Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KOMUNIKASI INFORMASI DAN KONSELING

SWAMEDIKASI BATUK PILEK dan GASTRITIS

OLEH KELOMPOK V :
Andika Purnomo

14344071

Indra Prasetyo

14344081

Waffi Afifah Taufiq

14344082

Sarah Alallamatuz Z

14344083

Satino

14344089

Ana Lusina

14344100

Wawan Gunawan

14344110

Nuryanti

14344111

APOTEKER ANGKATAN XXIX


PROGRAM STUDI APOTEKER
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas MakalahKomunikasi Informasi dan Konselingdengan judul swamedikasi
Batuk Pilek dan Gastritis .
Dalam penyusunan hingga penyelesaian tugas makalah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan,
khususnya kepada ibu alfina selaku dosen pengajar untuk mata kuliah
Komunikasi Informasi dan Konseling dan rekan-rekan yang telah memberi
dukungan dan motivasi.
Penulis berharap tugas ini dapat memberikan manfaat besar bagi
pembacanya. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sebagai koreksi untuk tugas mendatang.
WassalamualaikumWr.Wb
Jakarta, April 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1
1.2 Tujuan...................................................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
3
2.1 Swamedikasi.........................................................................................................
3
2.2 Batuk Pilek...........................................................................................................
4
2.3 Gastritis.................................................................................................................
8
BAB 3 PEMBAHASAN................................................................................................
13
BAB 4 PENUTUP.........................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
19

BAB 1
PENDAHULUAN
.1

Latar Belakang
Dalam kehidupan sekarang ini banyak orang yang menderita suatu penyakit

dan beberapa penyakit tertentu dapat diobati sendiri namun tidak banyak orang
yang tau bahwa penyakit tersebut dapat diobati dengan sendirinya. Swamedikasi
atau pengobatan sendiri adalah tindakan megobati diri sendiri dengan
menggunakan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan secara
tepat dan bertanggung jawab (Holt and Hall, 1990).
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau
kesadaran diri sendiri tanpa nasihat dokter. Beberapa keuntungan swamedikasi
adalah memberikan tuntunan dan informasi yang jelas dan tepat penggunaan obat,
dimana obat ini biasanya tersedia di rumah tangga, selanjutnya bagi masyarakat di
daerah terpencil swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan
untuk ke kota mengunjungi seorang dokter (Tan & Rahardja, 1993).
Terdapat beberapa contoh penyakit yang dapat diobati sendiri diantaranya
adalah batuk pilek, maag, demam, diare, sakit gigi, sakit kepala, dll. Didalam
makalah ini kami akan mengambil contoh batuk pilek dan maag untuk dilakukan
pembahasan yang berkaitan dengan swamedikasi. Batuk pilek merupakan infeksi
akut atau peradangan dari selaput lendir hidung yang disebabkan oleh virus. Jika
ada benda asing misalnya debu, asap, cairan dan makanan yang masuk ke dalam
saluran pernafasan secara tidak sengaja selain udara, maka otomatis akan terjadi
batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkannya sedangkan pilek adalah suatu
infeksi saluran nafas atas. Pilek ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk,
bersin dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung atau
mulut.
Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang
menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang
menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut yang disebabkan oleh beberapa

kondisi yang kompleks. Kondisi yang menyebabkan gastritis adalah infeksi


Helicobacter pylori, trauma fisik, stress, pola makan, dll.Dalam dunia kesehatan,
istilah yang dipakai adalah ulkus peptikum (tukak peptik), yang bisa menyerang
lambung maupun duodenum. Lambung dan duodenum adalah bagian dari organ
pencernaan kita. Organ ini terletak di sebelah kiri rongga dada dengan posisi
miring ke bawah, menjorok ke kanan mendekati ulu hati. Kadang-kadang orang
yang terkena sakit ini akan menunjuk atau memegang perut sebelah kiri atau ulu
hati, tepat dibawah tulang dada.
.2

Tujuan
1. Mampu memahami keluhan pasien.
2. Mampu memilihkan obat yang tepat untuk pasien.
3. Mampu memberikan informasi yang tepat kepada pasien.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

.1

Swamedikasi
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan

mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung
jawab ( rasional ). Menurut WHO (2000), pengobatan mandiri atau self
medicationmeliputi penggunaan obat oleh seseorang untuk mengobati gangguan
atau gejala penyakit atau penggunaan lanjutan pada penyakit kronis dari obat yang
telah diresepkan oleh dokter.
Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut Holt and Hall
( 1990), aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk
menghilangkan keluhan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya
pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas atau
profesi kesehatan. Kekurangan swamedikasi yakni obat membahayakan kesehatan
bila tidak digunakan sesuai dengan aturan pakai, kemungkinan dapat timbul reaksi
obat yang tidak diinginkan, kesalahan penggunaan obat karena informasi yang
kurang tepat, tidak efektif karena salah diagnosis dan pemilihan obat dan sulit
bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman
menggunakan obat dimasa lalu dan lingkungan sosialnya.( Holt and Hall, 1990 )
Obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa resep (OTR). Di
Indonesia yang termasuk dalam OTR meliputi obat wajib apotek (OWA) atau obat
keras yang dapat diserahkanoleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep
dokter, obat bebas terbatas dan obat bebas.
Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada kondisi dan kasus sebagai
berikut.
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cedera
ringan.
2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya tahan
tubuh, seperti flu.
3. Profilaksis/ pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, seperti mabuk
perjalanan dan kutu air.
4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau
tenaga medis professional lainnya, seperti asma dan arthritis.

5. Keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera (Djunarko


danHendrawati, 2011).
.2

Batuk dan Pilek


Batuk adalah mekanisme tubuh berupa dorongan udara yang kuat dari

dalam paru yang berguna untuk membersihkan saluran pernapasan dari benda
asing dan lendir yang berlebihan yang merupakan stimulus untuk terjadinyabatuk.
(Bowman and Rand, 2010; Djojodibroto, 2009; Djunarko dan Hendrawati,2011).
Batuk dikelompokkan menjadi 3 :
1. akut (berlangsung kurang dari 3 minggu)
2. subakut (berlangsung selama 3-8 minggu)
3. kronik (berlangsung lebihdari 8 minggu).
.2.1

Penyebab

Penyebab batuk (Tietze, 2006; Djunarko dan Hendrawati, 2011) :


1.
2.
3.
4.
5.

iritan yang terhirup (asap atau debu)


gangguan yang menyebkan radang
penyempitan serta penekan saluran pernapasan
alergi (udara dingin, debu, bulu hewan)
penyakit-penyakit (asma, TBC, penyakit paru obstruktif kronis) dan
penggunaan obat-obat tertentu seperti obat tekanan darah tinggi (captopril
dan enalapril)

.2.2

Jenis Batuk

Jenis batuk :
1. Batuk produktif (dengan dahak)
Penyebab sekret jika berwarna bening (bronkitis), bernanah (infeksi
bakteri), berubah warna (kekuningan dengan peradangan) dan berbau
(infeksi bakteri anaerob) (Djunarko dan Hendrawati, 2011; Tietze, 2006).
2. Batuk non-produktif (kering).

Pilek merupakan infeksi rongga hidung dan saluran napas karena adanyavirus serta
suatu gejala berupa gangguan pernapasan karena terjadi sumbatanhidung, bersin-bersin,
dan dihasilkannya ingus (lendir dari hidung). Beberapa halyang dapat menyebabkan pilek
adalah alergi (cuaca dingin, debu, dan bulu hewan)dan menghirup benda asing atau yang
sifatnya iritan, seperti asap dan debu(Tietze, 2004; Djunarko dan Hendrawati, 2011 ).

Jenis Batuk Berdasarkan lamanya batuk :


1. Batuk akut (kurang 3 minggu)
Penyebab paling sering karena infeksi saluran napas atas (khususnya
common cold, sinusitis bacterial akut, dan pertusis), atau karena kelainan
yang lebih serius seperti pneumonia, emboli paru, dan congestive heart
failure.
2. Batuk kronik (lebih dari tiga minggu)
Pada perokok meningkatkan kemungkinan PPOK atau kanker bronkogenik.
Penyebab batuk paling sering adalah postnasal drip, asma, dan gastroesophageal
reflux.
Gejala batuk-pilek yang dapat diamati adalah tenggorokan sakit dan gatal, yang
mungkin disertai pengeluaran dahak, sakit otot perut bila batuk terusmenerus,hidung meler atau tersumbat, sakit kepala, kelelahan. (Sutanto,2011)

.2.3

Pengobatan
Farmakologi
1. Ekspektoransia
Sebagai mukolitik atau sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan
kronis. Contoh :

acetyl-sisteina, erdostein, ambroxol, Amonium

klorida,Natrium sitrat, Guaiakol dan senyawa-senyawanya guaifenesin.


2. Antitusif
a. Noskapin adalah suatu alkaloida dari candu, dengan daya meredakan
geletika batuk, lebih lemah daripada kodein, tetapi tidak menimbulkan

ketagihan, sesak napas, dan sembelit. Efek samping seperti nyeri


kepala, rasa kantuk dan reaksi kulit jarang terjadi. Dosis : dewasa 3-4
kali sehari 30-50 mg, maksimal 250 mg sehari.
b. Dekstrometrofan
adalah turunan buatan dari kodein dengan efek menekan batuk yang
hampir sama kuatnya, tetapi juga tanpa sifat-sifat buruknya. Efek
sampingnya hanya berupa rasa kantuk ringan dan perasaan mual.
Dosisnya : 3-4 kali sehari 15 mg.
3. Antihistaminika
Terapi untuk mengobati kasus alergi yang disebabkan oleh debu, makanan,
ataupun kasus yang lain. Dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid.
Contoh : ocuson, chlorpheniramin maleat, dextamin, dexteem plus,
celestamin, cetirizin, methylprednisolon.
Dosis : 3-4 x sehari 1-2 tablet pc
Efek Samping : gangguan saluran cerna, mengantuk, kelelahan otot, sakit
kepala, mulut dan hidung kering.
4. Tablet hisap
Pada keadaan darurat gula-gula (drop, permen), atau tablet hisap (yang
digunakan padanyeri tenggorok) juga dapat meringankan batuk, karena
pada hakekatnya gerakan menelan sudah memberikan efek menekan
rangsangan batuk.
5. Rinitis Alergika dan Rinitis Vasomotor
Bekerja sebagai simpatomimetik agent yang secara langsung merangsang
reseptor adrenergik dengan cara menghilangkan gejala flu seperti bersin,
rasa gatal pada hidung dan mata (terfenadin), hidung tersumbat
(pseudofedrin). Contoh : actifed, rhinofed, tremenza, alerfed,nichofed.
Dosis
: 3 x sehari 1 tablet
Efek samping : gangguan saluran cerna, insomnia, gelisah, takikardia.
6. Kombinasi obat batuk dan pilek
Bekerja sebagai analgetik antipyretik, antitusif, ekspektoran, antihistamin
dan dekongestan hidung.
Contoh : paratusin tablet/syr, fludexin tablet/syr, fludane tablet/syr.
Dosis : dewasa
: 3 x sehari 1 tablet,
anak

: 2-5 tahun : 3 x sehari 1 sendok obat

6-10 tahun

: 3 x sehari 2 sendok obat

Non Farmakologi
a. Minum air putih sekurang-kurangnya 8 10 gelas setiap hari.
Asupan cairan sangat penting untuk menjaga agar lendir/dahak
tetap encer.
b. Anjurkan untuk menghindari paparan alergen yang terkandung
c.
d.
e.
f.
g.

di udara untuk pasienyang mengalami alergi


berhenti merokok
Jaga agar udara dalam ruangan tetap bersih
Hindari asap rokok atau debu
Hindari udara yang terlalu dingin dan terlalu kering.
Hindari konsumsi alkohol atau kafein karena

dapat

menyebabkan tubuh kehilangan cairan.


h. Cukup istirahat / tidur.

.3

Maag (gastritis)
Maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang

diproduksi oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung.


Dalam kondisi normal asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam
mengolah makanan yang kita makan. Namun produksi asam di lambung dapat
lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita tidak teratur dan sehat.Maag
bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat
kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab
lain. Maag dapat muncul secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat (akut), waktu
yang lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain.
.3.1
Gejala
Gejala Gejala maag (gastritis) antara lain:
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
2. Mual dan Muntah kehilangan selera makan kembung
3. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
4. Kehilangan berat badan

5. Sering mengalami nyeri ulu hati


.3.2
Penyebab
Beberapa penyebab terjadinya gastritis :
1. Infeksi bakteri H. Pylori,virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan parasit
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan.
4. Kelainan autoimmune
5. Pola makan
6. Jenis makanan
7. Stres emosi
8. Asam Lambung Berlebihan
.3.3
Pengobatan
Farmakologi
Terdapat beberapa contoh obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan
gastritis yaitu :
1. Antacida
Adalah basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan
menetralkan asam lambung ( pH meningkat ).
2. Penghambat Sekresi Asam
a. H2 bloker (simetidin, ranitidin, famotidin)
Menempati reseptor h2 secara selektif di permukaan sel perietal,sehingga
sekresi asam lambung berkurang.
Cimetidin
Efektif untuk tukak usus, keluhan dapat hilang dalam beberapa
hari dan sembuh dalam beberapa minggu.
ES : diare, nyeri otot, pusing dan reaksi kulit akan tetapi jarang
terjadi. Pada penggunaan dengan dosis besar menyebabkan
impotensi dan gynecomastia (pembesaran buah zakar).
Dosis :
gastritis : 1 dd 800 mg nocte pc
ulkus peptikus : 2 dd 400 mg dc

Ranitidin
Menghambat sekresi asam lambung lebih kuat dari simetidin
juga dapat digunakan pada penggunaan prednison untuk
menghindari keluhan lambung.
ES : mirip simetidin akan tetapi tidak menyebabkan
gynecomastia.

Dosis : 1 dd 300 mg nocte pc, selama 4-8 minggu


Famotidin
Mirip ranitidin akan tetapi daya menekan sekresi asam lambung
lebih kuat dari ranitidin.
Dosis :
- esofagisitis : 2 dd 30-40 mg
- Tukak lambung usus : 1 dd 40 mg nocte pc selama 4 8

b.

minggu
- Profilaksis 1 dd 20 mg
Inhibitor sekresi asam lambung
Obat golongan ini dalam bentuk aktif berikatan denga enzym H +
, K+ ATP ase ( enzym yang dikenal dengan nama pompa proton )
dengan adanya ikatan ini maka sekresi asam lambung akan
dihambat.
Omeprazol
Merupakan penghambat pompa proton pertama yang digunakan
untuk menurunkan asam lambung dengan kuat, resorbsi lengkap,
bertahan hingga 24 jam karena ikatan protein plasma tinggi 95% .
ES : (jarang terjadi) gangguan lambung usus, nyeri kepala, nyeri
otot dan sendi, pusing, gatal.
Dosis :
- Gastritis dan tukak : 1 dd 20 40 mg selama 4-8 minggu
- Tukak usus : 1 dd 20 -40 mg selama 2-4 minggu
Pantoprazol
Sifat mirip dengan omperazol
dosis :
- esofagitis dan tukak : 1 dd 40-80 mg ac/dc selama 4 8
minggu
- tukak usus : 1 dd 20 -40 mg ac/dc selama 2-4 minggu
c. antikolinergik ( pirenzepin, fentonium )
menghambat reseptor muskarinik dari asetilkolin sehingga
menekan sekresi asam lambung dan peristaltiknya, digunakan
untuk tukak duodenum.
d. analog prostaglandin (misoprostol)
menghambat secara langsung sel-sel perietal (menekan sekresi
asam lambung) dan melindungi mukosa dengan stimulasi
produksi mukus sitoprotektif saluran GI.

3. Inhibitor Pepsin/ pelidung ulkus ( sukralfat, Al-hidroksida, bismuth


koloidal)
sukralfat dan bismuth tidak diserap tetapi bergabung dengan protein
membentuk substansi kental yang menutupi tukak dan melindunginya dari
asam dan pepsin juga bersifat bakteriostatik terhadap H.pilory.
4. Antibiotik ( amoksisillin, tetracyclin, klaritromycin, metronidazol dan
tinidazol)
Digunakan kombinasi untuk terapi melawan H.pylori bakteri tahan asam.
5. Penguat
motilitas/prokinetik/propulsif
(metoklopramid,
cisaprida,
domperidon )
Merupakan antagonis dopamin, menduduki reseptor dopamin pada saluran
cerna, sehingga efek penghambatan dopamin ditiadakan. gerak peristaltik
saluran cerna dihambat oleh neurotransmitter dopamin. Obat ini berdaya
memperkuat motilitas lambung dan usus untuk menghindari terjadinya
reflux juga dapat digunakan sebagai antiemetik.
6. Obat penenang (meprobamat, diazepam, klordiazepksid,clinidium)
Kecemasan dan stress dapat memperburuk tukak lambung karena sekresi
asam lambung bertambah.

Non Farmakologi
a. Makan yang teratur, tidak boleh terlambat makan dan tidak
terlalu kenyang dan dikunyah 30-40x
b. Tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan yang terlalu asam
dan pedas
c. Jangan mengkonsumsi makanan tinggi kafein misalnya teh dan
kopi
d. Usahakan tidak terlalu stress karena akan merangsang produksi
asam lambung

10

BAB 3
PEMBAHASAN
.1

Contoh Kasus Batuk dan Pilek


1. Seorang ibu dengan membawa anak yang bernama Indra umur 6 tahun
datang ke apotek mengeluh bahwa anaknya sakit tenggorokan dan
hidung meler, pada pagi dan malam hari batuk terus menerus tanpa ada
dahaknya,sejak satu hari yang lalu. Obat apa yang dapat diberikan
untuk anak tersebut?
Tindak Lanjut :
Anak tersebut diberikan 2 macam obat yaitu triaminic syr dan cetirizin
syr dimana triaminic berguna untuk menyembuhkan keluhan batuk

11

pilek sedangkan cetirizin syr berguna untuk mengurangi keluhan gatal

tenggorokan pada malam dan pagi hari.


a. Triaminic sirup
Komposisi :
- pseudofedrin 15 mg
- dextromethorpan HBr 5 mg
Mekanisme Kerja : bekerja sebagai antitusif dan decongestan hidung
Efek Samping : mengantuk, gangguan pencernaan, insomnia, gelisah,

mual dan muntah, nyeri lambung, tremor, mulut kering


Interaksi Obat : penggunaan bersamaan dengan inhibitor / penghambat

monoamin oksidase dikontra indikasikan dan dapat meningkatkan efek


pseudofedrin, pseudofedrin dapat mengurangi efek beberapa zat/ obat
antihypertensi (guanetidin & turunannya), berinteraksi dengan obat
anaestesi berhalogen, beriteraksi dengan obat simpatomimetika &

antidepresi dimana efek obatnya ditingkatkan oleh pseudofedrin.


Dosis : anak 6 -12 tahun : 3 x sehari 1 sendok takar
b. cetirizin syr
Komposisi : cetirizin dihidroklorida 5 mg/5 ml
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan histamin pada fase awal dari
reaksi alergi, mengurangi migrasi dari sel inflamasi, dan melepaskan

mediator yang berhubungan dengan late allergic respon


Efek samping : sifatnya sementara : sakit kepala, pusing, kantuk, agitasi,

mulut kering, tidak enak pada lambung,


Interaksi obat : potensiasi cetirizin terhadap alkohol sehingga tidak boleh

digunakan bersamaan.
Dosis : 1 x sehari 5 ml dc atau 2 x sehari 2,5 ml pagi dan malam
2. Ibu hamil bernama Ana mengeluh kepada apoteker bahwa dia
menderita batuk dan pilek, terdapat lendir yang kental dan susah
dikeluarkan,sejak dua hari yang lalu. Apa yang harus diberikan kepada
ibu Ana tersebut?
Tindak lanjut :

12

diberikan obat allerin expectoran dimana obat tersebut dapat digunakan


untuk mengobati keluhan batuk pilek, tenggorokan gatal dan

mengencerkan dahak
Komposisi :
- difenhidramin Hcl 12,5 mg
- Guaiafenesin 50 mg
- natrium sitrat 180 mg
- pseudofedrin HCl 15 mg
Mekanisme Kerja : sebagai antihistamin, ekspectoran, dan decongestan

hidung
Efek samping : mengantuk, gangguan pencernaan, sakit kepala, insomnia,

tremor, takikardia, aritmia, mulut kering


Interaksi Obat : penggunaan dengan antidepresant tipe penghambat MAO

dapat menyebabkan krisis hypertensi


Dosis : dewasa : 3x sehari 10 ml

.2

Contoh Kasus Gastritis


1. Seorang ibu hamil dua bulan dengan nama Sarah mengeluh mual, perut
kembung, nyeri pada ulu hati sejeak satu hari yang lalu. Obat apa yang
perlu diberikan kepada ibu sarah tersebut?
Tindak lanjut :
pasien diberikan mylanta tablet untuk mengurangi rasa mual dan

kembung.
a. Mylanta tablet
Komposisi :
- AlOH 200mg
- MgOH 200mg
- simetikon 20 mg
Mekanisme kerja : bekerja menetralkan asam lambung, menginaktifkan
pepsin, sehingga rasa nyeri pada ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung
dan pepsin berkurang. Efek laksatif dari MgOH akan mengurangi

konstipasi dari AlOH


Efek samping :sembelit, diare, mual muntah, gejala akan hilang jika
pemakaian obat dihentikan

13

Interaksi obat : pemberian bersama cimetidin dan tetracyclin akan

mengurangi absorbsi obat tersebut


Dosis : dewasa : 3- 4x sehari 1tablet dikunyah, 1 h ac atau 2 h pc
2. Seorang kakek bernama Wawan dengan umur 70 tahun mengalami
gangguan perut tengah bagian atas, sakit bila ditekan, mual dan muntah
saat diberikan makanan, dan pada malam hari tidak bisa tidur nyenyak
karena sering merasa nyeri di ulu hati,sejak dua hari yang lalu. Obat apa
yang perlu diberikan?
Tindak lanjut:
Obat yang diberikan adalah mylanta syr untuk memudahkan proses
pemberian, sedangkan untuk mengurangi nyeri ulu hati pada malam

hari dapat diberikan omeprazol.


a. Mylanta sirup
Komposisi setiap 5 ml suspensi mengandung :
- AlOH 200mg
- MgOH 200mg
- simetikon 20 mg
Mekanisme kerja : bekerja menetralkan asam lambung, menginaktifkan
pepsin, sehingga rasa nyeri pada ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung
dan pepsin berkurang. Efek laksatif dari MgOH akan mengurangi

konstipasi dari AlOH


Efek samping : sembelit, diare, mual muntah, gejala akan hilang jika

pemakaian obat dihentikan


Interaksi obat : pemberian bersama cimetidin dan tetracyclin akan

mengurangi absorbsi obat tersebut


Dosis : 3- 4x sehari 1 sendok takar, 1 h ac atau 2 h pc

b. Omeprazol capsul
Komposisi : omeprazol 20 mg
Mekanisme kerja : menekan sekresi asam lambung dengan menghambat
aktivitas enzym H+, K+, ATP ase ( pompa proton) pada permukaan
kelenjar sel perietal gastrik.

14

Efek samping: pada penggunaan dengan dosis besar dapat menstimulasi


pertumbuhan sel ECL ( enterochromaffin-likecells) dan pada penggunaan

jangka panjang perlu di monitor pertumbuhan bakteri pada saluran cerna


Interaksi obat : penggunaan bersama dengan diazepam, warfarin dan
fenitoin dapat memperpanjang eleminasi obat yang dimetabolisme
melalui sitokrom P450 didalam hati; omeprazol mengganggu absorbsi

ketokonazol, ester, ampicillin dan garam besi.


Dosis : 1 x sehari 20 mg ditelan utuh dengan air

15

BAB 4
PENUTUP
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan
mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung
jawab ( rasional ). Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada perawatan
simptomatik minor,penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya
daya tahan tubuh,profilaksis/ pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan,
penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga
medis professional lainnya, keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan
segera.
Pada kasus batuk dan pilek yang dialami oleh ibu ana dan anak indra
penanganan swamedikasi hanya sebatas pemberian obat untuk meringankan dan
menyebuhkan gejala batuk dan pilek, jika kondisi memungkinkan pasien
hendaklah dimonitoring untuk mengetahui tingkat keberhasilan terhadap obat
yang dianjurkan oleh apoteker untuk pasien atau kepada pasien dianjurkan untuk
berobat ke dokter jika selama 3 hari setelah pemberian. Sebaiknya pasien diminta
beristirahat yang cukup dan jika perlu ditambahkan pemberian vitamin atau
imunodulator untuk mempercepat proses pemulihan.
Pada kasus gastritis pasien ibu sarah dan bapak wawan pemahaman
informasi tentang cara meminum obat dan pantangan dalam terapi gastritis perlu
dipahami dengan baik oleh pasien supaya obat dapat memberikan efek maksimal
dan tidak terjadi kekambuhan penyakit secara berulang.

16

DAFTAR PUSTAKA

Bowman, W.C., and Rand, M.J., 2010, Textbook of Pharmacology, 2nd Ed,
Backwell, Scientific Publication, London, pp. 24.11.
Djunarko, I.and Hendrawati, Y.D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar,
Citra Aji Parama, pp. 6-9, 34, 38
Holt, G. A., and Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, dalam Handbook of
Non Prescription Drugs, 9th ed., American Pharmaceutical Association,
Washington DC, pp. 8.
WHO, 2000, Guidelines for the Regulatory Assessment of Medicinal Products
for
use
in
Self-Medication,
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s2218e/s2218e.pdf, diakses tanggal
20 April 2015.
Sutanto, Teguh, 2011, Cara Cerdas Memilih Obat Untuk Anak, Katahati,
Yogyakarta, pp.82-83.
Tan. T.H.Drs, & Kirana R. Drs., 1993, Swamedikasi, Edisi I Cetakan I, Jakarta,
hal 32-39.
Tietze, K.J., 2004, Disorder Related to Cold and Allergy dalam Handbook of Non
Precription Drugs, 14th ed., American Pharmaceutical Association,
Washington DC, pp. 239-240.
Tietze, K.J., 2006, Cough dalam Handbook of Non Precription Drugs, 15th ed.,
American Pharmaceutical Association, Washington DC, pp. 229-231.

17

Anda mungkin juga menyukai