Anda di halaman 1dari 17

MINIPROJECT: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA

CAPAIAN SPM PADA PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA


HIPERTENSI DI PUSKESMAS JONGAYA TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:
Evelyn Pratywi (C014202274)
Febi Ananda Ramadhani (C014202271)
Jumriah Ekawati Azis Noer (C014202255)
Fauzan Refna Hamdani (C014202270)
Reskiana Ridwan (C0142022286
Syavira Aryasa Dali (C014202254)
Kiara Namilya (C014202274)
Melinda Mustari (C014202276)

SUPERVISOR

dr.Alifia Ayu Delima,M.Kes


dr. Nungki Mahesarani, S.Ked (Kepala Puskesmas Jongaya)

BAGIAN KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN


PENCEGAHAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

1. Evelyn Pratywi (C014202274)


2. Febi Ananda Ramadhani (C014202271)
3. Jumriah Ekawati Azis Noer (C014202255)
4. Fauzan Refna Hamdani (C014202270)
5. Reskiana Ridwan (C0142022286
6. Syavira Aryasa Dali (C014202254)
7. Kiara Namilya (C014202274)
8. Melinda Mustari (C014202276)

Telah menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan


Masyarakat-Ilmu Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, April 2023

Pembimbing Pembimbing

dr. Alifia Ayu Delima, M.Kes dr. Nungki Mahesarani, S.Ked


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAPAIAN SPM PADA
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
JONGAYA TAHUN 2022

Evelyn1*, Jumriah2, Febi3, Fauzan4, Kiara5, Rezkiana6, Syavira7, Melinda8

1) Bagian Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Pencegahan


2) Puskesmas Jongayaa, Makassar, Sulawesi Selatan
*Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan berakibat pada
peningkatan angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk di In-
donesia. Hipertensi merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sis-
tol ≥140 mmHg atau tekanan diastol ≥90 mmHg atau keduanya. Menurut data dari
World Health Organization (WHO) tahun 2015 jumlah hipertensi diperkirakan akan
terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan akan mencapai 1,5 miliar orang di dunia
pada tahun 2025. Kota Makassar berada pada urutan ke-3 dari 24 kabupaten/kota den-
gan jumlah prevalensi hipertensi mencapai 11,596%. Sehingga hipertensi di kota
Makassar berada pada urutan ke-2 dari 10 penyakit terbanyak dengan prevalensi
hipertensi di kota Makassar mencapai 27,61%, sedangkan angka mortalitasnya menca-
pai 18,6%. Analisa ini bertujuan untuk mengidentifikasi Faktor yang mempengaruhi
capian SPM hipertensi di Puskesmas Jongaya periode Januari - Mei 2022.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang dengan
populasi semua pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jongaya. Data yang
didapatkan dari jumlah pasien hipertensi pada periode Januari - Desembar 2022 dengan
metode total sampling. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam
bentuk diagram dan tabel distribusi.
Hasil: Sasaran untuk penderita hipertensi di Puskesmas Jongaya untuk tahun 2022
8.774,Capaian yang harus dicapai 4.387, dan masih mencapai sekitar 50%
Kesimpulan: Capaian SPM di puskesmas Jongaya masih kurang dari target pada tahun
2022 yaitu masih 50% dari 8774
Kata kunci : Hipertensi
FACTORS AFFECTING THE LOW ACHIEVEMENT OF SPM IN HEALTH SERVICES
FOR HYPERTENSION PATIENTS AT JONGAYA PUSKESMAS IN 2022

AUTHORS:
Evelyn Pratywi (C014202274)
Febi Ananda Ramadhani (C014202271)
Jumriah Ekawati Azis Noer (C014202255)
Fauzan Refna Hamdani (C014202270)
Reskiana Ridwan (C0142022286
Syavira Aryasa Dali (C014202254)
Kiara Namilya (C014202274)
Melinda Mustari (C014202276)

SUPERVISOR

dr. Alifia Ayu Delima,M.Kes


dr. Nungki Mahesarani, S.Ked. (Kepala Puskesmas Jongaya)

