Anda di halaman 1dari 15

AKADEMI KEBIDANAN BANUA BINA HUSADA

BANJARBARU

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA

A. Identifikasi Penyuluhan
Pokok bahasan : Anemia pada kehamilan
Waktu : 60 menit
Sasaran : Ny “I”
Penyuluhan : Saufiah
Tempat : Rumah Ny “I”

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia diharapkan Ny “I”
dapat mampu mengetahui tentang anemia.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti ceramah interaktif, diharapkan Ny “I” dapat:
a. Mengetahui dan mmahami pengertian anemia pada
kehamilan
b. Mengetahui dan memahami jenis-jenis anemia pada
kehamilan
c. Mengetahui dan memahami tahap-tahap anemia pada
kehamilan
d. Mengetahui dan memahami gejala anemia pada kehamilan
e. Mengetahui dan memahami penyebab anemia pada
kehamilan
f. Mengetahui dan memahami penanggulangan anemia pada
kehamilan

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian anemia pada kehamilan
2. Jenis- jenis anemia pada kehamilan
3. Tahap-tahap anemia pada kehamilan
4. Gejala anemia pada kehamilan
5. Penyebab anemia pada kehamilan
6. Penanggulangan anemia pada kehmilan

D. Media dan Alat Leaflet

E. Kegiatan

Tahap Kegiatan Kegiatan Medi Metode


(waktu) penyuluh peserta a
1. Memberi salam Menjawab - Ceramah
Salam
2. Mengenalkan Memperhatikan Ceramah
diri
Pembukaan 3. Menjelaskan
(5 menit) tujuan Memperhatikan Ceramah

penyuluhan
4. Melakukan
Memperhatikan Ceramah
apresiasi/kontr
ak waktu
5 menit 1. Membagikan Membaca leaflet leaflet -
leaflet
Penyajian 1. Pengertian Mendengarkan - Ceramah
(35 menit) anemia
a. Meminta Mengajukan Curah
pendapat Pendapat - Pendapat
dari audiens Memperhatikan
b. Memberika Dan memberikan - Curah

n penguatan tanggapan. Pendapat


terhadap
jawaban
audiens Memperhatikan

c. Menyimpul - Curah

kan Pendapat

jawaban
audiens
Memperhatikaan - Curah
2. Jenis-jenis
pendapat
Anemia
Memperhatikan - Curah
a. Meminta
pendapat
Pendapat
dari audiens
b. Memberika
n penguatan Mendengarkan - Ceramah
terhadap
jawaban
audiens
c. Menyimpul
kan
Mengajukan Curah
jawaban
Pendapat -
audiens pendapat
3. Tahap-tahap
Memperhatikan Curah
anemia
dan memberikan pendapat
a. Meminta
tanggapan
pendapat -
dari audiens
b. Memberika
Curah
n
Memperhatikan pendapat
penguataan
terhadap
jawaban -
audiens Curah
c. Menyiimpu pendapat
lkan Memperhatikan

jawaban - Curah
audiens Memperhatikan pendapat
4. Gejala anemia
a. Meminta
Mendengarkan
pendapat
- Curah
dari audiens
pendapat
b. Memberika
n
Mengajukan
kesempatan
pendapat
audiens lain
untuk
menanggap -
Curah
i pendapat
c. Menyimpul
kan Memperhatikan
Dan memberikan -
jawabaan Curah
audiens tanggapan pendapat
5. Penyebab
anemia Memperhatikan

a. Meminta
-
pendapat Curah

dari audiens pendapat


Memperhatikan
b. Memberika
n penguatan
terhadap
jawaban -
audiens Memperhatikan Curah
c. Menyimpul
kan - pendapat
jawaban
audiens Memperhatikan

6. Penanggulanga
n anemia
a. Meminta
pendapat
dari audiens
b. Memberika
n penguatan
terhadap
jawaban
audiens
c. Menyimpul
kan
jawaban
audiens
Diskusi Tanya jawab Tanya - Ceramah
(10 menit)
Penutup 1. Melakukan Tanya - -
(5 menit) evaluasi Jawab dan
2. Membuat ceramah
kesimpulan
3. Menutup
dengan salam

F. Evaluasi
a. Prosedur : pelaksanaan penilaian di lakukan di akhir pembelajaran
setelah test lisan dilaksanakan
b. Waktu : 5 meniit
c. Bentuk tens : lisan
d. Jenis lisan : lisan, yaitu memberikan suati bentuk pertanyaan :
1) Apa itu anemia ?
Jawaban :
Anemia adalah merupakan kondisi medis yang terjadi ketika
jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dari jumlah
normal
2) Apa saja tanda gejala anemia ?
Jawaban :
a) Pusing dan sakit kepala
b) Lemas dan mudah lelah
c) Napas pendek
d) Nyeri pada dada
e) Kaki dan tangan dingin
f) Kulit terlihat pucat
g) Detak jantung tidak teratur
h) Lebih cepat atau lebih sering mengantuk
i) Sembelit (konstipasi)
j) Kuku menjadi rapuh
k) Lidah terasa sakit

G. Referensi
 https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jiiki/article/download/183/169/
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3092/3/BAB%20II.pdf

H. Lampiran materi
1. Pengertian anemia pada kehamilan
Anemia pada ibu hamil merupakan suatu kondisi dimana terjadinya
penurunan kadar haemoglobin di dalam darah. Sehingga hal ini dapat
menyebabkan kapasitas daya angkut oksigen dalam memenuhi
kebutuhan organ vital pada ibu dan janin semakin berkurang. Ibu
hamil pada kondisi normal memiliki kadar haemoglobin tidak kurang
dari 11,00 gr%. Sedangkan ibu hamil yang mengalami anemia
memiliki kadar Hb yaitu <11,00 pada timester ke-1 dan trimester ke-3
dan pada trimester ke-2 ibu hamil memiliki kadar haemoglobin
<10,50 gr%. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
hemodilusi pada trimester ke-25
.
Penyebab tersering penyakit anemia pada masa kehamilan adalah
defisiensi zat besi dan perdarahan akut atau bahkan kedua faktor
tersebut memiliki keterkaitan6. Secara fisiologi sistem peredaran
darah ibu pada saat hamil mengalami perubahan yaitu terjadi
peningkatan volume darah dan jumlah serum darah lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan sel darah. Sehingga hal ini dapat
menyebabkan pengenceran darah (hemodilusi) yang terjadi pada usia
kehamilan 16 minggu dan puncaknya terjadi pada usia kehamilan 32 –
36 minggu7
.
Penanganan yang biasa dilakukan untuk mengatasi anemia pada ibu
hamil adalah dengan memberikan 60 mg tablet Fe dan 50 nanogram
asam folat selama masa kehamilan7

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa terjadinya


penurunan kasus anemia dapat memberikan kontribusi yang besar
dalam mencapai Sustanaible Development Goals (SDGs). Anemia
yang berat memiliki dampak buruk terhadap ibu dan janin. Sebanyak
75% anemia yang terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat
besi. Zat besi merupakan komponen yang sangat penting dalam
haemoglobin yang berfungsi membawa oksigen yang ada di dalam sel
darah merah dari paru – paru keseluruh jaringan tubuh5. Zat besi
adalah zat yang sulit untuk diserap oleh tubuh sehingga dibutuhkan
Irdan, Herman. Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian Dan
Pengendalian Penyakit Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari JURNAL ILMIAH KARYA
KESEHATAN | VOLUME 01 | NOMOR 01 |
NOVEMBER |2020 85
vitamin C agar penyerapan zat besi dapat
terjadi secara maksimal. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian suplemen zat
besi dan vitamin C lebih efektif untuk meningkatkan kadar
haemoglobin dan jumlah sel darah merah jika dibandingkan dengan
pemberian zat besi tanpa vitamin C atau sebaliknya8. Gejala dan tanda
bila mengalami kekurangan Hb sangat bergantung pada penyakit
penyerta yang mendasari munculnya gangguan ini7 Prevalensi ibu
hamil yang menderita anemia pada tahun 2012 menurut WHO
mencapai 41,8% di dunia dan Asia menduduki peringkat kedu di
dunia setelah Afrika dengan prevalensi anemia pada masa kehamilan
mencapai 48,2%. Dari hasil penelitian Pusponegoro dan Anemia
World Map, pada tahun 2012 Indonesia adalah salah satu negara
di Asia dengan kejadian anemia dalam kehamilan yang cukup tinggi
yaitu sebesar 51% 9

Sedangkan prevalensi anemia pada wanita di Sulawesi Tenggara


tahun 2013 berkisar 63,5 %. Angka ini terbilang masih besar jika
dibandingkan persentase secara nasional jauh di bawah persentase
anemia di Sulawesi Tenggara10. Berdasarkan data Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari, pada tahun 2018 di temukan penderita
penyakit anemia pada ibu hamil dengan 88 kasus.

