Anda di halaman 1dari 8

Tugas Paper

Laporan Hasil Wawancara Lintas Agama

Disusun oleh:

Nama : Gissella Aurilia Pryono

NRP : E12220067

Mata Kuliah : Agama dan Hidup Bermakna

Dosen : Dra. Trivina Ambarsari Sutanto, M.Th.

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS HUMANIORA & INDUSTRI KREATIF

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat sehingga penulis dapat menyusun laporan dengan baik. Laporan ini berisi
tentang hasil wawancara lintas agama Buddha dan Katolik. Laporan ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh nilai tugas satu mata kuliah Agama dan Hidup Bermakna
semester satu. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini :

1. Dra. Trivina Ambarsari Sutanto, M.Th. selaku Dosen Mata Kuliah Agama dan
Hidup Bermakna.
2. Narasumber A sebagai narasumber agama Buddha yang telah memberikan
informasi pada penulis.
3. Narasumber B sebagai narasumber agama Katolik yang telah memberikan
informasi pada penulis.

Penulis menyadari apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik, dan saran.

Surabaya, 3 Oktober 2022

Penulis,

Gissella Aurilia Pryono

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

II. PEMBAHASAN .............................................................................................................. 1

A. Agama Buddha ........................................................................................................... 1

B. Agama Katolik ........................................................................................................... 3

III. KESIMPULAN ................................................................................................................ 4

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 5

iii
I. PENDAHULUAN

Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi – sendi kehidupan


manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Agama dan beragama
adalah satu kesatuan namun memiliki makna yang berbeda. Agama merupakan
sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat
kemanusiaannya. Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan
ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah
dan harmonis antar sesama, alam semesta maupun dengan Tuhan.
Agama sangat berperan besar dalam membentuk sikap dan pribadi
keagamaan masyarakat yang akan menentukan masa depannya. Namun, pada
zaman sekarang dimana teknologi sudah canggih dan akan selalu mengalami
perkembangan, masyarakat lebih mementingkan teknologi daripada beragama.
Akibatnya, dengan canggihnya teknologi komunikasi, masyarakat sering
terjerumus kepada hal – hal yang buruk, melanggar moral, dan bertentangan
dengan ajaran – ajaran agama.
Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat enam agama, yaitu Kristen,
Katolik, Buddha, Hindu, Islam, dan Konghucu. Setiap agama pasti memiliki
ajaran yang berbeda dari agama lainnya. Ajaran – ajaran tersebut juga pasti
mengarahkan hidup manusia menuju kebenaran. Maka dari itu, penulis menyusun
laporan ini untuk mengetahui perbedaan ajaran – ajaran agama yang dianut oleh
narasumber yaitu agama Buddha dan Katolik.

II. PEMBAHASAN

A. Agama Buddha

Ajaran agama yang narasumber A anut bukan Buddha berpusat pada


Sidharta Gautama melainkan Buddha yang berpusat pada Maitreya atau
Bodhisattva Maitreya. Ajaran Buddha Maitreya ini mengajarkan tentang
saling memberikan dan menebar kebaikan, mengasihi sesama. Namun, pada
ajaran Buddha Konghucu, semua keputusan ada pada pengikutnya. Hal ini
dikarenakan ada Tuhan dan beberapa dewa – dewi, sehingga pengikut bebas
untuk memuja siapa. Namun, ada hal yang diwajibkan yaitu pengikut harus
setia dengan siapa yang dipuja dan rajin beribadah.

1
Menurut narasumber A, ia menganggap Tuhan merupakan sesuatu yang
paling tinggi, pemimpin dari segala pemimpin. Dalam agamanya, Tuhan biasa
dipanggil dengan nama Tien Kong. Tien Kong ini artinya orang dari langit.
Namun, meskipun Tien Kong yang paling tinggi, biasanya umatnya ketika
meminta berkah atau berdoa, mereka meminta kepada dewa atau dewi yang
berada dibawahnya. Jadi, di ajaran Buddha ini bisa disebut politeisme atau
henoteisme. Banyak orang yang menyembah hanya Tien Kong saja di agama
Buddha namun juga ada pengikut yang menyembah dewa – dewi.
Cara narasumber B menggunakan ajaran agamanya untuk mengabdi di
masyarakat, yaitu dengan berbuat kebaikan. Kebaikan – kebaikan tersebut bisa
diwujudkan dengan cara memberikan kasih terhadap masyarakat, bersifat
dermawan terhadap masyarakat dengan mau berbagi kekayaan dengan orang
lain. Ia juga mendoakan orang lain walaupun orang tersebut baik atau buruk
nantinya tetap akan dapat masuk surga atau nirwana bersama- sama.
Rutinitas yang biasanya dilakukan oleh agama Buddha menurut
narasumber A, yaitu sebelum berangkat bekerja diharuskan untuk sembahyang
agar aktivitas yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik. Lalu, ketika hari
raya atau hari sebelumnya, biasanya narasumber A akan membeli buah –
buahan untuk dipersembahkan.
Dalam ajaran narasumber A, tidak terdapat sebuah kitab suci. Pedoman –
pedoman atau ajaran yang didapatkan biasanya dilakukan secara turun
temurun. Lalu, untuk hal penciptaan, narasumber tidak mengetahuinya. Ia
berpikiran bahwa kita tidak perlu mencari tahu tentang awal mula yang kita
tidak bisa kontrol, lebih baik untuk bersyukur dan fokus ke masa kini dan
masa depan.
Diajarannya, dipercaya adanya reinkarnasi. Reinkarnasi ini ditentukan
oleh karma yang diperoleh selama hidupnya. Ketika manusia meninggal ia
akan dihitung karmanya, jika manusia tersebut sepanjang hidupnya melakukan
karma baik maka ia akan terlepas dari roda reinkarnasi dan naik menjadi
seorang dewa atau dewi sesuai tingkat karmanya. Tingkat paling tinggi yaitu
menjadi Buddha Bodhisatwa. Menurut ajaran narasumber A, karma dibedakan
menjadi dua yaitu karma langsung dan tidak langsung. Karma langsung terjadi
saat itu juga. Misanya jika kita berbuat jahat hari ini. Maka hari itu juga kita
akan mendapatkan karmanya. Karma tidak langsung akan terjadi pada
2
kehidupan selanjutnya. Misalnya, meskipun kita berbuat baik di kehidupan
sekarang, kita mengalami musibah terus menerus, ini artinya kita menerima
karma dari kehidupan kita sebelumnya.
Menurut narasumber A, tokoh yang paling penting dalam agamanya yaitu
Dewi Kwan Im. Hal ini dikarenakan sifat Dewi Kwan Im semasa hidupnya
baik hati dan rela berkorban. Pada ceritanya, Dewi Kwan Im merupakan
seorang puteri. Meskipun seorang puteri, ia suka bergaul dengan orang –
orang biasa. Kemudian diceritakan ketika ada rumah semut yang mau
dihancurkan, dewi Kwan Im melarangnya. Kejadian ini membuat semu –
semut tersebut menyadari betapa baiknya Dewi Kwan Im dan akhirnya semut
– semut tersebut menjadi pengikut setia Dewi Kwan Im. Hal ini yang
menyebabkan Dewi Kwan Im terbebas dari putaran reinkarnasi dan naik
menjadi dewi.

B. Agama Katolik

Menurut ajaran Katolik yang narasumber B anut, ia mempercayai Tuhan


Yesus yang menyayangi semua manusia yang ada di muka bumi ini. Tuhan
Yesus diutus untuk turun ke dunia oleh Allah untuk menyelamatkan dan
menebus dosa – dosa umat manusia. Jadi, sebagai umatnya yang telah
diselamatkan oleh Tuhan Yesus yang telah berkorban di kayu salib untuk
menyelamatkan kita, kita harus menerapkan ajaran – ajarannya sampai saat ini
kapanpun dan dimanapun kita berada.
Dalam ajaran agama Katolik narasumber B menyebutkan bahwa ada
beberapa sifat gereja Katolik. Sifat- sifat tersebut yaitu satu, kudus, katolik,
dan apostolik. Sifat yang pertama adalah satu. Satu ini mengarah kepada Allah
kita yang satu walaupun Allah sendiri memiliki tiga kepribadian, yaitu Allah
Tritunggal Bapa, Putera, dan Roh Kudus namun Allah tetap merupakan satu
kesatuan. Sifat satu ini juga mengarah ke cara ibadah umat Katolik yang satu
yang berpusat di Roma. Sifat yang kedua adalah kudus. Disebut kudus karena
Tuhan Yesus itu kudus. Kemudian, sifat ketiga adalah katolik, katolik
merupakan universal, maksudnya adalah kita terbuka ke semua orang, tidak
membeda – bedakan antar umat, dan saling membantu sesama umat manusia
tanpa memandang suku, ras, agama, dan lainnya. Lalu, sifat yang terakhir
adalah apostolik. Apostolik merupakan kesadaran bahwa gereja katolik

3
dibangun oleh para rasul dengan Tuhan Yesus sebagai batu penjuru atau
pedomannya. Hal ini dapat dilihat ketika mereka mengadakan perjamuan
makan dan minum bersama – sama, peristiwa ini juga masih dilakukan hingga
sekarang dalam bentuk perjamuan ekaristi.
Menurut narasumber B, arti Allah baginya yaitu Allah Tritunggal, dimana
Allah memiliki tiga pribadi, Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus, yang
memiliki tugas masing – masing namun tetap satu. Allah Bapa berperan untuk
menciptakan segalanya yang ada dimuka bumi ini. Allah Putera diutus ke
dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Terakhir, Allah Roh Kudus yang
senantiasa menyertai kita, menuntun, dan menghibur kita. Narasumber B juga
memandang Tuhan sebagai pedoman hidup yang selalu menentukan hidupnya
benar atau salah dan tempat untuk berpasrah. Ia juga menganggap Tuhan
sebagai seorang pemimpin yang di hormati, bukan disembah.
Cara narasumber B menggunakan ajaran agamanya untuk mengabdi di
masyarakat, yaitu dengan menerapkan apa yang diajarkan oleh Yesus dan
alkitab seperti menerapkan 10 Perintah Allah yang tertera di alkitab pada
Keluaran 20:1 – 17. Cara lain yang dilakukannya yaitu berbuat kasih dan
saling tolong menolong tanpa membedakan suku, ras, agama, budaya, dan
lainnya. Hal ini dikarenakan kita semua sama sama manusia, setara dan sepada
dimata Tuhan.

III. KESIMPULAN

Dalam ajaran narasumber A yaitu agama Buddha, terdapat istilah Tuhan yaitu
Tien Kong. Namun, banyak pengikut yang tidak menyembah Tien Kong
melaikna dewa – dewi. Dalam agama Buddha juga terdapat reinkarnasi dan
karma. Dalam agama ini juga terdapat tokoh penting selain Tien Kong yaitu Dewi
Kwan Im.
Dibandingkan dengan agama Buddha, ajaran agama Kristen dan Katolik
hampir sama. Dalam dua ajaran tersebut terdapat sebutan Allah Tritunggal, dan
ajaran alkitabnya pun sama. Kemudian terdapat juga ajaran untuk memberikan
cinta kasih terhadap sesama. Ajaran agama Katolik terdapat beberapa sifat agama
katolik, yaitu satu, kudus, katolik, dan apostolik.

4
DAFTAR PUSTAKA

Bukti wawancara : https://drive.google.com/file/d/1CExO6zMgeTsXXkrLf-


A5cr7khj0Xz3hR/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai