Penyusunan IPK berdasarkan K13 dan K13 yang revisi yang bermuatan 4C
IPK pada Kurikulum 2013 untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam
bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai
dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. IPK untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan
KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
Ketentuan Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator dirumuskan dariKD
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapatdiukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudahdipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermaknaganda
5. Hanya mengandung satutindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat danlingkungan/daerah.
2. TahapPraoperasional
Tahap yang kedua adalah tahap praoperasional. Adapun tahap ini berlangsung pada usia 2
– 7 tahun. Tahap ini juga disebut dengan tahap intuisi, sebab pada tahap ini perkembangan
kognitifnya memperlihatkan kecendrungan yang ditandai oleh suasana intuitif.
Artinya, perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan,
kecendrungan alamiah, sikap – sikap yang diperoleh dari orang – orang yang dianggapnya
penting, beserta lingkungan sekitarnya. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap
praoperasional ini adalah sebagai berikut:
3. Tahap OperasionalKonkret
Tahap yang ketiga adalah tahap operasional konkret. Adapun tahapan ini berlangsung
antara 7 – 11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret
dan sudah mulai berkembang rasa ingin taunya. Pada tahap ini, interaksinya dengan
lingkungan termasuk dengan orang tuanya semakin berkembangn dengan baik karena
egosentrisnya sudah semakinberkurang.
Pada tahap ini, seorang anak sudah bisa mengamati , menimbang, mengevaluasi, dan
menjelaskan pikiran – pikiran orang lain dalam cara – cara yang kurang egosentris dan
lebih objektif. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap operasional konkret ini adalah
sebagai berikut :
4. Tahap OperasionalFormal
Tahapan yang keempat adalah tahap operasional formal. Tahap ini dialami oleh anak yang
berusia 11 tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu
keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil dari berpikirlogis.
Selain itu, aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat
mendukung pe nyelesaian tugas – tugasnya. Sedangkan interaksinya sudah sangat luas,
menjangkau banyak teman, sebayanya dan bahkan berusaha untuk berinteraksi dengan
orang dewasa. Adapun kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam
interaks dengan orang tuanya. Adapun ciri – ciri perkembangan tahap operasional formal
ini adalah sebagai berikut :
Sebagai tambahan informasi saja nih sobat, adapun yang mempengaruhi perkembangan
intelektual pada anak antara lain adalah sebagai berikut :
FaktorHereditas
Semenjak dalam kandungan seorang anak sudah memiliki sifat – sifat yang menentukan
daya kerja intelektualnya. Secara potensial seorang anak telah membawa kemampaun
berfikir secara normal, diatas normal dan dibawah normal.
Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak tersebut. Dalam hla ini, guru
atau pengajar memegang kendali dalam perkembangan intelektual anak.
Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah
uang.
Contoh: siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri
tetapi tidak mau menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari pukul 19.00
sampai dengan pukul 21.00
Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau
tidak, ada sanksi atau tidak. Perkembangan moral peserta didik
1. PERKEMBANGAN EMOSI • Pengertian Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul
ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap
penting olehnya. Emosi adalah suatu kegiatan atau pergolakanpikiran, persaan, nafsu,
77. Pola perkembangan emosi anak sebenarnya telah ada sejak ia lahir atau bayi. Menurut Hurlock
(Suyadi, 2009:105) gejala emosional pertama yang muncul adalah keterangsangan yang umum
terhadap stimulus atau rangsangan yang kuat. Reaksi emosional ini memang belum nampak jelas
sebagai reaksi emosi pada umunya, tetapi hanya memberi kesan sederhana berupa kesenangan
atau ketidaksenangan. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan biasanya diekspresikan
dengan cara menangis, bersuara keras, atau mengubah posisi secara tiba-tiba dan lain
sebagainya. setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap (Daniel Goleman,1995). • Karakteristik
perkembangan emosi remaja secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode ―badai dan
tekanan‖, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan
sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak- kanak ia kurang mempersiapkan diri
untuk menghadapi keadaan-keadaanitu.
2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI Pola emosi masa remaja adalah sama dengan
pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih
saying, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya
terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan
khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosimereka.
3. Berikut ini akan dibahas beberapa kondisi emosional. • Cinta/Kasih sayang Kapasitas
remaja pada emosi ini yaitu mencintai dan dicintai orang lain. Kemampuan untuk
menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Remaja juga
membutuhkan kasih sayang dari orang tua di rumah yang sama banyaknya seperti pada
tahun-tahun sebelumnya. • Gembira Rasa gembira akan berlangsung dengan baik jika ia
diterima sebagai seorang sahabat atau bila jatuh cinta dan cintanya itu mendapat
sambutan (diterima) oleh yang dicintai.
4. Kemarahan dan Permusuhan Rasa marah yaitu memainkan peranan yang menonjol dalam
perkembangan kepribadian. Rasa marah juga penting karena dapat mempertajam
tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. • Ketakutan dan Kecemasan
Setiap fase individu menalami perkembangan panjang yang mempengaruhi rasa
ketakutannya. Hampir semua remaja takut terhadap waktu. Ada juga yang takut hanya
pada kejadian-kejadian bila mereka dalam bahaya. Beberapa orang dapat mengalami rasa
takut sampai berhari-hari bahkan sampai berminggu-minggu. Remaja seperti halnya anak-
anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan-ketakutan yang
timbul dari persoalan-persoalankehidupan.
5. Seorang peserta didik selalu ingin mendominasi dalam suatu kelompok belajar. Dia tidak
memberi kesmpatan anggota lain untuk mengemukakan pendapat. Jika teman lain yang
memimpin dan mengendalikan jalannya diskusi, ia memisahkan diri dan cenderung belajar
sendiri.
A. sosial-emosional
B. kognitif
C. moral
D. spritual
Jawab:A
78. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. ... Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yangpasif.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gagedan Berlinertentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman[1]. Beberapa ilmuwan yang termasuk
pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikandan pembelajaranyang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar. Teori behavioristikdengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajarmerupakan akibat adanya interaksiantara stimulusdan respon (Slavin, 2000:143).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh
karena itu apa yang diberikan oleh guru(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon)
harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut.
Sebuah teori belajar secara filosofis tentang perspektif bahwa para peserta didik memproses
infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada
merupakan teori belajar...
a.Behaviorisme
b.Kognitifisme
c.Konstruktivisme
a. Afektifisme Kunci
jawaban.A
79. Teori belajar kognitif merupakan sebuah teori yang luas dan mencoba untuk menjelaskan
tentang proses berpikir dan berbagai proses mental. Selain itu, teori belajar kognitif juga
menjelaskan bagaimana berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh faktor faktor yang berasal
dari internal dan eksternal untuk menghasilkan pembelajaran secaraindividu.
Teori belajar kognitif merupakan sebuah teori yang luas dan mencoba untuk menjelaskan tentang
proses berpikir dan berbagai proses mental. Selain itu, teori belajar kognitif juga menjelaskan
bagaimana berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh faktor faktor yang berasal dari internal
dan eksternal untuk menghasilkan pembelajaran secaraindividu.
Pada saat proses kognitif bekerja secara normal, maka akuisisi dan penyimpanan pengetahuan
akan bekerja dengan baik dan semestinya. Namun, pada saat proses kognitif ini tidak efektif, maka
penundaan dalam proses belajar dan berbagai kesulitan dalam belajar akan dapat terlihat.
Proses yang terjadi menurut teori belajar kognitif adalah observasi, pengkategorian dan
pembentukan pendapat umum tentang lingkungan kita. Gangguan yang terjadi dalam proses
kognitif alami akan menyebabkan masalah dalam perilaku suatu individu dan hal yang menjadi
factor kunci dalam menangani masalah ini terletak pada bagaimana mengubah proses yang
terganggu tersebut.
Contohnya adalah bagaimana seseorang dengan gangguan perilaku makan sesungguhnya
mempercayai bahwa mereka memiliki berat badan yang berlebih. Beberapa dari mereka
Seorang siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, lalu masalah
itu didiskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan solusinya. Ilustasi ini
berkaitan dengan perkembangan …. A.kemampuankognitif
B.kemampuaninteraksional
C.kemampuanintegrasidiri
D. kemampuan komunikatif
KUNCI JAWABAN : A
80. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan
merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan
himpunan dan pembinaan pengalaman demipengalaman.
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang
memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon,
kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan
pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam
kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.
Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan
kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam
memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman
yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata – kata
mereka sendiri.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme adalah
aktivitas yang aktif, dimana pesrta didik membina sendiri pengtahuannya, mencari arti dari apa
yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan idea-idea baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya (Shymansky,1992).
C. Prinsip teoriHumanistik
1. Manusia memiliki kemampuan alami untukbelajar.
2. Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi dengan
keperluanmereka.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenaidirinya.
4. Tugas belajar dapat lebih diterima dan diasimilasikan apabila ancaman dari luar itu
semakinkecil.
5. Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperolehcara.
6. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswamelakukannya.
7. Belajar lancar jia siswa dilibatkan dalam prosesbelajar.
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yangmendalam.
9. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawasdiri.
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai prosesbelajar.
D. Implementasi terhadapPembelajaran
E. Tokoh-tokoh teorihumanistik
1. AbrahamMaslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1)suatu usaha yang positif untukberkembang.
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembanganitu.
Berkaitan dengan pendapat tersebut Maslow mengemukakan adanya 5 tingkatan kunci
kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan
pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Karena sesungguhnya dalam teori
humanistik ini sangat diperlukannya motivasi. 5 tingkatan tersebut antara lain:
2. Carl SamRogers
CarlSamRogersmengemukakanKebutuhanindividuada4yaitu:(1)pemeliharaan,(2)
peningkatandiri,(3)penghargaanpositif(positiveregard)dan(4)Penghargaandiriyang
positif(positiveself-regard).
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai
proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya
ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
3. ArthurCombs
Arthur mengemukakan bahwa Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Untuk
mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari
sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai
perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari
dalam)yangmembuatorangberbedadenganoranglain.untukmengertioranglain,yang
85. Dan 86. Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan dosen
dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja
kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya. Pembelajaran kreatif mengharuskan dosen
untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif
berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukansesuatu.
Secara etimologi kata pembelajaran diderivasi dari kata ajar yang mempunyai arti
petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau diikuti. Sedang
pembelajaran sendiri mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengajar. Sedangkan dalam
arti terminologi pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh
Syaiful Sagala adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pengajar secara terprogram
dalam desain konstruksional, untuk membuat peserta didik belajar aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.Sedangkan arti kreatif secara harfiah berarti memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta. Kreatif
(creative) dalam arti istilah berarti menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang
berbeda dengan sebelumnya. Berfikir kreatif mengandung proses mental, yang dipergunakan
juga dalam bentuk berfikir seperti pengalaman, pengingatan kembali danekspresi.
Latar belakang yang merangsang. Kecakapan dalam banyak hal. Kreatif dapat dirancang
untuk memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati, hubungan sosial baik di sekolah
maupun lingkungan lain. Selain itu orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang
bermain, intuitif. Kreatif tidak harus seorang seniman, ilmuwan, penemu. Semua orang
mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah.
Yang dibutuhkan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil
resiko, dan dorongan untuk membuat segalanya. Selain itu orang kreatif menggunakan
pengetahuan yang kita semua miliki dengan membuat lompatan yang memungkinkan,
mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru. Adapun tahap- tahap kreatifitas
menurut Munandar (1998) adalah sebagai berikut:
Persiapan, Meletakkan dasar, mempelajari latar, seluk beluk dan problematikanya
Konsentrasi, Inkubasi mengambil waktu, istirahat, waktu santai, melepaskan diri dari
kesibukan
Iluminasi, Tahap mendapatkan ide gagasan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru
Para peserta didik dibimbing agar memiliki kemampuan kreatifitas, mampu berfikir
kritis dan mampu memecahkan masalah. Oleh karena itu, melalui proses belajar mengajar
diupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Dosen perlu menyediakan kondisi belajar
yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas
kreatifitas yang dimiliki oleh para peserta didik.
Dosen dan sistem pembelajaran kreatif merupakan syarat untuk melahirkan kreatifitas
dalam pembelajaran. Dosen kreatif ialah seorang yang menguasai keilmuan dan memiliki
otonomi di kelas (pembelajaran). Dosen kreatif menetapkan tujuan, maksud, membangun
kemampuan dasar, mendorong pencapaian pengetahuan tertentu, menstimulasi
keingintahuan dan eksplorasi, membangun motivasi, mendorong percaya diri dan berani
mengambil risiko. Lalu, fokus pada penguasaan ilmu dan kompetisi, mendukung pandangan
positif, memberikan keseimbangan dan kesempatan memilih dan menemukan, serta
mengembangkan pengelolaan diri (kemampuan atau keterampilan metakognitif),
menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik dan strategi untuk
menfasilitasi lahirnya tampilan kreatif, membangun lingkungan yang kondusif terhadap
tumbuhnya kreativitas, dan mendorong imajinasi dan fantasi. Dosen kreatif akan memberikan
inspirasi kreatif kepada peserta didik, fleksibel, luas pangaweruh dalam menyajikan materi
dan menemukan cara penyajikan kepada anak (peserta didik). Guru kreatif mampu
membangun hubungan menyenangkan dan dengan konsisten mengembangkan berpikir
divergent di kalangan peserta didiknya. Dosen kreatif juga bersikap kritis dalam relasi dengan
koleganya. Dosen kreatif suka mengembangkan kritik
terhadapdirinya,sikapdanperasaantidaksepakat(kritis)terhadapsistemyangberlaku.
Sistem dan metode pembelajaran yang kreatif akan memberikan peluang atau
kebebasan kepada warga sivitas akademika kampus (dosen, peserta didik, staf)
mengekspresikan kreativitas mereka.
Sistem dan metode pembelajaran yang kreatif di terapkan di kampus akan melibatkan
berbagai pihak dalam dialog kreatif dan pembuatan keputusan kreatif. Sistem dan metode
pembelajaran yang kreatif akan menjadi sumber inspirasi, memberi akses, waktu, sumber,
dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk melakukan eksperimen dan berbeda
pandangan (konflik).
Kurikulum dirancang berdasarkan tema dan atau tujuan dari program studi bidang
keilmuan. Unit pembelajaran terdiri dari kegiatan pembelajaran berseri yang dirancang
berdasarkan topik besaran yang melibatkan seluruh kelompok. Topik ini mengandung unit
area pembelajaran seperti menyiapkan atau memberikan topik dan framework perencanaan
kegiatan untuk peserta didik. Pesertta didik secara keseluruhan mencoba mengalami.
Pembelajaran yang didasarkan kepada prinsip atau pandangan (differentiated instruction/DI)
sebagai berikut:
Peserta didik memiliki perbedaan dalam beberapa hal, yaitu kesiapan belajar, minat,
gaya belajar, dan pengalaman. Perbedaan itu memengaruhi karakterisitik setiap peserta didik
dalam belajar, dan apa yang perlu dipelajari peserta didik. Tugas utama dosen dan ialah
memaksimalkan kemampuan setiap peserta didik. Differentiated instruction (DI) merupakan
usaha perbaikan untuk mencapai mutu tinggi kurikulum dan pembelajaran, peserta didik
terlibat dalam menetapkan tujuan. Kurikulum mempunyai hubungan dengan pengalaman dan
minat peserta didik. Oleh sebab itu, Differentiated instruction (DI) dimaksudkan untuk
memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik dan membantu peserta didik mencapai suatu
kemajuan dalam kegiatan pendidikan danpembelajaran.
Wahana kreatif
Suasana kreatif dan penghargaan : guna menciptakan wahana kreatif, di luar institusi
kampus diperlukan pula institusi lain yang merasa berkomitmen dan bertanggung jawab
membangun suasana pendidikan kreatif bagi peserta didik. Ajang lain yang tidak kalah
penting ialah perlakuan konsisten berupa penghargaan, pengakuan, pujian, akan karya kreatif
mereka. peserta didik yang secara konsisten mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang
proporsional akan hasil karyanya, utamanya yang bernilai kreatif, merasa mendapatkan
tempat akan prestasinya. Itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan konsep diri yang
positif. Selain itu, akan terbentuk sikap dan perilaku selalu ingin berkarya, sikap optimistis
dan antusias bahwa ia bisa berprestasi dan prestasi itu diapresiasi secara terbuka. Dengan
melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran yang berlangsung sekarang ini, maka dengan
strategi atau model pembelejaran kreatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akan
dapat menghasilkan peserta didik yang kreatif dan memiliki komptensi keilmuan yang
mumpuni. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi atau model pembelajaran kreatif
pada pembelajaran maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna karena strategi atau
model pembelajaran kreatif adalah sebuah pembelajaran yang memberdayakan seluruh
aspek yang dimiliki peserta didik (afektif, psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun
aktif dalampembelajaran.
Dengan diterapkannya pembelajaran kreatif maka tidak lagi menjadi pembelajaran yana
membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Adapun
strategi atau model pembelajaran kreatif yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar antara lain:
Everyone Is A teacher Here (setiap murid sebagai pengajar). Strategi ini sangat tepat
untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini
memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai pengajar dari
kawan-kawannya. Dengan strategi ini peserta didik yang selama ini tidak aktif akan terlibat
dalam pembelajaran secara aktif.
Reading Aloud (strategi membaca keras). Strategi ini dapat membantu peserta didik
untuk berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading alound
adalah sebuah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara dosen memberikan materi
bahan kajian kepada peserta didik. Setiap peserta didik mempelajari dan menganalisa materi
bahan kajian tersebut.
Snow bowling (bola salju). Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
dihasilkan dari diskusi materi bahan kajian secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil
kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan
memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah desepakati oleh peserta didik dari materi
bahan kajian secara berkelompok.
Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan
PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan
tantangan eksternal, yaituglobalisasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus
mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas. Menurut Surya (2014:333)
proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk interaksi antara pihak pengajar
dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-
pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa selaku pelajar.
Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku mengajar
pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi yang
terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag
didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu,
komunikasijenis inidisebutsebagaikomunikasidialogis.Dengan komunikasi jenisini,
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan
proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai
keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman
belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa
(student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam
PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.
Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus dimiliki oleh guru
untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, antara lain (1)
keterampilan bertanya, (2) memberikan penguatan, (3mengadakan variasi, (4) menjelaskan,
(5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola
kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Di gerbang milenium ketiga, peradaban manusia telah maju begitu rupa. Banyak pencapaian
yang telah diraih, mulai dari yang sifatnya ―nilai-nilai‖(penghargaan atas kemanusiaan,
kebebasan, hak atas informasi, dan semacamnya) hingga ke penemuan berbagai artefak
kebudayaan.
Jauh sebelum penghujung milenium kedua tiba, revolusi teknologi informasi telah
merambah ke segenap pelosok bumi. Berbagai perangkat teknologi yang ditemukan telah
menghadirkan definisi baru tentang ruang dan waktu. Seiring dengan itu, berbagai proses
sosial yang berwujud transformasi terjadi di mana-mana. Istilah yang paling populer untuk
menjelaskan situasi ini adalah ―globalisasi‖. Secara sederhana, globalisasi dapat dipahami
sebagai sebuah proses sosial yang meruntuhkan batas-batas, sehingga dunia menjelma
sebagai sepetak kampung. Globalisasi bukan semata fenomena ekonomi, tetapi juga
1. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah
satu anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya ―mendompleng‖
keberhasilan―pemborong‖.
2. Kelompok belajar biasanya homogen.
3. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompk dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan caramasing-masing.
4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsungdiajarkan.
5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh gurupada
6. saat belajar kelompok sedangberlangsung.
7. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompokbelajar.
8. Penekanan sering hanya pada penyelesaiantugas.
Pengajaran dengan model ini dipandang efektif, dalam hal sebagai berikut (Sunartomb,
2009).
Koneksititas jaringan
95. Disajikan konsep pembelajaran kontekstual dan futuristik peserta didik mampu
membedakan pembelajaran kontekstual dan futuristik
Ringkasan Materi
96. Disajikan RPP yang memanfaatkan teknologi dan media informasi abad 21, peserta
mampu menemukan pembelajaran berbasisTIK
Ringkasan Materi
Penggunaan teknologi dan media yang efektif menuntut agar para guru lebih terorganisir di
dalam menjalankan tugas pembelajarannya. Diawali memikirkan tujuan pembelajaran,
kemudian mengubah rutinitas kelas sehari-hari sesuai kebutuhan, dan akhirnya
mengevaluasi untuk menentukan dampak dari instruksi yang digunakan pada kemampuan
mental, perasaan, nilai, interpersonal skill, dan keterampilan motoric siswa. Terdapat Standar
Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru (National Educational Technology Standards for
Teacher/NETS-T) yang memberikan lima pedoman dasar untuk menjadi guru digital. Seperti
yang terlihat pada Tabel NETS-T di bawah ini menjelaskan praktik kelas, pengembangan
pelajaran, dan harapanprofessional
Standar Deskripsi
Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Siswa (National Educational Technology Standards
for Students/NETS-S) terdapat enam keterampilan penting yang harus dimiliki dan ditanamkan
guru kepada siswa. Keterampilan ini penting diketahui guru untuk menyesuaikan kebutuhan
siswa dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini. Hal ini berguna
untuk kepentingan pengintegrasian ke dalam rencana pembelajaran yang akan disusunguru.
Standar Deskripsi
Buku bisa digantikan dengan teknologi, tetapi peran guru tidak bisa digantikan,
bahkan harus diperkuat. Pada era abad 21 sekarang ini, guru harus mampu memanfaatkan
teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang aktif kreatif dengan memperkuat
pedagogi siber pada diri guru. Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus
mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif
Untuk mencapai tujuan pembelajaran abad 21, salah satu aspek yang penting yaitu
assessment atau penilaian. Penilaian dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan, keduanya
menyatu (integrated). Kualitas pembelajaran yang baik dapat dilihat dari kualitas
penilaiannya, begitupun sebaliknya kualitas penilaian dapat menunjukkan bagaimana
kualitas pembelajarannya. Pendidik harus mampu merancang sistem penilaian yang
bersifat kontinu artinya penilaian dilakukan sejak peserta didik mulai melakukan kegiatan,
sedang, dan setelah selesai melaksanakan kegiatannya. Penilaian bisa diberikan di antara
peserta didik sebagai feedback, oleh pendidik dengan rubrik yang telah disiapkan atau
berdasarkan kinerja serta produk yang merekahasilkan.
Secara garis besar, penilaian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Penilaian yang bersifat formatif dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui sejauhmanakah suatu proses pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah direncanakan. Penilaian formatif dapat
dilakukan pada setiap tatap muka atau beberapa kali tatap muka pada penyampaian
materi pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Penilaian yang bersifat sumatif dilakukan
untukmengetahuisejauhmanakahpesertadidiktelahmenguasaimateriajardalam
Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar
peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi yang
sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini, peserta didik
dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau prestasi mereka sendiri.
Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan pada proses belajar yang
disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik itu di dalam kelas maupun di luar
kelas. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan sesuatu dan bukan
sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi mata pelajaran yang
diajarkan. Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak
hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.
Kelebihan penilaian otentik antara lain:
a) Peserta didik diminta untuk menunjukkan kemampuan melakukan tugas yang lebih
kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam dunianyata.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
TPACK adalah sebuah kerangka yang menggambarkan hubungan dan kompleksitas antara
tiga komponen dasar pengetahuan (teknologi,pedagogi, dan konten) (Koehler & Mishra,
2008; Mishra & Koehler, 2006). Pada irisan 3 tipe pengetahuan adalah pemahaman intuitif
pengajaran konten dengan metode pedagogi dan teknlogi yang sesuai. tujuh komponen
yang termasuk kedalam kerangka TPACK adalah:
113. MasalahPTK
Tidak semua masalah pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan melalui PTK.Oleh karena
itu, untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu guru harus memiliki
perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran, berani dan jujur terhadap diri
sendiri dan tindakannya dalam pembelajaran; serta memahami kelemahan dari
pembelajaran yangdilakukannya
Masalah yang akan diangkat menjadi topic PTK sebaiknya dikembangkan secara
berkelanjutan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, selama kurun waktu satu
semester atau satu tahun pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa guru sebagai
peneliti harus senantiasa meninjau dan memperbaiki rumusan masalah PTK yang
dikembangkan secara berkelanjutan, demikian halnya dengan hipotesis tindakan dan
pelaksanaanya.
Lebih lanjut, masalah pembelajaran yang dapat dijadikan topic atau tema PTK, dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Metodepembelajaran.
2. Strategipembelajaran.
3. Perubahan sikap dan nilai yang dapat mendorong tumbuhnya sikap yang lebih positif
terhadap berbagai aspekkehidupan.
4. Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan
mengajar, mendayagunakan sumber belajar, danlain-lain.
5. Modifikasi perilaku, pengenalan bertahap terhadap teknik modifikasi perilaku yang
dapat menunjang standar kompetensi dan kompetensidasar.
6. Manajemen, meningkatkan efisiensi aspek tertentu dari manajemen pembelajaran
dan pengelolaankelas.
7. Penilaian, melakukan penilaian hasil belajar yang adil dantransparan.
Apapun masalah penelitian yang dipilih hendaknya dapat diteliti, dapat diberi tindakan,
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperahatikan dalam identifikasi masalah PTK
sebagai berikut:
1. Masalah yang akan dijadikan topic PTK benar-benar muncul dalampembelajaran.
2. Penting dan bermanfaat untuk memecahkan masalah dan meningkatkan mutu
pembelajaran.
115. Langkah-langkahPTK
Dalam membuat proposal PTK, biasanya guru /peneliti mengacu pada format dari
Depdiknas :
1. Judul penelitian
2. Bidangilmu
3. Pendahuluan
4. Perumusanmasalah
5. Cara pemecahanmasalah
6. Tinjauanpustaka
7. Tujuanpenelitian
8. Konstribusi hasilpenelitian