Anda di halaman 1dari 8

A.

Latar Belakang Masalah


Mengidentivikasi Visi, Misi, Tujuan dan strategi perusahaan.
Starbucks Coffee adalah sebuah perusahaan kopi dan rantai kedai kopi
Amerika yang berbasis di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan
kedai kopi terbesar di dunia dengan 21.160 toko di 63 negara. Salah satu
negara di mana bisa dikatakan bahwa Starbucks gagal adalah Australia. Di
Australia, Starbucks termasuk brand yang gagal. 
Starbucks masuk pertama kali ke Australia pada tahun 2000, tepatnya
pada bulan Juli. Sidney merupakan kota pertama di mana Starbucks pertama
kali buka di Australia. Pada awalnya Starbucks terbilang sukses di sana.
Hingga pada tahun 2008, kedai Starbucks telah mencapai 87 kedai di
Australia. Angka yang mungkin terlihat fantastis sekaligus mengisyaratkan
kesuksesan Starbucks di Australia. Tidak seperti model hospitality Starbucks
yang pada saat itu, karena Starbucks membawa gaya Amerika, dan itu
kurang cocok untuk pasar Australia. Starbucks menyajikan minuman yang
bergula, sedangkan pasar Australia kurang, atau bahkan tidak, menyukainya.
Alasan lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk menikmati minuman
Starbucks sangatlah tinggi. Pasar Australia lebih memilih untuk menikmati
kopi dengan harga yang lebih murah, yang diracik oleh barista lokal. Itulah
yang membuat Starbucks gagal di Australia. Selain karena faktor harganya
yang mahal, kegagalan tersebut juga difaktori oleh Starbucks yang tidak
mampumenyesuaikan diri dengan selera pasar Australia. Sementara di sisi
lain, Australia sudah lebih dulu dan jauh memiliki budaya kopi. Di lidah pasar
Australia, mereka merasa tidak perlu membayar lebih untuk kopi dengan rasa
yang tidak jauh berbeda dengan kopi instan.

Visi :

1. Membangun nilai dasar perusahaan sebagai perusahaan yang hanya


menggunaan bahan dan menghasilkan yang terbaik.
2. Menciptakan image yang cemerlang yang melekat didalam pikiran
pelanggan.
3. Membentuk Starbucks sebagai suatu merek yang terkenal, walaupun
orang tidak mengetahui secara jelas bidang usaha yang dijalankan, tetapi
masyarakat merasa familiar dengan merek Starucks.
4. Menjadikan Starbucks sebagai merek terkenal dan dihargai.
5. Menjadiakn nomor satu atau diatas brand lainnya dalam jangka waktu tak
terbatas.

Misi :

1. Memahami tentang masalah lingkungan hidup dan berbagai informasi


dengan mitra usaha.
2. Menciptakan solusi yang inovatif dan fleksibel dalam menghadapi
perubahan.
3. Bekerja keras untuk membeli, menjual dan menggunakan produk yang
ramah lingkungan.
4. Memahami tanggung jawab itu sebagai hal yag penting untuk lingkungan
hidup.
5. Menanamkan tanggug jawab lingkungan hidup sebagai nilai dasar
perusahaan.
6. Mengukur dan memonitor kemajuan setiap proyek terhadap dampak
kepada lingkungan hidup.
7. Mendorong seluruh mitra untuk ikut serta dalam memperjuangkan
misinya.

Strategi Strarbucks

Starbucks menggunakan strategi diferensiasi dan Fokus. Diferensiasi


adalah tipe strategi kompetitif di mana organisasi berupaya membuat produk
atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan para pesaing. Dalam hal ini,
Starbucks mendiferensiasikan jasanya menjadi Retail Restoran, Retail Kopi
dan The, Minuman, dan Hiburan. Dengan produk unggulan,
seperti, Frappucino, biji kopi, Minuman Botol, Merchandise, Baked Goods,
dan Made-to-Order Beverages. Sedangkan, strategi fokus adalah salah astu
tipe strategi yang menekankan pada konsentrasi terhadap suatu pasar
regional atau kelompok pembeli tertentu. Starbucks terfokus pada segmen
menengah ke atas.
Analisa SWOT Starbucks
Dalam menganalisa peluang pasar di Asia, perusahaan Starbucks
menggunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
dan Threath). Berikut ini adalah analisa SWOT Starbucks, yaitu:
Strength (Kekuatan)
 Starbucks adalah pengecer terkemuka dan roaster untuk kopi merek
khusus di dunia.
 Citra merek yang kuat dengan motto ‘The Starbucks Experience’.
 Starbucks adalah sebuah organisasi global dengan lebih dari 16.000 ritel
di 48 negara di seluruh dunia.
 Salah satu waralaba terkuat di dunia dengan lebih dari 6500 toko
izin dunia.
 Starbucks dikenal untuk menyediakan produk unggulan dan jasa.
Weakness (Kelemahan)
 Harga tinggi yang tidak semua jenis pasar bisa membeli produk
Starbucks.
 Starbucks dianggap ‘Amerika Global’ yang mengeluarkan biaya
sentimental bagi pelanggan di beberapa negara.
 Terlalu fokus pada pasar domestik AS.
 Starbucks menolak untuk menjamin bahwa susu, minuman, coklat, es
krim, dan dipanggang dijual di toko perusahaan bebas
dari bahan rekayasa genetik.
 Karena kesempurnaan atas pelayanan karyawan, beberapa keluhan
karyawan tentang manajemen yang mendorong mereka untuk selalu
menjadi sempurna. Itulah sebabnya mereka membuat Starbucks Serikat
Pekerja.
Opportunity (Peluang)
 Pelanggan bukan harga sensitif.
 Para karyawan potensial adalah orang-orang berpendidikan yang
membuatnya lebih mudah untuk melatihnya.
 Bisa dapat mengubah citra negatif kopi menjadi positif.
 Konsumerisme tinggi di Indonesia.
 Lebih mudah untuk menembus pasar karena apa yang dijualnya adalah
pemenuhan harga diri dan perlu cinta atau milik masyarakat yang
merupakan alasan utama mengapa masyarakat membeli suatu produk.
Threath (Ancaman)
 Krisis keuangan global yang membuat masyarakat cenderung untuk tidak
menghabiskan terlalu banyak uang.
 Berpendapatan rendah di Indonesia membuat sulit bagi Starbucks untuk
menembus pasar yang lebih segmentasi.
 Sentimental masalah dengan efek buruk kopi dari masyarakat.
 Beberapa orang percaya bahwa Starbucks mengubah dunia menjadi
sebuah perusahaan raksasa generik berantakan.
 Ancaman produk pengganti dan jasa termasuk barang-barang minuman
lain seperti cola, teh atau jus yang dijual di ritel.

B. Penentuan Fenomena Masalah


Fenomena/masalah yang akan diselesaikan
Starbucks adalah kedai kopi yang mendunia. Kedai kopi asal Amerika
Serikat ini bak virus, telah menginvasi pasar kopi di dunia. Dalam sebuah
observasi, di China setiap 15 jam ada lokasi baru Starbucks yang dibuka.
Meski menjadi kedai kopi ternama dunia, nyatanya Starbucks tidak berjaya di
semua tempat. Salah satu negara di mana bisa dikatakan bahwa Starbucks
gagal adalah Australia. Di Australia, Starbucks termasuk brand yang gagal. 
Starbucks dinilai terlalu agresif untuk mendirikan pasarnya dengan sangat
cepat tanpa memperhitungkan bagaimana mengintegrasikan model bisnisnya
dengan pasar Australia. Tidak ada kesempatan bagi pasar Australia untuk
membangun selera dengan Starbucks. Namun, Starbucks tetap gencar
membuka kedai baru, sehingga pasar Australia merasa tidak ada yang
istimewa dengan Starbucks. Dalam dekade awalnya, Starbucks sudah merugi
hingga US$ 105 juta. Sampai-sampai mengambil pinjaman dari Amerika
Serikat sejumlah US$ 54juta. Krisis yang dialami oleh Starbucks Australia
membuatnya menutup sebanyak 61 kedai pada tahun 2008, sehingga tersisa
26 kedai Starbucks pada tahun tersebut.
Budaya kafe hadir di Australia dibawa oleh imigran asal Italia. Dan pasar
Australian menyukainya, karena di kafe mereka dapat bertemu untuk
berkumpul dalam kelompok kecil, serta bertemu dengan barista lokal.
Sehingga, mereka bisa mendapatkan suasana yang lebih cair dan akrab.
Tidak seperti model hospitality Starbucks yang pada saat itu, karena
Starbucks membawa gaya Amerika, dan itu kurang cocok untuk pasar
Australia.  Starbucks menyajikan minuman yang bergula, sedangkan pasar
Australia kurang, atau bahkan tidak, menyukainya. Alasan lainnya adalah
biaya yang dikeluarkan untuk menikmati minuman Starbucks sangatlah tinggi.
Pasar Australia lebih memilih untuk menikmati kopi dengan harga yang lebih
murah, yang diracik oleh barista lokal. Itulah yang membuat Starbucks gagal
di Australia. Selain karena faktor harganya yang mahal, kegagalan tersebut
juga difaktori oleh Starbucks yang tidak mampumenyesuaikan diri dengan
selera pasar Australia. Sementara di sisi lain, Australia sudah lebih dulu dan
jauh memiliki budaya kopi. Di lidah pasar Australia, mereka merasa tidak
perlu membayar lebih untuk kopi dengan rasa yang tidak jauh berbeda
dengan kopi instan.

Metode penyelesaian masalah: Metode kolaborasi (collaboration)


Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan
keuntungan yang sama kepada pihak-pihak yang berselisih.

C. Analisis pembahasan solusi masalah


Alternative solutions:
Jadi apa yang harus dilakukan starbucks agar dapat tetap bersaing di
Australia?
Starbucks tetap dengan kopi sebagai ciri khasnya namun kegagalan di
Australia dapat dilihat dikarenakan oleh starbucks yang tidak dapat
menyesuaikan diri perusahaan dengan kebiasaaan atau gaya hidup orang-
orang di Australia. Selaras dengan metode penyelesaian masalah yang
diusung yakni metode kolaborasi maka starbucks seharusnya menyesuaikan
diri dengan lingkungan di Australia jika ingin tetap konsisten bersaing di pasar
Australia. Seperti pada contoh kasus Budaya kafe hadir di Australia dibawa
oleh imigran asal Italia. Dan pasar Australian menyukainya, karena di kafe
mereka dapat bertemu untuk berkumpul dalam kelompok kecil, serta bertemu
dengan barista lokal. Sehingga, mereka bisa mendapatkan suasana yang
lebih cair dan akrab. Tidak seperti model hospitality Starbucks yang pada saat
itu, karena Starbucks membawa gaya Amerika, dan itu kurang cocok untuk
pasar Australia. Pada posisi ini starbucks mungkin bisa mengikuti dan
menyediakan atau membawa nuansa cafe seperti umumnya yang disukai
australian, starbucks tidak bisa tetap berpendirian dengan konsep amerika di
Australia karna hal itu sudah terbukti membuat australian kurang menyukai
starbucks.
Starbucks menyajikan minuman yang bergula, sedangkan pasar Australia
kurang, atau bahkan tidak, menyukainya. Alasan lainnya adalah biaya yang
dikeluarkan untuk menikmati minuman Starbucks sangatlah tinggi. Dalam hal
ini starbucks harus mempertingkan australian yang tidak menyukai minuman
yang bergula starbucks bisa menyediakan varian kopi dengan less sugar atau
bahkan tanpa gula untuk mengikuti trend australian. Masalah harga mungkin
starbucks bisa bersaing dengan kedai kopi lainnya apabila australian sudah
menyukai dan terbiasa dengan kopi dan harga dari starbucks sendiri atau jika
starbucks bisa menurunkan harga terlebih dahulu untuk menarik perhatian
australian yang kemudian nanti apabila dirasa australian sudah menyukai dan
berlangganan dengan starbucks barulah manajemen bisa menaiki harga
dengan perlahan agar australian tidak terkejut dengan naiknya harga kopi di
starbucks.
Best solution
Solusi terbaik yang akan kami sarankan disini adalah agar starbucks
mampu menyesuaikan diri dengan pasar lokal Australia dengan tanpa
mengurangi atau mengubah ciri khas kopi mereka. Starbucks dapat
menawarkan kopi rendah gula atau tawaran kopi dengan gula terpisah,
dimana hal ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Budaya
berkumpul di Australia juga akan dapat dimenangkan oleh Starbucks dengan
mengusung thema yang sedikit berbeda dari konsep mereka pada umumnya.

D. Rekomendasi
Strategi khusus dan tujuan jangka panjang
Seperti yang diketahui bahwa pasar Starbucks di Australia tidak lagi
istimewa dikarenakan Strabucks terlalu gencar membuka kedai baru. Oleh
sebab itu strategi yang dapat dilakukan Starbucks adalah dengan mengurangi
gerai atau kedai, sehingga Starbucks dapat fokus pada beberapa gerai saja.
Selain itu strategi yang sebaiknya digunakan oleh Starbucks adalah dengan
beradaptasi dengan selera masyarakat Australia. Memang mempertahankan
citra rasa adalah hal yang baik namun tidak bisa dipungkiri bahwa mencoba
menyesuaikan dengan selera masyarakat setempat juga dapat menjadi hal
yang menguntungkan bagi Starbucks.
Dengan melakukan 2 alternative solution diatas diharapkan Starbucks
mampu bangkit dan mampu mengembalikan loyalitas masyarakat Australia
terhadap kopi mereka.
Implementasi solusi yang dipilih
Kemungkinan bahwa Starbucks tidak mampu menyesuaikan bisnisnya
dengan lingkungan sekitar di Australia adalah Starbucks dinilai terlalu agresif
untuk mendirikan pasarnya dengan sangat cepat tanpa memperhitungkan
bagaimana mengintegrasikan model bisnisnya dengan pasarAustralia. Tidak
ada kesempatan bagi pasar Australia untuk membangun selera dengan
Starbucks. Namun, Starbucks tetap gencar membuka kedai baru, sehingga
pasar Australia merasa tidak ada yang istimewa dengan Starbucks. Karena
istilahnya Starbucks selalu ada, sehingga tidak terasa eksklusif bagi
pasarAustralia untuk relasi yang bagus dengannya. Hal ini tentu berdampak
buruk bagi kelangsungan bisnis Starbucks di Australia. Oleh karenanya
Starbucks perlu menyesuaikan dengan kedaan dan selera masyarakat di
Australia. Implementasi yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba
membuka dan membuat menu baru yang lebih cocok dengan selera kopi
daerah tersebut. Australia dikenal lebih menyukai kopi yang pahit, berbeda
dengan menu yang ditawarkan oleh Starbucks yaitu kopi dengan gula. Tidak
ada salahnya jika Starbuck di Australia menggunakan sistem gula terpisah
agar lebih fleksibel dan pelanggan dapat menyesuaikan dengan selera kopi
mereka.

E. Penutup
Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat kita ketahui bahwa sebuah bisnis dan perusahaan
akan dapat berhasil jika perusahaan atau bisnis tersebut mampu dan mau
membuka peluang untuk menyesuaikan dengan selera pasar. Kita dapat
melihat bahwa ciri khas atau identitas sebuah bisnis tidak selamanya dapat
membuat bisnis tersebut unggul dari pesaingnya. Mencoba membuka
kesempatan baru dengan minat dan selera pasar masyarakat sekitar juga
akan mampu meningkatkan pasar bisnis. Terlebih pasar Australia yang
memang sudah memiliki budaya mengopi yang sangat lama.
Saran pada Perusahaan
Selain itu, dikarenakan Starbuks terlalu agresif untuk terus membuka toko
atau kedai baru mengakibatkan Strabucks tidak lagi dinilai spesial karena
terlalu mudah ditemukan dan ada dimana mana. Oleh sebab itu, sebaiknya
Starbuucsk memfokuskan pada beberapa kedai saja, dan meningkatkan
layanan yang sesuai. Dari data yang diperoleh pembukaan cabang dan toko
baru ternyata tidak meningkatkan penjualan kopi, hal ini tentu sangan
merugikan bagi Starbucks mengingat biaya operasional kedai yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai