenya 1000 cm3 benda apakah itu?
Total 6
2. Ayah Deden mempunyai sebuah papan kayu besar yang terletak Aspek :  Menghitung massa 3
di samping rumah. Suatu hari Deden memotong papan milik - Application, jenis dan
ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. mengunakan menentukan massa
Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. pengertian dan jenis potongan kayu
Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki kegunaan massa Deden, potongan
massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden jenis dalam kayu Andre dan
juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan menyelesaikan papan milik ayah.
kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan masalah.
 Menjelaskan alasan 1

53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

No. Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor


milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik - explain, dapat bagaimana
Deden. menjelaskan menentukan massa
a) Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; jawaban (alasan). jenis potongan kayu
potongan kayu Andre dan papan milik ayah? Deden, potongan
b) Berikan alasan jawaban teman-teman! kayu Andre dan
papan milik ayah.
Total 4
3. Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Aspek :  Menghitung massa 2
Zat cair Mass (gr) Vol (cm^3) - explain, dapat jenis tiap cairan.
A 16 2 menjelaskan alasan  Menentukan 1
B 12 2 mengapa susunan cairan.
C 14 2 susunannya  Memberikan alasan 2
D 8 2 demikian. mengapa susunan
E 10 2 - Application, demikian.
Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan mengunakan
zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas? persamaan massa
Mengapa susunannya seperti itu? jenis dalam
menyelesaikan
masalah.

54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

No. Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor

?=
?=
?=
?=
?=
Total 5

55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

Total skor soal uraian adalah 15. Kurang lengkapnya suatu jawaban siswa

dapat mengurangi skor per-kriteria sesuai dengan pertimbangan penilai. Untuk

skor soal pilihan ganda adalah 1 per-nomor, sehingga skor akhir soal pilihan

ganda adalah 10. Total skor keseluruhan soal evaluasi akhir adalah 25.

Berdasarkan ketentuan penskoran di atas maka nilai yang diperoleh masing-

masing siswa adalah:

dengan skor total : 25

Setelah dilaksanakan evaluasi terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen

maka peneliti membuat daftar distribusi skor soal evaluasi akhir siswa dengan

tabel berikut:

Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal

untuk kelas eksperimen

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
01
02
03
04
05
Dst.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57

Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal

untuk kelas kontrol

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
01
02
03
04
05
Dst.

Berdasarkan tabel distribusi nilai diatas, evaluasi akhir ini akan dianalisis

dalam tiga jenis analisis yaitu:

a. Analisis Nilai akhir Evaluasi

Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan

pemahaman belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk

keseluruhan soal (soal piilihan ganda dan uraian).

Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi akhir untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai akhir
No. Kelas Kelas
Ketuntasan Ketuntasan
Eksperimen Kontrol
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

b. Analisis Skor Pilihan Ganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan

pemahaman belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

pada soal yang biasa digunakan guru dalam mengevaluasi hasil

pembelajaran. Soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda berjumlah 10

soal, dengan skor tertinggi 10.

Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi pilihan ganda

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor Ketuntasan Skor Skor Ketuntasan
(%) (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.

c. Analisis Skor Uraian

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan

pemahaman belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

pada soal yang dibuat dengan tingkat kesulitan dan pemikiran yang lebih

tinggi. Soal yang digunakan berupa soal uraian berjumlah 3 soal, dengan

skor tertinggi 15.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

Peneliti membuat tabel untuk analisa skor uraian untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Skor Hasil Evaluasi Uraian


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor Ketuntasan Skor Skor Ketuntasan
(%) (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.

Untuk mengetahui apakah pemahaman siswa antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol berbeda atau tidak, maka data pada tiga jenis analisis di atas

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang

Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh mean dan probabilitas (p). Kelas

dengan mean yang lebih tinggi berarti pemahamannya lebih baik. Selain itu juga

dilihat melalui nilai p, jika p = .00 < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p = .00 > α = .05, berarti tidak ada

perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Selain itu pemahaman dianalisis melalui perbandingan persentase

ketuntaasan KKM siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebesar

78. Ketuntasan belajar siswa mengikuti ketentuan sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

Nilai siswa ≥ 78 maka tuntas

Nilai siswa < 78 maka tidak tuntas

H.3. Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan

UbD. Tingkat keaktifan siswa dalam kelas dilihat melalui rata-rata persentase

keaktifan siswa yang dapat dilihat pada tabel 2.14, dengan mengikuti ketentuan

mengikuti tabel berikut:

Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa

Rata-rata Keaktifan Siswa (%) Kriteria Keaktifan


81 - 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
21 – 40 Rendah
1 – 20 Sangat Rendah

H.4. Wawancara

Tujuan wawancara adalah untuk melengkapi penyelidikan ini melalui

tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan UbD.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu penyusunan instrumen

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran

Penelitian ini membutuhkan sekolah dimana guru fisika sekolah terkait

bersedia ikut terlibat dalam penyusunan instrumen, selain itu guru juga bersedia

menjadi pelaksana dalam penelitian. Pada minggu ke 2 bulan April peneliti mulai

mencari sekolah yang bersedia menjadi tempat dilaksanakannya penelitian ini.

Akhirnya didapatkan sekolah SMP X, kelas yang didapatkan adalah kelas VII

dikarenakan guru fisika kelas VII yang bersedia menerima penelitian ini.

Setelah mendapatkan guru yang bersedia ikut dalam penelitian ini, pada

tanggal 11 mei 2013 peneliti mengundang guru untuk berdiskusi mengenai garis

besar penelitian dengan dibimbing oleh dosen pembimbing.

Selanjutnya, peneliti bersama dengan guru menentukan materi pembelajaran

yang akan digunakan untuk penelitian. Akhirnya dipilih pokok bahasan massa

jenis karena materi pada semester ganjil SMP pokok bahasan massa jenis dirasa

paling menarik, menarik karena di dalam materi itu terdapat materi penerapan dan

perhitungan yang seimbang selain itu dengan pokok bahasan ini penerapan dapat

segera terlaksana karena pokok bahasan akan dipelajari pada pertengahan

semester.

61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62

Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun RPP materi massa jenis

dengan pendekatan UbD. Penyusunan RPP ini dikerjakan bersama dengan guru,

setelah itu dikonfirmasikan dengan dosen pembimbing. Kendala yang cukup sulit

dalam penyusunan RPP adalah menentukan hasil akhir yang diinginkan yang

meliputi tujuan utama, pemahaman yang ingin dicapai siswa dan pertanyaan

pokok, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah hasil kahir yang

diinginkan ditentukan, dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan

langkah pembelajaran yang tepat dan kontekstual. Langkah pembelajaran dalam

pendekatan UbD ini menggunakan panduan WHERE TO. Penentuan bukti

pembelajaran dan langkah pembelajaran harus sesuai dengan hasil akhir yang

diinginkan. Untuk memandu siswa dalam proses pembelajaran dibuat juga

Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS dibuat berdasarkan bukti evaluasi dan langkah

pembelajaran yang telah ditentukan. Guru juga ikut membantu dalam penyusunan

LKS, yang kemudian dikonfirmasikan kepada dosen pembimbing.

A.2. Pelaksanaan Pembelajaran

A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

Penelitian dilaksanakan di kelas VII b SMP X. Penelitian ini dilaksanakan

pada saat jam fisika di kelas. Pembelajaran berlangsung dua kali pertemuan

selama 2 x 40 menit per pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 24

September 2013 pukul 11:30 WIB sampai pukul 12:50 WIB dan pertemuan kedua

pada tanggal 25 September 2013 pukul 8:40 WIB sampai pukul 10:00 WIB.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63

Proses pembelajaran dilakukan oleh guru fisika dan peneliti sebagai

observer keaktifan belajar siswa. Observasi keaktifan belajar siswa berdasarkan

indikator keaktifan yang telah dibuat dan diobservasi selama pembelajaran materi

massa jenis berlangsung.

Proses pembelajaran benar-benar disesuaikan dengan rencana yang telah

dipersiapkan (RPP), agar sesuai maka dibantu dengan panduan lembar kerja siswa

(LKS). Siswa dibagi dalam 8 kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4 orang.

Setiap kelompok diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran dan bekerjasama

dengan baik.

A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol

Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas VII d SMP X.

Pertemuan pertama pada tanggal 24 September 2013 dan pertemuan kedua pada

tanggal 30 September 2013. Proses pembelajaran pada kelas kontrol ini

menggunakan panduan RPP yang biasa sekolah gunakan.

A.3. Evaluasi Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan UbD dilakukan maka

pada minggu berikutnya pada tanggal 3 Oktober 2013 pada kelas eksperimen

dilaksanakan evalusi pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada pukul 07.45 WIB

sampai dengan pukul 8.45 WIB diikuti oleh seluruh siswa kelas eksperimen yang

berjumlah 32 siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64

Selain pada kelas eksperimen, evaluasi juga diberikan pada kelas kontrol,

hal ini dilakukan untuk menganalisis apakah pembelajaran dengan pendekatan

UbD lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran biasanya dalam pemahaman.

Evaluasi pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2013, evaluasi

dilakukan pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.15 WIB diikuti oleh

seluruh siswa kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa.

B. DATA PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B.1. Penerapan Pendekatan UbD dalam Penyusunan Rancangan

Pembelajaran.

UbD merupakan pendekatan dalam menyusun rancangan pembelajaran

untuk mengusahakan peningkatan pemahaman siswa. Hal pertama yang dilakukan

adalah merumuskan hasil yang diinginkan yang meliputi tujuan utama,

pemahaman yang ingin dicapai siswa dan pertanyaan pokok. Setelah hasil akhir

yang diinginkan dirumuskan, dilanjutkan menentukan bukti pembelajaran yang

kontekstual dan langkah pembelajaran yang sesuai dengan hasil akhir yang

diinginkan. Dalam menyusun langkah pembelajaran digunakan panduan

“WHERE TO”. Selain itu di dalam proses pembelajaran siswa harus didorong

pada tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Berikut adalah kelebihan dari rancangan perencanaan pembelajaran dengan

pendekatan UbD:

Mengutamakan kekonsistenan langkah pembelajaran dan soal evaluasi

dengan tujuan pembelajaran.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65

Sangat jelas hasil akhir apa yang akan dan ingin dicapai oleh siswa setelah

mengikuti proses pembalajaran.

Langkah pembelajaran disusun dengan WHERE TO dan soal dibuat sesuai

dengan tujuan utama dam pemahaman yang ingin dicapai serta kontekstual.

Dalam proses pembelajaran siswa berada pada pemikiran yang lebih tinggi.

Berikut adalah kendala penyusunan dan penerapan rancangan perencanaan

pembelajaran dengan pendekatan UbD:

Dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama dalam penyusunan RPP,

khususnya dalam penentuan hasil akhir yang diinginkan.

Sekolah terbiasa terpaku dengan satu sumber belajar, sedangkan UbD

membutuhkan banyak referensi agar mendapatkan bukti pembelajaran dan

langkah pembelajaran yang tepat.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan UbD

membutuhkan jam yang lebih banyak dari yang ditentukan, sehingga jadwal

materi lain ikut mundur.

B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan

B.2.a. Pemahaman Awal Siswa

B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa

NEM IPA digunakan sebagai tolok ukur pemahaman awal kelas ekperimen

dan kelas kontrol. Daftar NEM IPA SD siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66

a) Kelas ekperimen

Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen

NO. NEM NO. NEM


URUT IPA URUT IPA
01 9.5 17 9.25
02 8.5 18 9.75
03 9.25 19 9.75
04 9.5 20 9.75
05 9.25 21 8.25
06 9.5 22 9.5
07 9 23 10
08 10 24 9.25
09 9.25 25 9.25
10 9.25 26 9.25
11 9.5 27 9.75
12 9.5 28 9.5
13 9.5 29 9.5
14 9.5 30 9
15 9 31 8.75
16 9 32 9.25

b) Kelas kontrol

Tabel 3.2 daftar NEM IPA SD kelas kontrol

NO. NEM NO. NEM


URUT IPA URUT IPA
01 9 17 8.75
02 7.75 18 9.5
03 9.5 19 9.75
04 9.25 20 9.25
05 10 21 10
06 9.75 22 9.25
07 9.5 23 7.75
08 9.25 24 8.75
09 9.25 25 9.25
10 9.25 26 8.75
11 9 27 9.5
12 9.5 28 10
13 9.5 29 9.5
14 9.25 30 9.5
15 9.25 31 8.25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67

NO. NEM NO. NEM


URUT IPA URUT IPA
16 9 32 8.25

B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD

Untuk mengetahui apakah NEM dari kedua kelas berbeda atau tidak, maka

nilai NEM dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample test).

Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil statistik perbandingan NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 32 9.3359 .38421 .06792
NILAI
Kontrol 32 9.1875 .56796 .10040
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t Df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differe Error Interval of the
tailed) nce Differe Difference
nce Lower Upper
Equal 2.416 .125 1.225 62 .225 .14844 .12122 -.09387 .39075
variances
assumed
NILAI Equal 1.225 54.460 .226 .14844 .12122 -.09454 .39142
variances
not
assumed

Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Mean kelas eksperimen = 9,3395 dan mean kelas kontrol = 9,1875

Probabilitas (p) = 0,225 > 0,05


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68

B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA

SD

Berdasarkan hasil analisis yang diuji dengan test-T untuk kelompok

independen diketahui bahwa mean kelas eksperimen dan kelas kontrol hampir

sama, dengan probabilitas 0,225 > 0,05; hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Hal ini menyatakan bahwa tingkat kemampuan awal antara siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak berbeda secara signifikan.

B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa

B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir

Nilai evaluasi akhir adalah hasil pemahaman siswa selama mengikuti proses

pembelajaran materi massa jenis. Hasil evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sebagai berikut:

a) Kelas Eksperimen

Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas

eksperimen

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
01 9 4.5 2.5 4 20 80
02 10 5.5 4 5 24.5 98
03 10 5.5 1.5 5 22 88
04 8 6 2 5 20 80
05 9 5 4 5 23 92
06 10 6 2 5 23 92
07 10 5 4 5 24 96
08 10 6 2 5 23 92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
09 10 5.5 1.5 2.5 19.5 78
10 9 4 1.5 4 18.5 74
11 9 5 2 4 20 80
12 10 3.5 1 5 19.5 78
13 10 4 4 5 23 92
14 10 5.5 2.5 5 23 92
15 10 3.5 1 4 18.5 74
16 10 5.5 2.5 5 23 92
17 10 6 1.5 5 22.5 90
18 9 6 2 5 22 88
19 10 6 4 5 25 100
20 10 4.5 4 4 22.5 90
21 10 6 1.5 5 22.5 90
22 10 5.5 2 5 22.5 90
23 10 5 4 3 22 88
24 10 5.5 4 5 24.5 98
25 10 5 1.5 5 21.5 86
26 10 5.5 1.5 5 22 88
27 10 6 3.5 5 24.5 98
28 10 6 1.5 5 22.5 90
29 10 6 4 5 25 100
30 10 4.5 4 5 23.5 94
31 10 5 1 5 21 84
32 10 6 3.5 5 24.5 98

b) Kelas Kontrol

Tabel 3.5 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas

kontrol

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
01 8 4 1 4 17 68
02 9 4 1.5 5 19.5 78
03 9 3 2 4 18 72
04 9 5 2 5 21 84
05 9 6 1.5 4 20.5 82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70

Skor untuk Setiap Soal


Kode Jumlah Nilai
Siswa Pilihan Ganda Uraian Skor Akhir
(1) – (10) (1) (2) (3)
06 8 5.5 2 5 20.5 82
07 9 4.5 2.5 3.5 19.5 78
08 8 5 2 5 20 80
09 10 5.5 2 5 22.5 90
10 9 5.5 2 3.5 20 80
11 8 5 1 2 16 64
12 8 4 2 2.5 16.5 66
13 8 5.5 1.5 3 18 72
14 9 6 1 3 19 76
15 8 4 2 3.5 17.5 70
16 10 5 1.5 5 21.5 86
17 9 4.5 0.5 3 17 68
18 10 4.5 0.5 4 19 76
19 9 4.5 2.5 5 21 84
20 8 2.5 1 5 16.5 66
21 10 4 1.5 5 20.5 82
22 10 4.5 1.5 3.5 19.5 78
23 6 3 1.5 3 13.5 54
24 10 6 2.5 3.5 22 88
25 10 5 1.5 5 21.5 86
26 10 5 1.5 5 21.5 86
27 9 4.5 1.5 4 19 76
28 9 4 3 5 21 84
29 10 5 1.5 3 18.5 74
30 10 4.5 0.5 5 20 80
31 10 6 2 5 23 92
32 10 5.5 2.5 5 23 92

B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa

B.2.b.2).a). Analisis Nilai Akhir Evaluasi

Tabel 3.6 Nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai akhir
No. Kelas Ketuntasan Kelas Ketuntasan
Eksperimen Kontrol
1. 80 Tuntas 68 Tidak Tuntas
2. 98 Tuntas 78 Tuntas
3. 88 Tuntas 72 Tidak Tuntas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71

Nilai akhir
No. Kelas Ketuntasan Kelas Ketuntasan
Eksperimen Kontrol
4. 80 Tuntas 84 Tuntas
5. 92 Tuntas 82 Tuntas
6. 92 Tuntas 82 Tuntas
7. 96 Tuntas 78 Tuntas
8. 92 Tuntas 80 Tuntas
9. 78 Tuntas 90 Tuntas
10. 74 Tidak Tuntas 80 Tuntas
11. 80 Tuntas 64 Tidak Tuntas
12. 78 Tuntas 66 Tidak Tuntas
13. 92 Tuntas 72 Tidak Tuntas
14. 92 Tuntas 76 Tidak Tuntas
15. 74 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
16. 92 Tuntas 86 Tuntas
17. 90 Tuntas 68 Tidak Tuntas
18. 88 Tuntas 76 Tidak Tuntas
19. 100 Tuntas 84 Tuntas
20. 90 Tuntas 66 Tidak Tuntas
21. 90 Tuntas 82 Tuntas
22. 90 Tuntas 78 Tuntas
23. 88 Tuntas 54 Tidak Tuntas
24. 98 Tuntas 88 Tuntas
25. 86 Tuntas 86 Tuntas
26. 88 Tuntas 86 Tuntas
27. 98 Tuntas 76 Tidak Tuntas
28. 90 Tuntas 84 Tuntas
29. 100 Tuntas 74 Tidak Tuntas
30. 94 Tuntas 80 Tuntas
31. 84 Tuntas 92 Tuntas
32. 98 Tuntas 92 Tuntas

Untuk mengetahui apakah pemahaman siswa melalui nilai akhir dari kedua

kelas berbeda atau tidak, maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel

independen (independent sample test).

Berdasarkan tabel 3.6 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72

Tabel 3.7 Hasil statistik perbandingan nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 32 89.0625 7.34380 1.29821
NILAI
Kontrol 32 77.9375 8.83518 1.56185
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differenc Error Interval of the
taile e Differenc Difference
d) e Lower Upper
Equal .974 .327 5.478 62 .000 11.12500 2.03095 7.06519 15.18481
variances
assumed
NILAI Equal 5.478 59.995 .000 11.12500 2.03095 7.06249 15.18751
variances
not
assumed

Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Mean kelas eksperimen = 89,0625 dan mean kelas kontrol = 77,9375

Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05

Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas

kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata

(mean) nilai akhir evaluasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda

secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman

siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dengan melihat nilai akhir evaluasi terdapat 30 siswa dari 32 siswa pada

kelas eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73

Hal ini berarti 93,75 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol terdapat

19 siswa dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 59,375 %

siswa kelas kontrol tuntas.

B.2.b.2).b). Analisis Skor Pilihan Ganda

Tabel 3.8 Skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan
(%) (%)
1. 9 90 Tuntas 8 80 Tuntas
2. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
3. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
4. 8 80 Tuntas 9 90 Tuntas
5. 9 90 Tuntas 9 90 Tuntas
6. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
7. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
8. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
9. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
10. 9 90 Tuntas 9 90 Tuntas
11. 9 90 Tuntas 8 80 Tuntas
12. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
13. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
14. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
15. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
16. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
17. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
18. 9 90 Tuntas 10 100 Tuntas
19. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
20. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas
21. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
22. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
23. 10 100 Tuntas 6 60 Tidak Tuntas
24. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
25. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
26. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
27. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
28. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas
29. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan
(%) (%)
30. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
31. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
32. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas

Untuk mengetahui apakah skor pilihan ganda dari kedua kelas berbeda atau

tidak, maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent

sample test).

Berdasarkan tabel 3.8 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 32 97.8125 4.90844 .86770
NILAI
Kontrol 32 90.3125 9.66683 1.70887
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differenc Error Interval of the
tailed) e Differen Difference
ce Lower Upper
Equal 8.813 .004 3.913 62 .000 7.50000 1.91654 3.66889 11.33111
variances
assumed
NILAI Equal 3.913 45.989 .000 7.50000 1.91654 3.64217 11.35783
variances
not
assumed

Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Mean kelas eksperimen = 91,8125 dan mean kelas kontrol = 90,3125

Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75

Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas

kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata

(mean) skor pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda

secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman

siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dengan melihat skor pilihan ganda diketahui bahwa semua siswa pada kelas

eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78. Hal ini

berarti 100 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol terdapat 31 siswa

dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 96,875 % siswa kelas

kontrol tuntas.

B.2.b.2).c). Analisis Skor Uraian

Tabel 3.10 Skor uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol

Skor Hasil Evaluasi Uraian


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan
(%) (%)
1. 11 73.33 Tidak Tuntas 9 60.00 Tidak Tuntas
2. 14.5 96.67 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas
3. 12 80.00 Tuntas 9 60.00 Tidak Tuntas
4. 13 86.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas
5. 14 93.33 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas
6. 13 86.67 Tuntas 12.5 83.33 Tuntas
7. 14 93.33 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas
8. 13 86.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas
9. 9.5 63.33 Tidak Tuntas 12.5 83.33 Tuntas
10. 9.5 63.33 Tidak Tuntas 11 73.33 Tidak Tuntas
11. 11 73.33 Tidak Tuntas 8 53.33 Tidak Tuntas
12. 9.5 63.33 Tidak Tuntas 8.5 56.67 Tidak Tuntas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76

Skor Hasil Evaluasi Uraian


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No.
Skor Skor
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan
(%) (%)
13. 13 86.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas
14. 13 86.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas
15. 8.5 56.67 Tidak Tuntas 9.5 63.33 Tidak Tuntas
16. 13 86.67 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas
17. 12.5 83.33 Tuntas 8 53.33 Tidak Tuntas
18. 13 86.67 Tuntas 9 60.00 Tidak Tuntas
19. 15 100.00 Tuntas 12 80.00 Tuntas
20. 12.5 83.33 Tuntas 8.5 56.67 Tidak Tuntas
21. 12.5 83.33 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas
22. 12.5 83.33 Tuntas 9.5 63.33 Tidak Tuntas
23. 12 80.00 Tuntas 7.5 50.00 Tidak Tuntas
24. 14.5 96.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas
25. 11.5 76.67 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas
26. 12 80.00 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas
27. 14.5 96.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas
28. 12.5 83.33 Tuntas 12 80.00 Tuntas
29. 15 100.00 Tuntas 9.5 63.33 Tidak Tuntas
30. 13.5 90.00 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas
31. 11 73.33 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas
32. 14.5 96.67 Tuntas 13 86.67 Tuntas

Untuk mengetahui apakah skor uraian dari kedua kelas berbeda atau tidak,

maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample

test).

