Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

JATI DIRI PGRI & PGRI SEBAGAI SERIKAT PEKERJA

DOSEN PENGAMPU
Dwi Dani Apriyani M.Pd., M.Kom.

DISUSUN OLEH
ALIF FAKHUL ANWAR - 202343501684
DEVTERA TARUMUN A. - 202143501696
MUHAMMAD ALIFKA R. - 202143501707
MUHAMMAD RIZAL R. - 202143501692
TRIO GUNAWAN - 202143501668

TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS INDRAPRASTA


PGRI
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimasa pendudukan Kolonial Belanda organisasi Guru dikuasai
pemerintah Kolonial kemerdekaan berserikat dan mengeluarkan
pendapat benar benar dibatasi. Lalu ada gagasan untuk
memperjuangkan nasib bangsa Indonesia akan kemerdekaan dan
usaha meningkatkan kesejahteraan kaum guru maka lalu berdiri
berbagai organisasi guru meski merekan berjuang sendiri-sendiri sesuai
dengan misi, golongan dan wilayah masing-masing, dan merekapun
tidak lepas dari pengaruh pemerintah Kolonial. Tshun 1932 para guru
mulai berani memunculkan nama Indonesia yang masih dianggap tabu
oleh pemerintah Kolonial, tetapi mereka tidak gentar menyatukan
organisasi guru yang ada seperti Persatuan Guru Desa ( PGD),
Persatuan Guru Bantu ( PGB) Persatuan Guru Katholik, Persatuan Guru
Kristen dan organisasi guru kebangsaan yang lain membentuk
Persatuan Guru Intonesia (PGI) meski kegiatannya masih dibatasi tetapi
organisasi ini sudah jauh lebih berani dan pada tanggal 24- 25
November 1945 diselenggarakan Kongres Guru pertama di Indonesia
yang akhirnya sepakat membentuk Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI ) di Surakarta. Peristiwa ini terjadi 100 hari setelah Indonesia
merdeka. Karena PGRI disyahkan pada tanggal 25 November 1945
maka setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari Ulang Tahun
atau Lahirnya PGRI.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Jati diri Organisasi & PGRI Sebagai Serikat Pekerja

- jati diri adalah ciri-ciri, gambaran atau suatu benda, identitas. inti, jiwa dan daya
gerak dari dalam, spiritualisasi. Jati diri PGRI adalah identitas organisasi guru yang
diwujudkan oleh PGRI sebagai pribadi, sebagai warga Negara dan sebagai tenaga
profesi.Menurut PB PGRI (2000), jati diri PGRI merupakan urat nadi perkembangan
dan keberadaan PGRI dalam keseluruhan perjalanan bangsa untuk mewujudkan
hak-hak asasi guru sebagai pribadi, warga Negara dan pengembang profesi.  
PGRI hanya merupakan Organisasi profesi lengkap dengan Kode Etik yang
dicetuskan pada kongres PGRI tersebut. Sebelum tahun1973, Pengurus PGRI di
berbagai tingkat dan daerah berani mengoreksi pemerintah yang meremehkan
sepak terjang PGRI. Selanjutnya PGRI berjuang meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Pada saat itu ketua Umum PGRI (alm.ME Subiadinata) di tunjuk oleh
pemerintah sebagai Ketua Panitia Penyusunan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Pada tahun 1990 PGRI telah terdaftar di departemen tenaga kerja (DEPNAKER)
sebagai Organisasi Serikat Pekerja dengan SK Menaker No. 197/Men/1990 Tanggal
5 April 1990.Namun demikian pada saat itu PGRI belum dapat melaksanakan
ketentuan sebagai organisasi Serikat Pekerja karena kondisi politik belum
mengijinkan.

2.2 Makna dan Hakekat Dasar Jati Diri PGRI


Jatidiri pada hakekatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam pola
pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh para
anggotanya.

Jatidiri PGRI di dasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, serta jiwa,
Semangat dan Nilai-nilai 1945.

Jati diri inilah yang membedakan organisasi PGRI dengan organisasi pada
umumnya. Bila hilang jati diri ini maka hilang lah roh dan semangat organisasi. Jati
diri PGRI sudah melekat dan merasuk dalam jiwa anggautanya sejak jati diri ini
ditetapkan saat lahirnya Organisassi 25 Nopember 1945 dalam kongres guru
Indonesia di Solo.

Jati diri PGRI sesuai aslinya saat PGRI dilahirkan sebagai berikut, Membela dan
mempertahankan Republik Indonesia

2.3 Sifat PGRI


Sifat-sifat PGRI antara lain:
1. Unitaristik, tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat kerja,
kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal usul.
2. Independen, berlandaskan pada kemandirian dan kemitrasejajaran
3. Nonpartisan, bukan merupakan afiliasi dari partai politik.
2.4 Tujuan Jadi Diri PGRI

Tujuan dari jati diri pgri adalah sebagai berikut :

1. Tegaknya keberadaan PGRI, tumbuhnya rasa bangga, rasa ikut memiliki.


2. Tercapainya loyalitas, dedikasi, disipllin dan kemampuan profesional yang
tinggi dalam tugas pokok dan fungsinya
3. Memiliki kemampuan dalam mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan masyarakat, ilmu dan tehnologi.

Sedangkan fungsi dari jati diri PGRI adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman gerak perjuangan bagi anggota organisasi.


2. Sebagai sarana memasyarakatkan eksistensi dan visi, misi organisasi
3. Sebagai sarana perjuangan (kaderisasi) dalam rangka mempertahankan,
meningkatkan dan     mengembangkan organisasi pgri.
4. Sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI
5. Sebagai wahana penerapan rasa kebanggaan pada anggota/warga PGRI .

2.5 Ciri-ciri Khas PGRI Sebagai Organisasi Guru

Nasionalisme

Nasionalisme adalah kesadaran suatu warga Negara yang secara profesional atau
aktual bersama–sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan identitas,
intergritas kemakmuran dan kekuatan bangsa secara mandiri. Dalam hal ini PGRI
mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai modal dasar dengan memupuk
sikap dan sifat patriotisme sebagai jiwa dan semangat PGRI dalam melaksanakan
misinya. Indonesia yang merupakan  Negara kepulauan dengan berbagai macam
suku bangsa, bahasa daerah, budaya dan dapat istiadat perlu mewujudkan
persatuan dan kesatuan. Sikap ini harus diawali dari kehidupan sehari –hari di
rumah, dalam pergaulan, di sekolah. Hal itu akan terwujud jika diantara kita saling
mengenal, memahami, saling menghormati dan saling menghargai.

Paham demokrasi

Demokrasi  didasarkan bahwa semua manusia pada prinsip kedaulatan rakyat yang
mengandung pengertian bahwa semua manusia pada dasarnya memiliki kebebasan
dan hak serta kewajiban yang sama. Kesamaan hak dan mengeluarkan pendapat
telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong-royong, dalam
organisasi masyarakat dan dalam organisasi sekolahan.

Setiap anggota PGRI mempunyai hak bicara (menyampaikan pendapat, ide,


gagasan, kritik atau masukan), hak suara (menyuarakan sesuatu dalam proses
pengambilan keputusan), hak memilih (menentukan atau menetapkan suatu pilihan
agar menjadi pengurus atau anggota), hak dipilih (mendapatkan kepercayaan,
kewenangan untuk menjadi pengurus atau anggota), hak membela diri, hak untuk
memperjuangkan peningkatan harkat dan martabatnya (setiap anggota diperlukan
dan diperlakukan sesuai dengan PGRI sehingga jati diri mereka diayomi dan tidak
boleh diperlakukan sebagai diskriminasi dan tidak sesuai dengan hukum), dan hak
untuk memperoleh pembelaan dan perlindungan hukum (dapat menyanggah,
menolak atau sebagainya untuk membela diri dan juga berhak untuk mendapat
perlindungan hukum), serta tata cara penggunaan dan pelaksanaan hak anggota
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Kemitraan

Kata “mitra” mempunyai arti teman, sahabat atau kawan kerja. Menjalin kemitraan
berarti menjalin persahabatan. Seseorang yang menjalin persahabatan dengan
orang lain diharapkan memperoleh kebahagiaan dan keuntungan bagi kedua belah
pihak. PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu
berusaha menjalin dan mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama
nasional maupun internasional. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk membela hak
dan nasib pekerja pada umumnya dan guru pada khususnya.

Unitarisme

Pengertian “ unitarisme” mengandung arti suatu ajaran atau paham yang


menginginkan suatu bentuk kesatuan (misalnya Negara kesatuan). Sedang
pengertian ciri unitarisme dalam organisasi PGRI ialah semua guru dapat menjadi
anggota dengan tidak membedakan latar belakang, tingkat dan jenis kelamin, status,
asal-usul serta adat istiadat. Sikap dan perilaku yang unitaristik ditandai dengan
sikap yang toleran, sabar dan penuh pengertian. Sangat tidak terpuji sebagai siswa
lembaga PGRI, apabila disekolah ada berbagai kelompok yang  menonjolkan
adanya perbedaan yang didasarkan pada agama, ras, suku dan social ekonomi.

Profesionalisme

Kata “Profesionalisme” diturunkan dari kata “professional” yang berarti segala


sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilandasi pendidikan seseorang
dikatakan professional apabila ia telah mendapatkan pendidikan dan kepandaian
khusus untuk menjalankan pekerjaannya. Ciri profesioanlisme artinya PGRI
mengutamakan karya dan kemampuan profesionalisme. PGRI mewajibkan siswa
belajar sungguh – sungguh sesuai dengan bakat minat dan cita – citanya, agar
memperoleh suatu keahlian atau dalam mengerjakan sesuatu.

Kekeluargaan

Hubungan sosial dalam bentuk kekeluargaan sangat dikenal di Indonesia. Sikap


kekeluargaan ditunjukkan dalam sikap dan perilaku keseharian. Sikap gotong –
royong, ramah, tenggang rasa, saling membantu dan rasa senasib dan
sepenanggungan dapat dilihat dalam kehidupan didesa. Dalam kekeluargaan akan
tumbuh sikap saling asah, asuh, asih dan ajrih. Saling asah berarti saling membantu
dalam memperoleh pengetahuan, saling asih berkaitan dengan kasih sayang
sesama warga PGRI. Saling Asuh mempunyai makna saling mengingatkan apabila
ada kesalahan. Ajrih berarti sikap segan atau hormat, sikap takut melanggar tata
tertib atau peraturan, baik yang diatur oleh manusia maupun yang diatur dalam
agama.

Kemandirian

Organisasi PGRI memiliki ciri kemandirian, artinya bahwa dalam melaksanakan


sesuatu tidak sepenuhnya  bergantung pada pihak lain, PGRI bertumpu pada
kepercayaan, kemampuan diri sendiri, tanpa ketertarikan dan ketergantungan pada
pihak lain. Dalam era globalisasi dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi
sangat memerlukan  kemandirian dan kerja sama antar bangsa. Seseorang memiliki
kemandirian apabila mempunyai kemampuan, percaya diri serta keberanin untuk
berbuat dan bertindak untuk mencapai kemajuan. Kemandirian yang harus dimiliki
siswa lembaga pendidikan PGRI, adalah berrbekal pengadaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Non Partai

Ciri non partai artinya bahwa PGRI tidak mempunyai hubungan organisasi dengan
sosial politik namapun sebagai organisasi. PGRI tidak menganut suatu paham politik
tertentu, tidak menjadi bagian dari partai dari politik apapun dan tidak melakukan
kegiatan-kegiatan politik praktik seperti yang dilakukan oleh partai politik. Hakekat
dan ciri non partai politik adalah kemandirian yang berarti memiliki kemampuan diri.
Di sekolah ciri non partai ini harus dapat ditunjukkan dalam wawasan wiyata
mandala. Arti kata “ wawasan” berarti pandangan, “ wiyata” berarti pengajaran. Jadi
wawasan wiyata mandala adalah suatu pandangan bahwa sekolah adalah
lingkungan belajar mengajar, yang terlepas dari pengaruh apapun yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar tersebut. Kewajiban PGRI harus dapat
menciptakan wawasan wiyata mandala di sekolah. Untuk menciptakannya, harus
menjaga pengaruh=pengaruh dari luar yang dapat mengganggu proses belajar
mengajar. Misalnya pengaruh untuk ikut serta berpolitik praktis.

Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945

Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 itu adalah upaya PGRI dalam menegakkan dan
melestarikan semangat perjuangan kemerdekaan 1945 sebagai jiwa kejuangan
bangsa kepada generasi penerus. Semangat para pejuang dan pendiri bangsa
selalu disertai dengan semangat rela berkorban, pantang mundur, dan pengabdian
kepada bangsa Indonesia tanpa pamrih. Rela berkorban bukan berarti
mengorbankan diri dengan sia -sia, tetapi berkorban dalam membela keadilan dan
kebenaran. Rela berkorban harus disertai keikhlasan dan kejujuran. Sikap pantang
mundur memberi makna tidak mudah putus asa. Warga PGRI harus terus belajar.
Kegagalan merupakan awal keberhasilan. Belajar dan bekerja merupakan motto
lembaga pendidikan PGRI. Sifat pengabdian kepada bangsa pernyataan sikap
seluruh rakyat sebagai bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Membela
bangsa Indonesia perlu ditumbuhkembangkan.
2.6 Lambang dan Panji PGRI

Bentuk:
Cakra/Lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan pengabdian
terus-menerus.

Lukisan, corak, dan warna:

1. Bidang : bagian pinggir Lingkaran berwarna merah melambangkan


pengabdian yang dilandasi kemurnian dan kebernian bagi kepentingan rakyar.
2. Warna putih dengan tulisan “Persatuan Guru Republik Indonesia”
melambangkan pengabdian yang dilandasi kesucian dan cinta kasih.
3. Panduan warna pinggir merah-putih melambangkan pengabdian kepada
negara, bangsa dan tanah air Indonesia.
4. Suluh berdiri tegak dengan dasar berwarna kuning bercorak 4 garis putih
tegak dengan nyala 5 sinar api warna merah, melambangkan : – Suluh dasar
warna kuning dengan 4 garis tegak, berarti fungsi guru pada 4 jenjang
(Prasekolah, SD, SL, PT) dengan hakikat tugas pengabdiannya sebagai pendidik
besar dan luhur. – Nyala api dengan lima sinar warna merah – arti ideologi :
Pancasila – arti spiritual : semangat, cipta, rasa, karsa, dan karya generasi
5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris)
dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut
nilai-nilai moral, pengetahuan, keterampilan dan ahlak bagi tingkatan
lembaga-lembaga pendidikan pra-sekolah, dasar, menengah dan tingi.
6. Warna dasar tengah hijau melambangkan kemakmuran generasi.

Arti Keseluruhan
Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran pengabdian yang suci dengan segala
keberanian, keluhuran jiwa, dan cinta kasih, senantiasa menunaikan darma baktinya
terhadap negara, tanah air, dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi, cipta, rasa, karsa,
dan karya generasi bangsa menjadi Manusia Pancasila yang memiliki moral, pengetahuan,
ketrampilan, dan akhlak yang tinggi
2.6 PGRI Sebagai Organisasi Guru Profesional

PGRI sebagai organisasi profesi berarti suatu organisasi yang terdiri dari guru-guru
dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah persatuan
atau perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat keputusan organisasi
baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan ketentuan atau aturan
mainnya. Sebagi organisasi profesi, PGRI mempunyai fungsi sebagi wadah
kebersamaan, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam mewujudkan peningkatan
keahliannya atau kariernya dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya secara
professional. Artinya meningkatkan prilaku profesi kepada suatu standar kehlian
yang diinginkan oleh masyarakat umum. Berarti sudah semestinya memiliki
peningkatan kehlian yang mempunyai standar mutu.

2.7 PGRI dalam Perjuangan Perburuhan di Indonesia

PGRI sebagai organisasi pejuangan artinya menurut AD/ART adalah mengemban


amanat dan cita-cita proklamsi 17 agustus 1945, menjamin, menjaga dan
mempertahankan keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan membudayakan nilai-
nilai luhur Pancasila. Maknanya adalah PGRI merupakan wadah bagi para guru
dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan membela hak-hak
azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, maupun
pemangku profesi keguruan. PGRI berjuang untuk mewujudkan hak-hak kaum guru
dalam wadah NKRI.

2.8 PGRI & Perjuangan Jaminan Kesejahteraan Nasional

PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah organisasi yang menyadari bahwa


anggotanya mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih tempat kerja secara
bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan aman dan untuk
dilindungi dan hak untuk mendapatkan upah dan pekerjaan secara adil tanpa
diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja (traid
union) untuk melindungi kebutuhan-kebutuhannya.PGRI merupakan wadah
pejuangan hak-hak azasi guru sebagai pekerja terutama dalam kaitannya dengan
kesejahteraan. Ketenagakerjaan atau disebut organisasi serikat pekerja adalah
suatu jenis organisasi yang didirikan sendiri oleh anggotanya, dilaksanakan oleh
anggotanya dan untuk kepentingan anggotanya itu sendiri tanpa intervensi dari
pihak luar. Dari ringkasannya dari anggota dan untuk anggota. Itulah serikat pekerja.
Guru sebagai kelompok tenaga kerjaprofesional memerlukan jaminan yang pasti
menyangkut hukum, kesejahteraan, hak-hak pribadi sebagai warga Negara.  

2.9 Perjuangan Guru Honorer Negeri dan Swasta

Sebelum adanya kebijakan pemerintah yang melarang adanya pemungutuan biaya


bagi siswa siswi SD sampai SMA, gaji guru honorer Jakarta masih terbilang cukup.
Karena, dari pemungutan biaya itu selain mendapat honor, para guru honorer juga
bisa mendapat bonus dari mengawas atau mengoreksi ujian. Sudah memasuki
tahun ketiga pemungutan biaya dilarang untuk dilakukan. Bahkan bisa terjadi
keterlambatan dana dari pemerintah karena alasan dana belum bisa turun, para
guru honorer bisa tidak menerima gaji hampir tiga bulan. Meskipun, nantinya akan
dibayarkan. Ini adalah studi kasus guru honorer di DKI Jakarta. Terbayangkah Anda
bagaimana nasib guru honorer di luar ibukota?

Dari sudut pandang masalah ini bisa kita simpulkan bahwa pemerintah memberikan
kebijakan yang jalan keluarnya belum matang. Bagaimana kesejahteraan guru
honorer? Bagaimana hak asasi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
dengan gaji yang sesuai dengan kerja keras mereka. Akan lebih baik dimasa
mendatang jika pemerintah mau mengubah kebijakannya dengan musyawarah dan
mufakat dengan para perwakilan guru honorer yang telah ditunjuk mereka sendiri.
Untuk saat ini, jika Anda ingin menjadikan profesi guru sebagai sumber mata
pencaharian Anda dengan gaji yang sesuai dengan harapan, akan lebih baik jika
Anda memilih bekerja di sekolah swasta. Dan juga tergantung sekolah swastanya.
Tetapi, masih terbuka kesempatan untuk nekerja di sekolah negeri dengan gaji yang
mencukupi, misalnya dengan bantuan sukarela tanpa paksaan dari orang tua murid.

Saat ini sebagai mahasiswa baru, kontribusi yang saya lakukan belumlah besar.
Saya baru hanya bisa menyampaikan informasi yang saya dapatkan langsung dari
seorang guru honorer dan internet. Semoga kedepannya kesejahteraan guru
honorer bukanlah lagi salah satu masalah yang besar yang dihadapi negeri ini.
Karena, SDM yang baik dan berkualitas juga berasal dari guru - guru yang
kesejahteraannya terjamin sehingga, mereka bisa fokus untuk mengajar bibit - bibit
penerus bangsa ini menjadi penerus dan pemimpin yang  jujur, rendah diri, dan
mengayomi dengan melihat contoh para guru yang slalu mengajar tanpa mengenal
lelah.

3.0 Perjuangan Perlindungan Diri

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah Pendidikan Nasional Proklamasi Kemerdekaan RI berhubungan
juga dengan sejarah lahirnya PGRI. Karena lahirnya PGRI adalah
bentuk perjuangan para guru untuk mendidik anak-anak bangsa agar
menjadi warga negara yang berguna, serta menanamkan semangat
patriotisme
DAFTAR PUSTAKA
Napitupulu, Dedi Sahputra. (2020). Etika Profesi Guru Pendidikan
Agama Islam. Sukabumi: Haura Utama.
Iryana, Wahyu. HISTORIOGRAFI BARAT. Indonesia: Humaniora.
Redja Mudyahardjo. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai