Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM PERSYARAFAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMMAE DI RUANGAN


POLI ONKOLOGI RSUP NTB

PADA TANGGAL 6 FEBRUARI 2023

DISUSUN OLEH :

NAMA : Juliani

NIM : ( P07120421018)

Tingkat : 2 (A) Semester 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI

NERS TAHUN AJARAN 2022/2023


KONSEP TEORI CA MAMMAE

A. DEFINISI
Ca mammae atau carcinoma mammae yaitu sebuah keganasan yang sudah berasal
dari sebuah sel kelenjar,saluran kelenjar dan pada jaringan dengan penunjang payudara.
Ca mammae adalah sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di dalam jaringan sel di
payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh yaitu di dalam kelenjar payudara seseorang,
saluran payudara, di Jaringan lemeak maupun ada di jaringan ikat pada sebuah payudara
(Nuratif & Kusuma, 2015).
Ca mamae adalah yaitu sekelompok sel yang tidak normal pada sebuah payudara akan
dan terus menerus tumbuh akan berupa ganda. Metastase bisa juga terjadi pada sebuah
kelenjar getah bening atau (limfe) di ketiak ataupun bisa juga diatas tulang belikat. Dan
Selain itu kanker juga akan bisa bersarang di dalam tulang, di paru-paru, di hati dan kulit.

B. ETIOLOGI
Menurut Tasripiyah (2012) penyebab Ca Mammae yaitu:
1. Genetik
 Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih banyak
mengalami gangguan kanker payudara daripada anggota keluarga sehat yang lain.
 Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker penyakit yang
sama. Terdapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada dan juga
pada keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker payudara itu
 Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih dari 66 kali dari
pada seorang pria normal atau dari jumlah angka terjadinya 2%
2. Hormon
 Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan kejadian pada
laki-laki akan kemungkinannya sangatlenih kecil.
 Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya diatas 35 tahun.
 Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang hasilnya sangat
memuaskan.
3. Makanan
Yaitu yang terutama makanan yang banyak mengandung lemak.
4. Radiasi
Terapi ini sudah cukup lama diketahui oleh orang, tspi radiasi juga akan dapat
menyebabkan kejadian mutagen.

C. TANDA DAN GEJALA


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba. biasanya
oleh wanita itu sendiri.
1) Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2) Nyeri pada daerah massa
3) Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae. Dimpling
terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper. Cara
pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4) Edema dengan Peaut d'orange skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5) Pengelupasan papilla mammae
6) Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluamya secara spontan
kadang disertai darah.
7) Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

D. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker
payudara. Carsinoma mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi di
sistem duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik.
Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-
kira seperempat dari carcinoma mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan aliran darah (Indonesian Cancer Foundation, 2012).
Ca Mamae tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat maupun yang
jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilaris dan terjadi benjolan,
dari sel epidermis penting mnejadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer, 2000).
PATHWAY

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak Mendesak Mendesak


jaringan sekitar Sel syaraf Pembuluh

Interupsi sel saraf


Menekan jaringan
nyeri Aliran darah
Mensuplai pada mammae
terhambat
nutrisi ke
jaringan ca Peningkatan
konsistensi hipoxia
mammae Necrose
Hipermetabolis ke
Ukuran jaringan
jaringan
Mammae
mammae
membengkak
abnormal Bakteri Patogen
Suplai nutrisi
jaringan lain Massa tumor
mendesak ke Mammae Kurang Infeksi
jaringan luar asimetrik pengetahuan
Berat badan turun
Nutrisi kurang dari
Perfusi jaringan
kebutuhan
terganggu
Gg body
cemas
image
Infiltrasi pleura Ulkus
parietale

