Anda di halaman 1dari 6

DIABETES MELLITUS

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

PUSKESMAS SHOLIHIN, SKM. MM.


NGULAK 19770214 199703 1 004

1. Pengertian 1. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat
defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.
2. Faktor Resiko
1.
2.
2.1.
Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
2.2.
Riwayat penyakit DM di keluarga
2.3.
Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi hipertensi)
2.4.
Pernah didiagnosis penyakit jantung atau stroke (kardiovaskular)
2.5.
Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan / atau Trigliserida > 250 mg /dL atau sedang dalam
pengobatan dislipidemia - 424 –
2.6. Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah didiagnosis DM
Gestasional
2.7. Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome) h. Riwayat GDPT
(Glukosa Darah Puasa tergangu) / TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
2.8. Aktifitas jasmani yang kurang
3. Diagnosis :
2
3
3.1 Anamnesa
3.1.1 Keluhan
3.1.1.1. Polifagia
3.1.1.2. Poliuri
3.1.1.3. Polidipsi
3.1.1.4. Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
3.1.2 Keluhan tidak khas DM :
3.1.2.1. Lemah
3.1.2.2. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
3.1.2.3. Gatal
3.1.2.4. Mata kabur
3.1.2.5. Disfungsi ereksi pada pria
3.1.2.6. Pruritus vulvae pada wanita
3.1.2.7. Luka yang sulit sembuh ahak dapat berwarna putih, kuning, hijau
dan makin lama makin bertambah banyak.
3.2 Faktor risiko DM tipe 2
3.2.1 Berat badan lebih dan obese (IMT = 25 kg/m2)
3.2.2 Riwayat penyakit DM di keluarga
3.2.3 Mengalami hipertensi (TD = 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi
hipertensi)
3.2.4 Pernah didiagnosis penyakit jantung atau stroke (kardiovaskular)
3.2.5 Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan / atauTrigliserida> 250 mg /dL atau sedang
dalam pengobatan dislipidemia
3.2.6 Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah
didiagnosis DM Gestasional
3.2.7 Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
3.2.8 Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Tergangu) / TGT
(ToleransiGlukosaTerganggu)
3.2.9 Aktifitas jasmani yang kurang
3.3 Pemeriksaan Fisik
Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
3.4 Pemeriksaan Penunjang
3.4.1. Gula Darah Puasa
3.4.2. Gula Darah 2 jam Post Prandial
3.4.3. HbA1C
4 Klasifikasi
4.1 DM tipe 1
4.1.1 DM pada usia muda, < 40 tahun
4.1.2 Insulin dependent akibat destruksisel :
4.1.2.1 Immune-mediated
4.1.2.2 Idiopatik
4.2 DM tipe 2 (bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin dengan
defisiensi insulin relatif – dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin)
4.3 Tipe lain:
4.3.1. Defek genetik pada fungsi sel β
4.3.2. Defek genetik pada kerja insulin
4.3.3. Penyakit eksokrin pankreas
4.3.4. Endokrinopati
4.3.5. Akibat obat atau zat kimia tertentu misalnya vacor, pentamidine, nicotinic
acid, glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxide, agonisadrenergik, thiazid,
phenytoin, interferon, protease inhibitors, clozapine
4.3.6. Infeksi
4.3.7. Bentuk tidak lazim dari immune mediated DM
4.3.8. Sindrom genetic lain, yang kadang berkaitan dengan DM
4.4 DM gestasional
Diabetes MelitusGestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat
(TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan
sedang berlangsung
5 Diagnosis banding :
Diabetes insipidus pada ibu hamil
6 Komplikasi
6.1 Akut
6.2 Ketoasidosis diabetic
6.3 Hiperosmolar non ketotik
7 Hipoglikemia
7.1 Kronis
7.1.1 Makroangiopati
7.1.2 Pembuluh darah jantung
7.1.3 Pembuluh darah perifer
7.1.4 Pembuluh darah otak
7.2 Mikroangiopati
7.2.1 Pembuluh darah kapiler retina
7.2.2 Pembuluh darah kapiler renal
7.3 Neuropati
7.4 Gabungan
7.4.1 Kardiomiopati
7.4.2 Rentan infeksi
7.4.3 Kaki diabetic
7.4.4 Disfungsi ereksi
8 Penatalaksanaan
8.1 Modifikasi gaya hidup
8.2 Pemberian OHO
8.2.1 OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal.
8.2.2 Obat – obatan yang tersedia dipuskesmas antara lain:
8.2.2.1 Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan (Glibenklamid 5 mg,
Glimepiride 1 mg)
8.2.2.2 Metformin 500 mg: sebelum/pada saat/sesudah makan.
8.3 Edukasi pasien pentingnya pengendalian dan pemantauan DM, serta modifikasi
gaya hidup
9 Kriteria rujukan
9.1 DM dengan komplikasi
9.2 DM dengan kontrol gula buruk
9.3 DM dengan infeksi berat
9.4 DM dengan kehamilan
9.5 DM type 1

2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Diabetes melitus di Puskesmas Ngulak

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No : Tahun 2017 tentang Jenis-jenis Pelayanan yang


tersedia
2. SK Kepala Puskesmas No : Tahun 2017 tentang Penyampaian Hak dan Kewajiban
Pasien dan Keluarganya

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Alat :
1.1. Tensi meter
1.2. Stetoskop
1.3. Termometer
1.4. Senter
2. Bahan :
2.1. Surat rujukan
2.2. Form Laboratorium
2.3. Form Rujukan

6. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat dalam buku
status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik.
3. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang : Laboratorium
4. Dokter mendiagnosa Diabetes melitus.
5. Dokter memberikan tata laksana / resep sesuai dengan diagnosis.
6. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Diabetes melitus dan menjelaskan
tentang rencana pengobatan.
7. Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan keadaannya semakin berat.
8. Dokter melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.

7. Bagan alir
Perawat memeriksa tanda-
tanda vital dan mencatat di
Dokter melakukan anamnesa,
rekam medis pemeriksaan fisik &
pemeriksaan penunjang

Dokter mendiagnosa

Dokter memberikan
tata laksana
Dokter memberikan edukasi Dokter memberika rujukan

8. Hal-hal yang perlu Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang Pendaftaran, Ruang Farmasi, laboratorium dan Rawat Inap

10. Dokumen terkait 1. Buku status pasien


2. Resep
3. Surat rujukan

11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
ISPA
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

PUSKESMAS SHOLIHIN, SKM. MM.


NGULAK 19770214 199703 1 004

1. Pengertian 1.Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
2. ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012).

2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan ISPA di Puskesmas Ngulak

3. Kebijakan 3. SK Kepala Puskesmas No : Tahun 2017 tentang Jenis-jenis Pelayanan yang


tersedia
4. SK Kepala Puskesmas No : Tahun 2017 tentang Penyampaian Hak dan Kewajiban
Pasien dan Keluarganya

4. Referensi Depkes RI. (2012). Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita. Jakarta : Depkes RI.

5. Prosedur 2. Alat :
2.1. Tensi meter
2.2. Stetoskop
2.3. Termometer
2.4. Senter
3. Bahan :
3.1. Surat rujukan
3.2. Form Laboratorium
3.3. Form Rujukan

6. Langkah-langkah 9. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat dalam buku
status pasien.
10.Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik.
11.Dokter melakukan pemeriksaan penunjang : Laboratorium
12.Dokter mendiagnosa ISPA.
13.Dokter memberikan tata laksana / resep sesuai dengan diagnosis.
14.Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit ISPA dan menjelaskan tentang rencana
pengobatan.
15.Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan keadaannya semakin berat.
16.Dokter melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
7. Bagan alir
Perawat memeriksa tanda-
tanda vital dan mencatat di
Dokter melakukan anamnesa,
rekam medis pemeriksaan fisik &
pemeriksaan penunjang

Dokter mendiagnosa

Dokter memberikan
tata laksana

Dokter memberikan edukasi Dokter memberika rujukan

8. Hal-hal yang perlu Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang Pendaftaran, Ruang Farmasi, laboratorium dan Rawat Inap

10. Dokumen terkait 4. Buku status pasien


5. Resep
6. Surat rujukan

11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai