Anda di halaman 1dari 2

TUGAS HUKUM AGRARIA

Sejak berlakunya UUPA hingga saat ini, pengaturan Hak Pakai mengalami perkembangan. Baik
dari aspek penguasaan hak, peralihan hak, dan Hak Pakai sebagai obyek pembebanan hak.
Berkaitan dengan Hak Pakai, jawablah pertanyaan dibawah ini :

1. Apa ruang lingkup penguasaan Hak Pakai atas tanah?


2. Apakah Hak Pakai atas tanah dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain?
3. Apakah Hak Pakai atas tanah dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak
Tanggungan?

Jawaban :

1. Menurut ketentuan Pasal 41, Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut
hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain yang memberi
wewenang atau kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemiilik tanahnya yang bukan
perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah serta segala sesuatu asal tidak
bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Dalam ayat (2), dikatakan bahwa hak pakai dapat diberikan
1) Selama jangka waktu tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan
tertentu.
2) Dengan cuma-cuma atau dengan pembayaran atau pemberian jasa berupa apapun.

Dalam ayat (3), ditegaskan bahwa pemberian Hak Pakai tidak boleh disertai syarat-syarat
yang mengandung unsur-unsur pemerasan.

Yang dapat memiliki Hak Pakai sebagaimana diatur dalam Pasal 42 meliputi berikut ini

1) Warga negara Indonesia.


2) Orang asing yang berkedudukan di Indonesia.
3) Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
4) Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.

Dalam Pasal 39 PP Nomor 40 Tahun1996, subjek Hak Pakai bertambah dengan


1) Departemen, Lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah.
2) Badan-badan keagamaan dan social.
3) Perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasional.

Dalam Pasal 5 Peratursn Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2013, subjek Hak Pakai terhadap tanah non pertanian bertambah, yaitu
BUMN/BUMD/badan hukum swasta.

2. Mengenai terjadi dan pengalihan, sepanjang tanah yang dikuasai langsung oleh negara, Hak
Pakai hanya dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin pejabat yang berwenang.
Sementara itu Hak Pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain jika hal itu
dimungkinkan dalam perjanjian yang bersangkutan. Perbedaan mendasar dengan PP Nomor
40 Tahun 1996 adalah Hak Pakai atas tanah negara. Di samping dapat dialihkan (dengan izin)
juga dapat beralih (Pasal 54).
3. Jaminan utang, dalam UUPA juga tidak diatur apakah hak pakai dapat dijadikan jaminan
utang dengan dibebani hak tanggungan atau tidak. Sementara itu, Pasal 53 PP Nomor 40
Tahun 1996 memungkinkan hak pakai atas tanah negara dan hak pengelolaan dijadikan
jaminan utang.

Sumber referensi :

Buku Materi Pokok

ADPU4335/3SKS/MODUL 1-9

Anda mungkin juga menyukai