Expansi paru Gg integritas kulit/


jaringan
menurun

Gg pola nafas
E. KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk
metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase
ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak
mengalami gangguan persepsi sensori.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22-25 gauge
melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan dari kista
payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada payudara.
Setelah dilakukan FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan diperiksa di
bawah mikroskop yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengecatan sampel.
Sebelum dilakukan pengambilan jaringan, terlebih dulu dilakukan pembersihan pada
kulit payudara yang akan diperiksa. Apabila benjolan dapat diraba maka jarum halus
tersebut di masukan ke daerah benjolan. Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur
FNAB akan dilakukan dengan panduan dari sistem pencitraan yang lain seperti
mammografi atau USG. Setelah jarum dimasukkan ke dalam bagian payudara yang
tidak normal. maka dilakukan aspirasi melalui jarum tersebut. Pada prosedur FNAB
seringkali tidak dilakukan pembiusan lokal karena prosedur anastesi lebih
memberikan rasa sakit dibandingkan pemeriksaan FNAB itu sendiri.
2. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang sangat halus
maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan. Kemudian
jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi maupun eksisi dilakukan
pewarnaan dengan Hematoxylin dan Eosin. Metode biopsi eksisi maupun insisi ini
merupakan pengambilan jaringan yang dicurigai patologis disertai pengambilan
sebagian jaringan normal sebagai pembandingnya.
3. Mammografi dan ultrasonografi
Berperan dalam membantu diagnosis lesi payudara yang padat palpable maupun
impalpable serta bermanfaat untuk membedakan tumor solid, kistik dan ganas. Teknik
ini merupakan dasar untuk program skrinning sebagai alat bantu dokter untuk
mengetahui lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi, namun secara
umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biayanya mahal dan
memerlukan waktu pemeriksaan yang lama. Akan tetapi MRI dapat dipertimbangkan
pada wanita muda dengan payudara yang padat atau pada payudara dengan implant,
dipertimbangkan pasien dengan resiko tinggi untuk menderita Ca Mamae.
5. USG payudara
USG payudara dapat memberi gambaran jelas mengenai kondisi jaringan kelenjar
susu, tepi, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk, sifat tumor, dan lainnya. Ketepatan
USG dalam mendiagnosa sekitar 80-85%
6. Pemeriksaan Immunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan menggunakan
antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam potongan jaringan (tissue
sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK merupakan standar dalam
menentukan subtipe kanker payudara. Pemeriksaan IHK pada karsinoma payudara
berperan dalam membantu menentukan prediksi respons terapi sistemik dan
prognosis.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara medis
diantaranya (tasripiyah,2012) :
1) Pembedahan Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk mengangkat
tumor, (meminimalkan resiko rekurensi lokal) dan untuk menentukan stadium dari
tumor. Ada 3 cara pembedahan atau operasi payudara yaitu :
a. Mastektomi Radikal (lumpektomi), yaitu operasi mengangkat sebagian dari
keseluruhan kulit payudara.mengikuti Operasi ini harus selalu diikuti dengan
pemberian - pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkoendasikan pada orang
yang tumornua besar tidak lebih dari 2cm dan pada letaknya selalu di pinggir
payudara.
b. Mastektomi Total (masetomi), yaitu sebuah operasi yang dilakukan pengangkatan
seluruh isi dari payudara saya, tatapi bukan untuk mengangkat kelenjar yang ada
di ketiak.
c. Modified Mastektomi Radikal, yaitu sebuah operasi yang dilakukan untuk
pengangkatan seluruh dari isi payudara, dan juga jaringan di payudara dan di atas
tulang dada, seluruh selangka san tulang iga, dan juga beserta benjolan yang di
sekitar ketiak.
2) Kemoterapi merupakan tarapi sistematik yang selalu digunakan apabila adanya
penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan, yang kemoterapi ajuvan ini diberikan
kepada pasien pemeriksaan histopatolik pasca bedah mastektomi ditemukan suatu
metastasis di suatu atau di beberapa kelenjar.
3) Radioterapi yaitu yang berfungsi untuk penderita kanker payudara dan biasanya juga
digunakan sebagai alat terapi yng kuratif dengan cara mempertahankan mammae dan
bisa juga sebagai alat terapi tambahan atau terapi paliatif.
4) Terapi Hormonal yaitu sebuah Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat
bergantung kepada suatu suplai hormone estrogen, dan juga oleh karena itu terapi ini
adalah tindakan berfungsi untuk mengurangi dalam pembentukan hormone yang
dapat menghambat laju dari perkembangan semua sel kanker itu. akan tetapi terapi
hormonal itu biasanya disebut juga dengan sebuah terapi anti estrogen karna terapi ini
system kerjanya terapi ini sangat menghambat atau juga dapat menghentikan
kemampuan dari hormone estrogen yang sudah ada di dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya
 Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini (ca mammae) atau
pemyakit lainnya
 Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini (ca mammae)
 Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien menggunakan obat-obatan untuk penyakitnya (ca mammae)
 Riwayat alergi
4. Observasi dan Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan penunjang/pengobatan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
a) SDKI (D.0077) : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
b) SDKI (D.0080) : Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan
C. PERENCANAAN
a) Diagnosa I : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 menit diharapkan nyeri
berkurang
Intervensi utama : SIKI (08238) Hal. 201
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik :
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
Ajarkan teknik non farmakologi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
b) Diagnosa II : Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1 x 2 jam diharapkan ansietas menurun
Intervensi utama : SIKI (09314) Hal.387
Observasi :
Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik :
Dengarkan dengan penuh perhatian
Edukasi :
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas
D. IMPLEMENTASI
Implementasi menyesuaikan dengan intervensi. Setelah menyusun rencana
keperawatan, maka langkah berikutnya adalah penerapan atau implementasi
keperawatan. Pelaksanaan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dengan
rencana tindakan keperawatan.
E. EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan situasi
kondisi klien, maka diharapkan klien :
a) Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis Dengan kriteria hasil : SLKI
(L.08066)
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
b) Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan

Dengan kriteria hasil : SLKI (L.09093)

 Perilaku gelisah menurun


 Perilaku tegang menurun
DAFTAR PUSTAKA

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono” Penerbit
Kedokteran, Jakarta, EGC

Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa
Imade Kariasa, Jakarta, EGC

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Tasripiyah. (2012). Konsep Teoris Ca Mammae, Jakarta : Aditama

Anda mungkin juga menyukai