Anda di halaman 1dari 9

Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440

Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

REFERENT LANGUSNG, TAK LANGSUNG, GAIB, DAN PLESETAN


(KAJIAN PENGEMBANGAN TEORI FERDINAND DE SAUSSURE)

Direct and Indirect Referent, Occult, and a Joke (Ferdinand De Saussure's Theory
Development Study)

Idrus Ahmad
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP Kie Raha
Pos-el: idrusahmad116@gmail.com

Naskah diterima: 9 Oktober 2021; direvisi: 29 November 2021; disetujui: 1 Desember 2021

Abstrak: Referent atau acuan makna dari sebuah kata hampir tidak dibahas lagi
secara rinci oleh para linguis sesudah Ferdenand de Saussure. Alasanya karena
makna kata sangat dinamis atau memunculkan kemungkinan-kemungkinan makna
yang beragam. Alasan lainnya, ada referent yang tidak berada di dunia nyata tapi
dalam bayangan atau hayalan. Karena itu, kajian ini sebagai bentuk pengembangan
teori acuan/referent menjadi referent langsung, tak langsung, gaib dan referent
plesetan. Adapun metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan yang dilakaukan adalah studi
dokumentasi yaitu mengumpulkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan obyek
penelitian yakni kajian kata sebagai salah satu unsur dalam bidang kebahasaan,
kemudian dilanjutkan dengan teknik membaca. Membaca dilakukan untuk: (1)
memahami secara keseluruhan isi dari sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini; (2) mempertajam pemahaman sebelumnya; (3) memahami fokus penelitian yakni
kata yang digambarkan oleh linguis Ferdenand de Saussure. Teknik analisis data
dalam penelitian ini, meliputi: (1) reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar, yang
diperoleh dari berbagai catatan-catatan tertulis. Laporan atau data yang diperoleh
dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci seputar referent sebagai
salah satu unsur makna kata.
Kata kunci: referent langsung, tak langsung, gaib, referent plesetan

Abstract; Referent or reference to the meaning of a word is hardly discussed in detail


by linguists after Ferdinand de Saussure. The reason is because the meaning of the
word is very dynamic or raises the possibility of various meanings. Another reason,
there are referents who are not in the real world but in the shadow or fantasy.
Therefore, this study is a form of developing reference theory into direct, indirect,
occult, and play referent referents. The analytical method used in this study is a
qualitative descriptive method. Meanwhile, the collection technique used is a
documentation study, which is collecting writings related to the object of research,
namely word studies as one of the elements in the linguistic field, followed by reading
techniques. Reading is done to: (1) understand the overall content of the data sources
used in this study; (2) sharpen previous understanding; (3) understand the focus of the
research, namely the word described by linguist Ferdenand de Saussure. Data
analysis techniques in this study include: (1) data reduction as a selection process,
focusing attention on simplification, abstracting, and transformation of rough data,
obtained from various written records. Reports or data obtained are stated in the form
of a complete and detailed description of the referent as one element of the meaning of
the word.
Keywords: direct referent, indirect, supernatural, referent play

211
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

PENDAHULUAN (pena).Ketiga unsur tersebut,


Setiap manusi memiliki merupakan pengertian dari sebuah kata.
kebutuhan sarana dalam menyampaikan Tanpa salah satu unsur di atas dalam
pesan berkomunikasi,. Sarana yang pandangan Saussure belum terwakili
utama untuk memenuhi kebutuhan sebagai sebuah kata.
tersebut adalah bahasa. Masyarakat dan Pandangan Saussure di atas,
komunitas selalu terlibat dalam berbeda dengan ahli lainnya. Ullmann
komunikasi bahasa, baik bertindak (1972:57) justeru tidak berani menyebut
sebagai komunikator maupun sebagai referent karena referent terkadang
komunikan. Anggota masyarakat berada jauh dari jangkauan linguis.
sebagai partisipan bahasa Kalau seseorang mengatakan sesuatu
berkomunikasi sosial melalui wacana kata, terdapat tiga hal,dalam istilah
lisan dan tulis (Reski Kurniawan, dkk. Ullmann adalah: name, sence, dan
2018: 192). thing. Soal makna terdapat dalam sence,
Salah satu metode menelaah dan ada hubungan timbal balik antara
bahasa adalah memandangnya sebagai nama dengan pengertian sence. Apabila
sebuah sistem yang terdiri dari unit-unit seseorang mendengar kata tertentu, ia
kecil yang dirangkai secara sistematis hanya dapat membayangkan bendanya
sesuai pola atau kaidah yang berlaku atau sesuatu yang diacu, dan apabila
secara konvensional. Unit kecil yang seseorang membayangkan sesuatu, ia
menjadi vokus kajian ini adalah kata. segera dapat mengatakan pengertiannya
Kata menurut Saussure (1857:1913) itu. Hubungan antara nama dengan
memiliki tiga unsur, yakni unsur pengertian, itulah yang disebut makna.
signifier, signified, dan referent. Ketidakberanian menyebut
Pertama, signifier mengandung referent juga terdapat pada pernyataan
pengertian bahwa sebuah kata Stevenson (Shipley, 1962:261) bahwa,
merupakan gabungan dari beberapa jika seseorang menafsirkan makna
vonem, seperti kata kursi terdiri atas sebuah lambang, berarti ia memikirkan
vonem k/u/r/s/i, kata rumah terdiri atas sebagaimana mestinya tentang lambang
vonem r/u/m/a/h, dan kata pena terdiri tersebut; yakni suatu keinginan untuk
atas vonem p/e/n/a. Kedua, unsur menghasilkan jawaban tertentu dengan
signified mengandung pengertian bahwa kondisi-kondisi tertentu pula. Jadi,
sebuah kata harus memiliki makna, memang sulit memberikan batasan
seperti kata kursi mengandung makna tentang makna suatu kata.Tiap linguis
tempat duduk, kata rumah mengandung memberikan batasan makna sesuai
makna tempat tinggal, dan kata pena dengan bidang ilmu yang merupakan
mengandung makna alat tulis. Ketiga, keahliannya. Itu tidak mengherankan
referent mengandung pengertian karena kata yang mengandung makna
sebagai obyek yang diacuh. Jadi kata adalah milik pemakai bahasa. Karena
kursi mengacu pada obyek (kursi), kata pemakai bahasa bersifat dinamis yang
rumah mengacu pada obyek (rumah) kadang-kadang memperluas makna
dan kata pena mengacu pada obyek suatu kata, ketika ia berkomunikasi

212
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

sehingga makna kata dapat saja Menurut Chaer (2006:116)


berubah. Contoh: kata kandang bukan makna/signified merupakan suatu
lagi terbatas pada kandang binatang konsep, pengertian, ide, atau gagasan
peliharaan, tapi sudah mengalami yang terdapat dalam sebuah satuan
perluasan makna menjadi tuan rumah ujaran baik berupa sebuah kata,
dalam istilah olahraga. gabungan kata, maupun satuan yang
Menurut Pateda (1985:86) lebih besar lagi. Akibatnya persoalan
makna kata dapat dibicarakan melalui makna/ signified menjadi sukar karena
dua pendekatan, yakni pendekatan makna bahasa itu (juga makna lambang
analitik dan pendekatan operasinal. lain) bersifat arbitrer, konvensional,
Pendekatan analitik ingin mencari tidak statis, berkaitan dengan
makna dengan cara menguraikannya kebudayaan dan sosial kemasyarakatan,
atas semen-segmen utama, sedangkan dan berkaitan pula dengan konteks
pendekatan operasional ingin pelbagai wacana. Makna dikatakan
mempelajari kata dalam bersifat arbirer, artinya, hubungan
penggunaannya. Pendekatan antara kata dengan makna itu tidak
operasional, lebih menekankan, bersifat wajib, hubungan kata dengan
bagaimana kata dioperasionalkan di maknannya tidak diikat oleh suatu
dalam tindak fonasi sehari-hari. keharusan.
Pendekatan analitik ingin Luasnya cakupan
menguraikan makna dengan jalan makna/signified, tak berbeda dengan
segmentasi.Ambillah contoh kata isteri. cakupan referent. Menurut Elis dkk.
Dilihat dari pendekatan analitik, kata (2006:278-279) bahwa referent adalah
isteri dapat diuraikan menjadi: unsur luar, misalnya dalam bahasa,
perempuan, telah bersuami, yang kemudian menggantikan makna
kemungkinan telah beranak, berambut bahasa itu, atau hubungan antara
panjang, berfungsi sebagai pendamping referent dengan lambang yang dipakai
suami, dan lain-lain. Banyaknya untuk mewakilinya. Jadi referent adalah
kemungkinan makna yang muncul sesuatu yang ditunjuk oleh
dalam deskripsi orang terhadap suatu tanda/menunjuk pada hubungan antara
kata, membuat ahli linguis lainnya tidak unsur-unsur linguistik berupa kata,
berani menyertakan unsur referent atau kalimat, dan pengalaman. Referent
acuan sebagai syarat mutlak sebuah merupakan hal mendasar di dalam
kata. semantik, sebab referent tidak akan
Karena itu, kajian ini dimengerti apabila pengertian tentang
mengerucut pada referent sebagai unsur lambang dalam bentuk kata, tidak ada,
luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur memang sulit memberikan batasannya.
bahasa dalam hal ini adalah kata. Terkadang referent dihubungkan
Artinya pembahasan tidak ansik makna dengan realitas, kenyataan, atau
karena antara makna/signified dan eksistensi sesuatu benda atau obyek.
referent, keduanya sangat luas, berubah- Ketika kita mengatakan sebuah benda
ubah sesuai perkembangan. berupa kursi, yang referentnya adalah

213
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

kursi seperti yang kita kenal selama ini. digambarkan melalui apa yang disebut
Referent ini ada di dalam dunia kita segitiga semiotic (semantic triangle)
yang nyata, meskipun realitasnya (lihat Ogden & Richards dan Palmer)
kadang-kadang hanya dalam bayangan (dalam Djajasudarma, 2009:3).
atau khayalan. Kata kursi, referentnya
ada dalam dunia nyata.Tetapi kalau kita
menyatakan setan atau iblis, sulit bagi
kita untuk menunjuk referent dari kata-
kata tersebut. Dalam kata lain, sulit Diagram di atas,
menunjuk realitas dan eksistensinya. Di menggambarkan bahwa simbol atau
sini menurut Pateda (1996: 54) kita lambang adalah unsur linguistik berupa
berhadapan dengan hal-hal yang ada di kata (kalimat, dsb.); referent adalah
luar bahasa bahkan kadang-kadang obyek atau hal yang ditunjuk (peristiwa,
hanya dilandasi oleh keyakinan. Anda fakta, di dalam dunia pengalaman
pasti yakin bahwa ada setan, surga, manusia); konsep (referent) adalah apa
bukan? yang ada pada pikiran kita tentang
Berbeda dengan yang obyek yang diwujudkan melalui
dikemukakan oleh Djajasudarma lambang (simbol). Berdasrkan teori ini,
(2009:38) bahwa hubungan antara kata, hubungan simbol dan referent (acuan)
makna kata, dan dunia kenyataan melalui konsep yang bersemayam di
disebut hubungan referensial. dalam otak, hubungan tidak langsung.
Hubungan yang terdapat antara: (1) kata Pemikiran Djajasudarma bahwa
sebagai satuan fonologis, yang referent adalah dunia kenyataan yang
membawa makna, (2) makna atau ditunjuk (diacuh) oleh kata,
konsep yang dibentuk oleh kata, dan (3) berhubungan dengan dua teori yang
dunia kenyataan yang ditunjuk (diacuh) dikutipnya, bahwa referent (acuan)
oleh kata, merupakan hubungan adalah konsep yang bersemayam di
referensial. dalam otak, dengan memiliki hubungan
Hubungan referensial adalah tidak langsung. Pertanyaannya adalah
hubungan yang terdapat antara sebuah bagaimana dengan referent yang
kata dan dunia luar bahasa yang diacuh berhubungan dengan dunia hayalan atau
oleh pembicara, misalnya: kata kamus dalam bayangan manusia yang
mengacu kepada sejenis buku tertentu, eksistensi bersifat supra-natural dan
kata tebal mengacu kepada suatu juga referent yang berhubungan
kualitas benda tertentu, kata pergi langsung, tidak langsung, dan plesetan?
mengacu kepada suatu aktivitas Berkelindan dengan uraian-
tertentu. uraian di atas, bahwa referent suatu kata
Hubungan antara kata terkadang tidak bisa digambarkan
(lambang), makna (konsep atau karean realitas dari benda tersebut
reference) dan sesuatu yang diacuh kadang hanya ada dalam bayangan atau
(referent) adalah hubungan tidak khayalan bukan dalam dunia nyata,
langsung. Hubungan tersebut maka penulis berupaya

214
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

mengembangkan kajian ini dengan referensial merupakan makna unsur


menglasifikasi obyek-obyek yang bahasa yang sangat dekat
menjadi referent ke dalam empat hubungannya dengan dunia di luar
golongan referen yaitu referent bahasa, apakah objek atau gagasan,
langsung, tak langsung, gaib, dan dan yang dapat dijelaskan
plesetan. melalui analisis komponennya.
Berbeda tinjauan dengan Saida
METODE Gani dan Berti Arsad (2013).
Diagram di atas, Keduanya, menggolongkan makna
menggambarkan bahwa simbol atau referen menjadi makna referensial dan
lambang adalah unsur linguistik berupa makna nonreferensial. Menurut
kata (kalimat, dsb.); referent adalah keduanya bahwa makna referensial
obyek atau hal yang ditunjuk (peristiwa, adalah sesuatu di luar bahasa yang diacu
fakta, di dalam dunia pengalaman oleh kata itu, namun, jika kata-kata
manusia); konsep (referent) adalah apa tersebut tidak mempunyai referen, maka
yang ada pada pikiran kita tentang kata itu disebut kata bermakna
obyek yang diwujudkan melalui nonreferensial. Ia, lalu mencohkan, kata
lambang (simbol). Berdasrkan teori ini, ‘pensil’ dan ‘penggaris’ memiliki
hubungan simbol dan referent (acuan) makna referensial karena keduanya
melalui konsep yang bersemayam di memiliki referent, yaitu sejenis
dalam otak, hubungan tidak langsung. peralatan tulis. Sebaliknya kata ‘karena’
dan ‘dan’ tidak mempunyai referent,
Pemikiran Djajasudarma bahwa begitu pula kata-kata yang termasuk
referent adalah dunia kenyataan yang sebagai kata-kata preposisi dan
ditunjuk (diacuh) oleh kata, konjungsi, dapat digolongkan dalam
berhubungan dengan dua teori yang kata yang bermakna nonreferensial.
dikutipnya, bahwa referent (acuan) Kata-kata tersebut hanya
adalah konsep yang bersemayam di memiliki fungsi atau tugas, lalu
dalam otak, dengan memiliki hubungan dinamailah kata-kata fungsi’ atau ‘kata
langsung tidak langsung. Berkorelasi tugas’. Namun sebenarnya mempunyai
pula dengan pandangan Daud Rodi makna, hanya saja memang tidak
Palimbong (2012: 1-20) bahwa referent memiliki referen. Hal ini jelas dari
atau acuan menunjuk pada sesuatu nama yang diberikan semantik, yaitu
hal, apakah referent itu berupa benda, kata yang bermakna nonreferensial.
gejala, peristiwa, proses, atau sifat. Artinya, memiliki makna namun tidak
Contohnya, kalau seorang memiliki referent. Dari sinilah dapat
mengatakan marah, maka yang diacu dikatakan bahwa kata-kata dalam
adalah gejala marah, misalnya muka bahasa manapun tetap memiliki referent
cemberut dan jika berbicara selalu yang sama, hanya saja struktur katanya
menggunakan bahasa yang bernada berbeda. Kesamaan dari sisi referensial
tinggi yang kadang-kadang diikuti ini oleh Idrus Ahmad (2020:45)
dengan anggota badan. Jadi makna sebagai unsur kesamaan atau matra

215
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

keumuman. Akan tetapi, kebanyakan Kompleksitasnya referent


ahli lebih cenderung pada referen nyata. menarik perhatian penulis untuk
Pertanyaannya adalah bagaimana menglasifikasi ke dalam beberapa
dengan referent yang berhubungan referent dalam diskursus ini, yakni
dengan dunia hayalan atau dalam referent langsung, tak langsung, gaib
bayangan manusia yang eksistensi dan plesetan. Untuk mengaji satu
bersifat supra-natural dan juga referent persatu referent, ditampilkan table-tabel
yang berhubungan langsung, tidak berikut:
langsung, dan plesetan? Table 1: Referent Langsung (Anggota
Berkelindan dengan uraian- Tubuh Manusia)
uraian di atas, bahwa referent suatu kata Kata Obyek
terkadang tidak bisa digambarkan Kepala Langsung
karean realitas dari benda tersebut
kadang hanya ada dalam bayangan atau Rambut Langsung
khayalan bukan dalam dunia nyata, Wajah Langsung
maka penulis berupaya Hidung Langsung
mengembangkan kajian ini dengan
menglasifikasi obyek-obyek yang Mulut Langsun
menjadi referent ke dalam empat
Leher Langsung
golongan referen yaitu referent
langsung, tak langsung, gaib, dan Tangan Langsung
plesetan. Kaki Langsung
telapak kaki Langsung
PEMBAHASAN Referent langsung adalah
Diskursus tentang referent dari referent yang langsung ditunjuk karena
sebuah kata, sejak awal sudah obyeknya berhubungan langsung
dikemukakan oleh ahli linguistik dengan anggota tubuh, seperti contoh
modern Ferdinand de Saussure, bahwa dalm table 1 (kepala, rambut, wajah,
sebuah kata selain memiliki unsur hidung, mulut, leher, tangan, kaki,
signifier, signified, juga memiliki telapak kaki, dll.).
referent. Tabel 2: Referen Langsung
Referent dalam pandangan Kata Obyek
Saussure adalah benda atau obyek yang Bumi Langsung
diacu, namun ia tidak menjelaskan lebih langit Langsung
lanjut apakah obyek itu secara faktual, Gunung Langsung
ada atau tidak. Fakta kemudian Laut Langsung
membuat para linguis sesudahnya tidak Lembah Langsung
tertarik membahas referent, karena Hutan Langsung
bahasa dengan cirinya yang dinamis
Tanah Langsun
membuat referent semakin kompleks
Jalan Langsung
termasuk bahasa Indonesia.
Cahaya Langsung

216
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Sebagaian benda di sekitar kita Referent tak langsung


yang terinci dalam table 2 merupakan merupakan referent yang tidak langsung
nama-nama benda atau kata-kata yang ditunjuk karena benda atau peristiwa
memiliki obyek langsung. Artinya kata- jauh atau belum terjadi dengan sasaran
kata tersebut langsung menunjukkan kata yang diungkapkan seperti kata
obyek secara faktual. pencuri, pembunuh, bodoh, pemabuk,
Tabel 3: Referen Langsung (Kebutuhan begal, menikah, rekreasi, perang, lari
Pokok) marathon, puasa, naik haji, dll.
Kata Obyek Tabel 4: Obyek Gaib
Rumah Langsung Kata Obyek
Pakaian Lansung Allah Gaib
Makanan Langsung Surga Gaib
Minuman Langsung neraka Gaib
Meja Langsung alam kubur Gaib
Kursi Langsung Malaikat Gaib
Bahan bacaan Langsung setan, iblis,hantu Gaib
Angin Gaib
Hendphone Langsung
Kata rumah, pakaian, makanan, Panas Gaib
minuman, meja, kursi, bahan bacaan, Senang Gaib
handphone, merupakan kata-kata yang
Bunyi Gaib
memiliki obyek langsung karena selalu
berada di lingkungan sekitar. Artinya Referent gaib adalah referent
kata-kata tersebut mudah atau bahkan yang tidak dilihat secara kasat mata
langsung ditunjuk karena berhubungan bersifat supranatural hanya diyakini dan
langsung dengan kegiatan manusia. dirasakan bahwa obyek-obyek tersebut
Tabel 4: Referent tak Langsung (Benda ada. Seperti kata Allah, surga, neraka,
atau Peristiwa tak Langsung di sekita alam kubur, malaikat, setan, iblis,
Kita) hantu, angin, panas, senang, dll.
Kata Obyek Tabel 5 : Kata-Kata Plesetan
Pencuri Tak langsung Kata Obyek
pembunuh Tak langsung ‘setan’ Orang
bodoh Tak langsung ‘anjing’ Orang
pemabuk Tak langsung ‘babi’ Orang
Begal Tak langsung ‘kambing’ Orang
Menikah Tak langsung ‘Sapi’ Orang
Rekreasi Tak langsung ‘buaya’ Orang
Perang Tak langsung ‘buaya darat’ laki-laki
lari marathon Tak langsung ‘singa’ Orang
Puasa Tak langsung ‘monyet’ Orang
naik haji Tak langsung Kata-kata plesetan adalah kata-
kata yang tidak mengenai sasaran atau

217
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

tidak mengenai yang dituju atau tidak ada. 3) Referent selalu


digelincirkan sehingga tidak sesuai dihubungkan dengan realitas,
dengan sasaran yang sebenarnya atau kenyataan, atau eksistensi sesuatu benda
tidak mengenai yang seharusnya dituju, atau obyek. Ketika kita mengatakan
walaupun obyeknya secara faktual ada sebuah benda, referent-nya pasti yang
secara langsung. kita kenal sehari-hari. 4) Referent selain
Kata-kata plesetan dapat berada dalam dunia realitas juga berada
digambarkan sebagai kegiatan dalam bayangan atau khayalan, bahkan
berbahasa yang mengutamakan atau berhubungan dengan hal-hal yang gaib.
memanfaatkan secara maksimal Dalam kata lain, sulit menunjuk realitas
pembentukan berbagai pernyataan dan dan eksistensinya.
aneka makna yang dimungkinkan oleh DAFTAR PUSATAKA
sifat sewenang-wenang pada kaitan Chaer, Abdul. (1990). Pengantar
pertanda—makna—realitas empirik. Semantik Bahasa Indonesia.
Seseorang yang menggunakan bentuk- Jakarta: Rineka Cipta.
bentuk plesetan pada awalnya Chaer, Abdul. (2003). Linguistik
menggunakan kata yang wajar. Namun Umum. Jakarta:Rineka Cipta.
setelah pendengar terbuai oleh kata-kata Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa
yang direntetkan, tiba-tiba pembicara Praktis Bahasa Indonesia.
menyelipkan, mengubah, membuat Jakarta: Rineka Cipta.
kejutan, bahkan membuat pendengar Djajasudarma, Fatimah. (2009).
tertawa dengan jalan menggunakan Semantik I Makna Leksikal dan
kata-kata yang diplesetkan yang tidak gramatikal. Bandung: Rafika
diduga sebelumnya oleh pendengar. Aditama.
Pendengar tertawa, kadang-kadang juga Daud Rodi Palimbong (2013). Kajian
tersinggung, bahkan merasa dihina Wujud Makna Referensial dalam
dengan adanya bentuk yang diplesetkan, Kompas Edisi November 2012.
karena ia memahami maknanya. Kata- Jurnal AgroSainT UKI
kata tersebut merupakan kata yang Toraja.Vol.IV.No.3, 649-654.
menunjuk pada orang secara langsung, Gani, Saida dan Arsad, Berti. (2018).
karena itu disebut referent langsung. Kajian Teori Struktur Internal
SIMPULAN Bahasa (Fonologi, Morfologi,
Berdasarkan uraian-uraian Sintaksis, dan Semantik). Jurnal
tersebut di atas, hal-hal yang perlu Bahasa dan Sastra Arab. Vol.07,
disimpulkan, berikut: 1) Referent adalah No. 1, 1-20
unsur luar bahasa yang menggantikan Hidayat, F. Amir, Elis N. dan Rahmani
makna bahasa atau lambang yang AR. (2006). Ensiklopedi Bahasa-
dipakai untuk mewakili bahasa. 2) Bahasa Dunia Peristilahan dalam
Referent merupakan hal mendasar di Bahasa. Bandung: CV. Pustaka
dalam semantik, sebab referent tidak Grafika.
akan dimengerti apabila pengertian Idrus, Ahmad. (2020). Proklitik dan Pos
tentang lambang dalam bentuk kata, Posisi Bahasa makean Timur

218
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Telaah Deskriptif. Jurnal


Koherensi: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 1 No.1 45-51.
Pateda, Mansur. (2001). Semantik
Leksikal. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Reski Kurniawan, dkk. (2018). Analisis
Makna Referensial Pada Rubrik
Pendidikan Dalam Surat Kabar
Jambi Ekspres Edisi Bulan Maret
2017. Aksara: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 1 No. 2. 192-200
Shipley, Joseph T. (1962). Dictionary
of World Literature. New York:
Littlefield, Adams and Co.
Ullmann, Stephen. (1972). Semantics an
Introduction to the Science of
Meaning. Oxford: Basil
Balckwell.

219
Idrus Ahmad: Referent langusng, tak langsung, gaib, dan plesetan…..

Anda mungkin juga menyukai