Anda di halaman 1dari 15

ASAS ASAS BIMBINGAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Bimbinngan Konseling Islam

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Agustami Nasution (0304203169)

Ririn Hariyanti (0304202077)

Siska Widiya (0304201056)

Semester/Jurusan : V/TBI-3

DOSEN PENGAMPU: Ismail Ahmad Siregar,S.Pd.I,M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN AJARAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat,
sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik di
kehidupan alam dunia maupun di kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita dan
harahapan yang kita inginkan menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Terima kasih
sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Bapak Dosen Ismail Ahmad
Siregar,S.Pd.I,M.Pd. serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa
morilmaupun materil, sehingga makalah “Asas-asas bimbingan dan koseling” ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, serta banyaknya kekurangan dari segi tata
bahasa. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, 22 September 2022

Penulis,

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling.............................................................6
2.2 Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling................................................................................7
2.3 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islami....................................................................12
2.4 Fungsi Bimbingan dan Konseling.....................................................................................13
BAB III.......................................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................14
3.2 SARAN...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004), bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar
maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-
norma yang berlaku. Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah tidak
lepas dari prinsip (asas-asas) bimbingan dan konseling. Karena dalam prakteknya, pelayanan
bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh seorang spesialis, yaitu konselor. Dan salah satu
pekerjaan profesional tersebut harus dilakukan sesuai aturan/peraturan yang dapat menjamin
efektifitas dan efisiensi proses pelayanan bimbingan dan konseling. Ketentuan/aturan yang
dimaksudkan untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling disebut sebagai asas-
asas bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah peraturan-
peraturan yang digunakan ketika melakukan layanan konseling itu sendiri. Jika asas-asas ini
diikuti dan diterapkan dengan baik, maka akan tercapai tujuan yang diinginkan. Sebaliknya
jika asas-asas itu diabaikan, maka tidak akan tercapainya suatu tujuan dalam pelayanan.1

Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang digunakan untuk membantu seorang
klien mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam bimbingan dan konseling terdapat asas-
asas yang menjadi pedoman bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Sebagai seorang
konselor hendaknya mampu menerapkan asas-asas yang menjadi pedoman dalam pelayanan
bimbingan dan konseling tersebut. Konselor yang telah memahami secara benar asas-asas
dalam pelayanan bimbingan dan konseling ini diharapkan dalam pelayanan yang
dilakukannya tidak keluar dari asas-asas tersebut. Hal itu diharapkan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling dan bisa mencapai tujuan
pelayanan secara optimal. Guru Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya guna berkembangnya
kemandirian peserta didik.
1
Satori, Dkk. Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007). Tidja, Dkk. Bimbingan Dan Konseling
Sekolah Menengah, (Yogyakarta: UNY Press, 2000). Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan
Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 84.

4
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan asas-asas bimbingan dan konseling?
3. Sebutkan macam-macam asas-asas bimbingan dan konseling?
4. Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling islami?
5. Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling

1.3 Tujuan Masalah


2. Untuk mengetahui arti dari asas-asas bimbingan dan konseling?
3. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas bimbingan dan konseling?
4. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling islami?
5. Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas berarti “dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “rukun”. Jadi asas bimbingan dan konseling itu
berarti “rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau
konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu, harus
dilaksanakan dengan mengikuti kaedah-kaedah atau asas-asas tertentu. Dengan mengikuti
kaedah-kaedah atau asas-asas tersebut diharapkan efektifitas san efisiensi proses bimbingan
dan konseling dapat tercapai. Selain itu, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam praktik pemberian layanan. Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta
mendapat hasil yang memuaskan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus
memperhatikan asas-asas yang mendasari tugas-tugas pembimbing. Keberhasilan tugas
pembimbing sangat dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam memenuhi asas-asas
tersebut. Seorang konselor yang tidak memperhatikan asas-asas bimbingan dan konseling
akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan menemui kegagalan dalam melaksanakan
tugasnya. Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

Pengertian bimbingan dan konseling menurut Prayitno & Amti dalam Mufaridah
(2021) merupakan proses bantuan yang diberikan oleh ahli kepada individu atau kelompok
bertujuan untuk optimalisasi tugas perkembangan dan memandirikan. Sedangkan Walgito
(Pautina, 2017) menyatakan bahwa konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada konseli secara face to face bertujuan untuk mengentaskan permasalahan baik
secara individu maupun kelompok. Berdasarkan beberapa ungkapan tersebut dp+apat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan oleh
konselor kepada orang konseli untuk mampu menerima dirinya, memahami dirinya,
mengarahkan dirinya, menemukan alternatif penyelesaian masalah, memecahkan suatu
masalah, dan mampu megambilan keputusan. Tujuan dari proses pemberian bantuan kepada
konseli sangat beragam. Sebagai seorang konselor tidak hanya dituntut untuk mendengarkan
masalah yang dialami kliennya, tetapi seorang konselor juga harus memiliki keterampilan

6
dalam menangani berbagai macam persoalan yang bisa membentuk kemandirian konseli saat
menghadapinya. Masalah selanjutnya yang akan dibantu oleh konselor adalah memperhatikan
beberapa hal seperti kode etik dan asas-asas yang mengatur pelaksanaan konseling agar visi
pemberian bantuan kepada klien yang bermasalah dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Dimana asas dalam Bimbingan dan Konseling merupakan kaidah atau pedoman
yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan layanan.

2.2 Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling


a. Asas Kerahasiaan

Dalam asas kerahasiaan ini membahas tentang apa pun yang dibicarakan antara klien
(siswa) dan konselor (guru konsultasi). Intinya dalam asas ini tidak boleh disampaikan atau
tidak boleh diketahui oleh orang lain, jadi sifatnya lebih rahasia. Dan rahasia itu hanya
diketahui antara klien dan juga konselor. Dimana dalam kegiatan jasa konsultasi ini
konsultasi membicarakan masalah pribadi klien. Oleh karena itu, sebagai konselor harus
dapat menjaga data ataupun hal-hal pribadi kerahasiaan informasi klien (siswa) tersebut. Ada
saatnya dimana seorang siswa ataupun klien tidak ingin memberitahu ataupun membicarakan
masalahnya karena khawatir rahasia tersebut diketahui oleh orang lain. Dalam konseling, asas
ini merupakan asas atau prinsip dasar, karena ketika asas ini diikuti secara konsisten,
konselor akan memperoleh kepercayaan dari klien sehingga ia dapat melakukan sebagian
besar layanan konsultasi . Di sisi lain, jika asas ini tidak dipatuhi, konselor akan kehilangan
kepercayaan dari klien (siswa), sehingga siswa akan menghindari mencari tutor dan konseling
karena takut masalah dan akan menjadi bahan gunjingan (gosip).

Contoh: Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang
konseli itu memiliki penyakit HIV yang diidapnya sejak lama. Maka seorang konselor harus
bisa menjaga rahasia tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak orang.

b. Asas Kesukarelaan

Dalam asas kesukarelaan ini membahas Dalam proses pelayanan bimbingan konseling
sangat diperlukan ruang sukarela, sukarela di sini berarti tidak adanya paksaan ataupun
perasaan ragu saat melakukan bimbingan konseling. Oleh karena itu, Oleh karena itu,
diharapkan klien dapat secara sukarela berbagi atau menjelaskan masalahnya kepada

7
Konselor, dan konselor juga dapat memberikan bantuan tulus kepada tanpa memaksakan
keinginan. Asas ini erat kaitannya dengan ajaran Islam tentang ketulusan. Siswa harus ikhlas
dalam mengikuti arahan dan nasehat, dan pembimbing juga harus ikhlas dalam memberikan
arahan dan nasehat.

Contoh: Ada seorang siswa yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka pada
salah satu mata pelajaran disekolahnya. Sebagai guru konselor seharusnya kita harus
mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut
dengan selalu membina dan mengembangkannya.

c. Asas Keterbukaan

Dalam asas keterbukaan ini membahas proses bimbingan dan konseling sangat
diperlukan suasana keterbukaan baik dari pihak konselor maupun klien. Dalam penerapan
tips dan saran, diperlukan lingkungan keterbukaan dan keterbukaan antara konselor dan klien.
Keterbukaan ini tidak hanya kesediaan untuk menerima saran dari orang lain, tetapi juga
harapan agar masing-masing dari pihak yang berkepentingan, yaitu konselor dan kliennya,
bersedia membuka diri terhadap manfaat pemecahan masalah. Konselor diharapkan untuk
berbicara tentang diri mereka sejujurnya dan seterbuka mungkin untuk menilai kekuatan dan
kelemahan klien secara terbuka. Konselorpun harus terbuka dengan bersedia menjawab
berbagai pertanyaan dari klien dan mengungkapkan diri konselor sendiri apabila hal tersebut
dikehendaki oleh klien.

Contoh: Ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup, sebagai konselor kita harus
dapat mengubah konseli untuk berbicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam
menceritakan masalah pribadinya sendiri. Sehingga konseli dapat berbicara jujurdan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalah.

d. Asas Kekinian

Pelayanan bimbingan dan konseling harus berorientasi kepada masalah yang sedang
dirasakan oleh klien saat ini. Artinya masalah-masalah yang ditanggulangi dalam proses
bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah yang sedang dirasakan oleh siswa, bukan
masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah yang akan datang. Dalam
penanggulangan masalah siswa, masa lalu dan yang akan datang menjadi latar belakang dan
latar depan masalah. Asas kekinian juga mengandung makna bahwa pembimbing tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Apabila lkien meminta bantuan atau fakta menunjukkan

8
ada siswa yang perlu bantuan, maka konselor hendaknya segera memberikan bantuan.
Sebaiknya konselor tidak menunda-nunda memberikan bantuan kepada konseli. Konselor
hendaknya lebih mementingkan kepentingan klien dari pada yang lainnya.

Contoh: konselor tidak hanya fokus pada masalah yang telah dihadapi, tetapi konselor
harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikis.

e. Asas Kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu tujuan pelayanan bimbingan dan konseling. Siswa
yang telah dibimbing hendaknya bisa mandiri tidak tergantung kepada orang lain dan
konselor. Ciri-ciri kemandirian pada siswa yang telah dibimbing adalah:

 Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya


 Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis
 Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
 Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu
 Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya.

Contoh: Ada seorang konseli yang cacat fisik datang kepada kita, dia menceritakan
bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meneruskan hidupnya. Sebagai konselor yang
profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan
pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan, dan
mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi mandiri.

f. Asas Kegiatan

Pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan nenberikan hasil yang berarti apabila
klien tidak melakukan sendiri kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan koseling. Hasil
usaha yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya,
melainkan harus dicapai dengan kerja keras giat dari klien sendiri. Guru pembimbing harus
dapat membangkitkan semangat klien sehingga mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang
diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam proses
konseling.

9
Contoh: seorang konselor harus bisa membuat program kegiatan. Seperti ospek,
MOS, agar konseli dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan barunya.

g. Asas Kedinamisan

Usaha bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada individu


yang dibimbing, yaitu perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tidak
sekedar mengulang-ulang hal-hal yang lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan
yang selalu menuju kesuatu pembaruan atau sesuatu yang lebih maju dan dinamis sesuai arah
perkembangan klien yang dikehendaki.

Contoh: seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan zaman, agar konselor
dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang ada pada seorang konseli yang semakin
kompleks. Misalnya keluarga broken, serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

h. Asas Keterpaduan

Individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang apabila keadaannya tidak


seimbang, dan tidak terpadu, justru akan menimbulkan masalah. Oleh sebab itu, usaha
bimbingan dan konseling hendaklah memadukan berbagai aspek kepribadian klien. Selain
keterpaduan pada diri klien, juga harus terpadu dalam isi dan proses layanan yang diberikan.
Tidak boleh aspek layanan yang satu tidak serasi apalagi bertentangan dengan aspek layanan
yang lainnya. Asas ketrpaduan juga menuntut konselor memiliki wawasan yang luastentang
perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat
diaktifkan untuk menangani masalah klien.

Contoh: seorang konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikolog seks maupun
dokter kandungan, dan mengundangnya kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik disekolah ataupun madrasah agar konseli memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang lebih jelas tentang seks, supaya mereka tidak terjerat dalam pergaulan
bebas.

i. Asas Kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik norma agama, adat, hukum atau negara, norma ilmu, maupun norma kebiasaan
sehari-hari. Seluruh isi dan proses konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

10
Demikian pula dengan prosedur, teknik, dan peralatan (instrumen) yang dipakai tidak
menyimpang dari norma-norma yang berlaku.

Contoh: seorang konselor dalam menjalankan tugasnya, harus sesuai dengan norma,
hukum, dan adat istiadat, sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara konseli dan
konselor. Karena konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang nyaman
bagi seorang konseli.

j. Asas Keahlian

Dalam asas keahlian ini Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan
profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk
pekerjaan tersebut. Dengan perkataan lain, pelayanan bimbingan dan konseling harus
dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tentang bimbingan dan konseling
(professional). Asas keahlian juga mengacu kepada kualifikasi konselor seperti pendidikan
dan pengalaman. Selain itu, seorang konselor juga harus mengetahui dan memahami secara
baik teori-teori dan praktik bimbingan dan konseling.

Contoh: apabila ada seorang konseli yang datang pada konselor, seorang konselor
harus bersikap sebagai konselor. Bukan bersikap seperti dokter maupun yang lainnya. Yaitu
memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli.

k. Asas Alih Tangan (Referal)

Konselor sebagai manusia, diatas kelebihannya tetap memiliki keterbatasan


kemampuan. Tidak semua masalah yang dihadapi klien berada dalam kemampuan konselor
untuk memecahkannya. Apabila konselor telah menyerahkan segenap tenaga dan
kemampuannya untuk memecahkan masalah klien, tetapi belum berhasil, maka konselor yang
bersangkutan harus memindahkan tanggung jawab pemberian bimbingan dan konseling
kepada konselor yang lain atau kepada orang lain yang lebih mengetahui. Dengan kata lain,
apabila konselor telah menyerahkan segenap kemampuan untuk membantu klien, tetapi siswa
yang bersangkutang belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor
dapat mengirim siswa yang bersangkutan kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.

Contoh: ada seorang konseli yang stres gara-gara tidak lulus ujia sekolah, seorang
konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini. Seorang konselor harus melakukan
kerjasama dengan pihak yang lebih ahli dalam kasus ini.

11
l. Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan
dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk maju. Demikian
juga segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan
hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan
dorongan. Dalam asas ini, konselor bisa menjadikan dirinya sebagai contoh pemecah
masalah yang efektif. Dalam praktik bimbingan dan konseling islam, asas ini bertumpu pada
keteladanan Rasulullah SAW.

Contoh: seorang guru harus menjadi teladan, dan menyenangkan. Agar konseli tidak
takut menceritakan masalahnya kepada kita, dan mampu mengayomi Peserta didik.

2.3 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islami

Bimbingan dan konseling Islami berlandaskan pada Al sunnah Nabi, landasan filosofis dan
landasan keimanan. Berdasarkan landasan tersebut, maka Aunur Rahim Faqih (2004)
menjabarkan asas-asas bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut:

1) Asas kebahagiaan dunia dan akherat; sebagaimana tercantum dalam al-qur’an surat al-
baqarah ayat 201

“Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a: Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (al-baqarah 201)

2) Asas Fitrah; bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan kepada klien untuk
mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak tingkah
lakunya sejalan dengan fitrahnya tersebut.
3) Asas “Lillahi ta’ala”; pembimbing dan klien dalam proses konselingnya harus
dilakukan secara ikhlas dan rela tanpa ada paksaan dari orang lain.

12
4) Asas bimbingan seumur hidup; sesuai hadits Rasulullah saw. Yang di riwayatkan Ibnu
Abdulbar dari Anas, yaitu “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam”.
5) Asas kesatuan jasmaniah-rohaniah
6) Asas keseimbangan rohaniah
7) Asas kekhalifahan manusia
8) Asas keselarasan dan keadilan
9) Asas pembinaan akhlakul karimah dan kasih sayang
10) Asas saling menghargai dan menghormati
11) Asas musyawarah dan asas keahlian2

2.4 Fungsi Bimbingan dan Konseling

Berikut adalah fungsi dari bimbingan dan konseling:

1) Fungsi preventif; yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya


masalah bagi dirinya.
2) Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi atau dialaminya.
3) Fungsi preservatif; yaitu membantu individu memnjaga agar situasi dan kondisi yang
semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan
itu bertahan lama.
4) Fungsi terapi; yaitu membantu individu membebaskan dan melepaskan dirinya dari
segala kekhawatiran dan kegelisahannya dalam menghadapi masalah yang
dihadapinya.
5) Fungsi developmental atau pengembangan; yaitu membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah bagi
diri klien.3

2
Drs.Masdudi, bimbingan dan konseling perspektif sekolah...,136
3
Drs.Masdudi, bimbingan dan konseling perspektif sekolah...,137

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus


diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Keberhasilan
pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang berlaku
atau dengan kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan
rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan
dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalantersendat-sendat
atau bahkan terhenti sama sekali. Kemudian didalam asas bimbingan dan konseling terdapat
12 asas yaitu Asas Kerahasiaan, Asas Kesukarelaan, Asas Keterbukaan, Asas Kekinian, Asas
Kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, Asas Kenormatifan, asas
keahlian, Asas Alih Tangan (Referal), Asas Tut Wuri Handayani. Jadi, asas-asas tersebut
sangat berpengaruh dalam bimbingan dan konseling. Dan pastinya bimbingan dan konseling
Islami harus berlandaskan terutama pada Al-Qur’an dan hadits atau sunnah nabi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.

3.2 SARAN

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis berharap berbagai
kritik serta saran dari Dosen Pengampu Mata Kuliah bimbingan konseling islam bapak Ismail
Ahmad Siregar,S.Pd.I,M.Pd. serta seluruh pembaca yang bersifat membangun guna untuk
perbaikan makalah kami selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agungbudiprabowo, F. K. (2021). IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. JURNAL SELARAS, 25-32.
Anas Rohman, M. (2016). PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM
PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim , 136-
155.
Aufadila. (n.d.). ASAS – ASAS BIMBINGAN KONSELING .
Dr. Sumarto, M. (2017). BIMBINGAN DAN KONSELING. jambi: PUSTAKA MA’ARIF
PRESS.
Dr.Rifdah El Fiah, M. (2014). DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING. yogyakarta:
IDEA Press.
Drs.Masdudi, M. (2015). bimbingan dan konseling perspektif sekolah.. cirebon: CV. Pangger.
Erisa Kurniati, M. (2018). BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH; PRINSIP
DAN ASAS. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1-77.
Julia Eva Putri, N. Y. (2022). Urgensi Akuntabilitas dan Pengawasan; sebagai Solusi Masalah
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SekolaH. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 154-157.
Yasinta Nur Miftakhul Jannah, S. (2015). PELAKSANAAN ASAS-ASAS BK DALAM
PELAYANAN BK (DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA). indonesian journal of
guidance and counseling:theory and application, 53-58.

15

Anda mungkin juga menyukai