0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan3 halaman
Pasien wanita berusia 28 tahun mengalami demam selama 7 hari setelah kunjungan ke daerah endemis malaria 2 minggu lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya ikterik dan anemia serta pembesaran limpa. Tes diagnostik cepat dan pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi malaria.
Pasien wanita berusia 28 tahun mengalami demam selama 7 hari setelah kunjungan ke daerah endemis malaria 2 minggu lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya ikterik dan anemia serta pembesaran limpa. Tes diagnostik cepat dan pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi malaria.
Pasien wanita berusia 28 tahun mengalami demam selama 7 hari setelah kunjungan ke daerah endemis malaria 2 minggu lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya ikterik dan anemia serta pembesaran limpa. Tes diagnostik cepat dan pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi malaria.
II. Riwayat Perjalanan Penyakit : Demam sejak 7 hari yang lalu Demam didahului dengan menggigil diikuti dengan berkeringat banyak Riwayat: dilakukannya kunjungan ke daerah endemis 2 minggu yang lalu III. Riwayat Keluarga :- IV. Anamnesa Pribadi Nama : Mika Umur : 28 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan :- Agama :- Perkawinan :- Suku :- Alamat :- Pekerjaan :- Riwayat Alergi :- Riwayat Pemakainan Obat : - V. Anamnesa Umum Umum : Kulit : Dijumpai adanya ikterik Leher dan Kepala :- Mata : Dijumpai skelra ikterik dan konjungtiva palpebra anemis Telinga :- Hidung :- Mulut dan tenggorokan :- Pernapasan :- Payudara :- Muskuloskeletal :- Sistem Saraf :- Emosi, Status Psikologis :- VI. Deskripsi Umum Kesan Sakit : Sedang Gizi :- Berat Badan :- Tinggi Badan :- IMT :- VII. Tanda Vital Keadaan Umum: i. Sensorium: Compos Mentis Keadaan penyakit i. Dijumpai adanya ikterik ii. Dijumpai adanya anemia VIII. Pemeriksaan Fisik Kesadaran: Compos mentis Pupil Isokor RC +/+N Konjungtiva palpebra anemis Skelra ikterik Kaku Kuduk (-) Thorax dalam batas normal Abdomen: Hepar tidak teraba, lien membesar dengan pembesaran hacket 2 IX. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah rutin: i. Hb : 10 gr/dL ii. Leukosit : 8400 mm³ iii. LED : 6 mm/jam iv. Trombosit : 121.000 U/L v. Hematokrit : 38% vi. Eritrosit : 3,57 juta/mm³ KGD ad Random : 86 mg/dL Pemeriksaan fungsi Hati: i. Total Bilirubin : 2,3 mg/dL ii. Bilirubin direct : 1,4 mg/dL iii. Alkaline Phospatase : 113 U/L iv. SGOT : 104 U/L v. SGPT : 96 U/L X. Pemeriksaan Penunjang A. Rapid Diagnostic Test Pemeriksaan test diagnostik cepat dilakukan berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan immunikromatografi dalam bentuk dipstick. Tes ini dilakukan di UGD, pada waktu terjadi KLB atau untuk memeriksa malarai didaerah terpencil yang tidak tersedia sarana laboratorium. Terdapat dua jenis Rapid Diagnostic Test, yaitu: a) Single rapid test: untuk deteksi hanya Plasmodium falciparum b) Combo rapid test: untuk mendeteksi semua species Plasmodium
Rapid diagnostic test yang digunakan sebaiknya memiliki sensitifitas lebih dari 95%.
B. Pemeriksaan Test Darah Untuk Malaria
Trias Malaria, terutama untuk para pelancong ke daerah endemik: Trombositopenia Kadar laktat dehidrogenase meningkat Limfosit yang atipikal
Dapat dilakukan pemeriksaan:
a) Hapusan Darah Tebal
Pemeriksaan apus darah tebal dilakukan dengan pewarnaan Giemsa atau Lieshman. Pemeriksaan ini dikenal sebagai test kuantitatif. Sediaan ini 20 kali lebih sensitif dibanding apusan darah tepi namun lebih tidak spesifik. b) Hapusan Darah Tipis Pemeriksaan apusan darah tepi kurang sensitif dibandingkan apusan darah tebal namun bermanfaat untuk mengidentifikasi spesies plasmodium penyebab malaria. Test ini disebut juga sebagai tes kualitatif. C. CT-Scan Pemeriksaan CT-Scan dilakukan bila dicurigai adanya edema serebral atau perdarahan otak.