Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RETORIKA DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Retorika dan Ilmu Khitobah
Dosen Pengampu: Dr. Nuriyah, M. M.

Disusun Oleh:

Erika Fitri Fauziah (11210530000044)


Fatimah Azzahra Hidayat (11210530000046)
Muhammad Fakhri Azmi (11210530000064)

KELAS 4B
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya, tentunya kami tidak akan

sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda kita tercinta, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya

di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa

sehat fisik maupun rohani, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai

tugas terstruktur dari mata kuliah Retorika dan ilmu khitobah yang berjudul “Retorika dan Kehidupan

Sehari-hari”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, apabila di dalam makalah ini

masih terdapat kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena

itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang positif dan membangun dari pembaca agar dalam

pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terimakasih.

Tangerang, 18 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1

b. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

c. Tujuan Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN

a. Pengertian Retorika ....................................................................................................... 2

b. Retorika dalam Ajakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar ............................................. 2

c. Peran Retorika dalam Bidang Kehidupan sehari-hari .................................................. 4

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………............ 7

B. Saran ......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retorika merupakan ilmu yang telah melalui sejarah yang panjang, mulai dari
masa Yunani Kuno, Romawi Kuno, Abad Pertengahan, hingga masa retorika modern.
Pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan retorika sangat penting bagi
mahasiswa fakultas dakwah dan ilmu komunikasi.

Kegiatan berbicara tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dapat


dikatakan bahwa retorika berperan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
bidang politik, perdagangan, seni, pendidikan, dan lain-lain. Dalam makalah ini, kami
akan paparkan penggunaan retorika dalam berbagai bidang tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan retorika?

2. Bagaimana peran retorika dalam ajakan Amar ma’ruf dan Nahi Munkar ?

3. Apa saja peran retorika dalam bidang kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari retorika

2. Agar mahasiswa mampu memahami peran retorika dalam ajakan Amar Ma’ruf dan

Nahi Munkar

3. Agar mahasiswa dapat menguraikan peran retorika dalam bidang kehidupan sehari-

hari

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Retorika

Retorika berasal dari bahasa Inggris “rhetoric” dan bersumber dari bahasa Latin “rhetorica”

yang berarti ilmu berbicara. Sedangkan Retorika sebagai ilmu memiliki sifat-sifat.1 :

 Rasional : berarti apa yang disampaikan oleh seorang pembicara harus tersusun secara

sistematis dan logis.

 Empiris : berarti menyajikan fakta-fakta yang dapat diverifikasi oleh panca indera.

 Umum : artinya kebenaran yang disampaikan tidak bersifat rahasia dan tidak

dirahasikan karena memiliki nilai sosial.

 Akumulatif : merupakan ilmu yang mengatakan retorika sebagai public speaking atau

berbicara di depan umum.

B. Retorika dalam Ajakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar


Dakwah memiliki beragam bentuk, diimplementasikan dengan cara penyampaian yang
berfariasi yang semuanya bertujuan untuk mengajak manusia pada jalan Allah SWT.
Terdapat seruan yang bentuknya ajakan pada kebaikan (amar makruf) ada juga yang
seruanya bersifat larangan atau pencegahan pada kemunkaran (nahi munkar).
Demikian juga model penyampaianya ada yang berupa kabar gembira ada juga yang
berupa peringatan. Keragaman model dakwah dilakukan oleh karena sasaran/ obyek
dakwah yang beragam baik latar belakang sosial, budaya, agama serta situasi dan
kondisinya. Berikut beberapa jenis retorika dalam dakwah. Salah satu bentuk dakwah
adalah amar ma'ruf dan nahi munkar, meskipun keduanya digabungkan dalam satu kalimat,
sesungguhnya mengandung dua makna.

Di dalamnya terkandung dua pola retorika, :


 pertama berupa retorika ajakan,
 sementara yang kedua adalah retorika pencegahan atau larangan.

1
Rajiyem, Journal Sejarah dan Perkembangan Retorika, vol. 17

2
Pertama berupa perintah kepada sesuatu yang harus dilakukan bagi yang belum ataupun
yang sudah melakukan atau yang meninggalkan kewajiban. Sedangkan substansi yang kedua
dimaksudkan sebagai upaya mencegah menghindarkan dari sesuatu yang dilarang bagi yang
melakukan dan mencegah orang dari melakukan hal-hal y yang dilarang syari'at.
Amar ma'ruf harus dilakukan dengan bijak, lemah lembut dan penuh belas kasih kepada
manusia, serta dilakukan secara bertahap. Demikian juga nahi munkar bila kemunkaran sudah
dapat dihilangkan dengan cara dan ucapan yang halus maka jangan melakukan dengan ucapan
dan cara yang kasar.2 Retorika ajakan tidak boleh dilakukan dengan bahasa atau tutur kasar
maupun memaksa apalagi mengancam. Sebab mengajak sejatinya menuntun pada jalan yang
benar atau hidayah terdiri dari huruf, dan . Menurut Quraisy Syihab maknanya antara lain
adalah menyampaikan dengan lemah lembut guna menunjukkan dan membangkitkan simpati,3
Sekalipun dalam pesan yang bentuknya kritik harus disampaikan dengan cara yang tidak
menyingung atau menyakiti. Sebab bila dilakukan dengan kasar dan menyakiti perasaan, akan
menjadikan manusia justru menjauh dari ajakan dan jalan dakwah. Sebagaimana dicontohkan
oleh sikap Nabi Saw yang penuh belas kasih kepada manusia, sebagaimana digambarkan dalam
Q.S. Ali Imran:159
‫ب ال ْنفَضُوا م‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬َ ‫غلِي‬َ ‫ظا‬ًّ ‫َّللاِ ِل ْنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو كُنتَ َف‬
‫ع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغف ِْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْرهُ ْم فِي ِِفَبِ َما َرحْ َم ٍة مِنَ ه‬ ُ ‫ْن َح ْولِكَ فَاع‬
َ ‫ْف‬
َ‫َّللا يُحِ بُّ ْال ُمت ََو ِكلِين‬ ِ ‫علَى ه‬
َ ‫َّللا ِإ هن ه‬ َ ‫عزَ ْمتَ فَت ََو هك ْل‬ َ ‫( ْاْل َ ْم ِر فَإِذَا‬159)
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" (QS. Ali Imron: 159)
Manusia secara fitrah akan mudah tertarik pada sesuatu yang menyenangkan atau
menyentuh hatinya, dan umumnya hal-hal yang dilakukan secara halus lemah lembut pada
penuh belas kasih dan sayang kepada manusia, merupakan cara yang secara alamiah disukai
manusia.4 Meskipun manusia itu memiliki perangai dan karakter yang kejam dan bengis
tetap harus didekati dengan kelembutan.

2
Syekh Abdul Hamid Asy-Syarwani, Hasyiyyah Asy-syurwani ala Tuhfatil Muhtaj, Beirut Daar Al-kutub, 3003,
jilid 7, h. 217.
3
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Misbah, jilid. 7, h. 594
4
Prof. Dr. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah (Jakarta, Gema Insani Pers, 2018) cet pertama, 36.

3
C. Peran Retorika dalam bidang kehidupan sehari-hari
Kegiatan berbicara tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dapat
dikatakan bahwa retorika berperan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
bidang politik, seni, pendidikan, dan lain-lain. Dalam pembahasan ini, kami akan
paparkan penggunaan retorika dalam berbagai bidang tersebut.5
1. Bidang Politik
Bidang politik adalah bidang kegiatan yang pertamatama memanfaatkan
retorika secara terencana. Bahkan kehadiran retorika itu sendiri justru karena
didorong oleh kebutuhan politik. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa retorika
lahir di tengah-tengah rakyat Sicilia, yakni kota di Syracuse yang sedang bergolak
menentang pemerintah yang sedang berkuasa, yang dianggap oleh rakyatnya
sebagai pemerintahan tiranis. Rakyat Sicilia menginginkan pemerintahan yang
demokratis. Untuk mencapai tujuan itu, rakyat dan para tokoh yang berpihak kepada
rakyat sadar bahwa jika dilakukan perlawanan dengan kekerasan, belum tentu akan
berhasil. Apalagi pemerintahan militer yang berkuasa saat itu amat tangguh. Untuk
menghindari kegagalan, maka ditempuhlah jalan berunding. Melalui perundingan
rakyat mencoba meyakinkan penguasa bahwa pemerintahan yang demokratis yang
diinginkan oleh seluruh rakyat adalah sistem pemerintahan yang lebih baik daripada
pemerintahan yang sedang berlaku saat itu. Untuk itu, maka dipersiapkanlah wakil-
wakil rakyat yang memiliki kecakapan retorik, yakni kecakapan berpidato untuk
meyakinkan pemerintah. Inti tuntutan rakyat adalah terjadinya perubahan sistem
pemerintahan tanpa pertumpahan darah.
Setelah itu, bukan berarti retorika tidak dimanfaatkan dalam bidang politik.
Sampai sekarang pun retorika dimanfaatkan dalam bidang politik. Propaganda-
propaganda politik, kampanye-kampanye menjelang pemilu dalam negara yang
menganut pemerintahan demokrasi adalah bukti pemanfaatan retorika di bidang
politik. Politik memanfaatkan retorika untuk mempengaruhi rakyat dengan materi
bahasa, ulasan-ulasan, dan gaya bertutur yang meyakinkan dan mencekam
perhatian. Propaganda itu kadang-kadang berhasil mengubah pendirian rakyat,
kadangkadang tidak. Ini bergantung pada tingkat pendidikan dankecerdasan rakyat
yang ingin dipengaruhi. Dalam rangka melaksanakan misi politiknya masing-

5
Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComm&MediaSt Dr. Anna Gustina Zainal, M.Si, Buku Ajar Retorika, cet
pertama, hal. 105.

4
masing, kita mengenal tokoh-tokoh yang pintar berpidato seperti Hitler, dan di
Indonesia dikenal tokoh-tokoh seperti Bung Karno dan Bung Tomo.

2. Bidang Ekonomi
Bidang ekonomi pun menggunakan retorika. Para usahawan terlibat dalam
penggunaan retorika dalam rangka mempromosikan barang-barang produksinya.
Oleh karena itu, retorika digunakan secara luas untuk iklan dan reklame.
Terlibatnya retorika dalam iklan dan reklame tampak mencolok di negara-negara
yang persaingan barang-barang produksinya sudah tinggi. Perancang iklan
menampilkan pembicaraannya memanfaatkan hal-hal yang menjadi idaman orang,
khayalan, atau harapan. Penyusunan iklan dengan bahasa yang retoris berusaha
mengeksploitasi kebutuhan manusia, khayalnya, harapan, idealnya, dan
ketidaksadarannya. Jika pada media cetak, sugesti konsumen hanya dibangkitkan
dengan menggunakan kata-kata saja, tetapi melalui media TV, sugesti konsumen
dibangkitkan dengan menggunakan kata-kata, tayangan gambar, suara , atau
bersifat multimedia, sehingga retorika dalam dunia ekonomi benar-benar dapat
mendesak konsumennya untuk mencobanya. Penggunaan sarana multimedia ini
juga menjadi bagian keseluruhan retorika, sebab setiap upaya yang dilakukan secara
sadar atau tidak sadar yang bermaksud mempengaruhi orang lain termasuk
fenomena retoris.
3. Bidang Kesenian
Dunia seni juga merupakan bidang kehidupan yang tidak lepas dari retorika.
Apalagi seni itu dimaksudkan untuk “mendidik” penontonnya. Banyak hasil karya
seni mengandung pendidikan, misalnya wayang kulit, wayang orang, wayang
golek, wayang beber, ludruk, dan lain-lain. Pada kesenian tersebut terdapat tokoh-
tokoh punakawan yang pintar berbicara (memberi nasihat), seperti Cepot dan Udel
(Sunda), Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong (Jawa), serta tokoh-tokoh lainnya.
Tokoh-tokoh ini sering berbicara dengan menggunakan bahasa yang terpilih, ulasan
yang mampu memengaruhi penonton dengan menampilkan gagasan-gagasan yang
mengandung nilai kehidupan. Dam hubungan inilah sesungguhnya mereka telah
meggunakan retorika dengan baik. Dalam pewayangan ada dalang yang
menggunakan retorika untuk memengaruhi pentontonnya. Dalam pewayangan
terdapat tokoh-tokoh yang baik dan yang buruk sebagai persona yang dipakai oleh
dalang untuk menampilkan kata-kata bijak yang memukau. Keberhasilan dalang

5
dalam mempengaruhi penontonnya, karena ia mampu menerapkan retorika dengan
baik. Kemampuan seperti itu diperoleh oleh dalang melalui latihan-latihan yang
sistematis. Pemanfaatan retorika tidak hanya pada karya seni klasik saja, pada seni
modern retorika juga dimanfaatkan, misalnya pada seni drama, teater, dan film.
Pada ketiga kesenian ini bahasa dan gaya bahasa dipilih benar, kemudian ditata
dengan baik, selanjutnya ditampilkan di depan penonton. Cara kerja
memilih/menemukan, menata, dan menampilkan benar-benar merupakan langkah-
langkah seperti dalam retorika.
4. Bidang Pendidikan
Secara umum pendidikan diartikan sebagai cara memberikan pengetahuan yang
sistematis kepada anak didik untuk mengembangkan dirinya dengan memberi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Jadi pendidikan hanyalah membantu memberikan bimbingan kepada anak didik
sehingga potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara wajar. Untuk dapat
mewujudkan tujuan tersebut, maka para pendidik perlu membuat perencanaan,
menyiapkan materi, menata unit-unit materi, menentukan sarana, menetapkan
metode, dan melaksanakan kegiatan pengajaran. Dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan yang dilakukan itu, para pendidik selalu mengkaji persoalan-pesoalan
yang ada seputar anak didik kita. Hal ini dilakukan agar bimbingan (pendidikan)
yang diberikan dapat memotivasi, menarik minat, dan memersuasi anak didik kita
untuk belajar. Dalam melakukan kegiatan seperti inilah para pendidik terlibat dalam
penggunaan retorika.
5. Penggunaan Retorika dalam Tulisan
Para wartawan dan reporter adalah orang-orang yang terlibat dalam penggunaan
retorika. Pada saat mereka akan menulis kolom, rubrik, tajuk, atau berita, semuanya
memerlukan kemampuan menggunakan retorika. Intinya adalah bagaimana mereka
dapat memersuasi atau menarik perhatian pembacanya. Kadang-kadang ada penulis
yang mempunyai niat menggebu-gebu untuk menarik perhatian pembacanya.
Karena keinginan yang menggebu-gebu itu, tulisan mereka sering terkesan
tendensius. Selain itu retorika juga digunakan pada saat kita menulis makalah atau
artikel. Pada saat menulis makalah, kita akan melakukan langkah-langkah dalam
retorika, seperti menemukan topik, melakukan riset topik, kemudian menyusunnya
dalam tulisan yang baik dan menarik.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan berbicara tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Berbicara merupakan kebutuhan manusia. Kegiatan dan bentuk berbicara banyak
ragamnya. Dapat dikatakan bahwa retorika menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Hingga kini retorika digunakan dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, seni,
tulisan, dan pendidikan. Semua bidang tersebut memerlukan kemampuan retorika.
Pemanfaatan retorika tidak hanya pada karya seni baik seni klasik maupun pada
seni modern, misalnya pada seni drama, teater, dan film. Pada ketiga kesenian ini
bahasa dan gaya bahasa dipilih benar, kemudian ditata dengan baik, selanjutnya
ditampilkan di depan penonton. Cara kerja memilih/menemukan, menata, dan
menampilkan benarbenar merupakan langkah-langkah seperti dalam retorika. Selain itu
retorika juga digunakan pada saat kita menulis makalah atau artikel. Pada saat menulis
makalah, kita akan melakukan langkah-langkah dalam retorika, seperti menemukan
topik, melakukan riset topik, kemudian menyusunnya dalam tulisan yang baik dan
menarik.

B. Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan, dan
jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami sangat menerima kritikan dan saran dari
pembaca terhadap kami agar kai dapat memperbaiki untuk kedepannya terhadap fokus
– fokus yang menjelaskan Retorika dan Kehidupan sehari-hari dengan sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rajiyem, Journal Sejarah dan Perkembangan Retorika, vol. 17

Syekh Abdul Hamid Asy-Syarwani, Hasyiyyah Asy-syurwani ala Tuhfatil Muhtaj, Beirut

Daar Al-kutub, 3003, jilid 7, h. 217.

M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Misbah, jilid. 7, h. 594

Prof. Dr. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah (Jakarta, Gema Insani Pers, 2018) cet

pertama, 36.

Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComm&MediaSt Dr. Anna Gustina Zainal, M.Si, Buku Ajar

Retorika, cet pertama, hal. 105.

Dr. Hj. Umdatul Hasanah, M. Ag, Retorika Dakwah Kontemporer, cet pertama, hal. 107

Anda mungkin juga menyukai