DEPARTMENT OF COMMUNITY AND PREVENTIVE MEDICINE


FACULTY OF MEDICINE HASANUDDIN UNIVERSITY
2022
FACTORS AFFECTING THE LOW ACHIEVEMENT OF SPM IN HEALTH
SERVICES FOR HYPERTENSION PATIENTS AT JONGAYA
PUSKESMAS IN 2022
Evelyn1 Jumriah2, Febi3, Fauzan4, Kiara5, Rezkiana6, Syavira7, Melinda8
1) Department of Community and Preventive Medicine
2) The Public Health Center jongaya, Makassar, South Sulawesi
*Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia
ABSTRACT
Background: Hypertension is a global health problem and results in an increase in
morbidity and mortality as well as the burden of health costs, including in Indonesia.
Hypertension is a condition where there is an increase in systolic blood pressure 140
mmHg or diastolic pressure 90 mmHg or both. According to data from the World
Health Organization (WHO) in 2015 the number of hypertension is expected to contin-
ue to increase every year, it is estimated that it will reach 1.5 billion people in the world
by 2025. Makassar City is in 3rd place out of 24 districts/cities with total prevalence
hypertension reached 11.596%. So that hypertension in the city of Makassar is in the
2nd order of the 10 most diseases with the prevalence of hypertension in the city of
Makassar reaching 27.61%, while the mortality rate reaches 18.6%. This analysis aims
to identify the hypertension profile at the Maradekaya Community Health Center for
the period January - May 2022.
Method: This study is descriptive with a cross-sectional approach to all populations of
all hypertensive patients in the working areas of The Public Health Center of Jongaya.
The data obtained from the number of hypertensive patients in the period January - Dec
2022 with the total sampling method. The collected data is then analyzed and presented
in the form of diagrams and distribution tables
Results: The target for hypertension sufferers at the Jongaya Health Center for 2022 is
8,774, the achievements that must be achieved are 4,387, and still reach around 50%
Conclusion: SPM achievement at the Jongaya health center is still below the target in
2022, which is still 50% of 8774
Keywords: Hypertension
PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan berakibat pada peningkatan


angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk di Indonesia.
Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jan-
tung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah perifer. (konsen-
sus Hipertensi, 2021)

Prevalensi hipertensi meningkat di seluruh dunia, terutama di negara- negara


sedang berkembang. Kesadaran berobat dan pengendalian hipertensi lebih berhasil di
Amerika Utara dibandingkan negara sedang berkembang dan negara miskin. Kemuda-
han akses ke fasilitas kesehatan dan tatalaksana farmakologi adalah kunci sukses untuk
menurunkan angka hipertensi di populasi (Cifkova R et al., 2016). Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di In-
donesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1% dibandingkan 27,8%
pada Riskesdas tahun 2013. (Riskesdas, 2018) Hipertensi sering kali tidak menunjukan
suatu gejala apapun dalam kurun waktu yang lama sehingga sering dikenal sebagai the
silent killer. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko dari berbagai penyakit
karena pada umumnya hipertensi dapat diiden- tifikasi jika telah terjadi komplikasi pada
organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata (Oktaviarini et al., 2019).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 jumlah
hipertensi diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan akan men-
capai 1,5 miliar orang di dunia pada tahun 2025. Prevalensi penderita yang akan
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya setiap tahunnya diperkirakan mencapai
9,4 juta orang (Tarigan, 2018). WHO menyebutkan bahwa negara berkembang memiliki
persentase morbiditas sebesar 40% sedangkan untuk Negara maju sebesar 35%,
kawasan Afrika memegang posisi puncak sebagai penderita hipertensi, yaitu sebesar
40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Sedangkan untuk di In-
donesia terbilang cukup tinggi, yakni mencapai angka sebesar 34% dari total jumlah
penduduk (Tarigan, 2018).
Kejadian hipertensi menempati posisi teratas sebagai Penyakit Tidak Menular
(PTM) pada tahun 2018 yaitu sebanyak 185.857 kasus, kemudian disusul oleh DM tipe
2 dan disusul oleh obesitas (Kemenkes RI, 2019). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat
hipertensi sebesar 427.218 kematian (Kemenkes RI, 2019). Hasil pengukuran hipertensi
pada penduduk usia 18 tahun berdasarkan data Riskesdas 2018 yaitu sebesar 34,1%,
tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Berdasarkan Laporan Provinsi Sulawesi Selatan pada Riskesdas Tahun 2018 ditemukan
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu
sebesar 31,68%, sedangkan Kota Makassar memiliki prevalensi hipertensi sebesar
29,35% (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2019 )
Dalam hitungan detik tekanan darah dapat dengan mudah berubah, hal ini ditandai
dengan pusing, sakit kepala, leher terasa kaku, dan mata berkunang-kunang. Hal terse-
but jelas akan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari (Sasmalinda, Syafriandi,
& Helma, 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu faktor tang tidak dapat dimodifikasi/tidak dapat diubah seper-
ti jenis kelamin, usia, genetik dan faktor yang dapat dimodifikasi/faktor yang dapat di-
ubah seperti pola makan (junk food, asupan natrium, asupan lemak, asupan kopi), kebi-
asaan olah raga, merokok, pola tidur, kelebihan berat badan dan stres yang terus-
menerus. (Kemenkes, 2018). Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko terse-
but secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor
risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi. Hal ini juga berarti bahwa,
hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko
yang sebagian besar merupakan faktor perilaku dan kebiasaan hidup. Apabila seseorang
mau menerapkan gaya hidup sehat, maka kemungkinan besar akan terhindar dari
hipertensi (Saputra & Anam, 2016).
Hipertensi turut dipengaruhi oleh beberapa faktor/determinan sosiodemografi di
antaranya umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pekerjaan. Prevalensi
hipertensi meningkat hampir 20% pada setiap kelompok umur 10 tahun, dari 17,70% di
antara 34-44 tahun, 34,60%, 45-55 tahun, dan 51,50% di antara 55-64 tahun (Olack et
al.,2015). Umur berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan risiko 2,60. Umur ≥ 45
tahun memiliki risiko terjadi hipertensi 2,60 kali lebih besar dibandingkan umur < 45
tahun (Denilay Richardo Rambing, 2021). Kejadian hipertensi pada wanita lebih tinggi
ketika seorang wanita mengalami menopause, wanita lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan pria yaitu 53% banding 47% (Jajuk Kusumawaty, 2016). Latar
pendidikan rendah berpeluang 2,188 kali mengalami hipertensi daripada seseorang den-
gan latar belakang pendidikan tinggi (Maulidina et al 2019). Seseorang yang tidak bek-
erja cenderung 7,69 kali lebih tinggi menderita hipertensi dibanding yang bekerja
(Ahmed etal, 2017). Kemudian seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki
peluang sebesar 5,733 kali lebih tinggi menderita hipertensi dibandingkan yang tidak
memiliki riwayat keluarga hipertensi (Andriyani et al, 2021).Cakupan hipertensi yang
kurang mengakibatkan kurangnya penanganan maksimal di suatu wilayah sehingga
hasil sehingga sangat mempengaruhi kualitas daerah tersebut dalam memberantas
hioertensi.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


pada Puskesmas Jongaya. Adapun determinan yang ingin diteliti berkaitan faktor
rendahnya SPM hipertensi Puskesmas Jongaya seperti tingkat Pendidikan, wilayah dan
jenis kelamin
METODE

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang dengan popu-
lasi semua pasien hipertesi di wilayah kerja Puskesmas Maradekayya. Data yang dida-
patkan dari pengambilan sampel berdasarkan total sampling, data yang diolah meru-
pakan data sekunder.
Dengan kriteria inklusi:
Pasien yang didiagnosis hipertensi secara pemeriksaan TD
Kriteria ekslusi :
Pasien dengan rekam medis yang tidak lengkap.

Pengumpulan data dilakukan oleh tim peneliti serta petugad penyakit tidak menu-
lar di puskesmas Jongaya dengan mengumpulkan rekam medis pasien yg terdiagnosis
hipetensi pada Januari- Desember 2022.
Penyebaran kasus hipertensi dianalisa berdasarkan faktor yang mempengaruhi
kurangnya capaian SPM hipertensi seperti tingkat Pendidikan, jenis kelamin, dan
wilayah. Semua data yang terkumpul diinput dan dikelola melalui microsoft excel,
kemudian dianalisis dan dilaporkan berupa distribusi dan frekuensi
HASIL

Puskesmas Jongaya berlokasi di Jl. Andi Tonro No.49 Makassar, mencakup 3


(tiga) wilayah kelurahan, yaitu : Kelurahan Pa’baeng-baeng, Kelurahan Jongaya, dan
Kelurahan Bongaya, yang merupakan bagian dari Kecamatan Tamalate Kota Makassar
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kel. Parang Kec. Mamajang.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Mannuruki.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Maccini Sombala.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sambung Jawa.
Luas tanah dan bangunan Puskesmas Jongaya adalah 2.612 M². Luas wilayah
kerja Puskesmas Jongaya adalah 205,25 Ha yang terdiri dari : Kelurahan Bongaya
Daratan : 99,8 Ha (48,62%), Kelurahan Pa’baeng-baeng, Daratan : 57,7 Ha (28,11%),
Kelurahan Jongaya Daratan : 47,75 Ha (23,26%).

Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Jongaya tahun 2022


Tabel 1. Hasil Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Jongaya tahun 2022

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh bahwa jumlah SPM penderita hipertensi
berdasarkan tahun 2022 hanya 50% ( 4.387) dari target sebanyak 8.774 orang

Tabel 2. Pelayanan Kesehatan penderita hipertensi

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN


PENDERITA HIPERTENSI TAHUN 2021
3,000 60.00
JUMLAH

2,400
40.00
CAPAIAN %

1,800

1,200
20.00
600

0 0.00
SMT I SMT II PKM

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Puskesmad Jongaya


Berdasarkan data sekunder yang diperoleh bahwa jumlah penduduk yang belum sekolah
9.936 penduduk dan paling banyak di daerah Pa’baeng-baeng sebanyak 4.574 penduduk. Untuk
perbedaan jenis kelamin di Puskesmas Jongaya tidak terlalu signifikan.

POHON AKAR MASALAH

PLAN OF ACTION

No. Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu PIC Ket


Meningkatkan Mengadakan Masyarakat April- Puskesmas
pemahaman penyuluhan umum Mei bagian
mengenai dan 2023 Promosi
penyakit membuat Kesehatan
Hipertensi poster
mengenai
penyakit
Hipertensi
Deteksi dini Mengadakan Masyarakat April- Puskesmas
mengenai skrining umum Agustus bagian
penyakit Hipertensi 2023 Penyakit
Hipertensi dengan Tidak
pada mengukur Menular
masyarakat tekanan
darah pada
masyarakat

No. Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu PIC Ket


Meningkat Melakukan Kader April- Puskesmas
kan
pengetahua pelatihan Kesehatan Desemb bagian
n er
kader kepada 2023 Penyakit
kesehatan kader Tidak
mengenai mengenai Menular
skrining penyuluhan
penyakit penyakit
Hipertensi Hipertensi

Meningkat Pengukuran Petugas April- Puskesmas


kan kinerja Tekanan Kesehatan, Desemberr bagian
dalam darah pada Masyarakat 2023 penyakir
skrining saat Puskesmas tidak
hipertensi memasuki Jongaya menular
lingkungan
puskesmas

PEMBAHASAN
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.
Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar
25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Jumlah Sasaran untuk penderita hipertensi
di Puskesmas Jongaya untuk tahun 2022 8.774,Capaian yang harus dicapai 4.387, dan
masih mencapai sekitar 50%. Capaian yang rendah jika dilihat dari faktor yang sangat
berpengaruh salah satunya tingkat Pendidikan penduduk yaitu belum sekolah 9.936
penduduk dan paling banyak di daerah Pa’baeng-baeng sebanyak 4.574 penduduk.
Untuk perbedaan jenis kelamin di Puskesmas Jongaya tidak terlalu signifikan. Sesuai
dengan kepustakaan bahwa risiko terserang penyakit hipertensi lebih tinggi pada
pendidikan yang rendah. Hal ini dikarenakan orang yang pendidikannya rendah maka
akan memiliki pengetahuan yang kurang juga terhadap kesehatan dan tentunya akan
kesulitan dan lambat dalam menerima informasi contohnya penyuluhan tentang
hipertensi serta bahaya-bahaya dari hipertensi dan pencegahannya yang diberikan oleh
petugas sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat. Sehingga sangat perlu
untuk skrining pada penduduk dengan tingkat Pendidikan yang rendah dalam
pemenuhan target capaian (Tarigan, 2018).
KESIMPULAN

Hipertensi merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistol


≥140 mmHg atau tekanan diastol ≥90 mmHg atau keduanya. Faktor-faktor yang mem-
pengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor yang
tidak dapat dimodifikasi/tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, usia, genetik dan fak-
tor yang dapat dimodifikasi/faktor yang dapat diubah seperti pola makan (junk food,
asupan natrium, asupan lemak, asupan kopi), kebiasaan olah raga, merokok, pola tidur,
kelebihan berat badan dan stres yang terus-menerus.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah Jumlah Sasaran untuk penderita hipertensi
di Puskesmas Jongaya untuk tahun 2022 capaian yang harus dicapai 8.774, dan capaian
masih mencapai sekitar 50%(4.387). Pendidikan yang rendah sangat meningkatkan
kejadian hipertensi sehingga sangat perlu skrining apabila ingin mencapai target SPM
hipertensi
SARAN
Puskesmas dan institusi kesehatan sebaiknya meningkatkan kegiatan promosi
kesehatan dalam peningkatan capaian hipertensi di Puskesmas Jongaya. Promosi seperti
penyuluhan, konsultasi dan kunjungan rumah yang dilakukan dengan rutin sehingga
masyarakat dapat membiasakan diri dan memiliki kemauan serta kemampuan untuk
mengetahui lebih awal bahwa mereka termasuk hipertensi atau tidak memperbaharui
media cetak seperti leaflet, brosur, poster, spanduk agar lebih menarik
pasien/pengunjung mendapat informasi terbaru mengenai pentingya hipertensi dan
menyediakan leaflet di ruang tunggu puskesmas serta menambah metode promosi
kesehatan dengan pemutaran video.
Selain itu puskesmas dapat melakukan skrining lebih awal dengan cara
pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu Ketika ingin memasuki lingkup puskesmas
atau pada saat pasien ingin melakukan pendaftaran di puskesmas. Peningkatan faktor
capaian SPM hipertensi juga dapat dilakukan edukasi sesuai dengan tingkat Pendidikan
masyarakat puskesmas, karena beberapa penduduk masih memiliki Pendidikan yang
rendah
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Provinsi Sulawesi Selatan:


RISKESDAS 2018. Jakarta: 2018.
Cifkova R, Fodor G, Wohlfahrt P 2016. Changes in Hypertension Prevalence, Awareness,
Tre- atment, and Control in High-, Middle-, and Low-Income Countries: An Update. Curr
Hy- pertens Rep 2016; 18(8): 1-6.
Denilay Richardo Rambing, Setya Haksama, M. F. D. L. and Wulandari, A. 2021. „Hubungan
Umur Dan Riwayat Pada Keluarga Sebagai Faktor Nonmodifeable Dengan Kejadian
Hipertensi‟, Open Journal Systems, 15(10), pp. 5495–5504.
Depkes Sul-sel. Profil Kesehatan Prov . Sulawesi Selatan Tahun 2016 Profil Kesehatan Prov .
Sulawesi Selatan Tahun 2016. Dinas Kesehat Provinsi Sulawesi Selatan [Internet]. 2016;
A vailable:http://dinkes.sulselprov.go.id/assets/dokumen/informasi/99cff42f874ab267b-
d3a6bbe ca6cafad.pdf
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Sela-
tan. Sulawesi Selatan : Dinas Kesehatan.
Hunter, A. et al. 2015. „Hypertension in the military patient‟. 200–205. doi: 10.1136/ jramc-
2015-000506.
Jumriani A, Dwinata I, Apriani M. Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung Pos-
bindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. J Nas Ilmu Kesehat.
2019;1:
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
28–35.
Lumantow I, Rompas S, Onibala F. 2018. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
Pada Remaja Di Desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan barat. e-journal Keper-
awatan.;IV(1):1-6. doi:10.1007/s13398-014-0173-7.2
Maulidina, F. et al. 2019. „Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018 Factors Associated with Hyper-
tension in The Working Area Health Center of Jati Luhur Bekasi 2018‟, 4(July), pp. 149–
155.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2015. Profil kesehatan Provinsi sulawesi selatan. Provinsi Sulawesi Se-
latan Tahun 2015. 2015;111.
Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Chasani, S., Suwondo , A, & Setyawan, H. 2019. Faktor
Yang Berisiko Terhadap Hipertensi Pada Pegawai Di Wilayah Perimeter Pelabuhan
(Studi Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang).
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. KONSENSUS PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2021:Update Konsensus PERHI 2019. Jakarta: 2021.
Sasmalinda, Lusi, Syafriandi, & Helma. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Tekana Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan Regre-
si Linier Berganda. UNP Journal Of Mathematics, 2(1).
Saputra, O. & Anam, K. 2016. „Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada
Masyarakat Pesisir Pantai‟, Naskah Publikasi. 3–8. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Tarigan, AR., Lubis, Z., & Syarifah. 2018. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Ke-
luarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai