Anda di halaman 1dari 5

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri.

Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:

tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak (Kemenkes

RI, 2013).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian

bawah. Inveksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan

menyerang host, apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA

ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima tahun karena pada

kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang

masih rentan terhadap berbagai penyakit (Karundeng Y.M, et al. 2016 dalam

Yenilis suriani tahun 2018).

Menurut Gunawan 2010 dalam Susi Dewi P (2020) ISPA atau Infeksi

Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu infeksi dan saluran

pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke

dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala

penyakit. Infeksi pernapasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi

pada anak-anak (Wong,.2009).

Menurut Djojodibroto dalam Wahyu F.N (2020) Infeksi saluran pernapasan

atas secara klinis sering ditemukan sebagai influensa. Kondisi ini ditandai oleh

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

inflamasi akut yang menyerang hidung, sinus paranasal, tenggorokan atau laring.

Infeksi saluran pernapasan atas mempunyai kecenderungan meluas hingga trakhea

dan bronkhi, kondisi dapat diperburuk oleh pneumonia. Infeksi saluran pernapasan

atas secara khas timbul dengan hidung tersumbat dan terus mengeluarkan sekret dari

hidung. Sakit tenggorok dan rasa tidak nyaman saat menelan, bersin, dan batuk

nyaring dan kering adalah gejala yang umum.

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional

dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidung

(mukosa olfaktorius). Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga

hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai

silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran

udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia, menjadi sel epitel

mukosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah

karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir

ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel-sel globet. Silia yang terdapat pada

permukaannya epitel mempunyai fungsi yang penting. Gerakan silia yang teratur,

palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Demikian

mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk

mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung.

Penumpukan sekret merupakan suatu hasil produksi dari bronkus yang keluar

bersama dengan batuk atau bersihan tenggorokan. Penumpukan sekret menunjukkan

adanya benda-benda asing yang terdapat pada saluran pernapasan sehingga dapat

mengganggu keluar dan masuknya aliran udara. Sekret atau sputum adalah lendir

yang dihasilkan karena adanya rangsangan pada membrane mukosa secara fisik,

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

kimiawi maupun karena infeksi hal ini menyebabkan proses pembersihan tidak

berjalan secara adekuat, sehingga mukus banyak tertimbun.

Menurut Nelson (2007), mengatakan diagnosa kebidanan pada ISPA

sedang umumnya anak mengalami batuk, pilek, panas dan nafsu makan

berkurang, pernafasan lebih dari 40x/menit, tenggorokan berwarna merah, turgor

kulit kering dan timbul bercak-bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan

nanah pada lubang telinga. Kebutuhan yang diberikan pada ISPA sedang menurut

Nelson (2005), meliputi menenangkan anak agar tidak rewel kembali, pemberian

makanan dan pemberian cairan.

Secara teori penanganan ISPA antara lain, Membuka jalan nafas dengan

cara dagu diangkat atau rahang ditinggikan. Memposisikan pasien agar

mendapatkan ventilasi yang maksimal. Mengidentifikasi pasien berdasarkan

penghirupan nafas yang potensial pada jalan nafas. Memberikan terapi fisik pada

dada. Mengeluarkan sekret dengan cara batuk atau penyedotan, Mendengarkan

bunyi nafas, mancatat daerah yang mangalami penurunan atau ada tidaknya

ventilasi dan adanya bunyi tambahan, Memberikan oksigen yang tepat (Wong,

2009)

Menurut teori hal pertama dalam mengatasi gejala awal yang timbul dari

penyakit ISPA seperti panas (demam) Untuk anak (usia 2 bulan sampai 5

tahun) umumnya dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi

dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4

kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai

dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

Kedua dalam mengatasi batuk, pilek bagi ibu hal yang perlu dilakukan

sebelum diberikan obat batuk atau obat broncodilatator sebaiknya ibu

memberikan terapi inhalasi sederhana dengan menggunakan uap air panas

yang dicampur 5-10 tetes minyak kayu putih dari Eucalyptus sp selama 10-15

menit atau yang disebut inhalasi uap sederhana, hal ini sesuai dengan

penelitian dari wahyu FN (2020) bahwa Terapi uap air yang ditambahkan

minyak kayu putih lebih efektif terhadap bersihan jalan napas pada anak usia

balita dengan ISPA dari pada terapi uap air panas saja dan berdampak pada anak

yang mana kondisinya berangsur angsur sembuh.

Menurut teori terapi Inhalasi uap (nebulizer) adalah menghirup uap

dengan atau tanpa obat melalui saluran pernapasan bagian atas, dalam hal ini

merupakan tindakan untuk membuat pernapasan lebih lega, sekret lebih encer

dan mudah dikeluarkan, selaput lendir pada saluran napas menjadi tetap lembab

(Mubarak, Indarawati dan Susanto, 2015.

Inhalasi sederhana berarti memberikan obat dengan cara dihirup dalam

bentuk uap ke dalam saluran pernapasan yang dilakukan dengan bahan dan cara

yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan masyarakat. Steam

Inhalation (Inhalasi Uap) adalah menghirup uap hangat dari air mendidih

(Akhavani, 2011 dalam Wahyu FN 2020).

Dalam peneilitan Zulfa Auliyati Agustina tahun 2017 Minyak kayu putih

diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca leucadendra dengan kandungan

terbesarnya adalah eucalyptol (cineole). Hasil penelitian tentang khasiat cineole

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan dahak),

bronchodilating (melegakan pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan rata-rata

eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien

dengan asma dan rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan eucalyptus untuk

terapi bronkhitis akut terukur dengan baik setelah penggunaan terapi selama

empat hari. Nadjib dkk (2014) dalam penelitiannya menyebutkan terdapat bukti

yang menunjukkan bahwa uap minyak esensial dari Eucalyptus globulus efektif

sebagai antibakteri dan layak dipertimbangkan penggunaannya dalam pengobatan

atau pencegahan pasien dengan infeksi saluran pernapasan di rumah sakit dan

puskesmas dan dalam rumah tangga.

ISPA

Uap Air panas


Minyak Kayu Putih

Uap berguna sebagai media dalam proses


Tumbuhan Melaleuca Inhalasi sederhana
leucadendra/ Eucalyptus

Eucalyptol (cineole)
Antibakteri

Memberikan efek mukolitik


(mengencerkan dahak), bronchodilating Pengobatan atau pencegahan
(melegakan pernafasan), anti inflamasi pasien dengan infeksi saluran
dan menurunkan rata-rata eksaserbasi pernapasan
kasus paru obstruktif kronis dengan baik
seperti pada kasus pasien dengan asma
dan rhinosinusitis

Sumber : Zulfa Auliyati Agustina (2017)

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai