Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENETAPAN

HARGA JUAL PADA TOKO DAN RUMAH MAKAN BRANTAS

MAKALAH MINI

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah


Akuntansi Manajemen Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo

Oleh :

SAMIPUTRI AYU SARIDJAN


NIM : 921418024

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang memiliki


kuasa atas seluruh makhluk-Nya, dan berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal mini ini dengan judul
“Penerapan Metode Cost Plus Pricing Dalam Penetapan Harga Jual
Pada Toko Dan Rumah Makan Brantas”.
Proposal mini ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
pada Mata Kuliah Akuntansi Manajemen, Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Gorontalo.
Upaya ini didasari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa bantuan dan
dukungan dari pihak lain. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati pada
kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Allah SWT. yang telah membantu dan memudahkan saya dalam
penelitian dan penyusunan proposal mini ini.
2. Kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk
doa maupun materi.
3. Ibu Valentina Monoarfa, SE, MM selaku Dosen Pengampu pada Mata
Kuliah Ekonomi Syariah, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo.
4. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan Proposal Mini ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari khilaf dan salah, tentunya tugas
ini masih terdapat kekeliruan dan kesalahan sehingganya dapat mengurangi
makna dari tulisan ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik
dan saran yang dapat menyempurnakan tugas Ujian Tengah Semester ini.

Gorontalo, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
2.1 Definisi Harga Jual............................................................................4
2.2 Definisi Harga Pokok Produksi.........................................................4
2.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi .......................................5
2.4 Metode Cost Plus Pricing .................................................................5
2.5 Definisi Laba ....................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................7
3.2 Dasar Penelitian...................................................................................7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................8
4.1.1 Penggolongan Biaya..................................................................8
4.1.2 Perhitungan Harga Jual dengan metode Cost Plus Pricing.......12
4.1.3 Perbandingan antara Harga Jual perusahaan dengan harga jual
metode Cost Plus Pricing...................................................................14
4.2 Pembahasan.........................................................................................15
BAB V PENUTUP........................................................................................
5.1 Kesimpulan..........................................................................................16
5.2 Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................17
LAMPIRAN GAMBAR...............................................................................18

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Centre of Reform in Economics (CORE) menilai ekonomi Indonesia memiliki
potensi untuk tumbuh di atas 5% pada kuartal I 2019. Di mana konsumsi rumah
tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Sementara daya beli
masyarakat juga terjaga, terlihat dari inflasi hingga kuartal I 2019 yang menunjukkan
terkendali. Kementrian Perdagangan Indonesia dalam hal ini semakin agresif dalam
mendorong peningkatan ekspor non migas terutama pada industri kecil menengah.
Banyak diantara perusahaan industri kecil seperti usaha kecil menengah
(UMKM) yang tidak memahami secara benar mengenai penentuan harga pokok
produksi. Harga pokok produksi berpengaruh terhadap harga jual. Harga jual yang
ditentukan harus dapat menutupi biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Untuk
itu, perusahaan harus menentukan harga jual dengan tepat agar perusahaan dapat
memperoleh laba sesuai dengan yang diharapkan dan jauh dari ancaman kerugian
bahkan kebangkrutan. Perusahaan harus menggunakan suatu metode untuk
menentukan harga jual, salah satunya yaitu metode Cost Plus Pricing.
Di Provinsi Gorontalo terdapat banyak perusahaan manufaktur yang bergelut
di industri pangan, salah satunya adalah Toko Brantas yang terletak di Jl. Raja Eyato
No. 05, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Toko ini merupakan toko yang
dikelola pertama kali oleh keluarga Pak Edo Korin dan didirikan pada tahun 1963
dengan usaha utama yaitu menjual roti yang diproduksi sendiri di pabrik yang terletak
di Kecamatan Huntu Selatan, Kabupaten Bone Bolango. Seiring berjalannya waktu,
toko ini mulai mengembangkan usahanya. Hingga kini, toko yang telah berdiri sejak
lebih dari 50 tahun yang lalu tersebut telah berganti nama menjadi Toko dan Rumah
Makan Brantas yang menjual bukan hanya roti, tetapi juga kue khas daerah, kue roll,
kue brownies, juga makanan dan minuman saji seperti nasi goreng, bakso to, ayam
lalapan, es kacang merah, es campur dan masih banyak lagi.

1
Berikut ini data 5 produk paling laris yang diproduksi langsung dan dijual
oleh Toko dan Rumah Makan Brantas beserta harga jualnya :
Tabel.1 Produk Toko dan Rumah Makan Brantas
Nama Produk Harga Jual

Roti Isi Cokelat Rp 6.000

Kue Lemper Rp 3.000

Kue Roll Rp 5.000

Bakso To
Rp 15.000

Es Kacang Merah Rp 12.500

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa harga jual untuk produk di Toko dan
Rumah Makan Brantas lumayan tinggi dari harga pada usaha kecil namun setara
dengan harga produk yang diproduksi oleh perusahaan ternama di Gorontalo seperti
Saronde (Berdasarkan hasil analisis harga jual oleh peneliti). Untuk penetapan harga
jual, Toko dan Rumah Makan Brantas masih menetapkan harga secara tradisional,
artinya seluruh biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik dihitung tetapi tidak
memperhitungkan biaya tenaga kerja. Selain itu, laba yang diharapkan tidak
ditetapkan terlebih dahulu melainkan dengan cara memperkirakan harga jual wajar
pasar. Pendekatan cara tradisional Toko dan Rumah Makan Brantas dalam
menetapkan Harga jual produk yang mirip seperti metode Cost Plus Pricing dalam
penetapan harga jual.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, oleh karena itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Metode Cost Plus
Pricing Dalam Penetapan Harga Jual Pada Toko dan Rumah Makan Brantas”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah : Bagaimanakah penetapan harga jual pada Toko dan Rumah Makan
Brantas dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :


Untuk mengetahui berapa harga jual pada Toko dan Rumah Makan Brantas jika
menggunakan metode Cost Plus Pricing.

1.4 Manfaat
Dengan memperhatikan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat :
- Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wacana
dan wawasan pengetahuan mengenai Bagaimana menetapkan harga jual
dengan menggunakan metode-metode yang ditetapkan sehingga perusahaan
dapat memaksimalkan laba yang akan mereka peroleh.
- Memperluas pengetahuan tentang Penetapan harga jual serta metode-metode
yang digunakan dan untuk mengembangkan penalaran, membentuk pola
pikir dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh.
- Diharapkan masyarakat mendapatkan suatu informasi mengenai bagaimana
suatu perusahaan menetapkan harga jual atas produknya, berapa biaya-biaya
yang mereka keluarkan untuk memproduksi satu jenis produk serta
setimpalkah harga yang mereka keluarkan untuk membeli sebuah produk
dengan kuantitas juga kualitas produk yang mereka dapatkan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Harga Jual


Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan
selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku
terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal.
Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga jual adalah
jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut Mulyadi
(2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah
dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginka n perusahaan, karena
itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang
dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga
yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang
sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.2 Pengertian Harga Pokok Produksi

4
Menurut Mulyadi (dalam Farhah 2017:12), “Harga pokok produksi adalah
total biaya - biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk yang siap untuk dijual. ”Menurut Supriyono (dalam Wuryansari 2016:11),
“Harga pokok produksi adalah semua elemen biaya yang diproduksi baik tetap
maupun variabel.” Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan harga pokok
produksi adalah total dari biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel yang
terjadi dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
2.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi yang akurat sangat penting untuk analisis
profitabilitas dan keputusan strategis yang berkenaan dengan desain produk,
penetapan harga dan bauran produk. Menurut Mulyadi (dalam Purnama 2017:27),
dalam menentukan harga pokok produksi terdapat berbagai cara atau metode yang
dapat digunakan seperti full costing dan variable costing.
1. Full costing
Menurut Mulyadi (dalam Purnama 2017:27) full costing merupakan
penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi
ke dalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun
yang berperilaku tetap.
2. Variable costing
Menurut Gersil dan Cevdet (dalam Purnama 2017:29), Variable
costing adalah metode yang menentukan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan unsur biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Sedangkan untuk biaya
tetap akan dibebankan pada periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan variable costing barang yang akan dijual tidak
mengandung biaya overhead tetap. Variabel costing lebih banyak
digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek.

5
2.4 Cost Plus Pricing
Menurut Sodikin (2015:164), harga jual produk harus dapat menutup seluruh
biaya perusahaan, bukan hanya biaya produksi, tetapi juga biaya nonproduksi
seperti biaya administrasi umum dan pemasaran. Pendekatan yang lazim untuk
menentukan harga jual produk standar adalah menerapkan formula cost plus.
Menurut pendekatan ini, harga jual adalah biaya (cost) ditambah dengan
markup sebesar persentase tertentu dari biaya tersebut. Markup harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga laba yang diinginkan dapat tercapai. Dalam pendekatan
ini dikenal empat pendekatan dalam menentukan harga jual yaitu :
a. Biaya Produksi Penuh (Full Costing)
Menurut pendekatan ini, biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik tetap dan variabel.
b. Biaya Penuh (Full Cost)
Full cost adalah seluruh biaya perusahaan yang terdiri atas biaya
produksi total (variabel plus tetap) dan biaya nonproduksi total (variabel
plus tetap).
c. Biaya Produksi Variabel (Variable Costing)
Menurut pendekatan ini, biaya produk hanya terdiri atas biaya
variabel yang diperlukan untuk memproduksi barang/jasa. Elemen biaya
produk hanya meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap dianggap bukan
biaya produksi, melainkan biaya perioda (period cost).
d. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Variable cost adalah seluruh biaya variabel baik biaya produksi
variabel maupun biaya nonproduksi variabel.

2.5 Pengertian Laba

6
Menurut Soemarso S.R (dalam 2017:3), “Laba adalah selisih lebih
pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha, untuk
memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu.”Menurut Kotler (dalam
2017:3), ”Laba adalah pendapatan (revenue) dikurangi biaya-biaya (cost).”
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa laba dalah selisih
antara pendapatan dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan
usaha dalam suatu periode tertentu.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Toko dan Rumah Makan Brantas, di Jl. Raja
Eyato No. 05, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Dilakukan pada hari
Jumat, 28 Februari 2020. Pukul 19.30 WITA.

3.2 Dasar Penelitian


Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa wawancara langsung
dengan pemilik Toko dan Rumah Makan Brantas guna memperoleh informasi
mengenai keuangan dan kegiatan-kegiatan yang terjadi di Toko dan Rumah
Makan Brantas. Data yang penulis peroleh berasal dari internal perusahaan yang
dalam hal ini berasal dari pemilik Toko dan Rumah Makan Brantas berupa data
mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, data karyawan
dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
dengan observasi, wawancara serta studi pustaka/ kajian pustaka. Metode yang
digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif kuantitatif.

7
Data diperoleh dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan metode full
costing untuk menghitung harga pokok produksi dan pendekatan Cost Plus
Pricing untuk menentukan harga jual kepada konsumen oleh Toko dan Rumah
Makan Brantas. Tahapan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang terjadi di perusahaan sesuai dengan
teori akuntansi yang ada.
2. Melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode
full costing.
3. Menetapkan harga jual.
4. Menghitung laba yang dihasilkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada penelitian ini, penulis mengambil 5 jenis produk terlaris yang akan
dijadikan sampel, yaitu roti isi cokelat, kue lemper, kue roll, bakso to, dan es kacang
merah. Penelitian ini mengambil sampel data bulan Februari 2020. Berikut ini
disajikan data produksi masing-masing jenis produk :

Tabel 2. Jumlah Produksi masing-masing jenis produk


Taksiran Jumlah Produk yang Dihasilkan
Jenis Produk
Per Hari Per Minggu Per Bulan
Roti Isi Cokelat
150 1050 4500
Kue Lemper
200 1400 6000
Kue Roll
150 1050 4500
Bakso To
60 420 1800
60 420 1800
Es Kacang Merah

8
Total Produksi 485 4340 18600
Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

4.1.1 Penggolongan Biaya


Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Christanti, 2014).

1. Biaya Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung yang digunakan Toko Brantas dalam memproduksi
produk mereka adalah sebagai berikut :

a. Bahan Baku Langsung Roti Isi Cokelat


Tabel 3. Biaya Bahan Baku Langsung Pembuatan Roti Isi Cokelat pada bulan
Februari 2020
Jumlah pemakaian Jumlah pemakaian
Bahan Baku Langsung Biaya Bulanan
bahan baku langsung bahan baku langsung Biaya Satuan (Rp)
(dalam satuan) (Rp)
per hari pe bulan
Tepung (Kg) 5 Kg 150 Kg Rp 8,500 Rp 1,275,000
Gula Pasir (Kg) 1 Kg 30 Kg Rp 17,000 Rp 510,000
Susu Bubuk (Kg) 0.25 Kg 7.5 Kg Rp 43,000 Rp 322,500
Ragi (Kg) 0.075 Kg 2.25 Kg Rp 85,000 Rp 191,250
Pengembang (Kg) 0.025 Kg 0.75 Kg Rp 80,000 Rp 60,000
Garam (Kg) 0.075 Kg 2.25 Kg Rp 17,000 Rp 38,250
Butter (Kg) 0.75 Kg 22.5 Kg Rp 32,000 Rp 720,000
Telur (Butir) 10 butir 300 butir Rp 2,500 Rp 750,000
Air (kg) 2.5 kg 75 Kg
Cokelat (Kg) 3 Kg 90 Kg Rp 52,000 Rp 4,680,000
Total Rp 8,547,000
Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

9
Toko Brantas melakukan lima kali produksi roti isi cokelat dalam satu hari. Biaya
bahan baku langsung roti isi cokelat dalam sebulan adalah Rp 8.547.000,-

b. Bahan Baku Langsung Kue Lemper


Tabel 4. Biaya Bahan Baku Langsung Pembuatan Kue Lemper pada bulan
Februari 2020
Jumlah pemakaian Jumlah pemakaian
Bahan Baku Langsung Biaya Bulanan
bahan baku langsung bahan baku langsung Biaya Satuan (Rp)
(dalam satuan) (Rp)
per hari pe bulan
Beras Ketan (Kg) 1.6 kg 48 kg Rp 27,200 Rp 1,305,600
Abon Sapi (Kg) 0.25 kg 7.5 kg Rp 52,500 Rp 393,750
Santan Kental (L) 0.8 L 24 L Rp 27,200 Rp 652,800
Daun Salam (lmbr) 4 lmbr 120 lmbr Rp 750 Rp 90,000
Daun Jeruk Purut (lmbr) 4 lmbr 120 lmbr Rp 1,000 Rp 120,000
Gula Pasir (sdt) 1 sdt atau 0.005 kg 0.15 kg Rp 17,000 Rp 2,550
Garam (sdm) 1 sdm atau 0.014 kg 0.42 kg Rp 17,000 Rp 7,140.00
Total Rp 2,571,840

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

Toko Brantas melakukan satu kali produksi kue lemper dalam satu hari. Biaya bahan
baku langsung roti isi cokelat dalam sebulan adalah Rp 2.571.840,-
c. Bahan Baku Langsung Kue Roll
Tabel 5. Biaya Bahan Baku Langsung Pembuatan Kue Roll pada bulan
Februari 2020
Jumlah pemakaian Jumlah pemakaian
Bahan Baku Langsung Biaya Bulanan
bahan baku langsung bahan baku langsung Biaya Satuan (Rp)
(dalam satuan) (Rp)
per hari pe bulan
Telur (Butir) 18 Butir 540 Butir Rp 2,500 Rp 1,350,000
Gula Kastor (Kg) 0.27 kg 8.1 kg Rp 25,000 Rp 202,500
Cake Emulsifier (sdm) 3 sdm 90 sdm Rp 1,400 Rp 126,000
Tepung Terigu (kg) 0.21 kg 6.3 kg Rp 8,500 Rp 53,550
Maizena (kg) 0.03 kg 0.9 kg Rp 43,000 Rp 38,700
Susu Bubuk (kg) 0.03 kg 0.9 kg Rp 105,000 Rp 94,500
Mentega Cair (kg) 0.375 kg 11.25 kg Rp 13,000 Rp 146,250
Vanila Essence (ml) 15 ml 450 ml Rp 133 Rp 59,850
Butter Cream (kg) 0.1875 kg 5.625 kg Rp 52,000 Rp 292,500
Total Rp 2,363,850
Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

10
Toko Brantas melakukan tiga kali produksi kue roll dalam satu hari. Biaya bahan
baku langsung roti isi cokelat dalam sebulan adalah Rp 2.363.850,-

d. Bahan Baku Langsung Bakso To


Tabel 6. Biaya Bahan Baku Langsung Pembuatan Bakso To pada bulan
Februari 2020
Jumlah pemakaian Jumlah pemakaian
Bahan Baku Langsung Biaya Bulanan
bahan baku langsung bahan baku langsung Biaya Satuan (Rp)
(dalam satuan) (Rp)
per hari pe bulan
Daging (kg) 1 kg 30 kg Rp 120,000 Rp 3,600,000
Tepung Tapioka (kg) 0.5 kg 15 kg Rp 18,000 Rp 270,000
Bumbu Dapur Rp 100,000
Air (L) 10 L 300 L Rp 5,000 Rp 1,500,000
Telur (Butir) 20 butir 600 Butir Rp 2,500 Rp 1,500,000
Tulang Sapi (kg) 0.125 kg 3.75 kg Rp 50,000 Rp 187,500
Total Rp 7,157,500

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

Toko Brantas melakukan satu kali produksi Bakso dalam satu hari. Biaya bahan baku
langsung roti isi cokelat dalam sebulan adalah Rp 7.157.500,-

e. Bahan Baku Langsung Es Kacang Merah


Tabel 7. Biaya Bahan Baku Langsung Pembuatan Es Kacang Merah pada bulan
Februari 2020
Jumlah pemakaian Jumlah pemakaian
Bahan Baku Langsung Biaya Bulanan
bahan baku langsung bahan baku langsung Biaya Satuan (Rp)
(dalam satuan) (Rp)
per hari pe bulan
Kacang Merah (kg) 1 kg 30 kg Rp 35,000 Rp 1,050,000
Coklat Bubuk (kg) 0.25 kg 7.5 kg Rp 83,000 Rp 622,500
Gula (kg) 1 kg 30 kg Rp 17,000 Rp 510,000
SKM Cokelat (1/2 klg) 1/2 klg atau 187.5 ml 15 klg atau 5625 Rp 10,000 Rp 150,000
Susu Bubuk (kg) 0.25 kg 7.5 kg Rp 105,000 Rp 787,500
Es Batu (buah) 2 buah 60 buah Rp 2,000 Rp 120,000
Total Rp 3,240,000

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

11
Toko Brantas melakukan satu kali produksi es kacang merah dalam satu hari. Biaya
bahan baku langsung roti isi cokelat dalam sebulan adalah Rp 3.240.000,-

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi kelima produk tersebut
sebanyak 25 orang karyawan.
Tabel 8. Biaya Tenaga Kerja Langsung Bulan Februari 2020
Jumlah Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja
Jenis Pekerjaan Jumlah
Langsung (Orang) Langsung
Manajer 2 Rp 1,500,000 Rp 3,000,000
Chef 4 Rp 1,350,000 Rp 5,400,000
Baker 2 Rp 1,200,000 Rp 2,400,000
Kasir 1 Rp 1,050,000 Rp 1,050,000
Waitress 1 Rp 1,050,000 Rp 1,050,000
Cleaning Service 2 Rp 500,000 Rp 1,000,000
Total Rp 13,900,000

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung yang dikeluarkan selama bulan februari 2020
adalah sebesar Rp 13.900.000,-
3. Biaya Overhead Pabrik
Tabel 9. Biaya Overhead Pabrik Bulan Februari 2020

Jenis Biaya Total Biaya (Rp)

Biaya Overhead Pabrik Variabel :


Biaya Listrik dan Air Rp 4,500,000
Biaya Telepon Rp 250,000
Biaya Gas Rp 1,500,000
Total Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 6,250,000

Sumber : Toko dan Rumah Makan Brantas Februari 2020

12
Total Biaya Overhead Pabrik Variabel yang dikeluarkan selama bulan februari 2020
adalah sebesar Rp 6.250.000,-

4.1.2 Perhitungan Harga Jual dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing
Berdasarkan penelitian, Laba yang diharapkan Toko Brantas adalah 20%.
Selanjutnya harga jual produk dapat dihitung dengan menjumlahkan total biaya
produksi dengan laba yang diharapkan yaitu 20% kemudian dibagi total produksi
produk selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Rumus Metode Cost Plus Pricing :
Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan
Harga Jual Produk =
Total Produksi Sebulan

a. Harga Jual Roti Isi Cokelat


Biaya Bahan Langsung = Rp 8.547.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 13.900.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 6.250.000
Total Biaya Produksi = Rp 28.697.000

Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan


Harga Jual Roti Isi Cokelat =
Total Produksi Sebulan
28.6 97.000+(20 % x 2 8.6 97.000)
= = Rp. 7.653,-
4500
b. Harga Jual Kue Lemper
Biaya Bahan Langsung = Rp 2.571.840
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 13.900.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 6.250.000
Total Biaya Produksi = Rp 22.721.840

Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan


Harga Jual Kue Lemper =
Total Produksi Sebulan

13
22.721.840+(20 % x 22.721 .840)
= = Rp. 4.544,-
6000

c. Harga Jual Kue Roll


Biaya Bahan Langsung = Rp 2.363.850
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 13.900.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 6.250.000
Total Biaya Produksi = Rp 22.513.850

Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan


Harga Jual Kue Roll =
Total Pr oduksi Sebulan
22.513.850+(20 % x 22.513.850)
= = Rp. 6.004,-
4500

d. Harga Jual Bakso To


Biaya Bahan Langsung = Rp 7.157.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 13.900.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 6.250.000
Total Biaya Produksi = Rp 27.307.500

Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan


Harga Jual Bakso To =
Total Produksi Sebulan
27.307 .500+(20 % x 27.307 .500)
= = Rp 18.205,-
1800

e. Harga Jual Es Kacang Merah


Biaya Bahan Langsung = Rp 3.240.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 13.900.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 6.250.000

14
Total Biaya Produksi = Rp 23.390.000

Total Biaya Produksi + Laba yang diharapkan


Harga Jual Kue Roll =
Total Produksi Sebulan
23.390.000+(20 % x 23.390.000)
= = Rp 15.593,-
1800

4.1.3 Perbandingan antara harga jual yang ditentukan perusahaan dengan


harga jual yang dihitung menggunakan metode cost plus prising.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Toko Brantas dan data yang diolah,
penulis menemukan bahwa ada perbedaan yang cukup jauh antara harga jual yang
ditetapkan toko brantas dengan harga jual yang seharusnya ditetapkan oleh toko
berdasarkan metode Cost Plus Pricing. Berikut adalah data perbandingannya :

Tabel 10. Perbandingan Harga Jual Toko Brantas dengan Harga Jual dengan
Metode Cost Plus Prising
Harga Jual Toko Harga Jual Metode
Jenis Produk Selisih
Brantas Cost Plus Pricing
Roti Isi Coklat Rp 6,000 Rp 7,653 Rp 1,653
Kue Lemper Rp 3,000 Rp 4,544 Rp 1,544
Kue Roll Rp 5,000 Rp 6,004 Rp 1,004
Bakso To Rp 15,000 Rp 18,205 Rp 3,205
Es Kacang Merah Rp 12,500 Rp 15,593 Rp 3,093
Jumlah Rp 41,500 Rp 51,999 Rp 10,499

Sumber : Data Diolah

4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil penentuan harga
jual produk dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing pada Toko dan Rumah

15
Makan Brantas dan melihat perbandingannya dengan harga jual yang ditentukan oleh
perusahaan. Perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan biasanya
tidak dihitung secara rinci melainkan beberapa biaya dihitung berdasarkan biaya yang
diestimasi atau diperkirakan oleh perusahaan. Perusahaan tidak memperhitungkan
setiap komponen-komponen biaya produksi sehingga harga jual yang ditetapkan oleh
perusahaan lebih rendah daripada harga jual yang dihitung berdasarkan metode Cost
Plus Pricing. Jika dibiarkan, tentu saja hal ini akan berdampak pada perolehan laba
oleh perusahaan sebab beberapa biaya yang seharusnya diperhitungkan tidak
dicantumkan pada laporan hasil produksi.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam perhitungan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing menunjukkan harga
yang lebih tinggi daripada harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini karena
penetapan harga jual produk pada Toko dan Rumah Makan Brantas belum
memperhitungkan jumlah biaya yang sebenarnya dikeluarkan. Perusahaan hanya
memperkirakan berapa harga yang wajar di pasar. Hal ini tentu saja tidak baik
profitabilitas perusahaan. Berbeda dengan perhitungan harga jual menggunakan
metode Cost Plus Pricing, seluruh biaya yang dikeluarkan dapat dihitung secara rinci
sehingga harga jual produk dapat ditetapkan dengan tepat. Kemungkinan perusahaan
memperoleh laba yang besar juga akan meningkat.

5.2 Saran
Saran dari peneliti adalah sebaiknya Toko dan Rumah Makan Brantas mulai
menerapkan perhitungan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing pada setiap
produk yang dihasilkannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui
dengan jelas berapa biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk
sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan menderita kerugian di kemudian hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akuba, Aslan. 2018. Gorontalo dan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas. Diakses


pada tgl 18 Maret 2019, dari
https://www.google.com/amp/hargo.co.id/berita/gorontalo-dan-pertumbuhan-
ekonomi-berkualitas.html/%3famp
Al Arif, Nur Rianto. 2017. Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik. Bandung :
Pustaka Setia.
Badan Pusat Statistik. 2018. Diakses pada tgl 18 Maret 2019, dari
https://gorontalo.bps.go.id/statictable/2018/01/24/556/jumlah-penduduk-
menurut-jenis-kelamin-dan-laju-pertumbuhan-penduduk-di-provinsi-gorontalo-
2017.html
Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta : PT. Ikhtiar Baru Van
Hoeve.
El-Syada, Syafi. Pengertian Judi, Jenis-jenis dan Faktor Penyebabnya. Di akses pada
tgl 12 Maret 2019, dari http://www.cahkudus.tk/2011/11/judi-atau-
perjudian.html.
Ibrahim, Muhammad. 2014. Ensiklopedi Manajemen Hati. Jakarta : Darus Sunnah
Press.
Kartono, Kartini. 2013. Patologi Sosial. Jakarta : Rajawali Press.
KUHP dan KUHAP. 2007. Jakarta : Restu Agung.
Mutiara, Dali. 1962. Tafsiran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Poerwadarminta, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sitompul, Josua. 2007. Cyberspace Cybercrimes, Cyberlaw : Tinjauan Aspek Hukum
Pidana. Jakarta : PT. Tatanusa.
Suryadi, Tantan dan Rindhy Antiqa. 2005. Pengantar Ilmu Hukum Mengenai
Perjudian.
Sya’rawi, Muhammad Mutawally. 2006. Tafsir sa’rawi Terjemahan Tim Safir al-
Azhar. Medan : Duta Azhar.

18
LAMPIRAN GAMBAR

19

Anda mungkin juga menyukai