Jenis Substrat: Kitosan Kitosan sebagai media amobilisasi enzim dapat diubah strukturnya oleh adanya senyawa pengikat silang . Salah satu agen pengikat silang adalah natrium tripolifosfat . Dengan penambahan natrium tripolifosfat, ukuran pori dan porositas kitosan dapat berubah , sehingga akan mempengaruhi jumlah enzim yang tertahan pada matriks Perlakuan : Amobilisasi enzim dilakukan dengan cara mencampurkan 1 ml larutan enzim hasil pemurnian pada berbagai perlakuan kitosan (1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0)% sebanyak 4 mL. Larutan campuran masing-masing dimasukkan ke dalam syringe dan ditekan sehingga campuran menetes ke dalam wadah berisi 10 mL larutan natrium tripolifosfat 3%. Manik- manik yang terbentuk dibiarkan terendam dalam larutan natrium tripolifosfat 3% selama 75 menit. Enzim amobil dengan larutan dipisahkan melalui penyaringan. Filtrat yang didapat diuji kadar protein sisanya dan pektinase amobil yang didapat diuji aktivitasnya Pengamatan: Pektinase yang diamobilkan akan terjebak dalam kitosan yang berikatan silang dengan natrium tripolifosfat. Kitosan yang dilarutkan dalam asam asetat akan mengalami protonasi pada gugus aminanya menjadi -NH3 + . Peningkatan konsentrasi kitosan yang digunakan untuk amobilisasi pektinase akan meningkatkan jumlah pektinase terjebak . Pada konsentrasi kitosan 3%, jumlah pektinase yang terjebak paling banyak yaitu sebesar 3,652 mg/mL. Semakin besar konsentrasi kitosan maka ikatan silang yang terbentuk juga semakin banyak, akibatnya pori yang dihasilkan juga semakin rapat. Kerapatan pori ini akan mencegah pektinase yang terjebak untuk lepas kembali selama proses amobilisasi, selain itu kerapatan pori mempengaruhi kemampuan sisi aktif pektinase untuk bergerak bebas dan berikatan dengan substrat. Hasil Pengamatan: Aktivitas amobilisasi pektinase dalam matriks kitosan- NatirumTripolifosfat sebesar 49, 6 Unit dan Efisiensi pemakaian ulang pektinase pada sistem amobil dengan matriks kitosan-natrium tripolifosfat dapat dilakukan sampai lima kali pengulangan dengan aktifitas terakhir 54.03% Sumber Pustaka: Prasetyawan,s (2015) OPTIMASI AMOBILISASI ENZIM PEKTINASE DARI ASPERGILLUS NIGER MENGGUNAKAN MATRIKS KITOSAN –NATRIUM TRIPOLIFOSFAT DAN PENENTUAN EFISISENSI PENGGUNAANNYA. Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Metode : Amobilisasi Enzim Cross-Linking Jenis Enzim : Bromelin Jenis Substrat : Kasein dengan bantuan Kitosan Kitosan dapat mempengaruhi jumlah enzim yang teramobil. Perlakuan : Amobilisasi bromelin dilakukan dengan variasi pada Kitosan mulai dari 50, 100, 150, 200 dan 250 mg. Enzim Bromelin sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam 3,6 mL Larutan buffer fosfat pH 6 dan ditambahkan kitosan dengan lima variasi, kemudian didiamkan selama 15 menit dalam lemari es. Campuran ditambahkan 0,4 mL Glutaraldehid 5% dan didiamkan 30 menit pada suhu ruang. Campuran disimpan dalam lemari es selama 18 jam. Enzim amobil yang terbentuk disaring dan dicuci dengan 30 mL aquades. Filtrat air cucian enzim diencerkan hingga 50 mL dan ditentukan kandungan proteinnya (jumlah enzim yang tidak teramobil). Selanjutnya, enzim amobil diambil 10 mg setiap variasi dan diuji aktivitasnya dengan substrat kasein 3000 ppm. Enzim bromelin yang ditambahkan mulai dari 10, 30, 50, 70 dan 90 mg. Setelah enzim amobil terbentuk, kemudian disaring dan dicuci dengan larutan 30 mL aquades. Filtrat air cucian Enzim diencerkan hingga 50 mL dan ditentukan kandungan proteinnya (jumlah enzim yang tidak Teramobil). Kemudian enzim amobil diambil 10 mg setiap variasi dan diuji aktivitasnya dengan substrat Kasein 3000 ppm. Enzim bromelin yang telah diamobilisasi ditentukan aktivitasnya terhadap pengaruh konsentrasi substrat. Substrat kasein yang ditambahkan yaitu dari 1000, 2000 dan 3000 ppm dan diambil masing-masing sebanyak 10 mL. Enzim bromelin amobil 10 mg dimasukkan ke dalam larutan substrat dan dihomogenkan dengan shaker kecepatan 120 rpm pada suhu ruang selama 2 jam. Enzim bromelin amobil dipisahkan dari larutan substrat. Filtrat yang telah dipisahkan ditentukan kadar protein menggunakan metode biuret. Pengamatan : Enzim akan berikatan silang dengan matriks pendukung kitosan yang diaktifkan oleh pereaksi Cross linking yaitu glutaraldehid. Gugus aldehid pada Glutaraldehid akan berikatan dengan gugus amina pada Kitosan dan gugus amino pada enzim, sehingga membentuk formasi kitosan-glutaraldehid-enzim. Kitosan dilakukan lima variasi dengan penambahan jumlah enzim yang sama besar yaitu 50 mg. Dengan dilakukannya variasi tersebut, dapat diketahui pengaruh konsentrasi kitosan terhadap jumlah enzim yang teramobil. Semakin banyak kitosan yang diberikan maka semakin meningkat jumlah enzim yang teramobil. Jumlah enzim yang teramobil tersebut merupakan enzim terdapat dalam massa total (dengan matriks kitosan) yang diperoleh, dimana semakin banyak kitosan maka massa total enzim amobil diperoleh semakin besar. Untuk itu pengukuran aktivitas enzim dilakukan dengan menggunakan massa enzim amobil yang sama besar. Hasil Pengamatan : Konsentrasi kitosan dan konsentrasi bromelin berpengaruh terhadap jumlah enzim yang teramobil serta aktivitasnya. Kondisi optimum dari variabel yang dilakukan pada amobilisasi enzim Bromelin didapatkan pada konsentrasi kitosan 250,4 mg dan konsentrasi enzim 10 mg dengan total enzim teramobil 9,5417 mg dan aktivitas enzim dalam 10 mg Enzim amobil sebesar 86,2067 Unit. Uji aktivitas enzim amobil maksimum pada konsentrasi substrat 3000 ppm dan perulangan penggunaan enzim amobil dapat digunakan hingga enam kali dengan efisiensi 57,69%. Sumber Pustaka : Sya’bana, M & Nawfa, R.(2016).Optimasi Amobilisasi Bromelin Menggunakan Matriks Pendukung Kitosan. JURNAL SAINS DAN SENI ITS, 5(2), 117-121. Metode : Amobilisasi Enzim Kovalen Jenis Enzim : Lipase Jenis Substrat : kitosan Perlakuan :Padatan enzim sebanyak 1 mg terlebih dahulu dilarutkan dalam 1 Ml bufer K- fosfat 50 mM pH 8, untuk memperluas area kontak enzim dengan matriks. Dalam tabung terpisah, sebanyak 10 mg KMK disuspensikan dalam 2 mL pelarut (isopropanol atau kloroform). Ke dalam suspensi KMK kemudian ditambahkan larutan enzim. Campuran matriks-enzim diaduk pada 20 oC selama 12 jam. Setelah reaksi berakhir, larutan disentrifugasi pada 3800 × g selama 30 menit. Enzim terikat matriks terdapat di bagian pelet, yang selanjutnya dibilas dengan 3 × 5 mL bufer K-fosfat 50 mM pH 8 dan disimpan pada suhu 4 oC. Sebanyak 500 µL sampel direaksikan dengan 500 µL reagen Bradford kit pada suhu ruang. Reaksi dibiarkan berlangsung selama sepuluh menit. Produk hasil reaksi diukur pada panjang gelombang 595 nm. Absorbansi sampel kemudian dibandingkan dengan kurva standar Bovine Serum Albumin. Kadar protein terikat matriks ditentukan dari selisih enzim mulamula dengan enzim yang terukur di supernatan Campuran substrat dibuat dengan mencampurkan larutan substrat p-nitrofenil dekanoat 10 mM (dalam asetonitril), etanol, dan bufer glisin-NaOH 50 mM pH 9 dengan perbandingan 1:4:95. Campuran substrat dibuat segar sebelum dilakukan uji aktivitas. Sebanyak 90 µL campuran substrat ditempatkan dalam tabung mikro dan diinkubasi selama 30 detik. Kedalam tabung mikro ditambahkan 1mg enzim amobil kemudian campuran akhir diinkubasi selama 90 detik. Reaksi dihentikan dengan inkubasi campuran enzim-substrat dalam es. Uji aktivitas dilakukan pada 50 oC dan pH 9. Produk hasil reaksi diukur pada panjang gelombang 405 nm. Selisih dari absorbansi kemudian dibandingkan dengan kurva standar p-nitrofenol untuk menentukan aktivitas enzim. Pengamatan : Proses amobilisasi secara kovalen menghasilkan ikatan yang kuat antara matriks dan enzim, namun lokasi pengikatan yang berada di sekitar sisi aktif enzim dapat mengganggu aktivitas enzim. Interaksi matriks KMK dengan enzim diduga berasal dari gugus karboksimetil yang bersifat asam dengan residu-residu asam amino basa dalam enzim, seperti lisin dan arginin. Hasil pemetaan residu-residu lisin dan arginin dalam enzim lipase Geobacillus thermoleovorans PPD2 menunjukkan adanya residu di bagian lid, yang dapat berakibat fatal jika terikat ke matriks. Hasil Pengamatan : Sistem amobilisasi menggunakan matriks karboksimetil kitosan (KMK) berhasil diterapkan untuk mengamobilisasi enzim lipase. Matriks KMK terikat secara kovalen dengan residu-residu asam amino basa yang tersebar di permukaan enzim, dengan beberapa residu diantaranya berada di dekat lid sehingga terjadi penurunan aktivitas enzim amobil. Amobilisasi lipase pada matriks KMK dalam pelarut isopropanol memberikan hasil yang lebih baik dari segi pengikatan protein maupun aktivitas enzim amobil yang dihasilkan. Sumber Pustaka : Permana, A, H & Yuliana, E.(2020).Pembuatan Matriks Karboksimetil Kitoson Untuk Amobilisasi Enzim Lipase. Jurnal Warta Akab 44 (1), 20-25