Disisi lain, dua perusahaan impor film terbesar, PT Camila Internusa Film
dan PT Satrya Perkasa Estetik memiliki tunggakan pajak yang belum
dibayarkan. Hal ini tentu mengakibatkan adanya kesulitan bagi perusahaan
impor untuk mengimpor film hollywood. Sementara bagi importir yang sudah
membayar tunggakan pajak maka dapat kembali impor film
Hollywood. Ketidakhadiran film hollywood menyebabkan terjadinya penurunan
benefit yang disebabkan oleh sepinya pengunjung bioskop, yang tentu saja
berdampak negatif pada grup cineplex 21. Sampai suatu ketika, film hollywood
kembali dimunculkan oleh distribusi dari perusahaan impor film baru, bernama
omega film. Kemunculan film ini menimbulkan banyak tudingan terhadap grup
cineplex 21. Masyarakat berasumsi bahwa untuk terbebas dari jerat
kebangkrutan, grup cineplex 21 akhirnya membuat perusahaan impor, yaitu
omega film. PT Omega Film adalah perusahaan baru yang didirikan 17 Januari
2011 di depan notaris Ilmiawan Dekrit S.H. dengan lingkup usaha perfilman dan
perekaman video. Perusahaan ini marak disebut-sebut oleh sejumlah
pengusaha perbioskopan sebagai perusahaan topeng di balik terjeratnya
importir film milik kelompok usaha 21 Cineplex, Camila Internusa Film dan PT
Satrya Perkasa Esthetika Film (bisnis.kepri.com:2013).
BAB I Analisa
Berhentinya film hollywood tayang di bioskop Indonesia tampaknya
berpengaruh besar terhadap perusahaan penyedia jasa bioskop serta publik
yang senang menonton film hollywood. Omega film seolah-olah menjadi
pahlawan publik serta bioskop 21. Namun keberadaannya mengundang
tudingan negatif terhadap grup cineplex 21. Jika dilihat dari PR’s pillars maka,
analisisnya adalah sebagai berikut:
- Non-maleficence(to do no harm)
Berdasarkan analisis penulis, terlepas dari benar atau tidaknya terdapat
monopoli pasca terhambatnya film hollywood masuk ke Indonesia oleh cineplex
21, maka, sebenarnya hadirnya film bioskop 21 justru membuat publik puas,
apalagi kembali hadirnya film hollywood diawali oleh film seri terakhir Harry
Potter, Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 - disusul Trasformers: Dark
of the Moon yang ditunggu kehadirannya oleh penggemar film hollywood.
Kasus dugaan monopoli grup cineplex 21 sebenarnya menyakiti sejumlah
pengusaha perbioskopan lain di Indonesia. meskipun memang grup cineplex
mendominasi film hollywood tetap saja, pengusaha perbioskopan lain merasa
dirugikan jika memang omega film adalah kepunyaan grup cineplex. Hal ini
disebabkan oleh adanya persaingan yang tidak sehat diantara mereka. David
Hilman, Presiden Direktur PT Graha Layar Prima (Blitzmegaplex) mengatakan,
terafiliasinya Omega dengan Grup 21 Cineplex membuat bisnis film tidak sehat.
“Pemainnya itu-itu saja. Harusnya lebih fair dan tidak memonopoli,”
keluhnya.(industri.kontan.co.id:2013).
Daftar Pustaka
Anonim, (2011) bioskop 21, retrivied januari 20, 2013
fromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop_21
Fahillah, arif (2011) produser sesalkan hengkangnya film hollywood, retrivied
januari 20, 2013
fromhttp://www.tempo.co/read/news/2011/02/21/111314892/Produser-
Sesalkan-Hengkangnya-Film-Hollywood
Kusumadewi, anggi (2011) pajak impor film naik 100 persen retrivied januari
20, 2013 fromhttp://bisnis.news.viva.co.id/news/read/226132-pajak-impor-
film-naik-100-persen
Anonim, (2011) cineplex bantah lakukan monopoli, retrivied januari 20, 2013
from http://www.bisnis-kepri.com/index.php/2011/08/21-cineplex-bantah-
lakukan-monopoli/
Rosita, maria (2011) omega film jamin terpisah dari grup 21 cineplex, retrivied
januari 20, 2013 fromhttp://industri.kontan.co.id/news/omega-jamin-terpisah-
dari-grup-21-cineplex
Nia, (2011) omega film tetap kantongi izin impor film, retrivied januari 20,
2013 fromhttp://bctjemas.beacukai.go.id/index.php/media-center/customs-on-
media/27-omega-film-tetap-kantongi-izin-impor-film
Junianto, benu (2011) 21 cineplex tanggapi isu keterlibatan ibas, retrivied
januari 20, 2013 fromhttp://m.news.viva.co.id/news/read/239656-21-cineplex-
tanggapi-isu-keterlibatan-ibas