Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Batuk Pilek
1.1.1 Batuk
Batuk adalah pengeluaran sejumlah volume udara secara mendadak dari rongga
toraks melalui epiglotis dan mulut. Melalui mekanisme tersebut dihasilkan aliran
udara yang sangat cepat yang dapat melontarkan keluar material yang ada di
sepanjang saluran respiratorik, terutama saluran yang besar. Dengan demikian batuk
mempunyai fungsi penting sebagai salah satu mekanisme utama pertahanan
respiratorik. Mekanisme lain yang bekerja sama dengan batuk adalah bersihan
mukosilier (mucociliary clearance). Batuk akan mencegah aspirasi makanan padat
atau cair dan berbagai benda asing lain dari luar. Batuk juga akan membawa keluar
sekresi berlebihan yang diproduksi di dalam saluran respiratorik, terutama pada saat
terjadi radang oleh berbagai sebab. Selain sebagai mekanisme pertahanan
respiratorik, batuk juga dapat berfungsi sebagai ‘alarm’ yang memberitahu adanya
gangguan pada sistem respiratorik atau sistem organ lainnya yang terkait. Hampir
semua keadaan yang mengganggu sistem respiratorik dan beberapa gangguan ekstra-
respiratorik, memberikan gejala batuk. Pada anak, batuk mungkin ‘normal’ atau
merupakan gejala penyakit respiratorik dan jarang merupakan gejala penyakit non-
respiratorik (Supriyanto, 2010).
Batuk merupakan salah satu keluhan klinis yang paling banyak membawa
pasien mencari pertolongan medis. Gangguan yang paling sering adalah kelelahan,
insomnia, suara serak, nyeri otot dan tulang, berkeringat, dan inkontinensia urin.
Tekanan udara tinggi intratorakal yang kemudian dilepaskan mendadak dapat
menyebabkan berbagai komplikasi hampir di semua sistem organ. Pada anak, gejala
batuk terutama yang kronik atau berulang dapat berakibat mengganggu aktivitas
sehari-hari termasuk kegiatan belajar, mengurangi nafsu makan, dan pada akhirnya
dapat mengganggu proses tumbuh kembang. Orang tua juga akan terganggu terutama
bila gejala batuk lebih sering dan lebih berat pada malam hari (Supriyanto, 2010).
Batuk sendiri dibedakan menjadi dua yaitu batuk berdahak dan batuk tidak
berdahak (batuk kering). Batuk berdahak lebih sering terjadi karena adanya dahak
pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi karena adanya paparan debu,
lembab berlebihan sebagainya. Batuk tidak berdahak (batuk kering) yaitu batuk yang
terjadi karena tidak adanya sekresi saluran nafas, iritasi pada tenggorokan, sehingga
timbul rasa sakit (Djunarko & Hendrawati, 2011).
1.1.2 Penyebab Batuk
Batuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan bukan
infeksi. Penyebab batuk dari infeksi bisa berupa bakteri atau virus, misalnya
tuberkulosa, influenza, campak, dan batuk rejan. Sedangkan penyebab yang bukan
infeksi misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan, batuk
pada perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obat batuk
simptomatik. Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada
saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan sebagainya. Batuk terjadi jika ujung
serabut saraf (reseptor batuk) di saluran napas teriritasi oleh mediator peradangan
yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi atau akibat adanya lendir. Sebagian
besar reseptor batuk terletak di laring dan trakhea. Semakin ke bawah, jumlah
reseptor semakin berkurang. Di saluran napas kecil (bronkhiolus) maupun alveoli
tidak ada reseptor batuk (Pujiarto, 2014).
1.1.3 Pengobatan Batuk
1. Antitusif
Obat antitusif berfungsi menghambat atau menekan batuk dengan menekan
pusat batuk serta meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi.
Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang
bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral. Antitusif yang bekerja di
sentral dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik (Gitawati, 2014). Antitusif
digunakan pada batuk non produktif (batuk kering), tidak boleh digunakan pada batuk
supuratif dan hiperekskresi lendir (Lubis, 2005).
2. Ekspektoran dan Mukolitika
Obat ini digunakan untuk meningkatkan sekresi mukus di saluran napas sehingga
bermanfaat untuk mengurangi iritasi dan batuknya akan berkurang dengan sendirinya.
Ekspektoran umumnya diberikan untuk mempermudah pengeluaran dahak pada batuk
kering (nonproduktif) agar menjadi lebih produktif. Ekspektoran bekerja dengan cara
membasahi saluran napas sehingga mukus (dahak) menjadi lebih cair dan mudah
dikeluarkan (dibatukkan). Mukolitik, mirip dengan ekspektoran, diberikan untuk
mempermudah pengeluaran dahak, namun dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Mukolitik memecahkan ikatan protein mukus, sehingga mukus menjadi cair dan
mudah dikeluarkan (Gitawati, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, B. 2010. Batuk Kronik Pada Anak. Maj Kedok Indon. Vol. 60(6): 285-
288.

Gitawati, R. 2014. Bahan Aktif dalam Kombinasi Obat Flu dan Batuk-Pilek, dan
Pemilihan Obat Flu yang Rasional. Media Litbangkes. Vol. 24(1): 10-14.

Djunarko, I., dan Hendrawati, Y. D. 2011. Swamedikasi Yang Baik dan Benar.
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Pujiarto, P. S. 2014. Batuk Pilek (Common Cold) Pada Anak. Inhealth Gazette, Divisi
Pelayanan Obat. Hlm: 1-8.

Lubis, H. M. 2005. Batuk Kronik dan Berulang (BKB) Pada Anak Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai