Anda di halaman 1dari 2

HKUM4306-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4306/Metode Penelitian Hukum
Tugas :2

No. Soal
1. Rencana Judul Penelitian: Omnibus Law sebagai Jalan Keluar Penataan Regulasi di Indonesia

Buatlah Latar Belakang masalah singkat (300 – 500 Kata) dari rencana judul di atas?

2. HARMONISASI DAN SINKRONISASI REGULASI AGRARIA


(KAJIAN OVER REGULASI di BIDANG AGRARIA)

Potret hyper/ over/ obesitas regulasi banyak terjadi di berbagai bidang. Di Indonesia setidaknya terdapat
62 ribu lebih aturan. Beberapa saat lalu, Menteri Dalam Negeri membatalkan 3.143 peraturan daerah
(Perda), termasuk di dalamnya peraturan menteri dalam negeri (Permendagri). Tujuan pembatalan
perda ini tak lain adalah memperkuat daya saing bangsa di era kompetisi. Perda itu merupakan aturan
yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan memperpanjang jalur birokrasi, hambat
investasi, dan kemudahan berusaha, dan karena Perda tersebut tidak sejalan dengan aturan di atasnya.
Berlebihnya peraturan daerah itu sebagai contoh bentuk terjadinya hyper/ over/ obesitas peraturan.

Hiper dan obesitas regulasi juga bisa disebabkan adanya tumpang tindihnya regulasi di Indonesia. Hal
ini telah kerapkali muncul sebagai bahasan sekaligus keprihatinan karena ribuan peraturan itu akhirnya
bermasalah, regulasi-regulasi itu menimbulkan tumpang tindih dan konflik kewenangan antar
kementerian atau antar lembaga. Selain itu, persoalan ini juga menjadi salah satu sebab terhambatnya
investasi dan kegiatan-kegiatan ekonomi di pusat dan daerah. Persolan hyper/ over/ obesitas serta
tumpang tindihnya peraturan “merasuk” ke hampir di semua bidang, termasuk di dalamnya bidang
agraria (termasuk pertanahan). Peraturan di bidang pertanahan dan keagrariaan terjadi saling
berbenturan, saling overlap. Peraturan-peraturan tersebut disusun sendiri-sendiri (sektoral) yang
selanjutnya menimbulkan diharmonisasi kebijakan sebagai implikasinya. Melihat kenyataan yang
demikian, maka kajian tentang hukum seperti ibarat, “memperlajari keteraturan menemukan
ketidakteraturan”.

Sumber : Prosiding KHTN 4, HARMONISASI DAN SINKRONISASI REGULASI AGRARIA (KAJIAN


OVER REGULASI di BIDANG AGRARIA), Rofi Wahanisa

Dari Abstrak diatas, silahkan anda rumuskan 2 (dua) Rumusan masalah apa yang bisa diangkat
dan jelaskan?

1 dari 2
HKUM4306

3. Kebijakan perampingan regulasi sebagai tindakan untuk mengatasi overload merupakan sebuah
kebutuhan yang mendesak untuk dilakukan. Kewenangan membentuk regulasi (executive act) yang
seharusnya hanya diberikan kepada eksekutif saja, akan tetapi pada kenyataannya semua lembaga
negara dapat membuat regulasi. Akibat dari pengaturan yang demikian adalah jumlah produk regulasi
yang dibentuk menjadi sangat banyak dan cenderung terus bertambah (overload regulation). Overload
produk regulasi baik jenis, bentuk maupun kelembagaan yang membentuk, disebabkan oleh longgarnya
pengaturan dalam undang-undang tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Undang-
Undang tersebut memberikan kesempatan dan pengakuan terhadap lembaga negara selain eksekutif
untuk membentuk regulasi. Untuk mengatasi keadaan overload regulasi tersebut diperlukan strategi
perampingan regulasi (streamlining strategy of regulations) yang tepat melalui salah atunya melalui
pengaturan hukum baru (reconstruction) terhadap aturan hukum yang ada dan kemauan politik (political
will) yang kuat dan sungguh-sungguh (strong and serious) serta berkelanjutan dari presiden.

Tulislah secara ringkas 3 (tiga) Teori Hukum yang dapat menjadikan Tinjauan Pustaka dalam
menyelesaikan penelitian tersebut?

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai