Makalah Antropologi Hukum - Kelompok 2 REVISI#
Makalah Antropologi Hukum - Kelompok 2 REVISI#
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB 2............................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................
BAB 3..........................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
dengan baik. Metode normatif eksploratif melibatkan pendekatan analitis terhadap
hukum yang ada, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi norma-
norma hukum yang relevan. Metode ini membantu para pembuat kebijakan untuk
memahami kerangka konseptual hukum yang ada dan melihat bagaimana norma-
norma tersebut dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks hukum yang baru.
Hal itulah yang mendasari penulis dalam menulis artikel ini. Dalam artikel
ini penulis akan membahas lebih rinci mengenai latar belakang pembentukan
UUD / hukum positif menggunakan metode normatif eksploratif.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
tentu mengadopsi dan menyerap nilai-nilai dari semua kepentingan agama Suku
tradisi dan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia karena dalam hal ini
tidak terlepas disesuaikan dengan kondisi rakyat Indonesia itu sendiri.
5
eksploratif sangat penting dalam antropologi hukum karena dapat membantu para
peneliti memahami bagaimana hukum dan praktik hukum dipandang dan
diinterpretasikan oleh masyarakat di berbagai konteks budaya dan sosial. Metode
ini juga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana
hukum dan praktik hukum dapat mempengaruhi dan dibentuk oleh budaya dan
masyarakat di dalamnya.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap berdiri sendiri
sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah
penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan bangsa
Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan
janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih
bebas dan leluasa berbuat sesuatu dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat
kemerdekaan tiba.
6
sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala
UUD 1945 berhasil diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Dokuritsu Junbi Inkai )
Hukum positif Indonesia juga mengadopsi konsep hukum positif dari para
pemikir hukum positif terpapar di atas sehingga hukum positif Indonesia juga
merupakan peraturan tertulis, disahkan oleh kekuasaan yang berdaulat, dan
terpisah dari nilai-nilai moral (baik dan buruk). Secara kelembagaan, di Indonesia
juga terdapat lembaga pengadilan dari tingkat pertama di wilayah Kabupaten
hingga tingkat banding (wilayah propinsi) dan kasasi di tingkat pusat (Mahkamah
Agung). Sistem pengadilan yang bersifat hierarkhi ini juga merupakan salah satu
karakter dari hukum positif.
7
2.3. Contoh Penerapan UUD Menggunakan Metode Normatif Eksploratif
8
sesuai dengan peraturan. Wajib pajak akan mematuhi peraturan perpajakan
bila terdapat sanksi yang tegas bagi para pelanggarnya sehingga akan
meningkatkan kepatuhan pajak (Rajif, 2012).
9
Negara sebagai badan politik yang tertinggi mengatur syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar para pihak yang melangsungkan suatu
perkawinan itu sah menurut hukum.Dalam Undang-undang
Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 bahwa perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia yang
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi jika perkawinan
itu hanya mengikuti ketentuan perundang-undangan berarti
perkawinan itu sah menurut undang-undang, perkawinan yang
dilakukan tidak berdasarkan hukum adat maka perkawinan itu tidak sah
menurut adat.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan mengemai alasan dan latar belakang terciptanya UUD atau
hukum positif dapat di seimpulkan bahwaMetode normatif eksploratif adalah
salah satu metode penting dalam pembuatan Undang-Undang Dasar (UUD) atau
hukum positif. Metode ini sangat penting karena melibatkan proses analisis dan
interpretasi teks hukum, yang merupakan bagian penting dari pembuatan UUD
atau hukum positif dengan baik. Metode normatif eksploratif melibatkan
pendekatan analitis terhadap hukum yang ada, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi norma-norma hukum yang relevan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Syofyan Hadi, Hukum Positif dan the Living Law, No. 26 Vol. 13, Jakarta, 2017
Najib, D. F. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas
Brawijaya, Malang.
12