Berdasarkan tabel 3.10 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut:

Tabel 3.11 Hasil statistik perbandingan nilai uraian kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 32 83.4375 11.18385 1.97704
NILAI
Kontrol 32 69.8958 10.45504 1.84821
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differenc ErrorInterval of the
taile e Differen
Difference
d) ce Lower Upper
Equal .072 .790 5.004 62 .000 13.54167 2.70639 8.13166 18.95167
variances
assumed
NILAI Equal 5.004 61.721 .000 13.54167 2.70639 8.13117 18.95216
variances
not
assumed

Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Mean kelas eksperimen = 83,4375 dan mean kelas kontrol = 68,8958

Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05

Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas

kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata

(mean) skor uraian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara

signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman siswa

kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dengan melihat nilai akhir evaluasi terdapat 25 siswa dari 32 siswa pada

kelas eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78.

Hal ini berarti 78,125 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol

terdapat 9 siswa dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 28,125

% siswa kelas kontrol tuntas.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78

B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa

Dari hasil analisis hasil evaluasi akhir diketahui bahwa baik secara

keseluruhan, hanya pilihan ganda maupun hanya uraian nilai mean kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan juga terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti

pemahaman siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

Secara keseluruhan untuk nilai evaluasi akhir menunjukkan bahwa kelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dalam pemahamannya. Selain itu dalam

hal ketuntasan belajar kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol yaitu

93,75 % siswa kelas eksperimen tuntas dan 59,375 % siswa kelas kontrol tuntas.

Dalam evaluasi akhir terdapat dua bentuk soal yaitu pilihan ganda dan

uraian. Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang digunakan oleh sekolah dan

soal uraian dibuat oleh peneliti dengan meningkatkan tingkat kesulitan soal.

Menurut hasil analisis baik soal bentuk pilihan ganda maupun uraian kelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

Dari hasil analisis pada soal pilihan ganda diketahui bahwa kelas

eksperimen lebih banyak yang tuntas dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu

100 % siswa tuntas untuk kelas eksperimen dan 96,875 % siswa yang tuntas pada

kelas kontrol. Hal ini berarti semua siswa kelas eksperimen mencapai angka

ketuntasan, sedangkan untuk kelas kontrol terdapat satu siswa yang tidak tuntas.

Untuk soal bentuk uraian 78,125 % siswa kelas eksperimen tuntas,

sedangkan 28,125 % siswa kelas kontrol tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa kelas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79

eksperimen lebih baik dalam mengerjakan soal uraian yang lebih sulit dari soal

pilihan ganda.

Pada pelajaran fisika di sekolah biasanya siswa mampu mencapai KKM,

namun itu dengan bentuk soal pilihan ganda. Pada penelitian ini jika dinilai hanya

dengan soal pilihan ganda maka pada kedua kelas hanya satu yang tidak tuntas.

Untuk pelajaran fisika bentuk soal uraian lebih baik dibandingkan soal

pilihan ganda, karena uraian dapat secara jelas mengukur pemahaman siswa

sedangkan pada soal bentuk pilihan ganda siswa masih dapat dengan sistem

menebak saja.

Dalam penelitian ini kelas eksperimen lebih memahami materi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang artinya pembelajaran pada kelas

eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran pada kelas kontrol,

terbukti dari siswa kelas eksperimen dapat menyelesaikan soal uraian serta dapat

menyelesaikan soal pilihan ganda lebih baik dari kelas kontrol. Selain itu

ketuntasan KKM pada kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol.

B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa

B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa

Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa dilakukan observasi

terhadap tidakan / keterlibatan siswa sesuai dengan indikator yang telah dibuat.

Hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 3.12 Observasi keaktifan belajar siswa

Jenis Keterlibatan Persentase


Total
Kode Siswa B C D Keterlibatan
A E F Keterlibatan
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 (%)
01 - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - 10 77
02 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
03 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
04 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
05 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100
06 - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - - 9 69
07 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
08 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
13 - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - - 9 69
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
15 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
16 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
18 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 92
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
22 - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - 10 77

80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Jenis Keterlibatan Persentase


Total
Kode Siswa B C D Keterlibatan
A E F Keterlibatan
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 (%)
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
25 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
26 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - 11 85
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
30 - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - - 9 69
31 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
Rata-rata :
88

Keterangan : Nilai persen (%) merupakan hasil pembulatan; kurang dari 0,5 dihilangkan; 0,5 atau lebih dijadikan 1.

81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82

B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa adalah

88 %. maka dapat dikatakan bahwa kriteria keaktifan belajar siswa kelas

eksperimen adalah sangat tinggi.

B.3. Tanggapan Guru

Berdasarkan hasil wawancara maka tanggapan guru terhadap UbD dapat

disimpulkan sebagai berikut (Transkip hasil wawancara terlampir pada lampiran

B5 hal 169):

1) Kelebihan dan kekurangan pendekatan UbD

Kelebihan pendekatan UbD:

Evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran menjadi sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Guru dapat dengan leluasa menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan

keadaan sekolah.

Dalam pembelajaran dengan pendekatan UbD menggunakan LKS buatan

sendiri, dengan LKS buatan sendiri maka siswa akan lebih mudah

memahami.

Menggunakan evaluasi pembelajaran yang tepat, dan kontekstual untuk

mengukur pemahaman siswa.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83

Kekurangan pendekatan UbD:

Saat siswa dibebaskan (inkuiri) dalam proses pembelajaran siswa

cenderung tidak teratur, sehingga guru harus pandai mengendalikan

keadaan siswa.

Waktu persiapan, khususnya bagi yang sudah menjadi seorang guru

karena waktu yang dimiliki guru sedikit.

Waktu proses pembelajaran juga menjadi lebih lama sehingga sulit

mengatur jumlah jam untuk tiap materi, namun secara pribadi terus

terang lebih senang mundur sedikit tapi siswa nya lebih paham daripada

menggunakan waktu yang sesuai tapi hasilnya tidak maksimal.

2) Efektivitas pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap hasil belajar

siswa

Pemahaman siswa meningkat, terbukti dengan perbedaan nilai

evaluasi akhir antara kelas eksperimen yang lebih baik dari kelas kontrol.

3) Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap keaktifan siswa

Keaktifan siswa meningkat.

4) Penerapan UbD

Tahun depan bersama teman-teman akan kerkolaborasi mencoba

menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84

C. KETERBATASAN PENETILIAN

Penelitiana ini memiliki keterbatasan yang dijumpai oleh peneliti, antara

lain :

1. Pendekatan Understanding by Design ini merupakan hal baru bagi guru dan

peneliti, sehingga tidak ada penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan

pembanding dan panduan.

2. Penggunaan LKS sebagai panduan belajar siswa diharapkan dapat

menciptakan suasana pembelajaran dengan pendekatan UbD yang kondusif .

Akan tetapi pada kenyataannya pada saat pembelajaran kondisi siswa agak

ramai, dikarenakan waktu yang dibutuhkan siswa menyelesaikan tugas

dalam LKS tidak sama. maka diperlukan strategi lain agar suasana

pembelajaran tetap kondisif.

3. Waktu pembelajaran dengan pendekatan UbD berkurang 10 menit tiap 1

jam pelajaran dikarenakan bertepatan dengan bulan puasa, sehingga

kegiatan siswa terbatas.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan penelitian serta analisis data dari hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by

Design.

a. Penyusunan rancangan pembelajaran dengan pendekatan

Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang

ingin dicapai, yang meliputi tujuan utama, pemahaman yang ingin

dicapai, dan pertanyaan dasar/pokok materi kemudian dilanjutkan

dengan menentukan bukti pembelajaran dan lagkah pembelajaran yang

tepat dan kontekstual.

b. Langkah pembelajaran disusun dengan pedoman “WHERE TO”.

2. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran materi massa jenis dengan pendekatan Understanding

by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X, terbukti

dari kelas eksperimen memiliki rata-rata pemahaman dan ketuntasan belajar

lebih baik daripada kelas kontrol baik secara keseluruhan, pilihan ganda

maupun uraian.

85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86

3. Keaktifan Belajar Siswa

Rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen (siswa kelas VII b

SMP X) adalah 88 % yang berarti keaktifan siswa sangat tinggi.

B. SARAN

Pada bagian akhir penulisan skripsi ini, peneliti memberikan beberapa saran

agar penelitian mendatang lebih baik, yaitu:

1. Guru atau peneliti lain diharapkan dapat mencari cara yang lebih cepat dan

tepat dalam penentuan langkah pertama rancangan pembelajaran dengan

pendekatan UbD, yaitu hasil akhir yang diinginkan agar waktu yang

diperlukan dalam penyusunan lebih cepat.

2. Guru atau peneliti lain harus mencari strategi lain untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga pembelajaran dengan

pendekatan UbD terlaksana dengan baik.

3. Dalam pelaksanaan penelitian perlu diusahakan agar pembelajaran dapat

terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

____________. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Bosak, Susan V. 2011. Mengenal Sains. Jakarta Barat : PT Indeks Permata Puri

Media.

Budi, Kartika. 2001. Berbagai Strategi untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif

dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, dan Sikap

Mereka pada Strategi Tersebut. Widya Mandala, Edisi April 2001.

Clayton, Susan. 2011. Understanding by Design: Designing Learning, Assesment

and Teaching for Understandinng. hal: 63-66, Vol: 16.

Hamalik, H Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk Kelas VII. Jakarta : Erlangga.

Longman, A.W. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objevtives. A Briged Edition,

Inc.

McTinghe, Jay and Seif, Elliott. A Summary of Underlying Theory and Resarch

Base for Understanding by Design. UbD Research Base.

Setyosari, Punaji. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta : Kencana Predana Media Group.

87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88

Sudrajat, akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,

Taktik dan Model Pembelajaran diakses tanggal 21 juni 2013, jam 1:43 pm

dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-

metode-teknik-dan-model-pembelajaran/

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Penerbit

USD.

___________. 2007. Kajian & Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT.

Yogyakarta : Penerbit USD.

Widodo, Ari. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, Buletin

Puspendik. 3(2), 18-29.

Wiggins, Grant and McTinghe, Jay. 2006. Understanding by Design. New Jersey :

Pearson Education.

Wiggins, Grant. Overview of UbD & the Design Template. 2005.

http://www.grantwiggins.org/documents/UbDQuikvue1005.pdf.

Zukaf, Gary. 2003. Makna Fisika Baru dalam Kehidupan. Yogyakarta : Kreasi

Wacana Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89

Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN


DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

Sekolah : SMP X
Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi :
3. Memahami wujut zat dan perubahannya
B. Kompetensi Dasar :
3.2. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
C. Metode Pembelajaran :
Eksperimen
Diskusi Kelompok

HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN

Tujuan Utama
1. Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2)
2. Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)
3. Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)

Pertanyaan Utama
1. Apa itu massa jenis?
2. Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam
kehidupan sehari-hari?
3. Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?

Pemahaman
Siswa akan memahami bahwa :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90

Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa
zat dan volume zat.
Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat.
Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis
zat.

Siswa akan mengetahui : Siswa akan dapat / mampu:


1. Pengertian masssa jenis. 1. Menyelesaikan persoalan mengenai
2. Cara menentukan massa jenis massa jenis zat.
suatu zat. 2. Menjelaskan manfaat/aplikasi
3. Persamaan massa jenis. massa jenis zat.
4. Manfaat massa jenis dalam 3. Mengaplikasikan konsep massa
kehidupan. jenis dalam kehidupan..

BUKTI PENILAIAN

Tugas performa Bukti Lain


1. Percobaan “Penentuan Massa 1. Latihan soal (LKS hal. 4 dan LKS
Jenis” – Siswa menentukan hal. 10-11)
massa jenis suatu zat, kemudian 2. Pekerjaan rumah (LKS hal. 5)
merumuskan persamaan massa 3. Evaluasi akhir
jenis. Selain itu siswa
mengetahui bahwa massa jenis
merupakan ciri khas suatu
zat/benda.
2. Domonstrasi “Benda Apa Ini” –
Siswa menentukan langkah /
cara untuk menentukan jennis
zat / benda yang belum dketahui.
3. Percobaan “Density” – Siswa
memahami mengapa terjadi
peristiwa terapung, melayang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91

dan tenggelam. Siswa


mengaplikasikan konsep massa
jenis untuk membuat dan
menunjukkan peristiwa
terapung, melayang dan
tenggelam.

PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN PERTAMA :
1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan
siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara minyak dan air?
Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu
kalian miliki adalah asli?). H
2. Geru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam
proses belajar mengenai materi massa jenis.
3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa
zat dan volume zat. R
4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing
kelompok berjumlah 4 siswa. O
5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa
Jenis” dan meminta siswa untuk mengikuti panduan LKS (mengikuti
langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E-1, R
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan
kelompok lain menanggapi. R
7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R
8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan
MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1
9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode
tutorial teman sebaya). E-2
10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain
menanggapi. R
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92

11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang


didapatkan melalui pertanyaan. R
12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R

PERTEMUAN KEDUA :
1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak
yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa
memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat
untuk pekerjaan rumah). R
2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan
siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang
dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa
terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?). H
3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa Ini”
(pendemo adalah perwakilan siswa). E-1
4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa
memperbaiki pekerjaan rumah. R
5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan
menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan
pertama). E-1
6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan
(bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R
7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R
8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode
tutorial teman sebaya). E-2
9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain
menanggapi. R
10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang
didapatkan melalui pertanyaan. R
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93

Yogyakarta, September 2013


Mengetahui,
Kepala SMP, Guru Pamong,

(__________________) (Dewi)

Dosen Pembimbing, Peneliti,

(Drs. T. Sarkim M.Ed., Ph.D.) (A. Noven Yovinda)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102

Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa


Sub
Aspek Indikator keaktifan Kode Keaktifan/tindakan siswa
Kode
Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A
Interpretasi Siswa membuat kesimpulan hasil Mengisi kesimpulan percobaan 1 (massa jenis) B1
B
percobaan. Mengisi kesimpulan percobaan 2 (Density) B2
Siswa terlibat aktif dalam percobaan 1 (massa
C1
Siswa melakukan percobaan. C jenis)
Siswa terlibat aktif dalam percobaan 2 (Density) C2
Siswa mengerjakan latihan soal D1 D1
Aplikasi Siswa mengerjakan latihan soal D2 D2
Siswa mengerjakan pekerjaan rumah D3 D3
Siswa menyelesaikan latihan soal. D
Siswa mengerjakan latihan soal D4 D4
Siswa mengerjakan latihan soal D5 D5
Siswa mengerjakan latihan soal D6 D6
Siswa bekerjasama dengan baik dalam
Empati E
kelompok.
Sudut
Siswa mengajukan pertanyaan. F
pandang

106
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATERI MASSA JENIS DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

Total Persentase
Jenis Keaktifan Keaktifan Per- Keaktifan
Kode
siswa Per-siswa
Siswa
B C D
A E F
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18

107
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Total Persentase
Jenis Keaktifan Keaktifan Per- Keaktifan
Kode
siswa Per-siswa
Siswa
B C D
A E F
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Rata-rata :

108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109

Lampiran A5. RPP Sekolah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP X

Kelas/Semester : VII / I

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam )

Alokasi waktu : 2 x 2 pertemuan

Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannnya

Kompetensi Dasar : 3.2. Mendiskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan


sehari- hari

A. Indikator
1. Mengukur massa dan volume dari berbagai zat padat dan zat cair.
2. Menghitung massa jenis suatu zat berdasarkan pengukuran dan
membandingkan dengan data (table) yang telah tersedia dalam buku.
3. Menyimpulkan dari percobaan, bahwa massa jenis suatu zat merupakan
ciri bekas suatu zat.
4. Mengaplikasikan konsep massa jenis untuk pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian massa jenis


2. Menggunakan peralatan untuk menentukan massa jenis zat dengan teliti
dan hati-hati.
3. Menghitung besarnya massa jenis zat dengan cermat dan teliti
4. Menyebutkan peralatan yang berdasarkan prinsip massa jenis

C. Materi Pembelajaran

Massa jenis zat

Massa jenis suatu zat adalah perbandingan antara massa dan volume benda,
saruannya kg/m3. Massa jenis zat bergantung pada jenis zatnya tetapi tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110

bergantung pada massa dan volumenya, maka massa jenis merupakan cirri khas
suatu benda.

Apabila massa adalah m, stuannya kg, g, Volume adalah v, satuannya m3, cm3,
Massa jenis dilambangkan dengan ρ, satuannya kg/m3 atau g/cm3, maka dapat
dirumuskan:

D. Metode Pembelajaran

1. Model : Direct Instructions dan Kooperatif Learning

2. Metode : Diskusi Kelompok dan Eksperimen

E. Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

Kegiatan Pendahuluan

1. Berdoa untuk mengawali pelajaran (religius)


2. Mengabsen kehadiran siswa (disiplin)
3. Motivasi dan apresepsi
4. Apakah setiap benda yang massanya sama volume juga sama ?
5. Prasyarat pengetahuan
6. Apakah satuan massa jenis ?
7. Termasuk besaran apakah massa jenis itu ?
8. Pra Eksperimen
9. Sebelum melakukan percobaan perhatikan ketentuan penggunaan alat

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111

3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta


didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

Elaborasi:

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.


2. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil neraca dua
lengan, mistar, kayu, besi, alumunium, busa dan karet.
3. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan massa jenis sebagai
ciri khas suatu zat.
4. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
pengaruh massa dan volume benda terhadap massa jenisnya.
5. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik
apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta
didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat
kesimpulan dari data percobaan.
7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
8. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.

Konfirmasi:

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa


2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;


4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

2. Pertemuan Kedua

Kegiatan Pendahuluan

1. Motivasi dan apresepsi


2. Mengapa batu dapat tenggelam ?
3. Prasyarat pengetahuan
4. Massa jenis setiap benda apakah selalu sama ?
5. Pra Eksperimen
6. Sebelum melakukan percobaan perhatikan ketentuan penggunaan alat

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan

Elaborasi:

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan faktor-faktor yang


mempengaruhi massa jenis suatu zat.
2. Guru memberikan contoh soal cara menghitung massa jenis suatu zat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113

3. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai
massa jenis suatu zat di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain
memperhatikannya.
4. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
5. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.
Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar,
guru dapat langsung memberikan bimbingan.
6. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan aplikasi konsep massa
jenis dalam kehi-dupan sehari-hari.
7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
8. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.

Konfirmasi:

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa


2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

F. Sumber Belajar :

1. Buku Sains IKIP Malang

2. Buku Paket Sains , Depdiknas

3. LKS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114

4. Buku Referensi yang relevan

5. Alat-alat Praktikum

G. Penilaian hasil Belajar

1. Teknik:

a. Tes Tertulis

b. Tes Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen

Isian /Uraian

Uji petik kerja prosedur

3. Contoh Instrumen

Instrumen tes uraian

INSTRUMEN PENILAIAN

Materi
No Soal Kunci Skor
Pokok
2. 3.2. Massa 1. Apakah yang 1. Besarnya massa 2
Jenis menyebabkan benda dapat jenis yg berbeda
terapung, tenggelam dan 2. Perbandingan 2
melayang ? antara massa dan
2. Apakah yang dimaksud volume benda
massa jenis / rapat jenis 3. Karena jenis zat
zat ? berbeda 2
3. Mengapa besarnya 4. m= 100 gram
massa jenis setiap zat 2
berbeda ? 5. Mengukur volume
4. Air dalam gelas ukur dng gelas ukur : 2
volumenya 100 cm3, jika massa batu
massa jenis air 1
gram/cm3. Berapa gram
massa nya ?
5. Jelaskan secara singkat !
Bagaimana caranya
mengetahui massa jenis
batu yang bentuknya tak
beraturan ?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115

6.Dengan menggunakan
alat ukur mistar , gelas
ukur, neraca ohauss. Siswa
diminta melakukan
pengukuran massa jenis
beberapa benda .

Uji petik kerja prosedur

Bagaimana besarnya massa jenis benda jika volume benda bertambah ? Buktikan
jawabanmu !

Rubrik :

No Aspek Skor
1 Memilih alat dengan benar 2
2 Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar 4
3 Memperoleh data 2
4 Membuat kesimpulan dengan benar 2
Jumlah skor 10

Kalasaan, Juli 2013

Mengetahui,

Kepala SMP X Guru Mata Pelajaran


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116

Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah


SOAL ULANGAN MASSA JENIS

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

01. Massa jenis atau kerapatan suatu zat merupakan perbandingan antara ….
A. Berat dan volume C. massa dan volume
B. Volume dan berat D. Volume dan massa
02. Satuan di bawah ini yang menyatakan satuan massa jenis adalah ….
A. g/cm 3 B. g/cm 2 C. g/cm D. g
03. Perhatikan data berikut!
1. Panjang benda 3. Berat benda
2. Volume benda 4. Massa benda.
Untuk mengetahui massa jenis suatu zat kita harus mengetahui …..
A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4
04. Suatu zat memiliki cirri-ciri tertentu. Ciri khas suatu zat dapat diketahui dari ….
A. Volumenya B. massanya C. massa jenisnya D. hambatan jenisnya
05. Alat yang diperlukan untuk menentukan massa jenis zat padat yang bentuknya
teratur adalah ….
A. Neraca dan gelas ukur C. gelas ukur dan stop watch
B. Neraca dan mistar D. neraca dan termometer
06. Massa jenis alumunium yang memiliki massa 135 gr dan volume 50 cm 3
adalah ….
A. 270 g/cm3 B. 27 g/cm3 C. 2,7 g/cm3 D. 0,27 g/cm3
07. Massa jenis air 1 gr/cm3, nilai ini sama dengan ….
A. 10000 kg/m3 B. 1000 kg/m3 C. 100 kg/m3 D. 10 kg/m3
08. Massa jenis sebuah kubus yang panjang rusuknya 5 cm dan memiliki massa
500 gr adalah ….
A. 4 gr/cm3 B. 10 gr/cm3 C. 15 gr/cm3 D. 25 g/cm3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117

09. Perhatikan table berikut!


Jenis Zat Massa jenis (kg/cm3) Jenis Zat Massa Jenis
(kg/m3)
Alumunium 2,7 x 10 3 Emas 1,93 x 104
Besi 7,80 x 103 Granit 2,70 x 103
Tembaga 8,90 x 103 Kayu 0,30- 0,90 x 103
timbal 1,13 x 103 Kaca 2,40 – 2,80 x 103
Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut:

No. Jenis Zat Massa Jenis Zat (kg/m3)


1. Zat A 2,7 x 10 3
2. Zat B 1,91 x10 3
3. Zat C 7,60 x 10 3
Dari data di atas, jenis zat A,B dan C adalah ….
A. Besi, kaca, granit C. timbale, emas, tembaga
B. Kayu, timbale, besi D. alumunium, emas, besi
10. Perhatikan gambar berikut!
Massa jenis benda yang mempunyai massa 78
gram dan volume seperti gambar di bawah adalah
m m
l 4 l 4 … gr/cm3
0 0
3 3
0 0 A. 78
2 2
01 01 B. 7,8
C. 0,78
0 0
D. 0,078
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis

118
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

119
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

120
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

121
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS)

122
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

123
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

124
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

125
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

127
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

128
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

129
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

130
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

131
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

132
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

133
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

134
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

135
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

136
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

137
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

138
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

139
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

140
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

141
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

142
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol

143
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

144
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

145
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

146
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

147
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

148
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

149
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

150
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

151
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

152
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

153
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

154
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen

155
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

156
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

157
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

158
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

159
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

160
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

161
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

162
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

163
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

164
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

165
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

166
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa


HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATERI MASSA JENIS DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

Jenis Keterlibatan Persentase


Total
Kode Siswa B C D Keterlibatan
A E F Keterlibatan
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 (%)
01 - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - 10 77
02 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
03 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
04 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
05 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100
06 - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - - 9 69
07 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
08 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
09 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
13 - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - - 9 69
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
15 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
16 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
18 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 92
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 100

167
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Jenis Keterlibatan Persentase


Total
Kode Siswa B C D Keterlibatan
A E F Keterlibatan
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 (%)
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
22 - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - 10 77
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
25 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
26 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 11 85
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - 11 85
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
30 - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - - 9 69
31 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 12 92
Rata-rata :
88

Keterangan : Nilai persen (%) merupakan hasil pembulatan; kurang dari 0,5 dihilangkan; 0,5 atau lebih dijadikan 1.

168
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
169

Lampiran B5. Transkrip Wawancara

Peneliti : Menurut Ibu apakah evaluasi dengan langkah pembelajaran itu


harus sesuai dengan tujuan gak bu?

Guru : ya iya..

Peneliti : Kan kalau UbD mau tidak mau harus itu.

Guru : Nah ya iya, itu jelaslah, mengapa kita membuat rumusan tujuan kalau ndak
ingin dicapai di dalam pembelajaran, ya harus, kalau tujuan harus sesuai.

Peneliti : Lalu Ibu tuh mengamati selama ini RPP tuh biasanya dibuatnya tu
sudah sesuai gak to bu? Misalnya untuk soal dan langkahnya itu bener2
dibuat dengan tujuannya bu, jadi enggak tujuannya itu dibuat sendiri terus
langkahnya sendiri.

Guru : E..., sebetulnya, e.., ada sebagaian sudah ada yang belum, karna gini kami
kadang kadang gini, membuat RPP nya itu kan kadang kadang MGMP itu loh,
MGMP IPA yang sering diadakan disetiap hari sabtu untuk IPA, nah itu kadang-
kadang mengapa belum sesuai karena apa? yang membuat kan beberapa orang
guru, padahal konteks sekolahnya kan berbeda-beda, nah kalau saya ya
mengambil dari yang sudah dibuat tapi terus tak sesuaikan sendiri dengan konteks
sekolah saya, maksudnya ya mungkin saya buat apa maksudnya, yang mudah
bahan juga, mudah dicari konteks anak-anaknya dari mana itu, intinya ada yang
sudah ada yang belum, kalau belum saya sesuaikan dengan itu.

Peneliti : Itu satu MGMP sama ya bu?

Guru : Iya,

Peneliti :RPP nya?

Guru : Heem, kalau buat gitu satu MGMP sama.

Peneliti : Terus setelah dibuat itu kalau pengamatan Ibu biasanya gurunya
cenderung menyesuaikan keadaan siswa dikelas saja atau ngikutin RPP
nya?

Guru : Kalau menurut saya secara pribadi setelah dibuat itu saya pelajari lagi,
saya sesuaikan dengan kondisi saya, di sekolah saya. Misalnya contoh kalau saya
harus penelitian kimia, padahal bahan kimia yang di sebutkan di RPP pembuat,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
170

oleh pembuat yang mungkin tidak dari kalangan SMP, itu gak ada, otomatis tak
rubah, jadi seperti itu, saya sesuaikan dengan kondisi di sekolah saya.

Peneliti : Berarti mungkin kalau guru yang lain kalau sesuai MGMP ya
mereka gak bekerja?

Guru : Jalan aja, kalau saya banyak yang saya sesuaikan bahkan LKS itu saya
sering buat sendiri, LKS saya sesuaikan dengan keadaan di sini.

Peneliti : Jadi kalau menurut Ibu kalau pakai LKS sendiri itu lebih bagus ya
dibanding?

Guru : Ya, lebih sesuai, kata-katanya juga lebih enak kita pahami,

Peneliti : Bisa kita buat sendiri gitu ya bu.

Guru : Ya, LKS buat sendiri, walaupun saya ada kayak gini (menunjukkan sebuah
LKS) tapi, musti tak rubah. mungkin daftar datanya, data yang di.. di bahan yang
di sini tidak lagi sesuai yang disini, sesuaikan dengan yang ada di sekolah, dan
anak bisa bawa itu lebih baik. Hehehe.

Peneliti : Trus dalam UbD kita meningkatkan berfikirnya siswa, jadi dalam
langkahnya pun, kita membuat siswanya berfikir, misalnya, dalam
praktikumkan e.. siswanya yang suruh buat sendiri gitu bu, nah menurut Ibu
kalau seperti itu kan lebih efektif tidak bu?

Guru : Sebetulnya secara, mungkin untuk penangkapan secara kerja, maksudnya


dari siswa itu bekerja memperoleh sendiri secara inqkuiry, itu bagus. Tetapi,
untuk waktu, segi negatifnya waktu, karena kalau kita, jelas ya karena namanya
anak belum se ini guru ya, kalau anak dibebaskan gitu aja sesuai.. sesuai
penangkapan dia, maksudnya tidak lepas, betul-betul lepas dari guru, itukan
waktunya njur mundur-mundur gitu lo, terlalu banyak waktu nya itu, tetapi
dengan LKS tetap kerja sendiri tapi tetap dipandu, maksudnya LKS tetap kerja
sendiri tapi tetap ada apa ya, guru sebagai mediatornya, tetap ada arahan dan
panduan, tek-teknya itu lo, kalau enggak, ra dadi, yakin itu, karna apa, waktu dia
kan dan pemahamannya jelas beda, tetep guru harus, ya seperti saya kemarin
mengarahkan, sebentar-sebentar menanyakan, sudah sampai mana, bagaimana ada
yang jelas enggak, kalau dibiarkan gitu aja lepas kan jelas gak mungkin.

Peneliti : Terus kalau menurut Ibu evaluasi akhir itu yang paling lebih baik
itu yang bentuknya apa to bu?

Guru : Evaluasi akhir, sebenarnya kalau didalam IPA itu kinerja, kinerja dalam
waktu, e..misal nya nanti kalau ujian, karena IPA itu kan memang ada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
171

praktikumnya ada UAS nya, selain dia evaluasi juga secara akademik, soal, dia
juga bisa mengerjakan skill nya itu lo, misalnya kamu mau membuat larutan,
perbandingannya seperti ini, cara nuangnya gimana? larutan kan kalau dalam
gelas itu kan gak boleh langsung disok begitu saja dan sebagainya. Jadi apa ya itu
istilahnya, produk apa istilahnya, maksud saya dia juga terampil di dalam itu.

Peneliti : Berarti ya kalau siswa nya selama siswanya mengikuti itu sudah
masuk penilaian bu

Guru : Heem, saya memang kalau kemaren kalau dalam waktu pas kebetulan
waktu pas dengan kamu enggak ya, selain itu juga saya menilai sikapnya, waktu
merangkai apa, membuat saya kemaren kebetulan saya belajar asam basa itu,
asam garam basa itu lo, membuat larutan itu sudah benar belum, lengkap gak
didalam nya situ, kemudian apakah sudah seluruh anggota itu juga kerja jadi
keaktifan, saya ni betul-betul saya nilai, itu ada blangkonya semuanya, jadi ada
kinerja itu, nanti misalnya anak yang kerja nanti kelompoknya kurang kompak
jadi dalam memperoleh data itu jujur atau ndak, itu ada, itu.. kalau itu namanya
apa.. proses, jadi nilai proses juga nilai soal.

Peneliti: Di soal akhir kenapa Ibu menggunakan pilihan ganda?

Guru : Pilihan ganda karena kami mengacu dengan UNAS itu kan sekarang
pilihan ganda semua, jadi saya mengacu itu pertama. Kemuadian kedua, dengan
pilihan ganda itu materinya itu bisa hampir semua tercakup itu lo, kalau hanya
uraian itu kan hanya poin poin, tapi kalau pilihan ganda kan bisa banyak materi
tesadap di soal. Selain itu kan kemaren ada juga skill to, kalau saya juga yang itu
skilnya ya di itu membuat larutan itu, kalau di apa, di waktu praktikumnya itu.

Peneliti : Kalau menurut Ibu bagus soal esay atau pilihan ganda? Kalau
untuk evaluasi akhir

Guru : Kalau menurut saya dua duanya bagus, kalau bisa dua duanya digunakan,
makanya kalau saya ulangan itu, kemarenkan karena materinya dikit kan itu dan
tidak terlalu banyak, kemudian Peneliti menambahkan uraian atau esay, saya
kalau ulangan biasanya ada pilihan ganda bagian A, bawahnya bagian B uraian,
hanya kebetulan kemaren tak buat gitu, karna saya ngomong dengan kamu, kamu
mau ada uraiannya dari kamu jadi saya hanya membuat pilihan gandanya. Tapi
kalau dalam ulangan saya buat ada dua , ada pilihan ganda bagian A satu sampai
berapa, kemudian B ada juga esay nya.

Peneliti : Lalu untuk waktu persiapan yang lama itu berarti termasuk
kendala?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
172

Guru : Kendala, kalau menurut saya jelas saya setuju dengan UbD ini dan karena
apa ada tantangan kita untuk selalu membuat kreasi, iya to, kemudian meminits
waktu memberikan keleluasan kepada siswa untuk berfikir, inkuiri ya,
menemukan sendiri, itu saya setuju, hanya kendalanya waktu persiapan yang tidak
mungkin, karena kamu dari satu KD aja persiapannya sudah berapa, sekian lama
bolak balik bolak balik sini, dan saya ngajar sekian tadi, padahal saya sehari
ngajar 6 jam ngajar 4 jam, kemudian satu minggunya 24 itu ya kendalanya. Dan di
SMP tidak ada laborat, kamu tau sendiri kemaren nyuci sendiri to kita, nah itu
kendalanya.

Peneliti : Lalu kalau misalnya kan dalam dengan pakai UbD ini kan
waktunya yang waktunya mungkin kita 4 jam jadi butuh 6 jam, nah itu kan
beda dengan persiapan, kalau persiapan lama,maksudnya kalau Ibu tuh
lebih seneng sesuai dengan waktu yang mungkin dipercepat untuk mencapai
semuanya atau ngikutinya agak lama tapi siswanya memahami, tapi ya itu
mengejar yang lain juga gitu bu, menurut Ibu itu kendala gak si bu,
waktunya nambah gitu?

Guru : Ya jadi kendala, karena terus terang kan kalau di silabus kemudian
dituangkan di RPP itu kan sudah ditarget waktunya 4 jam karena mundur otomatis
jadi kendala yang lain, karena memang kalau dilihat dari nilainya emang bagus
yang ini, nah ini mungkin menjadi masukan untuk KD tertentu, itu e.. ditambah
waktu, tapi ini juga kendala karena apa? ternyata IPA, sekarang IPA di SMP X
karna belum menggunakan kurikulum 2013 itu masih 6 jam semua, sementara
besok kalau sudah menggunakan kurikulum 2013 itu 4, padahal materi masih
seperti itu, bayangkan, jadi kalau kita menggunakan UbD ya memang siswa
menjadi, e.. kalau saya menjadi paham dan ini seneng, tapi kendala nya diwaktu
jelas, wong yang sekarang aja menggunakan 6 jam aja mundur-mundur apalagi
besok 1 minggu nya hanya 4, nah otomatis tambah kendala lagi. Kalau saya terus
terang lebih senang mundur sedikit tapi siswa nya lebih paham daripada
menggunakan waktu yang sesuai tapi hasilnya tidak maksimal, sebetulnya itu,
kendalanya memang terus mundur-mundur yang lain

Peneliti : Menurut Ibu dengan pendekatan UbD ini pemaham siswa lebih
meningkat atau tidak?

Guru : Meningkat, jelas, dari hasilnya kemaren, ya saya menjawab meningkat


karena sesuai fakta datanya beda, kebetulan juga kamu waktu kelas D kamu
nungguin, ya mengajar saya ya seperti itu.

Peneliti : Lalu ntuk sikap siswa nya dengan ini pasti lebih aktif gitu ya bu,
siswanya bu?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
173

Guru : Iya, dengan UbD lebih aktif karena diharapkan semua kerja to.

Peneliti : Kalau menurut Ibu, kalau siswa nya aktif itu berarti
pemahamannya bertambah atau enggak?

Guru : Belum tentu, aktifnya tanda petik lo? nek aktifnya yang lainya?

Peneliti : Iya maksudnya aktif didalam belajarnya?

Guru : Iya aktif didalam ini, ya jelas, secara ini mesti lebih baik, karenakan dia
jadi tau, kalau misalnya tidak aktif hanya tergantung pada temenya saja kan tidak
tahu yang sesungguhnya, karena tidak melakukan sendiri, dengan melakukan
sendiri, oo.. ini tadi dapate 200 gram dari mana? dia melakukan sendiri,
menimbang itu lo, berarti tau betul, tidak hanya karena data diambil karena oo..
temenku le ngitung sekian, karena kemaren mungkin ada menimbang, ya itu,
karena kita melakukan sendiri.

Peneliti : Terus apakah Ibu, seandainya ada waktu gitu, apakah Ibu mau
menggunakan UbD ini bu?

Guru : Mau, suatu saat nanti saya mau kolaborasi sama temen temen, saya mau
coba lagi, mungkin yang ini yang sudah kita laksanakan, tahun depan akan coba
saya gunakan lagi, untuk yang UbD kemarin yang sudah kita laksanakan, saya
akan menggunakan itu, seperti itu, bahkan itu dari UbD kemarin tak gunakan yang
kelas lain juga, maksudnya kalau dulu sayakan untuk terapung melayang tengelam
itu hanya garam dengan apa? E.. dengan telur, nah ada masukan dari kamu,
tantangan baru to ini, berartikan ada info baru, saya suruh nambahkan pewarna
kemarin, air warna, sama minyak, ternyata menjadi lebih bagus to, lebih nyata,
betul-betul ada lapis-lapisnya, ini mengapa ini berlapis lapis tukan tambahan, nah
itu, yang tahun lalu mungkin hanya saya lakukan, mungkin hanya air garam dan
telur, sekarang ada tambahan dari UbD, tambahan pengetahuan bagi saya, itu,
sayaa kembangkan, nah ini UbD yang kemarin sudah kita dilaksanakan akan saya
laksanakan tahun depan juga, gitu.

Peneliti : Gitu aja kok bu.

Guru : Sudah gak ada lagi? hahahaha

Peneliti : Terimakasih..
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
174

Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala
Kesbang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
175

Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala


Bappeda
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
176

Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
177

Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
178

Lampiran D1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
179

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan II

Keseriusan siswa kelas eksperimen mengerjakan evaluasi akhir

Keseriusan siswa kelas kontrol mengerjakan evaluasi akhir

Anda mungkin juga menyukai