2. Jenis-jenis anemia pada kehamilan


a. Anemia defisiensi zat besi
Jenis anemia ini paling sering dialami oleh ibu hamil. Zat
besi berfungsi untuk memproduksi sel darah merah segar yang
kaya oksigen dan nutrisi. Aliran darah, oksigen, serta nutrisi sangat
penting untuk mendukung proses tumbuh kembang janin dan
memelihara kondisi plasenta tetap optimal. Penyebab anemia
defisiensi zat besi adalah kurangnya asupan zat besi, seperti protein
hewani 

Namun, mengonsumsi makanan yang mengandung zat


besi saja tidak akan cukup untuk memenuhi asupan zat besi selama
kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil membutuhkan suplemen zat
besi untuk mencegah anemia.

b. Anemia defisiensi folat

Anemia defisiensi folat terjadi ketika ibu hamil


kekurangan asupan asam folat (vitamin B9) dari makanan. Selain
itu, anemia jenis ini juga bisa disebabkan oleh malabsorpsi.
Malabsorpsi adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap asam
folat secara optimal. Hal ini umumnya disebabkan oleh gangguan
pencernaan, seperti penyakit Celiac.

Asam folat adalah vitamin yang penting agar ibu hamil


terhindar dari anemia. Manfaat vitamin ini adalah membentuk
protein baru di dalam tubuh yang menghasilkan sel darah merah
dan membentuk DNA pada janin. Asupan asam folat yang
tercukupi selama kehamilan dapat mencegah risiko bayi terlahir
mengalami cacat tabung saraf, seperti spina bifida dan anencephaly
hingga 72 persen.

c. Anemia defisiensi vitamin B12


Jenis anemia pada ibu hamil lainnya adalah defisiensi
vitamin B12. Jenis anemia ini disebabkan oleh ibu hamil kurang
memenuhi asupan vitamin B12, sehingga muncul berbagai gejala
anemia. Vitamin B12 dibutuhkan tubuh untuk membantu produksi
sel darah merah.

3. Tahap-tahap anemia pada kehamilan

Anemia pada kehamilan dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia yang paling sering di jumpai yang disebabkan karena

kekurangan zat besi.

2) Anemia megaloblastik

Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12.

3) Anemia hipoplasti

Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang membentuk sel

darah merah baru.

4) Anemia hemolitik

Disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah

yang lebih cepat dari pembuatannya.

4. Gejala-gejala anemia pada kehamilan

Gejala awal anemia pada ibu hamil mungkin membingungkan


karena terkadang mirip dengan gejala kehamilan yang umumnya
dialami. Anda mungkin tidak menyadari bahwa diri Anda menderita
anemia sampai dokter mendiagnosis Anda dengan anemia. Namun,
ada banyak gejala yang dapat Anda waspadai untuk mengidentifikasi
anemia sejak dini.

Melansir MedicineNet, berikut adalah beberapa gejala gejala anemia


pada ibu hamil yang paling umum terjadi:

a. Kelelahan yang berlebihan

b. Rasa lemah

c. Pusing

d. Sesak napas

e. Detak jantung cepat atau tidak teratur

f. Mari rasa atau rasa dingin di tangan dan kaki

g. Kulit pucat

h. Nyeri dada

i. Iritabilitas, yakni gejala perasaan mudah marah, frustasi, ataupun


tersinggung yang dapat muncul pada situasi tertentu yang
menimbulkan stres

5. Penyebab anemia pada kehamilan

pada ibu hamil adalah kondisi ketika tubuh ibu hamil


kekurangan sel darah merah, yakni lebih rendah daripada batas
normal. Kondisi ini juga bisa terjadi jika sel darah merah tidak
mengandung cukup hemoglobin yang berfungsi menyalurkan oksigen
ke jaringan tubuh. Meskipun anemia ringan sering terjadi pada banyak
ibu hamil, kondisi ini bisa berubah menjadi masalah serius yang
memerlukan peratawan medis lebih lanjut jika dibiarkan tak
tertangani. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi
penyebab anemia pada ibu hamil:

a. Kurang asupan vitamin B12 Melansir Medical News Today,


asupan vitamin B12 sangat penting bagi tubuh ibu hamil untuk
dapat memperbanyak sel darah merah. Seperti diketahui, ibu
hamil umumnya membutuhkan kadar sel darah merah yang
lebih banyak untuk mencukupi perubahan dalam tubuh. Sel
darah merah juga diperlukan untuk mendukung pembentukan
sel-sel darah merah pada janin. Baca juga: 12 Makanan yang
Mengandung Vitamin B12 Tinggi Itu mengapa kebutuhan zat
besi ibu hamil akan meningkat hingga dua kali lipat
dibandingkan sebelumnya. Jika kurang mengasup vitamin B12
baik itu dari makanan maupun suplemen, ibu hamil alhasil
berisiko mengalami anemia.

b. Anemia pernisiosa Anemia pernisiosa adalah bentuk anemia


yang terkait dengan defisiensi vitamin B12. Sekitar 15–25
persen kalangan lansia dengan kekurangan vitamin B12
ditemukan mengalami anemia pernisiosa. Anemia pernisiosa
merupakan penyakit autoimun ireversibel yang memengaruhi
selaput lendir lambung atau disebut mukosa lambung. Baca
juga: 9 Gejala Kekurangan Vitamin B12 yang Perlu
Diwaspadai Kondisi ini dapat menyebabkan atrofi lambung,
penghancuran sel-sel di lapisan pelindung lambung. Anemia
pernisiosa juga dapat mencegah penyerapan vitamin B12,
bahkan jika seseorang mengonsumsi vitamin dalam jumlah
yang cukup. Anemia pernisiosa adalah penyebab paling umum
dari kekurangan vitamin B12 di seluruh dunia. Ibu hamil
dengan diabetes atau penyakit tiroid dilaporkan lebih mungkin
untuk terkena terkena anemia pernisiosa.
c. Kekurangan asupan folat Kekurangan asupan asam folat
(vitamin B9) baik dari makanan maupun suplemen juga bisa
menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Asam folat
diperlukan ibu hamil untuk membentuk protein baru di dalam
tubuh yang menghasilkan sel darah merah dan membentuk
DNA pada janin. Oleh karena itu, pada umumnya ibu hamil
dianjurkan untuk mengasup asam folat lebih tinggi dari
sebelumnya. Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Asam
Folat Tinggi Kekurangan folat sendiri dapat memengaruhi
pertumbuhan normal dan pembelahan sel pada plasenta dan
janin, yang dapat menyebabkan kelainan kelahiran. Jika ibu
hamil tidak memiliki cukup folat sebelum dan selama
kehamilan, bayi dapat mengalami masalah parah dengan otak
dan sumsum tulang belakang yang disebut cacat tabung saraf.
Kekurangan folat juga telah dihubungkan dengan berat badan
lahir rendah dan kelahiran prematur.

d. Kekurangan asupan zat besi Kekurangan zat besi bmerupakan


salah satu penyebab anemia pada ibu hamil yang paling umum
terjadi. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan zat besi pada
wanita akan meningkat secara signifikan selama kehamilan
karena zat gizi ini penting untuk: Memenuhi peningkatan
kebutuhan janin dan plasenta Mendukung produksi sel darah
merah yang lebih tinggi Mengkompensasi kehilangan zat besi
selama persalinan Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung
Zat Besi Tinggi Jika ibu hamil tidak menerima pengobatan,
anemia defisiensi besi dapat memiliki efek yang signifikan
pada kesehatan diri sendiri dan janin. Beberapa kondisi ini
mungkin bisa terjadi: Berat badan lahir rendah Lahir prematur
Preeklamsia Perdarahan postpartum
e. Penyakit pencernaan Gangguan pencernaan seperti penyakit
celiac dan penyakit Crohn dapat mengganggu kerja tubuh ibu
hamil dalam penyerapan vitamin B12, asam folat, maupun zat
besi dengan baik. Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan
ibu hamil mengalami anemia. Di samping itu, kebiasaan
minum alkohol juga dapat menjadi penyebab anemia pada ibu
hamil karena bisa mengganggu dalam penyerapan vitamin
B12, folat, maupun zat besi dari makanan atau suplemen. Baca
juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

f. Penyakit ginjal Melansir Health Line, jika ibu hamil menderita


gangguan pada ginjal, besar kemungkinan bagi dirinya untuk
mengalami anemia. Ini karena penyakit ginjal bisa memicu
terjadinya gangguan pada produksi hormon erythropoietin
(EPO) yang merangsang produksi sel darah merah dan
penyerapan zat besi yang salah. Penyakit ginjal jelas menjadi
penyebab anemia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.

g. Inflamasi kronis Inflamasi kronis dapat menyebabkan sistem


imun tubuh ibu hamil menghasilkan protein sitokin untuk
mekanisme kesehatan. Sayangnya protein sitokin bisa
memiliki pengaruh terhadap respon tubuh ibu hamil, termasuk
dalam produksi EPO. Baca juga: Hubungan Anemia dan Gagal
Jantung yang Penting Diketahui Contoh inflamasi kronis
sebagai penyebab anemia pada ibu hamil, yakni: HIV/AIDS
Tuberkulosis (TBC) Sifilis Infeksi jantung Infeksi tulang 8.
Kanker Kejadian kanker yang berhubungan dengan ruang
sumsum, seperti leukemia atau limfoma bisa mengganggu
produksi sel darah merah yang normal. Ketika kondisi ini
terjadi, anemia pun dapat dialami oleh seseorang, termasuk ibu
hamil. Kanker jenis lainnya, seperti kanker payudara juga bisa
menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Ibu hamil yang
mencurgai memiliki anemia atau merasakaan gejala anemia
sangat dianjurkan untuk dapat segera menemui dokter. Dokter
bisa membantu memastikan kondisi ibu hamil dan
memberikan saran pengobatan terbaik untuk masing-masing
keluhan.

Anda mungkin juga menyukai