DOSEN PENGAMPU
Dwi Dani Apriyani M.Pd., M.Kom.
DISUSUN OLEH
ALIF FAKHUL ANWAR - 202343501684
DEVTERA TARUMUN A. - 202143501696
MUHAMMAD ALIFKA R. - 202143501707
MUHAMMAD RIZAL R. - 202143501692
TRIO GUNAWAN - 202143501668
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Jati diri Organisasi & PGRI Sebagai Serikat Pekerja
- jati diri adalah ciri-ciri, gambaran atau suatu benda, identitas. inti, jiwa dan daya
gerak dari dalam, spiritualisasi. Jati diri PGRI adalah identitas organisasi guru yang
diwujudkan oleh PGRI sebagai pribadi, sebagai warga Negara dan sebagai tenaga
profesi.Menurut PB PGRI (2000), jati diri PGRI merupakan urat nadi perkembangan
dan keberadaan PGRI dalam keseluruhan perjalanan bangsa untuk mewujudkan
hak-hak asasi guru sebagai pribadi, warga Negara dan pengembang profesi.
PGRI hanya merupakan Organisasi profesi lengkap dengan Kode Etik yang
dicetuskan pada kongres PGRI tersebut. Sebelum tahun1973, Pengurus PGRI di
berbagai tingkat dan daerah berani mengoreksi pemerintah yang meremehkan
sepak terjang PGRI. Selanjutnya PGRI berjuang meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Pada saat itu ketua Umum PGRI (alm.ME Subiadinata) di tunjuk oleh
pemerintah sebagai Ketua Panitia Penyusunan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Pada tahun 1990 PGRI telah terdaftar di departemen tenaga kerja (DEPNAKER)
sebagai Organisasi Serikat Pekerja dengan SK Menaker No. 197/Men/1990 Tanggal
5 April 1990.Namun demikian pada saat itu PGRI belum dapat melaksanakan
ketentuan sebagai organisasi Serikat Pekerja karena kondisi politik belum
mengijinkan.
Jatidiri PGRI di dasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, serta jiwa,
Semangat dan Nilai-nilai 1945.
Jati diri inilah yang membedakan organisasi PGRI dengan organisasi pada
umumnya. Bila hilang jati diri ini maka hilang lah roh dan semangat organisasi. Jati
diri PGRI sudah melekat dan merasuk dalam jiwa anggautanya sejak jati diri ini
ditetapkan saat lahirnya Organisassi 25 Nopember 1945 dalam kongres guru
Indonesia di Solo.
Jati diri PGRI sesuai aslinya saat PGRI dilahirkan sebagai berikut, Membela dan
mempertahankan Republik Indonesia
Nasionalisme
Nasionalisme adalah kesadaran suatu warga Negara yang secara profesional atau
aktual bersama–sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan identitas,
intergritas kemakmuran dan kekuatan bangsa secara mandiri. Dalam hal ini PGRI
mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai modal dasar dengan memupuk
sikap dan sifat patriotisme sebagai jiwa dan semangat PGRI dalam melaksanakan
misinya. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dengan berbagai macam
suku bangsa, bahasa daerah, budaya dan dapat istiadat perlu mewujudkan
persatuan dan kesatuan. Sikap ini harus diawali dari kehidupan sehari –hari di
rumah, dalam pergaulan, di sekolah. Hal itu akan terwujud jika diantara kita saling
mengenal, memahami, saling menghormati dan saling menghargai.
Paham demokrasi
Demokrasi didasarkan bahwa semua manusia pada prinsip kedaulatan rakyat yang
mengandung pengertian bahwa semua manusia pada dasarnya memiliki kebebasan
dan hak serta kewajiban yang sama. Kesamaan hak dan mengeluarkan pendapat
telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong-royong, dalam
organisasi masyarakat dan dalam organisasi sekolahan.
Kemitraan
Kata “mitra” mempunyai arti teman, sahabat atau kawan kerja. Menjalin kemitraan
berarti menjalin persahabatan. Seseorang yang menjalin persahabatan dengan
orang lain diharapkan memperoleh kebahagiaan dan keuntungan bagi kedua belah
pihak. PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu
berusaha menjalin dan mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama
nasional maupun internasional. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk membela hak
dan nasib pekerja pada umumnya dan guru pada khususnya.
Unitarisme
Profesionalisme
Kekeluargaan
Kemandirian
Non Partai
Ciri non partai artinya bahwa PGRI tidak mempunyai hubungan organisasi dengan
sosial politik namapun sebagai organisasi. PGRI tidak menganut suatu paham politik
tertentu, tidak menjadi bagian dari partai dari politik apapun dan tidak melakukan
kegiatan-kegiatan politik praktik seperti yang dilakukan oleh partai politik. Hakekat
dan ciri non partai politik adalah kemandirian yang berarti memiliki kemampuan diri.
Di sekolah ciri non partai ini harus dapat ditunjukkan dalam wawasan wiyata
mandala. Arti kata “ wawasan” berarti pandangan, “ wiyata” berarti pengajaran. Jadi
wawasan wiyata mandala adalah suatu pandangan bahwa sekolah adalah
lingkungan belajar mengajar, yang terlepas dari pengaruh apapun yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar tersebut. Kewajiban PGRI harus dapat
menciptakan wawasan wiyata mandala di sekolah. Untuk menciptakannya, harus
menjaga pengaruh=pengaruh dari luar yang dapat mengganggu proses belajar
mengajar. Misalnya pengaruh untuk ikut serta berpolitik praktis.
Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 itu adalah upaya PGRI dalam menegakkan dan
melestarikan semangat perjuangan kemerdekaan 1945 sebagai jiwa kejuangan
bangsa kepada generasi penerus. Semangat para pejuang dan pendiri bangsa
selalu disertai dengan semangat rela berkorban, pantang mundur, dan pengabdian
kepada bangsa Indonesia tanpa pamrih. Rela berkorban bukan berarti
mengorbankan diri dengan sia -sia, tetapi berkorban dalam membela keadilan dan
kebenaran. Rela berkorban harus disertai keikhlasan dan kejujuran. Sikap pantang
mundur memberi makna tidak mudah putus asa. Warga PGRI harus terus belajar.
Kegagalan merupakan awal keberhasilan. Belajar dan bekerja merupakan motto
lembaga pendidikan PGRI. Sifat pengabdian kepada bangsa pernyataan sikap
seluruh rakyat sebagai bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Membela
bangsa Indonesia perlu ditumbuhkembangkan.
2.6 Lambang dan Panji PGRI
Bentuk:
Cakra/Lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan pengabdian
terus-menerus.
Arti Keseluruhan
Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran pengabdian yang suci dengan segala
keberanian, keluhuran jiwa, dan cinta kasih, senantiasa menunaikan darma baktinya
terhadap negara, tanah air, dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi, cipta, rasa, karsa,
dan karya generasi bangsa menjadi Manusia Pancasila yang memiliki moral, pengetahuan,
ketrampilan, dan akhlak yang tinggi
2.6 PGRI Sebagai Organisasi Guru Profesional
PGRI sebagai organisasi profesi berarti suatu organisasi yang terdiri dari guru-guru
dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah persatuan
atau perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat keputusan organisasi
baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan ketentuan atau aturan
mainnya. Sebagi organisasi profesi, PGRI mempunyai fungsi sebagi wadah
kebersamaan, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam mewujudkan peningkatan
keahliannya atau kariernya dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya secara
professional. Artinya meningkatkan prilaku profesi kepada suatu standar kehlian
yang diinginkan oleh masyarakat umum. Berarti sudah semestinya memiliki
peningkatan kehlian yang mempunyai standar mutu.
Dari sudut pandang masalah ini bisa kita simpulkan bahwa pemerintah memberikan
kebijakan yang jalan keluarnya belum matang. Bagaimana kesejahteraan guru
honorer? Bagaimana hak asasi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
dengan gaji yang sesuai dengan kerja keras mereka. Akan lebih baik dimasa
mendatang jika pemerintah mau mengubah kebijakannya dengan musyawarah dan
mufakat dengan para perwakilan guru honorer yang telah ditunjuk mereka sendiri.
Untuk saat ini, jika Anda ingin menjadikan profesi guru sebagai sumber mata
pencaharian Anda dengan gaji yang sesuai dengan harapan, akan lebih baik jika
Anda memilih bekerja di sekolah swasta. Dan juga tergantung sekolah swastanya.
Tetapi, masih terbuka kesempatan untuk nekerja di sekolah negeri dengan gaji yang
mencukupi, misalnya dengan bantuan sukarela tanpa paksaan dari orang tua murid.
Saat ini sebagai mahasiswa baru, kontribusi yang saya lakukan belumlah besar.
Saya baru hanya bisa menyampaikan informasi yang saya dapatkan langsung dari
seorang guru honorer dan internet. Semoga kedepannya kesejahteraan guru
honorer bukanlah lagi salah satu masalah yang besar yang dihadapi negeri ini.
Karena, SDM yang baik dan berkualitas juga berasal dari guru - guru yang
kesejahteraannya terjamin sehingga, mereka bisa fokus untuk mengajar bibit - bibit
penerus bangsa ini menjadi penerus dan pemimpin yang jujur, rendah diri, dan
mengayomi dengan melihat contoh para guru yang slalu mengajar tanpa mengenal
lelah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah Pendidikan Nasional Proklamasi Kemerdekaan RI berhubungan
juga dengan sejarah lahirnya PGRI. Karena lahirnya PGRI adalah
bentuk perjuangan para guru untuk mendidik anak-anak bangsa agar
menjadi warga negara yang berguna, serta menanamkan semangat
patriotisme
DAFTAR PUSTAKA
Napitupulu, Dedi Sahputra. (2020). Etika Profesi Guru Pendidikan
Agama Islam. Sukabumi: Haura Utama.
Iryana, Wahyu. HISTORIOGRAFI BARAT. Indonesia: Humaniora.
Redja Mudyahardjo. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Pers.