OLEH KELOMPOK V :
Andika Purnomo
14344071
Indra Prasetyo
14344081
14344082
Sarah Alallamatuz Z
14344083
Satino
14344089
Ana Lusina
14344100
Wawan Gunawan
14344110
Nuryanti
14344111
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas MakalahKomunikasi Informasi dan Konselingdengan judul swamedikasi
Batuk Pilek dan Gastritis .
Dalam penyusunan hingga penyelesaian tugas makalah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan,
khususnya kepada ibu alfina selaku dosen pengajar untuk mata kuliah
Komunikasi Informasi dan Konseling dan rekan-rekan yang telah memberi
dukungan dan motivasi.
Penulis berharap tugas ini dapat memberikan manfaat besar bagi
pembacanya. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sebagai koreksi untuk tugas mendatang.
WassalamualaikumWr.Wb
Jakarta, April 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1
1.2 Tujuan...................................................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
3
2.1 Swamedikasi.........................................................................................................
3
2.2 Batuk Pilek...........................................................................................................
4
2.3 Gastritis.................................................................................................................
8
BAB 3 PEMBAHASAN................................................................................................
13
BAB 4 PENUTUP.........................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
19
BAB 1
PENDAHULUAN
.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sekarang ini banyak orang yang menderita suatu penyakit
dan beberapa penyakit tertentu dapat diobati sendiri namun tidak banyak orang
yang tau bahwa penyakit tersebut dapat diobati dengan sendirinya. Swamedikasi
atau pengobatan sendiri adalah tindakan megobati diri sendiri dengan
menggunakan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan secara
tepat dan bertanggung jawab (Holt and Hall, 1990).
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau
kesadaran diri sendiri tanpa nasihat dokter. Beberapa keuntungan swamedikasi
adalah memberikan tuntunan dan informasi yang jelas dan tepat penggunaan obat,
dimana obat ini biasanya tersedia di rumah tangga, selanjutnya bagi masyarakat di
daerah terpencil swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan
untuk ke kota mengunjungi seorang dokter (Tan & Rahardja, 1993).
Terdapat beberapa contoh penyakit yang dapat diobati sendiri diantaranya
adalah batuk pilek, maag, demam, diare, sakit gigi, sakit kepala, dll. Didalam
makalah ini kami akan mengambil contoh batuk pilek dan maag untuk dilakukan
pembahasan yang berkaitan dengan swamedikasi. Batuk pilek merupakan infeksi
akut atau peradangan dari selaput lendir hidung yang disebabkan oleh virus. Jika
ada benda asing misalnya debu, asap, cairan dan makanan yang masuk ke dalam
saluran pernafasan secara tidak sengaja selain udara, maka otomatis akan terjadi
batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkannya sedangkan pilek adalah suatu
infeksi saluran nafas atas. Pilek ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk,
bersin dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung atau
mulut.
Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang
menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang
menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut yang disebabkan oleh beberapa
Tujuan
1. Mampu memahami keluhan pasien.
2. Mampu memilihkan obat yang tepat untuk pasien.
3. Mampu memberikan informasi yang tepat kepada pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
.1
Swamedikasi
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan
mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung
jawab ( rasional ). Menurut WHO (2000), pengobatan mandiri atau self
medicationmeliputi penggunaan obat oleh seseorang untuk mengobati gangguan
atau gejala penyakit atau penggunaan lanjutan pada penyakit kronis dari obat yang
telah diresepkan oleh dokter.
Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut Holt and Hall
( 1990), aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk
menghilangkan keluhan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya
pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas atau
profesi kesehatan. Kekurangan swamedikasi yakni obat membahayakan kesehatan
bila tidak digunakan sesuai dengan aturan pakai, kemungkinan dapat timbul reaksi
obat yang tidak diinginkan, kesalahan penggunaan obat karena informasi yang
kurang tepat, tidak efektif karena salah diagnosis dan pemilihan obat dan sulit
bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman
menggunakan obat dimasa lalu dan lingkungan sosialnya.( Holt and Hall, 1990 )
Obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa resep (OTR). Di
Indonesia yang termasuk dalam OTR meliputi obat wajib apotek (OWA) atau obat
keras yang dapat diserahkanoleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep
dokter, obat bebas terbatas dan obat bebas.
Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada kondisi dan kasus sebagai
berikut.
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cedera
ringan.
2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya tahan
tubuh, seperti flu.
3. Profilaksis/ pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, seperti mabuk
perjalanan dan kutu air.
4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau
tenaga medis professional lainnya, seperti asma dan arthritis.
dalam paru yang berguna untuk membersihkan saluran pernapasan dari benda
asing dan lendir yang berlebihan yang merupakan stimulus untuk terjadinyabatuk.
(Bowman and Rand, 2010; Djojodibroto, 2009; Djunarko dan Hendrawati,2011).
Batuk dikelompokkan menjadi 3 :
1. akut (berlangsung kurang dari 3 minggu)
2. subakut (berlangsung selama 3-8 minggu)
3. kronik (berlangsung lebihdari 8 minggu).
.2.1
Penyebab
.2.2
Jenis Batuk
Jenis batuk :
1. Batuk produktif (dengan dahak)
Penyebab sekret jika berwarna bening (bronkitis), bernanah (infeksi
bakteri), berubah warna (kekuningan dengan peradangan) dan berbau
(infeksi bakteri anaerob) (Djunarko dan Hendrawati, 2011; Tietze, 2006).
2. Batuk non-produktif (kering).
Pilek merupakan infeksi rongga hidung dan saluran napas karena adanyavirus serta
suatu gejala berupa gangguan pernapasan karena terjadi sumbatanhidung, bersin-bersin,
dan dihasilkannya ingus (lendir dari hidung). Beberapa halyang dapat menyebabkan pilek
adalah alergi (cuaca dingin, debu, dan bulu hewan)dan menghirup benda asing atau yang
sifatnya iritan, seperti asap dan debu(Tietze, 2004; Djunarko dan Hendrawati, 2011 ).
.2.3
Pengobatan
Farmakologi
1. Ekspektoransia
Sebagai mukolitik atau sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan
kronis. Contoh :
6-10 tahun
Non Farmakologi
a. Minum air putih sekurang-kurangnya 8 10 gelas setiap hari.
Asupan cairan sangat penting untuk menjaga agar lendir/dahak
tetap encer.
b. Anjurkan untuk menghindari paparan alergen yang terkandung
c.
d.
e.
f.
g.
dapat
.3
Maag (gastritis)
Maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang
Ranitidin
Menghambat sekresi asam lambung lebih kuat dari simetidin
juga dapat digunakan pada penggunaan prednison untuk
menghindari keluhan lambung.
ES : mirip simetidin akan tetapi tidak menyebabkan
gynecomastia.
b.
minggu
- Profilaksis 1 dd 20 mg
Inhibitor sekresi asam lambung
Obat golongan ini dalam bentuk aktif berikatan denga enzym H +
, K+ ATP ase ( enzym yang dikenal dengan nama pompa proton )
dengan adanya ikatan ini maka sekresi asam lambung akan
dihambat.
Omeprazol
Merupakan penghambat pompa proton pertama yang digunakan
untuk menurunkan asam lambung dengan kuat, resorbsi lengkap,
bertahan hingga 24 jam karena ikatan protein plasma tinggi 95% .
ES : (jarang terjadi) gangguan lambung usus, nyeri kepala, nyeri
otot dan sendi, pusing, gatal.
Dosis :
- Gastritis dan tukak : 1 dd 20 40 mg selama 4-8 minggu
- Tukak usus : 1 dd 20 -40 mg selama 2-4 minggu
Pantoprazol
Sifat mirip dengan omperazol
dosis :
- esofagitis dan tukak : 1 dd 40-80 mg ac/dc selama 4 8
minggu
- tukak usus : 1 dd 20 -40 mg ac/dc selama 2-4 minggu
c. antikolinergik ( pirenzepin, fentonium )
menghambat reseptor muskarinik dari asetilkolin sehingga
menekan sekresi asam lambung dan peristaltiknya, digunakan
untuk tukak duodenum.
d. analog prostaglandin (misoprostol)
menghambat secara langsung sel-sel perietal (menekan sekresi
asam lambung) dan melindungi mukosa dengan stimulasi
produksi mukus sitoprotektif saluran GI.
Non Farmakologi
a. Makan yang teratur, tidak boleh terlambat makan dan tidak
terlalu kenyang dan dikunyah 30-40x
b. Tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan yang terlalu asam
dan pedas
c. Jangan mengkonsumsi makanan tinggi kafein misalnya teh dan
kopi
d. Usahakan tidak terlalu stress karena akan merangsang produksi
asam lambung
10
BAB 3
PEMBAHASAN
.1
11
digunakan bersamaan.
Dosis : 1 x sehari 5 ml dc atau 2 x sehari 2,5 ml pagi dan malam
2. Ibu hamil bernama Ana mengeluh kepada apoteker bahwa dia
menderita batuk dan pilek, terdapat lendir yang kental dan susah
dikeluarkan,sejak dua hari yang lalu. Apa yang harus diberikan kepada
ibu Ana tersebut?
Tindak lanjut :
12
mengencerkan dahak
Komposisi :
- difenhidramin Hcl 12,5 mg
- Guaiafenesin 50 mg
- natrium sitrat 180 mg
- pseudofedrin HCl 15 mg
Mekanisme Kerja : sebagai antihistamin, ekspectoran, dan decongestan
hidung
Efek samping : mengantuk, gangguan pencernaan, sakit kepala, insomnia,
.2
kembung.
a. Mylanta tablet
Komposisi :
- AlOH 200mg
- MgOH 200mg
- simetikon 20 mg
Mekanisme kerja : bekerja menetralkan asam lambung, menginaktifkan
pepsin, sehingga rasa nyeri pada ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung
dan pepsin berkurang. Efek laksatif dari MgOH akan mengurangi
13
b. Omeprazol capsul
Komposisi : omeprazol 20 mg
Mekanisme kerja : menekan sekresi asam lambung dengan menghambat
aktivitas enzym H+, K+, ATP ase ( pompa proton) pada permukaan
kelenjar sel perietal gastrik.
14
15
BAB 4
PENUTUP
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan
mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung
jawab ( rasional ). Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada perawatan
simptomatik minor,penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya
daya tahan tubuh,profilaksis/ pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan,
penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga
medis professional lainnya, keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan
segera.
Pada kasus batuk dan pilek yang dialami oleh ibu ana dan anak indra
penanganan swamedikasi hanya sebatas pemberian obat untuk meringankan dan
menyebuhkan gejala batuk dan pilek, jika kondisi memungkinkan pasien
hendaklah dimonitoring untuk mengetahui tingkat keberhasilan terhadap obat
yang dianjurkan oleh apoteker untuk pasien atau kepada pasien dianjurkan untuk
berobat ke dokter jika selama 3 hari setelah pemberian. Sebaiknya pasien diminta
beristirahat yang cukup dan jika perlu ditambahkan pemberian vitamin atau
imunodulator untuk mempercepat proses pemulihan.
Pada kasus gastritis pasien ibu sarah dan bapak wawan pemahaman
informasi tentang cara meminum obat dan pantangan dalam terapi gastritis perlu
dipahami dengan baik oleh pasien supaya obat dapat memberikan efek maksimal
dan tidak terjadi kekambuhan penyakit secara berulang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bowman, W.C., and Rand, M.J., 2010, Textbook of Pharmacology, 2nd Ed,
Backwell, Scientific Publication, London, pp. 24.11.
Djunarko, I.and Hendrawati, Y.D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar,
Citra Aji Parama, pp. 6-9, 34, 38
Holt, G. A., and Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, dalam Handbook of
Non Prescription Drugs, 9th ed., American Pharmaceutical Association,
Washington DC, pp. 8.
WHO, 2000, Guidelines for the Regulatory Assessment of Medicinal Products
for
use
in
Self-Medication,
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s2218e/s2218e.pdf, diakses tanggal
20 April 2015.
Sutanto, Teguh, 2011, Cara Cerdas Memilih Obat Untuk Anak, Katahati,
Yogyakarta, pp.82-83.
Tan. T.H.Drs, & Kirana R. Drs., 1993, Swamedikasi, Edisi I Cetakan I, Jakarta,
hal 32-39.
Tietze, K.J., 2004, Disorder Related to Cold and Allergy dalam Handbook of Non
Precription Drugs, 14th ed., American Pharmaceutical Association,
Washington DC, pp. 239-240.
Tietze, K.J., 2006, Cough dalam Handbook of Non Precription Drugs, 15th ed.,
American Pharmaceutical Association, Washington DC, pp. 229-231.
17