Anda di halaman 1dari 2

Nama: Masayu Khofifah

NIM: 19040704010 / 2019A

Mata Kuliah: Pendaftan dan Peralihan Hak Atas Tanah 2019A

UTS PPHAT

Peralihan HGU ke HGB yang di lakukan oleh PTPN XII dan PT Sentul City adalah cara
uang diginakan untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan di area HGU tersebut, apabila
status hak tanah tesebut masih HGU, maka PT Sentul tidak dapat membangun kantor atau
bangunan lain di area tersebut. Karena jika dilihar pada pasal 28 huruf f PP 18/2021
menyatakan larangan mendirikan bangunan permanen yang mengurangi fungsi konservasi
tanggul, fungsi konservasi sempadan, atau fungsi konservasi lainnya, dalam hal dalam areal
hak guna usaha terdapat sempadan badan air atau fungsi korrservasi lainnya. Maka karena
alasan tersebut, PT Sentul mengalihkan hak guna usaha menjadi hak guna bangunan untuk
menghindari larangan pada Pasal 28 huruf f.

Dalam UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang disebut
dengan UUPA pada Pasal 4 ayat (1) juga menjelaskan bahwa

“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan
adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan
kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang
lain serta badan-badan hukum.”

Yang artinya dalam UUPA tersebut telah disebutkan dengan jelas bahwa tanah yang berstatus
milik negara dapat diberikan kepada perorangan atau berkelompok, serta badan hukum. Di
dalam berita tersebut, PTPN XII merupakan perusahaan BUMN menguasi tanah negara
tersebut dengan status hak atas tanah HGU.

Lalu dalam PP No. 18 Tahun 2021 Pasal 30 ayat (2) disebutkan bahwa :

“HGU dapat beralih, dialihkan, atau dilepaskan kepada pihak lain serta diubah haknya.”

Dan terdapat juga dalam pada Pasal 31 huruf c PP No. 18 Tahun 2021, yang menjelaskan
bahwa:

“HGU hapus karena diubah haknya menjadi Hak Atas Tanah lain”.
Pada kedua pasal tersebut telah jelas menunjukkan bahwa perbuatan hukum yang dilakukan
oleh PTPN XII untuk melepaskan HGU yang dimiliki kepada PT Sentul City telah diatur dan
dijamin oleh peraturan perundang-undangan. Selain itu hal tersebut juga menunjukkan bahwa
perbuatan hukum yang dilakukan oleh PT Sentul City dengan mengubah status hak atas tanah
dari HGU ke HGB, telah dijamin dan diatur dalam perundang-undangan, dan hal tersebut
dapat mengurangi kemungkinan – kemungkinan masalah yang timbul. Selain itu, PT Sentul
City juga telah melakukan pendaftaran HGB tanah tersebut ke BPN dan melakukan
perpanjangan HGB secara teratur, jadi hal tersebut dapat merngurangi kemungkinan masalah
yang akan muncul, mengingat sistem pendaftaran tanah yang ada di Indonesia menggunakan
sistem publikasi negatif yang bertendensi positif. Dapat diartikan pendaftaran atas tanah
tersebut masih dapat diganggu gugat, dan negara tidak menjamin kebenaran data yang
disajikan, namun selama bukti – bukti seperti sertifikat HGB yang dimiliki PT Sentul masih
disimpan, melakukan pendaftaran secara benar, serta melakukan perpanjangan HGB secara
teratur, dapat mengurangi kemungkinan masalah yang akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai