Anda di halaman 1dari 16

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

BESERTA CONTOH KASUSNYA

Dosen Pengampu: Lesly Saviera, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

1. Ari Addina Rahma (220200206)


2. Fitrie Faraditha Harahap (220200205)
3. Adelia Greebel Pangaribuan (220200064)
4. Riovaldo A Sitorus (220200347)
5. Rebiel Simatupang (220200334)

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kemudahan untuk
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL (HAKI) BESERTA CONTOH KASUSNYA” ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lesly Saviera, S.H.,
M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan kepercayaan kepada
kelompok kami dalam menyelesaikan tugas ini, serta semua rekan-rekan mahasiswa kelompok
yang telah berpartisipasi aktif selama pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Hukum Ekonomi.
Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran serta menambah
wawasan dan pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik maupun saran dari pembaca untuk
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi dari segi isi maupun segi penyajiannya. Penulis
mohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata,
penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 28 April 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN KASUS I ...................................................................................................................... 5
KASUS SENGKETA MEREK “BENSU”.................................................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN KASUS 2 ..................................................................................................................... 8
SENGKETA MEREK GUCCI DAN CUGGL ............................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................ 11
4.1 KESIMPULAN .................................................................................................................... 11
4.2 SARAN.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia (HAM) adalah prinsip universal yang diakui oleh seluruh negara di
dunia sebagai hak yang dimiliki oleh setiap individu tanpa terkecuali. HAM meliputi hak-
hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang melekat pada setiap manusia sebagai
makhluk yang merdeka dan beradab. Hak asasi manusia menjadi sangat penting karena
melindungi martabat manusia dan memastikan bahwa setiap orang diperlakukan secara adil
dan sama di mata hukum. Dalam konteks hak asasi manusia, ada istilah HAKI yang
merujuk pada Hak Kekayaan Intelektual. HAKI adalah hak yang dimiliki oleh pencipta
atau pemilik suatu karya atau produk intelektual, seperti hak cipta, hak paten, dan hak
merek. HAKI memastikan bahwa para pencipta dan pemilik hak mendapatkan penghargaan
dan perlindungan atas karya atau produk intelektual mereka.
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat dalam era globalisasi dan
digitalisasi menjadikan perlindungan HAKI semakin penting. Hal ini disebabkan oleh
semakin banyaknya pelanggaran HAKI yang terjadi, seperti tindakan pembajakan
software, produk bajakan, dan tindakan plagiasi dalam dunia akademik. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai konsep HAKI dan perlindungan hukumnya sangat penting .
Dalam dasawarsa terakhir ini, telah semakin nyata bahwa pembangunan harus
bersandarkan pada industri yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Kesepakatan
Indonesia untuk merealisasikan gagasan mengenai ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta
keikutsertaan Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) dan Asia
Pacific Economic Cooperation (APEC), telah menunjukan keseriusan Pemerintah dalam
mendukung sistem perekonomian yang bebas/terbuka, dan secara tidak langsung memacu
perusahaanperusahaan di Indonesia untuk lebih meningkatkan daya saingnya. Semakin
derasnya arus perdagangan bebas, yang menuntut makin tingginya kualitas produk yang
dihasilkan terbuti semakin memacu pekembangan teknologi yang mendukung kebutuhan
tersebut. Seiring dengan hal tersebut, pentingnya peranan hak kekayaan intelektual dalam
mendukung perkembangan teknologi kiranya telah semakin disadari.
Maka, dalam sistem pelaksanaan sistem hak kekayaan intelektual sangat memerlukan
peraturan perundang-undangan dibidang hak kekayaan intelektual yang tepat di Indonesia.

HAKI adalah singkatan dari Hak Kekayaan Intelektual. HAKI adalah hak yang
diberikan kepada pencipta atau pemilik suatu karya atau produk intelektual, seperti hak
cipta, hak paten, dan hak merek. HAKI memberikan perlindungan hukum atas hak milik
dan kekayaan intelektual dari para pencipta dan pemilik hak. HAKI memberikan hak
eksklusif bagi pemiliknya untuk menggunakan, mengalihkan, dan/atau mengizinkan
penggunaan karya intelektual tersebut oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Hal ini
penting untuk mendorong inovasi dan kreativitas serta memberikan insentif ekonomi bagi
para pencipta dan pemilik hak. 1

Ada beberapa jenis HAKI yang dikenal, di antaranya:

1
Institut Teknologi bandung, Hak Kekayaan Intelektual. Diakses pada tanggal 28 April 2023.

1
a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pencipta suatu karya untuk melindungi
karya tersebut dari penggunaan tanpa izin. Hak cipta mencakup hak untuk
menghasilkan, memperbanyak, dan memperdagangkan karya. Contoh karya yang
dilindungi hak cipta meliputi buku, musik, film, dan software.
b. Hak Paten
Hak paten adalah hak yang diberikan kepada pemilik suatu penemuan atau inovasi
untuk melindungi hak eksklusif atas penemuan tersebut. Hak paten memberikan
perlindungan hukum terhadap penggunaan, pembuatan, dan penjualan penemuan
tersebut tanpa izin. Contoh penemuan yang dilindungi hak paten meliputi alat medis,
obat-obatan, dan teknologi.
c. Hak Merek
Hak merek adalah hak yang diberikan kepada pemilik suatu merek dagang untuk
melindungi merek tersebut dari penggunaan tanpa izin. Hak merek mencakup hak untuk
menggunakan merek dagang dan untuk melarang orang lain menggunakan atau meniru
merek tersebut. Contoh merek dagang meliputi logo, nama merek, dan slogan.2

d. Hak Desain Industri


Desain industri adalah penciptaan bentuk, komposis, konfigurasi atau garis atau warna
atau garis dan warna atau kombinasinya dalam tiga dimensi. atau bentuk dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diubah menjadi pola tiga dimensi atau dua
dimensi dan dapat digunakan dalam pembuatan suatu produk, komoditas, barang
manufaktur, atau kerajinan.

e. Hak Indikasi Geografis


Indikasi Geografis didefinisikan dalam Pasal 1 ayat (6) UU MIG sebagai tanda yang
menunjukkan asal usul suatu barang dan/atau produk yang disebabkan oleh faktor
lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari faktor-
faktor tersebut. Faktor yang memberikan prestise, kualitas dan karakteristik tertentu.
Kemenkumham DJKI menjelaskan bahwa yang berhak meminta pendaftaran indikasi
geografis adalah pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota; dan lembaga yang
mewakili masyarakat di wilayah geografis tertentu yang mengolah bahan baku dan/atau
produk berupa sumber daya alam, kerajinan, atau hasil industri.

f. Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui umum di bidang teknologi
dan/atau ekonomi dan mempunyai nilai ekonomis karena berguna untuk usahanya dan
yang dianggap rahasia oleh pemilik rahasia dagang (Pasal 1(1) UU Rahasia Dagang)

g. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Pasal 1 Angka 1 UU 32/2000 menjelaskan pengertian sirkuit terpadu, dalam bentuk
jadi atau setengah jadi, terdiri dari beberapa unsur, yang sekurang-kurangnya salah
satunya merupakan unsur aktif yang tersambung sebagian atau seluruhnya, dan bahan

2
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Hak Kekayaan Intelektual. Diakses pada tanggal 28 April
2023.

2
semikonduktor terintegrasi untuk produksi fungsi elektronik Hak desain sirkuit
terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada
perancang dalam ciptaannya untuk mempertunjukkan karyanya dalam jangka waktu
tertentu atau mengizinkan pihak lain untuk menjalankani hak tersebut.3

Beberapa undang-undang yang terkait dengan HAKI di Indonesia adalah Undang-


Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016
tentang Paten, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta


Undang-Undang ini mengatur mengenai hak cipta, hak terkait, dan perlindungan
terhadap hak cipta. Hal-hal yang diatur di dalam Undang-Undang ini antara lain:
a. Pengertian hak cipta dan hak terkait
b. Pendaftaran hak cipta dan hak terkait
c. Perlindungan hak cipta dan hak terkait
d. Penggunaan karya yang dilindungi hak cipta dan hak terkait
e. Pemajakan atas hak cipta dan hak terkait
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten
Undang-Undang ini mengatur mengenai hak paten, tata cara pemberian paten, dan
perlindungan terhadap hak paten. Hal-hal yang diatur di dalam Undang-Undang ini
antara lain:
a. Pengertian hak paten
b. Persyaratan pemberian paten
c. Tata cara pemberian paten
d. Hak eksklusif pemilik paten
e. Perlindungan hak paten
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
Undang-Undang ini mengatur mengenai merek dan indikasi geografis, tata cara
pendaftaran merek, dan perlindungan terhadap merek. Hal-hal yang diatur di dalam
Undang-Undang ini antara lain:
a. Pengertian merek dan indikasi geografis
b. Persyaratan pendaftaran merek dan indikasi geografis
c. Tata cara pendaftaran merek dan indikasi geografis
d. Hak eksklusif pemilik merek dan indikasi geografis
e. Perlindungan merek dan indikasi geografis

3
Tim Hukumonline, Jenis-Jenis Kekayaan Intelektual dan Perlindungannya, 2022. Diakses pada tanggal 28
April 2023.

3
Dalam rangka memastikan perlindungan HAKI yang efektif, Indonesia juga telah
bergabung dalam beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang HAKI, seperti
Perjanjian TRIPS (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights) di bawah WTO
(World Trade Organization) dan perjanjian-perjanjian bilateral dan multilateral dengan negara
lain. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kronologi kasus sengketa merek “Bensu” dan penyelesaian kasusnya?
2. Bagaimanakah kronologi kasus gugatan merek GUCCI kepada CUGGL dan
penyelesaian kasusnya?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Menjelaskan kronologi kasus sengketa merek “Bensu” dan penyelesaian kasusnya.
2. Menjelaskan kronologi kasus sengketa merek GUCCI dan CUGGL dan penyelesaian
kasusnya.

4
Peraturan BPK, Hak Cipta, 2014.

4
BAB II
PEMBAHASAN KASUS I
KASUS SENGKETA MEREK “BENSU”

Kasus Sengketa Merek Dagang Bensu


Kasus ini bermula saat Ruben Onsu, seorang publik figur yang juga merupakan
pengusaha merek makanan Geprek Bensu yang menggugat merek lain yang menggunakan
nama “Bensu” pada merek dagangannya. Pada 25 Agustus 2018, Ruben Onsu mengajukan
gugatannya pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang teregister dengan nomor 48/Pdt-
Sus/Merek/2018/PN Niaga.jkt.pst kepada PT Ayam Geprek Benny Sujono sebagai pemilik
usaha kuliner I am Geprek Bensu Sedep Beneerrr. Dalam gugatannya, Ruben Onsu
mengklaim bahwa Ia merupakan pemilik hak dan pendaftar pertama merek “Bensu” yang
digunakan dalam bisnis kulinernya serta menuding PT Ayam Geprek Benny Sujono telah
memakai merek Bensu tanpa seizinnya berdasarkan informasi pangkalan data kekayaan
intelektual Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. 5
Akan tetapi, gugatan yang diajukan oleh Ruben Onsu ini ditolak oleh pengadilan
dengan dikeluarkannya putusan PN Jakarta Pusat Nomor 57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN
Niaga.jkt.pst pada tanggal 13 Januari 2020 dan menyatakan bahwa pemilik dan pemakai
pertama yang sah merek “Bensu” adalah nama pemilik PT Ayam Geprek Benny Sujono.
Selain itu, pengadilan memerintahkan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Hak Dan Kekayaan Intelektual cq. Direktorat
Merek Dan Indikasi Geografis (in casu Turut Tergugat Rekonpensi) untuk melaksanakan
pembatalan merek-merek atas nama RUBEN SAMUEL ONSU tersebut yaitu dengan
mencoret pendaftaran merek-merek tersebut dari Indonesia Daftar Merek, dengan segala
akibat hukumnya. Ruben Onsu juga diharuskan untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp1.911.000,00 (satu juta sembilan ratus sebelas ribu rupiah). 6
Usut punya usut, putusan ini dijatuhkan atas fakta-fakta sebagai berikut, yaitu pada
bulan April 2017, Yangcent Kurniawan dan Stefani Livinus meresmikan I am Geprek Bensu.
Jordi Onsu yang memiliki jabatan manajer operasional, menawarkan Ruben Onsu, kakaknya,
sebagai duta promosi atau brand ambassador. Pada saat itu, Ruben dan Jordi tidak
mempermasalahkann penggunaan nama bensu dalam usaha kuliner tersebut yang sebenarnya
digunakan sebagai singkatan dari Benny Sujono. Kemudian, dari bulan Mei hingga bulan
Agustus 2017, Ruben Onsu telah menerima kompensasi sebesar RP663 Juta atas
pekerjaannya sebagai duta promosi sehingga majelis hakim menekankan bahwa selama ini
Ruben Onsu hanya berkedudukan sebagai duta promosi, bukan pemilik usaha makanan I am
Geprek Bensu Sedep Beneerrr.7

5
Muhammad Idris, Kronologi Ruben Onsu Digugat Rp100 Milliar dalam Perebutan Merek Ayam Geprek
Bensu, 2022. Diakses dari KOMPAS.com, pada tanggal 28 April 2023, pukul 10.12.
6
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan PN Jakarta Pusat 57/Pdt.Sus-
HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst, 2020.
7
Muhammad Idris, Loc. Cit.

5
Kemudian, pada Agustus 2017, Ruben Onsu menarik karyawan yang bekerja di dapur
tersebut dan mendirikan bisnis ayam geprek sendiri yang dinamakan “Geprek Bensu” dan
lantas melarang Yangcent menggunakan nama Bensu lagi pada bisnisnya. Pada Mei 2018,
Ruben Onsu mendaftarkan nama Bensu sebagai singkatan Namanya Ruben Samuel Onsu ke
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Nomor 384/Pdt.P/2018/PN.Jkt.Sel. Kemudian,
pada bulan September 2018 Ruben Onsu menggugat PT Ayam Geprek Benny Sujono ke
pengadilan namun dinyatakan kalah oleh pengadilan tersebut.
Tidak menyerah sampai di situ, Ruben Onsu kemudian mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung terkait putusan pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut yang teregistrasi
Nomor 575 K/Pdt.Sus-HKI/2020. Akan tetapi, permohonan kasasi yang diajukan oleh Ruben
Onsu ini ditolak oleh Mahkamah Agung dan menyebabkan putusan sebelumnya telah
berkekuatan hukum tetap.
Tidak berhenti sampai di situ, kasus sengketa perebutan merek “Bensu” ini memasuki
babak baru. PT Ayam Geprek Benny Sujono sebagai pemilik merek “I am Geprek Bensu”
mengajukan gugatan kepada Dirjen Kekayaan Intelektual dan Kemenkumham atas tindakan
Dirjen KI yang dianggap menerbitkan surat penghapusan pada merek terdaftar milik mereka.
Dilansir dari Tribunnews, Eddie Kusuma, kuasa hukum Benny Sujono, mengatakan
bahwa tak seharusnya Dirjen KI menerbitkan surat penghapusan merek. Padahal, pihaknya
sudah memenangkan persidangan di Mahkamah Agung. Jika mengacu pada putusan MA,
seharusnya Dirjen KI hanya membatalkan merek ayam geprek yang didaftarkan atas nama
Ruben Samuel Onsu atau Ruben Onsu.8
Kemudian, pada April 2020, PT Ayam Geprek Benny Sujono menggugat Ruben Onsu
sebagai tergugat I untuk membayar kerugian sebesar Rp100 Milliar dan Kemenkumham
sebagai tergugat II. Pada kasus ini, perbuatan Ruben Onsu telah memenuhi pasal 2 ayat (3)
huruf c UU nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri karena pihaknya merupakan pihak
yang pertama kali telah memakai dan mengungumkan merek tersebut.
Pada kasus yang dilayangkan oleh PT Ayam Geprek Benny Sujono yang teregister dalam
Nomor 16/Pdt.Sus-Desain Industri/2020/PN Niaga.Jkt.Pst ini, putusan majelis hakim yang
dikeluarkan pada tanggal 8 September 2020 mengabulkan sebagian gugatannya dan menolak
sebagian dari gugatannya. Selain itu, putusan pengadilan ini juga menolak eksepsi yang
diajukan Tergugat I untuk seluruhnya. Berikut bunyi putusan pengadilan tersebut.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah sebagai pihak yang pertama sekali membuat
atau membuat dan/atau memproduksi (pendesain pertama), memperkenalkan,
menggunakan Desain Kemasan Kotak Pembungkus makanan dan/atau minuman
dengan Merek I AM GEPREK BENSU SEDEP BENEEERRR atau biasa disebut I
AM GEPREK BENSU didalam memperdagangkan, memasarkan dan/atau
mengedarkan bisnis makanan Merek I AM GEPREK BENSU SEDEP BENEEERRR
atau biasa disebut I AM GEPREK BENSU milik Penggugat;

8
Muhammad Idris, Loc. Cit.

6
3. Menyatakan batal demi hukum Hak atas Desain Industri Kotak Kemasan Makanan
nomor pendaftaran IDD000049596 tanggal 20 Juli 2018 atas nama Ruben Samuel
Onsu milik Tergugat I;
4. Memerintahkan Direktorat Cipta dan Desain Industri pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual pada Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (in casu Tergugat II) untuk mencatat putusan pembatalan Hak Desain
Industri Kotak Kemasan Makanan nomor pendaftaran IDD000049596 tanggal 20 Juli
2018 atas nama Ruben Samuel onsu dalam Daftar Umum Desaian Industri dan
mengumumkannya dalam Berita Resmi Desian Industri;
5. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
6. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
7. Menghukum Tergugat I Konpensi/Penggugat Rekonpensi untuk membayar biaya
yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp. Rp 1.911.000,00 (satu juta sembilan ratus
sebelas ribu rupiah).9
Salah satu gugatan dari PT Ayam Geprek Benny Sujono yang tidak dikabulkan oleh
pengadilan adalah terkait gugatan ganti rugi sebesar Rp100 Milliar yang diajukannya
terhadap pihak Ruben Onsu karena gugatan ini bertentangan dengan UU No. 31 Tahun
2000 tentang Desain Industri pasal 46.
Setelah melalui perjalanan yang panjang, merek dagang “Bensu” dapat dinyatakan
secara sah oleh hukum merupakan milik PT Ayam Geprek Benny Sujono.

9
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan PN Jakarta Pusat Nomor 16/Pdt.Sus-Desain
Industri/2020/PN Niaga.Jkt.Pst, 2020.

7
BAB III
PEMBAHASAN KASUS 2
SENGKETA MEREK GUCCI DAN CUGGL

Dilansir dari SCMP (17/9/2022), Pada bulan Juli 2021, brand Gucci mengajukan
gugatan kepada Parodys yang dimiliki oleh Nobuaki Kurokawa, setelah diketahui bahwa
Parodys tersebut memiliki merek dagang Bernama ‘CUGGL’ yang dibuat pada bulan Oktober
2020. Nobuaki mencantumkan nama ‘CUGGL’ diatas pakaian, ikat pinggang, alas kaki, dan
pakaian atletik. Adapun komplain yang diajukan Gucci adalah font yang sama dengan jarak
font yang sama pula. Bedanya, perusahaan milik Nobuaki menambahkan garis tebal berwarna
yang menutupi bagian bawah setiap huruf. Gucci beranggapan bahwa garis tebal yang
mengaburkan bagian dari huruf ‘CUGGL’ akan terbaca seperti Gucci oleh siapa pun yang
hanya melihat bagian atas huruf-hurf itu.10

Menurut laporan Financial Times yang dikutip dari dexerto, (11/11/2022), ‘CUGGL’
merupakan brand fashion Jepang berbasis Osaka. Brand ini dikenal sebagai brand yang kerap
memparodikan merek mode kelas atas. Sebelum menjual kaos berdesain Parodi Gucci, brand
ini sudah lebih dulu memparodikan merek lain seperti PUMA bahkan BALENCIAGA. Tidak
hanya mendaftarkan ‘CUGGL’ untuk parodikan Gucci, Nobuaki juga mendaftarkan merek
dagang ‘GUANFI’ untuk parodikan Chanel pada bulan Oktober 2022.

Namun, Gucci baru mengetahui hal itu setelah mereka menggugat ‘CUGGL’ karena
dianggap meniru reputasi merek mereka. Gucci menganggap bahwa ‘CUGGL’ terlalu identik
serta mirip dengan merek dagang yang ia punya dimana merek tersebut sudah lebih dahulu
terkenal di luar negeri bahkan di Jepang sendiri. Dikarenakan merek ‘CUGGL’ telah resmi
didaftarkan, Kantor Paten Jepang menolak gugatan yang diajukan Gucci. Pihaknya
mengatakan bahwa tidak ada kemiripan dari sudut pandang visual, fonetik, dan kemiripan
antara Gucci dan ‘CUGGL’.11

10
Asnida Riani, “Gucci Kalah dalam Gugatan Merek Dagang ke Produsen Kaus Jepang”, Liputan6, 17
September 2022, https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5072799/gucci-kalah-dalam-gugatan-merek-dagang-
ke-produsen-kaus-jepang diakses pada April 28, 2023
11
Fitri Nursaniyah, “Jual Kaos Berdesain Parodi Gucci, Brand Fashion ‘CUGGL’ Asal Jepang Viral”,
Urbanasia, 11 November 2022, https://www.urbanasia.com/style/jual-kaos-berdesain-parodi-gucci-brand-
fashion-cuggl-asal-jepang-viral-U66601 diakses pada April 28, 2023

8
Masaki Mikami, pendiri Marks IP Law Firm, sebelumnya mengatakan bahwa ia yakin
akan memenangkan kasus ini atas nama Nobuaki. Masaki Mikami mengatakan “Tidak
mungkin Konsumen Jepang akan menghubungkan istilah ‘CUGGL’ dengan ‘GUCCI’. Saya
tidak berpikir logo ‘GUCCI’ telah digunakan dengan garis yang dicat. Jika demikian, tidak ada
kemungkinan kebingungan yang masuk akal. Selain itu, Kurokawa tidak mempromosikan kaus
berlogo ‘CUGGL’ dengan memanfaatkan GUCCI, karena ia mengiklaninya sebagai parodi.”

Berdasarkan undang-undang merek dagang Jepang, Mikami menjelaskan, sebuah


gambar hanya dilarang apabila menimbulkan kebingungan dengan merek terkenal. Jadi, jika
konsumen tidak percaya bahwa suatu produk adalah produk asli dari merek terkenal, itu tidak
dapat dilarang penjualannya. Mikami menambahkan, bahwa Parodys belum sepenuhnya
berhasil di pengadilan. Karena sebelumnya Parodys mengalami kekalahan dalam kasus serupa
yang diajukan oleh Champion, merek pakaian atletik dari AS, dimana Parodys menampilkan
logo khas Champion ‘C’ yang dibalik dan dilapisi dengan wajah kucing. Oleh karena itu,
walaupun Gucci tidak memiliki hak untuk mengajukan banding atas keputusan kantor Paten
Jepang, ia dapat mengajukan pembatalan. Ia berharap Gucci melakukan Langkah itu pada
bulan mendatang. 12

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Gucci mengenai kekalahannya di persidangan.
Namun, dilansir dari laman Quartz, Kurokawa sudah bersiap mendaftarkan hak paten atas
desain parodi seperti diantaranya Nyampion dan BAIFNGLACA yang dian ggap sebagai
plesetan dari Champion dan Balenciaga.

Kasus seperti Gucci dan ‘CUGGL’ sering terjadi di dunia fashion. Masih dari Jepang,
Pada April 2022 ini pengadilan Distrik Tokyo menolak gugatan dari Christian Loubotin yang
ditujukankepada brand sepatu lokal Enzo atas desain alas kaki bersol merah. Louboutin menilai
sepatu buatan dari Enzo memiliki kemiripan dengan sepatu yang dibuatnya. Meskipun, di
sepatu buatan Enzo memiliki rubber sol merah bukan kulit. Melansir dari Fashionunited,
gugatan yang diajukan Louboutin ditolak oleh pengadilan dikarenakan warna merah pada
produk yang dibuat oleh Enzo meruapakan suatu hal yang lumrah selain itu, banyak yang
menggunakannya bahkan jauh sebelum Louboutin masuk dalam pasar di Jepang.

12
Asnida Riani, “Gucci Kalah dalam Gugatan Merek Dagang ke Produsen Kaus Jepang”, Liputan6, 17
September 2022, https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5072799/gucci-kalah-dalam-gugatan-merek-dagang-
ke-produsen-kaus-jepang diakses pada April 28, 2023

9
Kemudian pihak pengadilan juga menyatakan apabila Louboutin telah dua dekade
melakukan pemasaran terhadap produknya, hal itu belum dapat menjadi patokan bagi
Louboutin untuk memiliki hak paten mengenai desain sepatu merah yang ada di Jepang.
Sementara merek Enzo sendiri selaku yang digugat telah ada sejak tahun 1959.

Itulah kasus lain mengenai hak paten selain dari kasus Gucci dan ‘CUGGL’.
Sebelumnya Gucci juga memiliki permasalahan mengenai hak paten dengan brand lain yang
juga terkenal. Brand tersebut ialah Guess karena desain logo yang memiliki double huruf G.
Kasus tersebut selesai pada tahun 2018 dengan Gucci sebagai pemenangnya. Gucci
memperoleh ganti rugi senilai 4,7 Juta USD dari tergugat Guess. 13

13
Rayoga Firdaus, “Gucci Kalah di Persidangan Lawan Merek CUGGL di Jepang! Gara-gara Logo Pada Kaus
yang Dianggap Mirip”, Beautynesia, 30 Agustus 2022, https://www.beautynesia.id/fashion/gucci-kalah-di-
persidangan-lawan-merek-cuggl-di-jepang-gara-gara-logo-pada-kaus-yang-dianggap-mirip/b-261276 diakses
pada April 28, 2023

10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Hak asasi manusia (HAM) meliputi hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang melekat
pada setiap manusia sebagai makhluk yang merdeka dan beradab. Hak asasi manusia menjadi
sangat penting karena melindungi martabat manusia dan memastikan bahwa setiap orang
diperlakukan secara adil dan sama di mata hukum.
Dalam keterkaitan hak asasi manusia, berikut ada istilah HAKI yang tertuju pada Hak
Kekayaan Intelektual. HAKI adalah hak yang dimiliki oleh pencipta atau pemilik suatu karya atau
produk intelektual, seperti hak cipta, hak paten, dan hak merek. HAKI memastikan bahwa para
pencipta dan pemilik hak mendapatkan penghargaan dan perlindungan atas karya atau produk
intelektual mereka. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat dalam era
globalisasi dan digitalisasi menjadikan perlindungan HAKI semakin penting. Hal ini disebabkan
oleh semakin banyaknya pelanggaran HAKI yang terjadi, seperti tindakan pembajakan software,
produk bajakan, dan tindakan plagiasi dalam dunia akademik. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai konsep HAKI dan perlindungan hukumnya sangat penting.
Bahwa dalam wawasan terakhir ini, telah semakin nyata bahwa pembangunan harus
bersandarkan pada industri yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Kesepakatan Indonesia
untuk merealisasikan gagasan mengenai ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta keikutsertaan
Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) dan Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC), telah menunjukan keseriusan Pemerintah dalam mendukung sistem
perekonomian yang bebas/terbuka, dan secara tidak langsung memacu perusahaan-perusahaan
di Indonesia untuk lebih meningkatkan daya saingnya. Semakin derasnya arus perdagangan
bebas, yang menuntut makin tingginya kualitas produk yang dihasilkan terbuti semakin memacu
pekembangan teknologi yang mendukung kebutuhan tersebut. Seiring dengan hal tersebut,
pentingnya peranan hak kekayaan intelektual dalam mendukung perkembangan teknologi
kiranya telah semakin disadari.
Lembaga jaminan yang dipergunakan bila obyeknya HAKI mengarah pada Fidusia. Hal ini
berkaitan dengan wujud kebendaan HAKI yaitu sebagai benda bergerak yang tidak terwujud
(intangeable) dan hak eksekutif dari HKI tersebut yang mendapatkan perlindungan karena dapat
memberikan hak ekonomi sehingga menjadikannya sebagai aset yang bernilai bagi pemegang
haknya. Hal lain yang mendukung adalah konstruksi Fidusia berupa pengalihan hak kepemilikan
suatu benda atas dasar kepercayaan selaras dengan pengaturan HAKI tentang pengalihan hak,
terutama memalui perjanjian dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan. Meskipun hak jaminan HAKI tersebut beralih ke tangan kreditor, tetapi penguasaan
benda tetap berada di tangan pemiliknya, hal ini dimaksudkan agar pemilik tetap dapat
menggunakan benda tersebut, dalam hal ini adalah HKI sebagai sumber pengahasilnya.

4.2 SARAN
Pentingnya akan informasi mengenai perkembangan fungsi HAKI harus lebih diperhatikan.
Hal ini akan membuka wawasan bagi pemilik HAKI yang selama ini memanfaatkan HKI-nya
secara konvensional dalam bidang perniagaan. Dengan pengetahuan akan perkembangan HAKI
maka diharapkan terjadi peningkatan kesadaran akan arti penting HKI dan meningkatkan
fungsinya menjadi aset yang bernilai sehingga eksploitasi HAKI tidak terbatas pada hal jual beli

11
dan perjanjian lisensi saja. Tetapi pemegang HAKI dapat menjaminkan HKI sebagai obyek
jaminan atas perolehan kredit sebagai salah satu alternatif pengembangan dan perluasan bidang
usahanya.
Kesadaran akan pentingnya HAKI dalam masyarakat Indonesia sangat kurang. Hal ini dapat
diukur dari sedikitnya pemegang HKI yang melaksanakan pendaftaraan atas HKI-nya. Tanpa
adanya pendaftaran HAKI, maka instrumen perlindungan HAKI tidak berjalan dengan optimal
yang berarti menyebabkan semakin terbukanya peluang terjadinya pelanggaran akan HAKI.
Diharapkan dimasa yang akan mendatang lebih digalakkan lagi sosialisasi-sosialisasi akan arti
pentingnya HAKI dengan sasaran individua atau perorangan dan perusahaan yang bergerak di
bidang industri kecil atau home industry yang sudah mampu menghasilkan kreasi HAKI, sehingga
kesadaran akan arti penting HAKI semakin memasyarakat dan juga dilakukan perbaikan-
perbaikan terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang HKI sebagai
instrument perlindungan HAKI sehingga memaksimalkan usaha-usaha perlindungan HAKI.

12
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Hak Kekayaan Intelektual. Diakses
pada tanggal 28 April 2023.
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2020). Putusan PN Jakarta Pusat
57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. Diakses pada 28 April 2023 dari
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/797971f482fd47e19786bfcea48c53
3d.html
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2020). Putusan PN Jakarta Pusat
Nomor 16/Pdt.Sus-Desain Industri/2020/PN Niaga.Jkt.Pst, Diakses pada 28 April 2023
dari
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/c6684102a9d19a1f5574be96e6662
4c4.html
Firdaus, Rayoga. (2022). Gucci Kalah di Persidangan Lawan Merek CUGGL di Jepang!
Gara-gara Logo Pada Kaus yang Dianggap Mirip. Diakses pada April 28 2023 dari
https://www.beautynesia.id/fashion/gucci-kalah-di-persidangan-lawan-merek-cuggl-di-
jepang-gara-gara-logo-pada-kaus-yang-dianggap-mirip/b-261276
Idris, Muhammad. (2022). Kronologi Ruben Onsu Digugat RP100 Milliar dalam Perebutan
Merek Ayam Geprek Bensu. Diakses pada 28 April 2023 dari
https://money.kompas.com/read/2022/04/14/063611326/kronologi-ruben-onsu-digugat-rp-
100-miliar-dalam-perebutan-merek-ayam-geprek?page=all
Insitut Teknologi Bandung. Hak Kekayaan Intelektual. Diakses pada tanggal 28 April 2023.
Nursaniyah, Fitri. (2022). Jual Kaos Berdesain Parodi Gucci, Brand Fashion ‘CUGGL’ Asal
Jepang Viral. Diakses pada April 28 2023 dari
https://www.urbanasia.com/style/jual-kaos-berdesain-parodi-gucci-brand-fashion-cuggl-asal-
jepang-viral-U66601
Riani, Asnida. (2022). Gucci Kalah dalam Gugatan Merek Dagang ke Produsen Kaus Jepang.
Diakses pada April 28, 2023 dari
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5072799/gucci-kalah-dalam-gugatan-merek-dagang-
ke-produsen-kaus-jepang
Tim Hukumonline. (2022). Jenis-Jenis Kekayaan Intelektual dan Perlindungannya. Diakses
pada tanggal 28 April 2023 dari
https://www.hukumonline.com/berita/a/jenis-jenis-kekayaan-intelektual-lt62490bb8ddca2/

13

Anda mungkin juga menyukai