Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM DASAR – DASAR INSTRUMENTASI


PENGENDALIAN PROSES

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

Disusun oleh:

Nama : Nova Elinda Putri


NIM : 201440029
Kelas : Teknik Instrumentasi Kilang 2B

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA, ENERGI DAN MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

PEM AKAMIGAS

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PENGENDALIAN PROSES

PROGRAM STUDI
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG

Disusun Oleh:

Nama : Nova Elinda Putri


NIM : 201440028
Tingkat : II
Bidang Minat : Instrumentasi dan Elektronika
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang

Cepu, Juni 2022

Menyetujui,
Instruktur Praktikum

Erna Utami, S.S.T., M.T.


NIP. 19820521 200604 2 002

i
DAFTAR ISI

Halaman
COVER.............................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

HYSYS.............................................................................................................

MATLAB.........................................................................................................

ii
iii
1. HYSIS
1.1Valve Statik
Pada percobaan ini menggunakan dua komponen, karena pada
valve mengalirkan liquid dan gas. Disini komponennya yiutu:
a. H2O (berperan sebagai liquid), mole fraksi harus lebih besar
dibandingkan gas, 0.9948 mol
b. Ethane (berperan sebagai gas), 0.0052 mol
c. Ikuti langkah-langkah dan perintah sesuai modul.

Pada percobaan pompa static ini, Ketika P dan T di naikkan maka


Mass Flow akan mengalami penurunan sebesar 35.32 kg/h. tetapi akan
berbanding terbalik dengan Molar entalpi yang mengalami peningkatan
sebesar 192,4 kj/kgmole-C. dan juga Heat flow dari -1.609 kj/h menjadi -
4.355 kj/h.

1.2 Valve Dinamik


Ikuti sesui dengan langkah-langkah dan perintah sesuai modul

1
Kemudian klik “Dynamic” pilih “dynamic mode” kemudian klik
“make changes” lalu klik finish. Setelah itu pilih integrator, aturlah
unitnya menjadi “second” dan acceration sesuai selera. Disini saya
mengatur accelarationnya 0.05 second. Pilih “strip Chart” kemudian edit
bagian dataloggernya bagian FIC-100, dengan menambahkan SP, PV, dan
OP.

Berdasarkan dengan grafik yang dihasilkan dimana set poin pada


FIC-100 sebesar 17,45 kg/h. sedangkan untuk Op nya pada posisi 50%.
PV pada FIC-100 bernilai 75.

1.3 Pompa Statik


Pada pecobaan ini, pompa berfungsi untuk mengalirkan H2O atau (air)
100%, Temperature 120º C, dan Pressure 3 Bar

2
Untuk Outletnya berupa Out, Energy menjadi Work.

Pada percobaan pompa di saat temperature 120ºC maka


temperature pada Outlet akan mengalami kenaikan sebesar 138,1 º C.
Maka pressure juga akan mengalami kenaikan menjadi 8400 kPa. Tetapi
Mass Flow pada sisi Inlet dan sisi Outlet besarnya akan sama yaitu 100
kgmole/h. Pada Molar Entropy nya mengalami peningkatan menjadi 78.83
kj/kgmole-C. dan heat Flow nya mengalami penurunan dari -2.788
menjadi -2.772 kj/h.

1.4 Pompa Dinamik

Klik “Dynamic” pilih “dynamic mode” kemudian klik “make


changes” lalu klik finish. Setelah itu pilih integrator, aturlah unitnya
menjadi “second” dan acceration sesuai selera. Kemudian Pilih “strip
Chart” lalu edit bagian data loggernya dibagian FIC-100, dengan
menambahkan SP, PV, dan OP. Disini ditambahkan Valve dan juga PID
Controller

Pada praktikum ini proses yang disimulasikan adalah kompresi adiabatic


H2O (Water) oleh pompa sehingga dihasilkan aliran dengan tekanan yang lebih

3
besar karena terdapat pemantapan oleh aliran pompa. Simulasi ini berfungsi untuk
mengetahui data karakteristik outlet pompa yang sudah diketahui nilai efisiensi,
tekanan, laju aliran dan suhunya. Dari simulasi yang dilakukan maka didapatkan
nilai sp nya 182 kg/h dan juga pv nya 1.802 kg/h. sedangkan oOp nya 50%.

1.5 Kompressor Statik


Diketahui Komponen pada kompresor

componen
Methane
Ethane
Propane
i-Butane
n-Butane
i-Pantane
n-Pnatane
n-Hexane
C7+

Dengan menggunakan Temperature 100 ºC dan Pressure 1 Bar, dan Molar


flownya 100 kgmole/h.

4
Pada percobaan ini pressure output compressor di naikan dari 1 bar
menjadi 5 bar sehingga terjadi kenaikan pada Temperature 236.2 º C.
Kenaikan ini juga terjadi pada molar entropynya menjadi 239.7 kj/kgmole-
C. sedangkan terjadi penurunan pada heat flow menjadi -1.011 kj/h.

1.6 Kompressor Dinamik


Disini kita menambahkan Valve yang di hubungkan pada PID Controller,
dengan sumber variabel temperature Comp-Out. Dan OP nya berupa valve dengan
actuator.

5
Pada grafik diatas, kita mendapatkan nilai SV, PV, dan OP stabil
berada pada persentase 50%. Sedangkan PV sebesar 59% dengan laju
5583 kg/h.

1.7 Flash Sparator Statik


Diketahui bahwa fraksi mol ethane 15 %, propane 20 %, i-butnae 60 %,
dan n-butane 5 %.

Temperature pada 10 ºC dan Pressure 1 Atm. Dengan nilai


Pressure Comp- Gas sebesar 50 psia. Dihasilkan nilai Duty cycle 49.552

6
kW. Kemudian Tambahkan Cooler dengan Pressure Cool gasnya sebesar 0
kpa. Menghasilkan Delta T -57.59 ºC. Duty Cyclenya 8.972 kj/h.

Penambahan kembali yaitu Separator dengan inletnya berupa Cool


Gas dengan temperature 0ºC.

Simulasi ini menujukkan bahwa kompresi gas digunakan untuk meningkatkan


temperatur fluida.

1.8 Flash Sparator Dinamik

Ikuti langkah-langkah yang ada pada modul. Tekanan compressor


dinaikan sebesar 50 psia. Sedangkan pada Cooler pressure diturunkan
menjadi 0 Kpa. Lalu tambahkan flash separator dengan inlet berupa cool
gas, vapour outlet berupa top dan liquid outlet berupa bottom. Pada flash
separator yang di atur adalah top berupa gas kemudian ditambahkan TIC

7
dengan PV dari variable temperature top, PV minimunya adalah 0 kpa, PV
maksimumnya 30kpa. Sedangkan OP nya berupa valve-100.

Name Cool gas bottom top


Vapor 0.0000 0.32359 1.0000
Temperatture -253.0 -30.25 3.733e+004
Pressure 344.5 344.5 344.5
Molar flow 1.576 4.490 -1.594
Mass flow 74.85 190.5 -69.10
Std ideal liq vol flow 0.1491 0.4102 -0.1461
Molar entropy -1.551e+005 -1.551e+005 -1.551e+005
Molar entreoy -108.9 113.5 166.6
Heat flow -2.443+005 -2.443+005 -2.443+005

Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa grafik ini


menunjukkan PV, SV dan OP. Nilai Op nya dihasilkan sebesar 50%. Dan
yang lainnya pada grafik tidak di temukan.

8
9
2. MATLAB
2.1 Proporsional CONTROL + Orde 1 ( Proses) Respon

Jawaban:

10
Pada percobaan proportional orde 1 dapat dianalisa berdasarkan
garfik diatas, bahwa seamkin besar nilai kp nya maka semakin berkurang
nilai dari “rise time” nya. Dan menunjukkan “auto state level”, bagian
uppernya sebesar 90% sedangkan lowernya bernilai 10%. Pada percobaan
ini, kita dapat melihat transisi, dimana saat high mencapai 4,97, dan saat
low mencapai 2,50, dengan rise timenya 1,002s dan amplitude sebesar
4,95. Orde 1 ini terdapat gabungan dari satu elemen resistansi dengan
satu kapasitansi, sehingga menghasilkan overshoot sebesar 0,499%,
dengan undershoot sebesar 1,744%.
2.2 Proportional Control + Orde 2 (proses) Respond

Jawaban

11
Pada percobaan proporsional dengan orde 2 ini dapat dianalisa
apabila terjadi kenaikan pada nilai Kpnya, maka rise time akan berkurang
sebesar 1,013s, dengan trasisi sisi highnya 5,12 dan lownya 3,262,
amplitudonya mengalami kenaikan sebesar 5,069. Overshoot bertambah
sebesar 27,564% dan undershootnya 10,29%. Settling timenya sedikit
bertambah bertujuan untuk kestabilan sistem menurun.

2.3 PI CONTROL + ORDE 1 (PROSES) RESPOND

12
Jawaban:

13
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan pada Simulink,
dengan menentukan nilai Kp sebesar 2 dan nilai Ki diubah sebesar 0 ;
0.5 ; 1 ; 2 , pada Proportional Integral Control Orde 1, didapatkan fakta
bahwa semakin besar nilai Ki, semakin berkurang nilai “rise time” nya
mencapai 718,314 milisecond. Untuk transisi highnya 6,633 dan lownya
3,33 amplitude yang dihasilkan 6,60. Menghasilkan overshootnya sebesar
0,498% dengan undershoot 1,010%.

14
2.4 PI CONTROL + ORDE 2 (RESPOND)

Jawaban:

15
Pada percobaan PI control dengan orde 2, dapat dianalisa bahwa
berdasarkan static signal mhasilkan nilai highnya sebesar 9,21 dengan
rise timenya 2,80, dan nilai lownya 0.00, dan menghasilkan nilai RMSnya
6,17. Pada percobaan ini ditetapkan nilai Kp = 2, sedngankan Ki nya yg
diubah sebesar 0; 0.5; 1; 2. Semakin naik nilai Ki-nya maka rise timenya
berkurang, dengan overshoot bertambah sebesar 40,14%, dan undershoot
juga bertambah 5,202%. Untuk auto state level saat upper nya sebesar
90% dan lowernya berada pada nilai 10 %.

16
2.5 PD CONTROL + ORDE 1 (PROSES) RESPONDED

Jawaban

17
Pada percobaan ini, dapat dianalisa bahwa pada saat ketetapan
nilai Kp sebesar 2 dan nilai Kd nilai Kd diatur sebesar 0 ; 1 ; 2 ; 10, pada
Proportional Derivative Control Orde 1, didapatkan fakta bahwa semakin
besar nilai Kd, semakin berkurang nilai “rise time” nya. Disini saya ambil
Kd saat 0 menghasilkan rise time sebesar 718,057 ms sedangkan Kd saat
10, didapatkan rise time sebesar 9,828 ms. Semakin besar nilai Kd maka
nilai RMS juga semakin besar saat Kd 0 didapat RMS sebesar 6,35

18
sedangkan Kd 10, RMS sebesar 7,48. Perubahan Kd akan mempengaruhi
overshoot pada sistem dimana, semakin besar Kd maka overshoot juga
tinggi. Saat Kd 0, maka overshootnya 0,5% sedangkan saat Kd 10 maka
overshoot sebesar 27,27%.
2.6 PD CONTROL + Orde 2 (proses) respond

19
Pada percobaan kali ini yaitu Proportional Derivative Control orde
2 diatur nilai Kp sebesar 2 dan nilai Kd diatur dari 0 ; 1 ; 2 ; 10. Dari
grafik dapat dilihat semakin besar nilai Kd diatur, akan menyebabkan
“rise time” nya akan semakin turun. Dapat dilihat saat Kd 0 didapat rise
timenya 737,53 ms, sedangkan saat Kd 10, nilai rise timenya 391,89 ms.
“overshoot” ketika Kd = 0 lebih besar daripada “overshoot” ketika Kd =
1 atau Kd = 2. Tetapi ketika Kd diatur 10 maka akan membuat
“overshoot” membesar mencapai 19,880%, akan melebihi “overshoot”
ketika Kd diatur 0; 1; 2 yang hanya menghasilkan nilai overshoot 42,143
%. Untuk “settling time” yang dihasilkan adalah bertambah yang
membuat kestabilan sistem semakin menurun.
2.7 PID CONTROL + ORDE 1 (proses) Respond

20
21
Pada percobaan kali ini yaitu mode Proportional Integral
Derivative orde 1 dimana pengaturan untuk Kp, Ki dan Kd diatur sesuai
dengan modul diatas maka dapat dianalisa berdasarkan grafik, dimana
saat Kp 2, Ki 1, dan Kd 2, tidak menunjukkan rise timenya, dan juga
overshootnya. Sedangkan saat Kp 5, Ki 5, dan Kd 5, menunjukkan rise
timenya sebesar 1,163 ms. Dan menghasilkan overshoot sebesar 1,531%.
Dapat di simpulkan bahwa perubahan Kp, Kd dan Ki ini saat
mempengaruhi rise time dan overshoot persentasenya hanya 1,5% saja.
2.8 PID CONTROL + ORDE 2 (proses) respond

22
Pada percobaan yang terakhir ini yaitu mode control Proportional
Integral Derivative orde 2. Dengan peraturan Kp, Ki dan Kd diatur sesuai
dengan data diatas, dapat dianalisa berdasarkan grafik, dimana saat Kp 2,
Ki 1, dan Kd 2, tidak menunjukkan rise timenya, dan juga overshootnya.
Sedangkan saat Kp 5, Ki 5, dan Kd 5, menunjukkan rise timenya sebesar
663,178ms dengan amplitude sebesar 1,50. Dan menghasilkan overshoot
sebesar 14,368%. Dapat di simpulkan bahwa perubahan Kp, Kd dan Ki
ini saat mempengaruhi rise time dan overshoot persentasenya sangat kecil

23
perubahannya. Ketika mengubah settling time yang terjadi overshoot
akan berkurang, ini mengakibatkan kestabilan sistem semakin meningkat.

24

Anda mungkin juga menyukai