0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merangkum sejarah asal mula Sendang Made di Desa Made, Jombang. Ia bermula dari kisah Prabu Airlangga yang melarikan diri dari serangan bersama istrinya dan dayang-dayang setelah kerajaannya dihancurkan. Mereka akhirnya berhenti di daerah Sendang Made sekarang dan membangun desa di sana, di mana Mbah Joyo membuat berbagai sumber air yang kemudian dikenal sebagai Sendang Made.
Dokumen tersebut merangkum sejarah asal mula Sendang Made di Desa Made, Jombang. Ia bermula dari kisah Prabu Airlangga yang melarikan diri dari serangan bersama istrinya dan dayang-dayang setelah kerajaannya dihancurkan. Mereka akhirnya berhenti di daerah Sendang Made sekarang dan membangun desa di sana, di mana Mbah Joyo membuat berbagai sumber air yang kemudian dikenal sebagai Sendang Made.
Dokumen tersebut merangkum sejarah asal mula Sendang Made di Desa Made, Jombang. Ia bermula dari kisah Prabu Airlangga yang melarikan diri dari serangan bersama istrinya dan dayang-dayang setelah kerajaannya dihancurkan. Mereka akhirnya berhenti di daerah Sendang Made sekarang dan membangun desa di sana, di mana Mbah Joyo membuat berbagai sumber air yang kemudian dikenal sebagai Sendang Made.
Pengenalan situasi Sendang Made adalah sendang yang berukuran 8 x 11 meter yang berlokasi di desa Made, kecamatan Kudu, kabupaten Jombang.Selain Sendang Made masih ada sendang lain yang berukuran lebih kecil di sekitar lokasi Sendang Made. Dan didalam sendang tesebut berbagai ikan hidup disana,sampai ikan yang berukuran seperti bayi ada disana. Ikan tersebut biasa dipercaya sebagai pengabul keinginan jika seorang melemparkan koin kedalam sendang tersebut dan mengucapkan permintaan dan itu dipercaya warga sekitar sebagai kepercayaan masing-masing.Lalu adanya larangan untuk membangun atau merenovasi sebagian atau seluruh bangunan yang ada di kompleks Sendang Made. Pengungkapan peristiwa Dahulu Sendang Made ini bermula dari kisah Prabu Airlangga yang merupakan seorang pangeran dari kerjaan Kahuripan yang menikahi Dewi Sekarwati putri dari Prabu Darmawangsa.Prabu Darmawangsa ini adalah paman dari Prabu Airlangga. Konflik Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung, tiba-tiba kerajaan Darma Wangsa diserang oleh segerombolan saudara dari kerajaan Wora-Wari, dengan cara mendadak. Puncak konflik Malang tidak dapat ditolak, sang paman tewas dalam serangan tersebut dan kerajaan Darma Wangsa dibakar sampai habis. Untungnya Prabu Airlangga, Dewi Sekarwati dan dayang-dayang pengasih yang dinamakan Pandan Sari, Pandan Sili, dan Siti Sendari bisa diselamatkan oleh Prabu Narutomo, Patih dari kerajaan Darma Wangsa. Larinya Prabu Narutomo, Prabu Airlangga, Dewi Sekarwati, serta dayang-dayang sampai di lereng-lereng Gunung Lawu. Penyelesaian Di situ mereka berhenti sebentar, tetapi Prabu Narutomo dan Prabu Airlangga tidak enak hati, kemudian mereka memutuskan untuk meneruskan perjalanannya ke timur sampai dibantu dengan mengamen, menjajahi Desa Wilangkori. Yang jadi pimpinannya yaitu Raden Airlangga yang mengganti namanya dengan Mbah Joyo. Narutomo mengganti namanya menjadi Mbah Gombloh, pimpinan sinden waranggona. Dewi Sekarwati mengganti namanya menjadi Siti Silindri atau Dewi Suprobowati. Dan dayang-dayang menjadi waranggonanya. Mereka berjalan sampai melewati lerengan Gunung Wilis, Gunung Klotok, Gunung Emas Kumambang, Gunung Tunggorono, sampai dengan Sendang Madukoro atau Sendang Made. Sebelum jadi sendang, dulu dinamakan Dempo Madukoro. Waktu mereka berada di Madukoro, mereka merasa senang, kemudian membuat perumahan, dan menjadi desa kecil yang dinamakan Desa Madekoro. Di desa itu Mbah Gombloh dan Mbah Joyo berprofesi sebagai pengrajin emas. Mereka sampai terkenal di desa-desa lain, sebab dapat membuat kerajinan kalung, gelang, anting, hiasan untuk rambut, dan sisir yang sangat bagus. Mbah Joyo mendapat julukan Pengrajin Emas Sumbang ke-1. Mbah Joyo juga mempunyai patih yang ikut dan pintar merangkai gamelan, mengatur lagu-lagu jawa, serta pintar menciptakan model perhiasan emas, patih itu dinamakan Raden Laras Tungkul atau Joko Tunggul dan Laras Tungkul. Walaupun sendang itu akan menjadi terlihat keemasan, Mbah Joyo membuat areng, tetapi yang dipakai untuk membuat areng adalah kayu alang-alang. Mula-mula Mbah Joyo membuat gayung untuk mengambil air yang disebut condong, yang sekarang disebut Sendang Condong, tempatnya berada di sebelah utara barat. Tidak lama Mbah Joyo membuat gayung lagi untuk minum, tempatnya di selatan barat yang dinamakan Sendang Pomben. Kemudian membuat gayung lagi untuk bercermin para sinden yang disebut Sendang Pangilon, tempatnya di sebelah Sendang Putih. Ada juga sumber air yang aneh, airnya berbusa putih serta harum baunya, yang disebut Sendang Drajat. Air sendang atau gayung-gayungan tadi berkumpul, kemudian Mbah Joyo membuat gayung yang ukurannya besar, yang disebut Sendang Gede, tempatnya ada di tengah-tengah. jadi jumlah sendang-sendang atau gayung tadi banyaknya tujuh sendang, yang semua itu dinamakan Sendang Made.
Unsur-unsur dalam cerita sejarah :
1. Unsur Intrinsik Tema : Peristiwa sejarah Alur : Maju Latar Latar tempat : Bukti : Latar waktu : Bukti : Latar suasana : Bukti : Tokoh&Penokohan : Bukti : Konflik : Bukti : Sudut Pandang : Bukti : Amanat : Bukti : 2. Unsur Ekstrinsik Faktor Psikologi Pengarang
Faktor Lingkungan Pengarang
Faktor Budaya
3. Unsur Kebahasaan Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan
Nilai-nilai dalam cerita sejarah :
1. Nilai Budaya : Bukti : 2. Nilai Moral : Bukti : 3. Nilai Agama : Bukti : 4. Nilai Sosial : Bukti :
Relevansi nilai-nilai dalam cerita sejarah dengan kehidupan masa kini :