Anda di halaman 1dari 8

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No.

1, Desember 2013

HUBUNGAN LUAS INFARK MIOKARD (BERDASAR SKOR


SELVESTER) DENGAN KADAR TROPONIN I PADA PASIEN SINDROM
KORONER AKUT (SKA) DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

Cipto Susilo*

* Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Acute Syndrome Coroner ( ACS) is an emergency cardiac condition have


the character of progressive which unstable angina (UA), ST-elevation
myocardial infarction (STEMI) and non-ST elevation myocardial infarction
(NSTEMI). The diagnosis of ACS requere three component which must be found
ischemic symptom of chest pain, elektrocardiografi ( ECG) change and serum
cardiac marker elevation. The Selvester skore and Troponin I can be used
determine of wide and location myocardial infarction because can assess change
of ventricle depolarisation. This study aims to determine the correlation between
wide of myocardial infarction (score of Selvester) with value of troponin I at
patients of ACS. This study was used an analytic observational with Cross
Sectional design and consecutive sampling technique and sampel size of 20
respondents. The study Results of analysis used Regresi Logistics statistic test
indicaed there is myocardial infarction wide have influence a significant
(p=0.064) meaning there is myocardial infarction correlation between cTnI value
at patient of ACS. Concluded that progressively myocardial infarction wide will
be positive progressively cTnI value to patients of ACS.

Keywords: ACS, myocardial infarction wide of score selvester, cTnI value.

PENDAHULUAN Berdasarkan Riskesdes di


Indonesia tahun 2007 prevalensi
Penyakit kardiovaskular
nasional penyakit jantung adalah
masih merupakan salah satu
7,2%. Mortalitas SKA terjadi pada
penyebab utama kematian di negara
penderita dengan plak kurang dari
maju dan berkembang yang akan
50-70% yang tidak stabil, yakni
menggantikan kematian akibat
fibrous cap yang tipis dan mudah
infeksi (Dep.Kes. RI, 2007). The
ruptur (Soerianata & Sanjaya 2004).
American Heart Association (AHA)
Berdasarkan Rekam Medik
memperkirakan lebih dari 6 juta
RSD Dr. Soebandi Jember tahun
penduduk Amerika, menderita PJK
2011 berdasarkan sepuluh penyakit
dan lebih dari 1 juta orang
terbesar SKA menduduki tingkatan
mengalami serangan infark
pertama sejumlah 166 (40%) pasien
miokardium setiap tahun dan
dari 424 penderita, kemudian kedua
merupakan penyebab kematian
Acute Lungs Oedema (ALO) 18,6%
utama (20%) penduduk Amerika
dan yang ketiga Aritmia 16% (Arsip
(Harrisons, 2000).
Rekam Medik, 2011).

21
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

22
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

implan untuk takikardia ventrikular dan


Sindrom Koroner Akut (SKA) fibrilasi serta menurunkan respon terapi
menggambarkan kejadian kegawatan pada resinkronisasi jantung (Loring et al, 2011).
pembuluh darah koroner yang bersifat Kemajuan dan perkembangan
progresif, terjadi perubahan secara tiba-tiba teknologi antibodimonoklonal akhir-akhir
dari stabil menjadi tidak stabil. Berdasarkan ini Troponin I (cTnI) merupakan salah satu
luasnya presentasi klinis SKA mengacu petanda jantung pilihan untuk diagnosa
adanya segmen ST elevation myocardial infark miokard karena memiliki sensitivitas
infarction (STEMI), non-ST elevation dan spesifitas yang tidak tertandingi seperti
myocardial infarction (NSTEMI) serta CK-MB dalam mendeteksi nekrosis miokard
unstable angina (UA) (Soerianata et al., yang masih sangat kecil (Sanhai &
2004; Dep.Kes. RI, 2007; Coven, 2012; Christenson 2010; Harun & Alwi, 2006).
Zafari & Yang, 2012). Troponin I merupakan gold standard untuk
Diagnosis SKA merupakan rule out diagnosis dan penanganan di Eropa
diagnosis berdasarkan sakit dada berupa (Harrisons, 2000; Soerianata et al., 2004).
angina pektoris tidak stabil, perubahan EKG Kekurangan cTn I adalah lama dalam serum,
adanya STEMI/NSTEMI serta peningkatan sehingga menyulitkan dalam menilai adanya
enzim jantung, terutama CK-MB dan reinfark (Sanhai et al., 2010; Samsu &
troponin T/I, dimana troponin lebih spesifik Sargowo, 2007).
untuk nekrosis miokard (Cannon & Peran perawat dalam menentukan
Braunwald, 2001; Antman & Braunwald, estimasi luas dan lokasi infark berdasarkan
2001). evaluasi hasil pemeriksaan troponin I dan
Penentuan luas dan lokasi infark EKG sangat diperlukan, karena memahami
miokard dapat dilakukan dengan beberapa level normal dan abnormal dari hasil
cara seperti Selvester QRS skor dapat pemeriksaan laboratorium serta mengetahui
menentukan luas dan lokasi karena dapat kemungkinan penyebab kelainan, juga
menilai adanya perubahan depolarisasi memungkinkan perawat untuk segera
ventrikel diukur menggunakan EKG memulai intervensi, melakukan perubahan
(Wilender, 2009; Salam et al., 2010), yaitu pengobatan, atau menghubungi tenaga
dengan mengakumulasi nilai yang ada pada profesional lainnya (Woodrow, 2003).
sepuluh sadapan EKG (I, II, aVL, V1-V-6) Berdasarkan respon pasien tersebut, maka
diberi bobot untuk merefleksikan ukuran perawat akan segera menentukan diagnosa
infark. Wagner dkk dalam Dewi (2003) dari dan intervensi keperawatan dalam
hasil penelitiannya pada post mortem memberikan asuhan keperawatan dengan
menunjukkan bahwa skor Selvester mencegah komplikasi lanjut dari nekrosis
hubungan dengan patologi ukuran infark miokard (Wendy, 2000; DiGiulio, Jackson
dimana skor tinggi berhubungan dengan & Keogh 2007; Carroll, 2007).
infark yang luas (Dewi, 2003). Nilai skor Berdasarkan fenomena di atas maka
QRS antara 0-1 dikategorikan rendah, nilai peneliti ingin mentehaui Hubungan luas
skor QRS antara 2-4 dikategorikan moderat, infark miokard (Berdasarkan Skor Selvester)
dan nilai skor QRS lebih dari atau sama dengan Kadar Troponin I pada pasien
dengan 5 dikategorikan tinggi (Kosuge et Sindrom Koroner Akut (SKA) di RSD Dr.
al., 2011). Penelitian terbaru telah Soebandi Jember.
menunjukkan bahwa penggunaan skor QRS
dapat memprediksi shock dari defibrilator HASIL PENELITIAN

23
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

Penelitian yang dilakukan selama 2


bulan pada pasien SKA yang dirawat di
Ruang ICCU RSD Dr. Soebandi Jember Tabel 2. Analisa Bivariat Luas Infark dengan
menunjukkan bahwa responden rata-rata Kadar Troponin I
berusia antara 50-59 dan 60-69 masing- Varibel
Var. Pndg Stat.
Sign OR
Indep Prmtr Wald
masing 8 responden (40%) dengan jenis
kelamin mayoritas laki-laki sebanyak 16 Intersep -0.668 0.224 0.636ts
Positif
responden (80%). Berdasarkan riwayat Lemah
Luas
1.04
Infark 0.043 0.265 0.607ts
status merokok sebagian besar responden Miokard
4
merokok sebanyak 14 (70%). Luas infark Intersep -2.595 2.729 0.099*
miokard berdasar skor selvester Positif Luas
1.16
Infark 0.149 3.440 0.064*
menunjukkan antara 10-20 % berjumlah 9 Miokard
1
responden (45%). * signifikan pada taraf kesalahan 0.1

Tabel 1. Karakteristik Sampel


Variabel (f) (%) PEMBAHASAN
Usia
< 40 1 5
Berdasarkanhasil penelitian yang telah
40 – 49 1 5 dilakukan menunjukkan bahwa responden
50 – 59 8 40 berusia antara 50-59 dan 60-69 masing-
60 – 69 8 40 masing berjumlah 8 (40%) dengan jenis
≥ 70 2 10 kelamin mayoritas responden laki-laki
Jenis Kelamin
sebanyak 16 orang (80%). Presentase ini
Laki-laki 16 80 sesuai dengan penelitian Stangl dkk. bahwa
Perempuan 4 20 sebelum berusia 40 tahun, perbandingan
penyakit jantung antara laki-laki dan
perempuan adalah 8 : 1, dan setelah usia 70
Riwayat hipertensi
Hipertensi 6 30
tahun perbandingannya adalah 1 : 1. Puncak
Tidak Hipertensi 14 70 insidens penyakit jantung pada laki-laki
adalah usia 50-60 tahun, sedangkan pada
Riwayat DM perempuan adalah usia 60-70 tahun.
DM 5 25 Penyakit jantung pada perempuan terjadi
Tidak DM 15 75
sekitar 10-15 tahun lebih lambat dari laki-
Status Merokok laki dan risiko meningkat setelah menopause
Merokok 14 70 (Antman et al., 2010).
Tidak Merokok 6 30 Responden sebagian besar merokok
(70%). Perokok akan mengalami serangan
Luas Infark jantung tiga kali dibanding bukan perokok
< 10 2 10 (Kusuma, 2012). Dua efek utama dari
10 – 20 9 45
merokok yang berperan penting dalam
21 – 30 6 30
≥ 30 3 15 perkembangan PJK adalah efek nikotin dan
desaturasi hemoglobin oleh carbon
Kadar Troponin I monoksida. Nikotin berperan penting untuk
Negatif 6 30 terjadinya aterosklerosis koroner dan
Positif Lemah 6 30
trombosis dengan mekanisme menaikkan
Positif 8 40
asam lemak bebas serta meningkatkan

24
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

kelekatan dan agregasi trombosit melalui Adanya hasil yang signifikan pada
stimulasi katekolamin. Kadar Troponin I yang positif dapat
Rata-rata luas infark miokard berdasar disebabkan karena adanya thrombus yang
skor selvester antara 10-20 % berjumlah 9 terbentuk pada arteri koroner sehingga
(45%). Infark miokardium akan menyebabkan oklusi total atau oklusi
mempengaruhi fungsi ventrikel kiri karena sebagian yang berdampak terhadap
otot yang nekrosis kehilangan daya berkurangnya aliran darah dan secara klinis
kontraksi sedangkan otot yang iskemia ditunjukkan oleh ada atau tidaknya elevasi
disekitarnya juga mengalami gangguan daya segmen ST pada EKG (Anderson et al.,
kontraksi karena ukuran infark yang 2007). Akan tetapi dengan adanya iskemia
melebihi 40% berhubungan kejadian syok yang berlanjut akan menyebabkan hipoksia
kardiogenik yang tinggi (Yoshida & Gould, jaringan sehingga terjadi hambatan
1993 dalam Malinrungi, 2003). metabolisme aerobik menjadi anaerobik dan
Kadar Troponin I didapatkan nilai menghasilkan piruvat yang akan
positif berjumlah 8 ( 40%). Hasil ini sesuai menyebabkan protein intraseluler cardiac
dengan penelitian Samsu & Sargowo, 2007 troponin I dilepaskan ke intrasvaskuler
bahwa ketika terjadi iskemia miokard, maka (Sanhai, Ellof & Christenson, 2010).
membran sel menjadi lebih permeabel Hasil penelitian di atas menunjukan
sehingga komponen intraseluler seperti bahwa semakin tinggi prosentase skor
troponin jantung merembes ke dalam Selvester akan semakin positif Kadar
interstitium dan ruang intravaskuler. Troponin I. Hasil penelitian tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Sutton
Hubungan Antara Luas Infark Miokard dan Sharpe menunjukkan bahwa ada
dengan Kadar Troponin I Pasien SKA hubungan kuat antara tingginya skor
Selvester dengan disfungsi ventrikel kiri
Hasil analisis bivariat mengunakan uji
pada penderita IMA (r=0,88), karena fungsi
regresi logistic ditemukan bahwa pada
ventrikel dapat merefleksikan adanya
pengujian parsial diketahui luas infark
luasnya tidak suatu infark sehingga dapat
miokard tidak memiliki pengaruh signifikan
diukur dengan adanya enzim jantung dan
pada model Kadar Troponin I positif lemah.
pemakaian EKG (Isfanudin, 2001).
Akan tetapi memiliki pengaruh signifikan
Penelitian menunjukan adanya Kadar
pada model Kadar Troponin I positif dengan
Troponin I positif lemah dan negatif dapat
nilai p: 0.064 artinya terdapat hubungan
juga disebabkan karena pasien sedang dalam
antara luas infark miokard dengan Kadar
fase akut atau infark miokard yang belum
Troponin I kategori positif pada pasien
luas atau adanya faktor lain seperti
SKA, dengan nilai OR =1.161, berarti setiap
pengambilan sampel darah pada
kenaikan luas infark sebesar 1% akan
pemeriksaan troponin diambil sebelum 4
meningkatkan peluang pasien memiliki
atau 6 jam sebagaimana teori bahwa
Kadar Troponin I positif sebesar 1.161 kali.
Troponin I mulai meningkat 3 sampai 5 jam
Hasil tersebut sesuai dengan
setelah jejas miokard, mencapai puncak
penelitian yang telah dilakukan oleh Martin
pada 14 sampai 18 jam dan tetap meningkat
et al. (2008) bahwa Kadar Troponin I dan
selama 5 sampai 7 hari karena Troponin I
Selvester Skor EKG berkorelasi dengan
mempunyai sensitivitas 100% pada 6 jam
ukuran infark dengan nilai r= 0,59, p<
0,001. setelah IMA (Samsu & Sargowo, 2007).

25
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

Hasil penelitian Takhshid et al. (2010) Non ST-Elevation Myocardial


menyimpulkan bahwa penggunaan Troponin Infarction. Circulation. 166: 148-
I dan ECG untuk awal hasil diagnosa ACS 304.
sangat sensitif ketika awal diagnosa ACS
sehingga adanya kombinasi penggunaan Antman, E.M., & Braunwald, E. (2001).
ECG dan cTnI sangat sensitif untuk Acute Myocardial Infarction. In
mendeteksi terjadinya ACS yaitu sebesar Braunwald : Heart Disease : A
96% (Takhshid et all., 2010). Dengan Textbook Of Cardiovascular
demikian waktu terpenting pengambilan Medicine, 6th ed. WB Saunders
sampel darah pemeriksaan troponin harus Co.p.1114-1134.
mengetahui awal terjadinya nyeri pada
pasien. Cannon, C.P., & Braunwald, E. (2001).
Pemakaian Selvester skore pada EKG Unstable Angina. In Braunwald :
12 lead dan biomarker jantung Troponin I Heart Disease; A Textbook Of
dapat digunakan untuk menentukan ukuran ardiovascular Medicine, 6th ed. WB
infark akan tetapi bila ditambah dengan Saunders Company.p.1232-1255.
penggunaan MRI terdapat hubungan yang
lebih meningkat ketika digunakan secara Castle, N. (2003). Effective Relief of Acute
bersamaan (Martin et al., 2008). Coronary Syndrome (ACS),
Emergency Nurse. 10 (9).
KESIMPULAN www.emergencynurse.
rcnpublishing.co.uk, Diakses 15 Mei
Berdasarkan hasil penelitian,
2013 dari http://emergencynurse.
didapatkan hubungan antara luas infark
rcnpublishing.co.uk /archive/ article-
miokard dengan Kadar Troponin I kategori
effective-relief-of-acute-coronary-
positif, dimana OR=1.161.
syndrome.

SARAN Carroll, L. (2007). Acute Medicine : A


Bagi profesi keperawatan hendaknya Handbook for Nurse Practitioners.
meningkatkan kompetensinya dalam hal Willy Series in Nursing. England;
pembacaan hasil EKG dalam praktek sehari- John Wiley & Sons Ltd.
hari serta mengetahui kelainan hasil
pemeriksaan laboratorium, sehingga dapat Coven, D.L. (2012). Acute Coronary
segera mengetahui respon pasien dan segera Syndrome, Madscape,
memutuskan tindakan keperawatan baik http://emedicine. medscape. com
dependent maupun independent dalam /article/1910735-overview#showall.
memberikan asuhan keperawatan secara Diakses 1 Januari 2013.
professional.
DiGiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J.
DAFTAR PUSTAKA (2007). Medical Surgical Nursing,
Demystified. USA: McGraw-Hill
Anderson, J. L., Adams, C. D., Antman, E.M., Companies.
Bridges, C.R,, Califf, R.M., &
Casey, D.E. (2007). ACC/AHA 2007
Guidelines for the Management of
Patients With Unstable Angina or

26
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

Harrisons. (2000). Prinsiples of Internal Semarang, http://eprints.undip.ac.id


Medicine, 17th ed, Philadelphia, /14744/1/ FK593.pdf, diakses 25
McGraw Hill, 1387-97. Maret 2013.

Isfanudin, N. K. 2001. Stratifikasi Risiko Martin,T.N., Wagner, G., Pettigrew, A.,


Paska Infark Miokard. Dalam Groenning, B., Weir, R., Maynard, C.,
Diagnosa dan Tatalaksana Flapan,A., & Dargie, H. (2008). 2017
Hipertensi, Sindrom Koroner Akut Validation of electrocardiographic and
dan Gagalm Jantung, Jakarta. biochemical estimates of first acute
Rumah Sakit Harapan Kita. myocardial infarct size using cardiac
magnetic resonance imaging, Journal
Kalim, H., Idham, I. & Irmalita. (2008). of Cardiovascular Magnetic
Pedoman praktis tatalaksana Resonance 10(1):A286
sindroma koroner akut. Jakarta. doi:10.1186/1532-429X-10-S1-A286,
Departemen Kardiologi dan http://www. biomedcentral.
Kedokteran Vaskular FKUI. com/content/files/pdf/1532-429X-10-
s1-full.pdf, Diakses 15 Maret 2013.
Kristen, J. O. (2009). Acute Coronary
Syndrome. AJN; 109(3):89-95. Parsonage, W.A., Cullen, L. & Younger, J.
F. (2013). Clinical Focus: The
Kusuma, D & Rilantono, L. I. (2012). approach to patient with possible
Penyakit Kardiovaskular (PKV): cardiac pain,
Pencegahan Penyakit doi:10.5694/mja12.11171. MJA. 198:
Kardiovaskuler Rokok dan 606-610.
Olahraga, Bagaimana Sikap Yang
Rasional. Jakarta. Fakultas Rahajoe, A. U. & Rilantono, L. I. (2012).
Kedokteran Universitas Indonesia. Penyakit Kardiovaskular (PKV),
Jakarta. Fakultas Kedokteran
Loring, Z., Chelliah, S., Selvester, R. H., Universitas Indonesia.
Wagner, G., & Strauss, D.G. (2011).
A Detailed Guide For Quantification Salam, Z.A., Wafa, S., Kamel, S. &
Of Myocardial Scar With The Nammas, W. (2010). The modified
Selvester Qrs Score In The Presence Selvester RS score: Can we predict
Of Electrocardiogram confounders, successful ST segment resolution in
j.jelectrocard, 44(5): 544–554,http: patients with myocardial infarction
/www. sciencedirect.com/science/ receiving fibrinolytic therapy?,
article/pii/S0022073611002251 Cardiology Department, Faculty of
#cr0005. Diakses 25 Pebruari 2013. Medicine, Ain Shams University,
Cairo, Egypt, Cardiology Journal,
Malinrungi, T.W. (2003). Hubungan Antara 17(4): 367–373,
Luas Infark Miokard Akut www.cardiologyjournal.org. Diakses
(Berdasarkan Skor Selvester) 1 Maret 2013.
Dengan Ketahan Hidup Selama 6
Bulan, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Samsu, N. & Sargowo, D. (2007). Tinjauan
FK UNDIP, RSUP Dr. Kariadi, Pustaka Sensitivitas dan Spesifisitas

27
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 1, Desember 2013

Troponin T dan I pada Diagnosis


Infark Miokard Akut. Maj Kedokt
Indon. 57(10): 363-372. Diakses 1
Pebruari 2013.

Sanhai, W.R., Ellof, B.C., & Christenson,


R.H. (2010). Cardiac and Muscle
Disease. in Clinical Chemistry
Theory Analysis and Correlation 5th
ed. Missouri. mosby Elsevier, 677-
690.

Soerianata,S., & Sanjaya, W. (2004).


Penatalaksanaan Sindrom Koroner
Akut dengan Revaskularisasi Non
Bedah. Cermin Dunia Kedokteran
No. 143.

Takhshid, M. A., Kojuri, J., Tabei, S.. B.,


Tavasouli, A. R., Heidary, S. &
Tabandeh, M. (2010). Early
Diagnosis of Acute Coronary
Syndrome with Sensitive Troponin I
and Ischemia Modified Albumin,
Iranian Cardiovascular Research
Journal. 4, 4.

Wendy, D. (2000). Relaxation: A Nursing


Therapy to Help Relieve Cardiac
Pain, Faculty of Nursing at the
Universal College of Learning,
Manawatu Polytechnic, Palmerston
North, New Zealand,
http://www.ajan.com.au/
Vol18/Vol18.1-5.pdf. Diakses 23
April 2013.

Zafari, A. M & Yang, E. H. 2012.


Myocardial Infarction, www.
emedicine. medscape. com. Diakses
15 Maret 2013 dari http://emedicine.
medscape. com/ article/155919-
overview#showall

28

Anda mungkin juga menyukai